Bab 9 Mantan Pacar
by Michael Bosley
10:01,May 26,2021
Kasen Zhao kehilangan kata-kata, inikah yang dia maksud dengan mencoba sedikit?
Kasen Zhao menatapnya dengan ekspresi kaget, Kaylee Su melototinya, "Apa lihat-lihat?"
"Tidak kusangka rupanya kamu mudah dinafkahi."
Kasen Zhao menyalakan sebatang rokok dengan santai.
Dewi Su yang kelihatannya tidak pernah mencicipi makanan rakyat jelata sebenarnya tidaklah sulit untuk didekati kalau gengsinya diturunkan.
Setelah berkomunikasi dengannya, sang pria mulai sedikit menantikan kehidupan pernikahannya selanjutnya.
Kaylee Su tersipu malu, apa maksud dari mudah dinafkahi? Dia kira dirinya adalah kucing atau anjing liar yang dipungut dari jalanan?
Kaylee Su memperingatinya, "Siapa yang ingin dinafkahi kamu? Kamu jangan lupa atas apa yang kukatakan sebelumnya!"
Kasen Zhao menyentilkan abu rokok, "Ingat kok. Aku akan jadi suami palsumu selama sebulan. Sebulan kemudian, kamu menempuh jalanmu dan aku pergi menjalani jalurku."
"Bagus kalau kamu tahu. Kuperingatkan ya, kamu sebaiknya jangan harap bisa mendapatkanku. Aku menikah denganmu hanya sekadar untuk membungkam mulut keluargaku. Kita berdua mustahil bisa bersama!"
Kasen Zhao tidak marah, sebaliknya malah tertawa, "Bagaimana kalau kamu sampai jatuh cinta padaku?"
"Aku jatuh cinta padamu? Kamu kira mataku sudah buta?"
Kaylee Su kehilangan kata-kata. Kalau bukan karena kesal pada keluarganya, dia mana akan tertarik pada orang ini?
Jatuh cinta padanya?
Hmph, jangan mimpi!
Kasen Zhao tidak membantahnya lagi, waktu selama sebulan tidaklah panjang, tapi juga tidak begitu singkat. Siapa yang bisa menjamin dalam hal perasaan?
Saat pergi membayar tagihan, Kaylee Su ingin membayarnya, tapi Kasen Zhao sama sekali tidak meladeninya.
Setelah keluar dari warung, baru Kaylee Su berkata dengan kesal: "Hari ini akan kubiarkan. Lain kali kalau mau pergi makan lagi, kita bayar masing-masing."
Kasen Zhao tahu Kaylee Su bukanlah pelit, melainkan ingin menjaga jarak dengannya, agar nantinya tidak terasa rumit saat hendak berpisah.
"Hei, aku sedang bicara denganmu!"
Kaylee Su merasa kesal karena Kasen Zhao tidak meladeninya.
Kasen Zhao berkata dengan tegas, "Ini tidak bisa kuturuti. Selama kamu masih merupakan istriku, mencari uang dan menafkahi keluarga adalah kewajibanku."
Kaylee Su melongo, dia tiba-tiba merasa, orang ini terkadang terkesan jantan juga.
Sekarang era sudah berubah, tapi tetap saja menganggap menafkahi keluarga adalah kewajiban seorang pria?
Memangnya kenapa dengan wanita? Wanita pun mampu menopang setengah sisi dunia kok!
Kaylee Su jadi semakin tidak terima, tapi tidaklah mengubah panggilan Kasen Zhao terhadapnya.
Kaylee Su berkata: "Sok hebat. Kalau begitu aku ingin makan makanan barat, kamu sanggup mentraktirku makan itu tidak?"
Kasen Zhao menggaruk kepala, "Tidak sanggup."
Kaylee Su sama sekali tidak menyangka jawaban Kasen Zhao akan seterus terang itu.
Kaylee Su lanjut menyindir, "Tadi bukannya kamu bilang akan mencari uang untuk menafkahi keluarga, memangnya kamu akan membawaku makan malatang setiap harinya?"
Kasen Zhao tiba-tiba jadi emosi. Haruskah wanita ini menginjak-injak harga dirinya baru bisa merasa puas?
Benar, dia memang tidak sekaya Donald Wei.
Tapi kalau Donald Wei benar-benar sebaik itu, kenapa kamu tidak memilih bersama dengannya?
Tapi ucapan ini hanya digumamkan dalam hati saja. Kalau sampai Kasen Zhao mengatakannya keluar, Kaylee Su pasti akan langsung berpaling muka.
Kasen Zhao tidaklah takut padanya, lagi pula, Kaylee Su adalah istrinya secara sah.
Tidak ada artinya bertengkar dengan istrinya sendiri. Kalah dan menang sama-sama terasa memalukan.
Raut wajah Kasen Zhao memucat, Kaylee Su mulai sadar perkataannya tadi mungkin sudah sedikit keterlaluan, dia merasa bersalah karena tidak memedulikan gengsi seorang pria. Tapi mustahil jika ingin menyuruhnya minta maaf.
Suasana terasa sedikit canggung, mereka berdua terus diam hingga kembali ke samping mobil.
Mobil balap Ferrari sebelumnya sudah rusak. Mobil yang mereka pakai sekarang adalah Audi A4, ini adalah mobil yang biasanya sering Kaylee Su gunakan.
Kaylee Su berkata dengan kaku, "Kamu kembalilah sendiri, aku harus pergi ke perusahaan sebentar."
Saat ucapannya baru terlontarkan, kebetulan ponselnya Kasen Zhao berdering.
Saat Kaylee Su hendak menaiki mobil, ekspresi Kasen Zhao berangsur terlihat sangat serius, lalu bertanya, "Kasen?"
Kasen Zhao berbalik dan langsung pergi, "Maaf, aku ada urusan."
Kaylee Su kaget, ini baru pertama kalinya melihat pria itu bertingkah seaneh ini.
Semalam saat menghadapi ancaman si pembunuh, ataupun saat berada dalam situasi berbahaya, Kasen Zhao tetap terlihat sangat tenang.
Namun saat ini, ekspresi panik malah terlihat di wajahnya.
Kaylee Su tiba-tiba menariknya, "Ada apa? Apa yang terjadi?"
"Aku harus ke rumah sakit!"
Kasen Zhao menoleh, matanya yang memerah membuat Kaylee Su terkejut.
"Sulit mendapatkan taksi di sekitar sini, naiklah mobilku!"
Kaylee Su tidak lagi berperang dingin dengannya, langsung bergegas mengambil kunci mobil dari dalam tas.
Kasen Zhao menganggukkan kepala, menarik pintu dan masuk ke dalam.
Kaylee Su tidak tahu kenapa dirinya pun ikutan jadi tegang, dia bertanya dengan panik: "Ke rumah sakit mana? Tahu jalan tidak? Ada uang tidak?"
Kaylee Su pun ikut menaiki mobil tanpa menunggu jawaban Kasen Zhao, "Lupakan saja, sebaiknya aku ikut saja denganmu."
Saat menaiki mobil, Kaylee Su melihat Kasen Zhao sedang menatapnya sambil melamun.
Kaylee Su bertanya dengan desakan, "Kenapa masih melamun? Bukannya kamu buru-buru ingin ke rumah sakit?"
Kasen Zhao berkata dengan serius, "Terima kasih."
Kaylee Su seketika menjadi kacau, tapi kemudian kembali sadar, "Kamu...... Kamu jangan salah paham. Anggap saja ini untuk berterima kasih padamu karena telah mentraktirku makan siang."
Kasen Zhao tersenyum, "Aku tahu."
Setengah jam kemudian, dia dengan begitu cepat tiba di unit rawat inap.
Kaylee Su harus berlari agar bisa mengejar langkah kakinya. Sebelum mendekat, seorang pria terlihat sedang menghampiri Kasen Zhao, "Kasen, kenapa kamu datang?"
"Bagaimana keadaan ibu?"
Kasen Zhao sangat panik, sebelum sempat masuk ke kamar pasien, dia langsung hadang oleh seorang wanita.
Wanita itu langsung bilang, "Ibu baik-baik saja, kalau aku tidak bilang begitu, kamu pasti akan terus bersembunyi. Kasen, pakaianmu begitu bagus, tapi masih bilang kamu itu miskin?"
Kasen Zhao malas berdebat dengannya, setelah tahu bahwa ibunya tidak kenapa-napa, ketegangan hatinya langsung hilang.
Tapi wanita itu malah tidak membiarkannya menghela napas lega, "Mumpung sudah datang, mari kita bahas hal tentang biaya operasi!"
Kasen Zhao melihat ke arah abang tertuanya dengan kaget.
Wanita itu menghadang tatapan Kasen Zhao, "Jangan melihatnya. Meskipun uang pensiun mama dipegang oleh kami, tapi kamu sebagai anak keduanya mana boleh tidak mengeluarkan seperak uang pun."
Dia lanjut berkata lagi sebelum Kasen Zhao sempat menanggapinya, "Aku tahu kamu baru saja keluar dari militer, uang di tanganmu tidak begitu banyak, tapi aku dengar suatu program rehabilitasi di rumah sakit. Asalkan bisa mendaftar, biaya operasi akan ditanggung oleh mereka sepenuhnya!"
Kasen Zhao menjelaskan, "Kita tidak memenuhi syarat."
Wanita itu melambaikan tangan, "Itu hanya untuk menakut-nakuti orang, kudengar-dengar dokter utama yang bertanggung jawab mengobati ibu adalah mantan pacarmu. Asalkan dia bersedia membantu, hal ini pasti akan dipermudah."
Saat Kaylee Su mendekat, ucapan ini kebetulan masuk ke dalam telinganya.
Mantan pacar?
Naluri seorang wanita spontan membuat hatinya sakit!
Orang yang berlalu lalang di lorong sangat banyak. Bahkan Kasen Zhao sendiri tidak sadar Kaylee Su saat ini telah datang mengejar.
Saat dia hendak mengatakan sesuatu pada kakak iparnya, tatapannya sedikit terpaku.
Kaylee Su berdiri di tempat yang tak jauh dari sana, di ujung lorong muncul sesosok tubuh yang gemulai berjalan kemari.
Sang wanita memakai jubah putih besar, tangannya memegang map. Karena memakai kacamata, makanya parasnya tidak terlihat jelas.
Tapi Kaylee Su akui bentuk badannya memang bagus. Bentuk badan yang pasti diirikan oleh banyak wanita.
Meskipun dibaluti jubah putih, lekukan tubuhnya yang gemulai tetap saja bisa terlihat saat dia berjalan. Masih belum datang mendekat saja, aura yang terpancar darinya sudah terasa menyesakkan.
Saat sudah mendekat, akhirnya Kaylee Su bisa melihat parasnya dengan jelas.
Bermata indah beralis cantik, sepasang bibir tipisnya pun sangat lembut, ditambah lagi dengan jubah putih dan berkacamata hitam, bagi rakyat jelata, ini sudah termasuk wanita cantik.
Meskipun bentuk badan Kaylee Su sedikit kurang bagus daripada dia, tapi Kaylee Su sangat percaya diri bahwa dirinya lebih cantik dan berkarisma daripada dia!
Saat berpikir seperti ini, Kaylee Su tiba-tiba merasa lucu dan konyol. Dia dan wanita ini bukanlah saingan cinta, jadi untuk apa membandingkan diri dengannya?
Tapi saat melihat Kasen Zhao melamun, hati Kaylee Su seketika merasa kesal.
Selanjutnya, pandangan mata Kaylee Su tertuju pada bat nama di depan dada wanita itu. Wanita itu adalah Kepala KSM ilmu penyakit saraf, Keysa Shu.
Keysa Shu juga telah menyadari keberadaan Kaylee Su. Langkah kakinya perlahan melambat, lalu berhenti.
Tidak ada yang duluan memulai percakapan di antara mereka berdua. Suasana terasa menyesakkan dan canggung.
Reaksi kakak ipar Kasen Zhao sangat cepat, dia langsung menyapa, "Dokter Shu, Anda datang berpatroli lagi?"
Keysa Shu melongo, lalu kembali sadar, "Iya, bagaimana keadaan pasien? Asupan makanan dan suasana hatinya normal tidak?"
Lalu dia lanjut bertanya keadaan pasien, setelah itu baru melihat ke arah Kasen Zhao, bertanya dengan ragu: "Kamu datang untuk mencariku?"
Kakak iparnya terkejut, "Kasen tidak pernah bilang padamu?"
Keysa Shu menyelipkan rambut ke belakang telinga, bertanya, "Apa?"
Kakak iparnya menunjuk ke dalam ruangan, "Aku adalah kakak iparnya Kasen, pasien di ranjang no.82 adalah mertuaku."
Keysa Shu merasa canggung. Dia dan Kasen Zhao memang pernah berpacaran.
Mereka awalnya sudah sepakat mereka akan menikah setelah dia keluar dari militer.
Tapi tidak disangka tiba-tiba terjadi sesuatu di keluarganya. Lalu hubungan ini langsung berakhir tanpa sempat pergi mengunjungi orang tua Kasen Zhao sekali pun.
Saat mendengar pasien di dalam adalah ibunya Kasen Zhao, dia langsung tidak tahu harus bagaimana.
Keysa Shu kembali bersikap normal tidak lama kemudian, lalu tersenyum sambil berkata, "Ternyata begitu, Kakak Ipar, tenang saja, aku adalah temannya Kasen, aku akan menjaga kondisi tante dengan baik."
Kaylee Su cemberut. Saat melihat ekspresi bersalah di wajah Keysa Shu, Kaylee Su langsung tahu pasti Keysa Shu yang mengajak putus.
Meskipun Kaylee Su merasa Kasen Zhao tidak pantas dengannya, tapi saat tahu ternyata Kasen Zhao pernah disakiti oleh wanita di depan matanya ini, Kaylee Su malah kesal dan merasa pria ini benar-benar payah!
Tepat pada saat ini, segerombolan orang keluar dari kamar pasien sebelah.
Ketuanya adalah seorang dokter pria, sangat berkarisma dan elegan. Kacamata berbingkai emas membuatnya terlihat semakin menawan.
Pria itu mulai menyadari suasana di sana terasa aneh, lalu dia merangkul pinggangnya Keysa Shu, tatapan matanya ditujukan pada Kasen Zhao.
"Keysa, ini temanmu?"
Pria itu pernah melihat selembar foto yang tersimpan dengan begitu tersembunyi di dalam dompetnya Keysa Shu. Kalau tidak salah ingat, dialah pria di dalam foto itu.
Hanya saja dia saat itu memakai baju tentara, terlihat sangat berkarisma. Sangat berbeda jauh dari pria yang sekarang mengenakan setelan jas ini.
Tubuh Keysa Shu sedikit mengkaku, kemudian memperkenalkannya sambil memaksakan senyuman: "Iya, kebetulan bertemu dengan temanku."
"Halo, aku Edward Cui, pacarnya Keysa, Kepala KSM ilmu penyakit saraf."
Setelah Edward Cui selesai berkata, dia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, segumpal perasaan senang menjalar dalam hatinya.
Kakak ipar Kasen Zhao mulai menyadari situasi, dia cemberut dan bergumam, pria ini hanya sekadar kepala KSM, untuk apa sesombong itu? Kasen saja pernah jadi tentara!
"Halo, Dokter Cui."
Kasen Zhao mengulurkan tangan dari dalam kantong, ponselnya ikut terjatuh secara tidak sengaja, layarnya langsung pecah, membuat suasana jadi semakin canggung.
Kaylee Su sampai menutup mukanya ketika melihat gambaran ini. Oh Tuhan, Kasen, menyedihkan sekali kamu!
Dia kan hanya sekadar pacar mantan pacarmu sekarang, memangnya kamu perlu sepayah ini? Dasar payah!
Setelah mendengar penjelasan situasi dari Keysa Shu, senyuman Edward Cui jadi semakin lebar, setelah berjabat tangan dengan erat, dia berkata, "Oh, ternyata kamu itu Kasen, aku sering mendengarmu dari Keysa, nanti ayolah pergi makan bersama, kita harusnya bisa jadi akrab."
Dia memang pernah mendengar tentang Kasen Zhao. Kasen Zhao tidak menemukan pekerjaan yang bagus setelah keluar dari militer. Untuk saat ini dia sedang bekerja sebagai security di komplek perumahan elit.
Hanya saja busananya hari ini tidak sesuai dengan identitasnya sebagai security. Jangan-jangan dia sengaja berbusana seperti ini untuk kembali mengejar Keysa Shu?
Kasen Zhao menatapnya dengan ekspresi kaget, Kaylee Su melototinya, "Apa lihat-lihat?"
"Tidak kusangka rupanya kamu mudah dinafkahi."
Kasen Zhao menyalakan sebatang rokok dengan santai.
Dewi Su yang kelihatannya tidak pernah mencicipi makanan rakyat jelata sebenarnya tidaklah sulit untuk didekati kalau gengsinya diturunkan.
Setelah berkomunikasi dengannya, sang pria mulai sedikit menantikan kehidupan pernikahannya selanjutnya.
Kaylee Su tersipu malu, apa maksud dari mudah dinafkahi? Dia kira dirinya adalah kucing atau anjing liar yang dipungut dari jalanan?
Kaylee Su memperingatinya, "Siapa yang ingin dinafkahi kamu? Kamu jangan lupa atas apa yang kukatakan sebelumnya!"
Kasen Zhao menyentilkan abu rokok, "Ingat kok. Aku akan jadi suami palsumu selama sebulan. Sebulan kemudian, kamu menempuh jalanmu dan aku pergi menjalani jalurku."
"Bagus kalau kamu tahu. Kuperingatkan ya, kamu sebaiknya jangan harap bisa mendapatkanku. Aku menikah denganmu hanya sekadar untuk membungkam mulut keluargaku. Kita berdua mustahil bisa bersama!"
Kasen Zhao tidak marah, sebaliknya malah tertawa, "Bagaimana kalau kamu sampai jatuh cinta padaku?"
"Aku jatuh cinta padamu? Kamu kira mataku sudah buta?"
Kaylee Su kehilangan kata-kata. Kalau bukan karena kesal pada keluarganya, dia mana akan tertarik pada orang ini?
Jatuh cinta padanya?
Hmph, jangan mimpi!
Kasen Zhao tidak membantahnya lagi, waktu selama sebulan tidaklah panjang, tapi juga tidak begitu singkat. Siapa yang bisa menjamin dalam hal perasaan?
Saat pergi membayar tagihan, Kaylee Su ingin membayarnya, tapi Kasen Zhao sama sekali tidak meladeninya.
Setelah keluar dari warung, baru Kaylee Su berkata dengan kesal: "Hari ini akan kubiarkan. Lain kali kalau mau pergi makan lagi, kita bayar masing-masing."
Kasen Zhao tahu Kaylee Su bukanlah pelit, melainkan ingin menjaga jarak dengannya, agar nantinya tidak terasa rumit saat hendak berpisah.
"Hei, aku sedang bicara denganmu!"
Kaylee Su merasa kesal karena Kasen Zhao tidak meladeninya.
Kasen Zhao berkata dengan tegas, "Ini tidak bisa kuturuti. Selama kamu masih merupakan istriku, mencari uang dan menafkahi keluarga adalah kewajibanku."
Kaylee Su melongo, dia tiba-tiba merasa, orang ini terkadang terkesan jantan juga.
Sekarang era sudah berubah, tapi tetap saja menganggap menafkahi keluarga adalah kewajiban seorang pria?
Memangnya kenapa dengan wanita? Wanita pun mampu menopang setengah sisi dunia kok!
Kaylee Su jadi semakin tidak terima, tapi tidaklah mengubah panggilan Kasen Zhao terhadapnya.
Kaylee Su berkata: "Sok hebat. Kalau begitu aku ingin makan makanan barat, kamu sanggup mentraktirku makan itu tidak?"
Kasen Zhao menggaruk kepala, "Tidak sanggup."
Kaylee Su sama sekali tidak menyangka jawaban Kasen Zhao akan seterus terang itu.
Kaylee Su lanjut menyindir, "Tadi bukannya kamu bilang akan mencari uang untuk menafkahi keluarga, memangnya kamu akan membawaku makan malatang setiap harinya?"
Kasen Zhao tiba-tiba jadi emosi. Haruskah wanita ini menginjak-injak harga dirinya baru bisa merasa puas?
Benar, dia memang tidak sekaya Donald Wei.
Tapi kalau Donald Wei benar-benar sebaik itu, kenapa kamu tidak memilih bersama dengannya?
Tapi ucapan ini hanya digumamkan dalam hati saja. Kalau sampai Kasen Zhao mengatakannya keluar, Kaylee Su pasti akan langsung berpaling muka.
Kasen Zhao tidaklah takut padanya, lagi pula, Kaylee Su adalah istrinya secara sah.
Tidak ada artinya bertengkar dengan istrinya sendiri. Kalah dan menang sama-sama terasa memalukan.
Raut wajah Kasen Zhao memucat, Kaylee Su mulai sadar perkataannya tadi mungkin sudah sedikit keterlaluan, dia merasa bersalah karena tidak memedulikan gengsi seorang pria. Tapi mustahil jika ingin menyuruhnya minta maaf.
Suasana terasa sedikit canggung, mereka berdua terus diam hingga kembali ke samping mobil.
Mobil balap Ferrari sebelumnya sudah rusak. Mobil yang mereka pakai sekarang adalah Audi A4, ini adalah mobil yang biasanya sering Kaylee Su gunakan.
Kaylee Su berkata dengan kaku, "Kamu kembalilah sendiri, aku harus pergi ke perusahaan sebentar."
Saat ucapannya baru terlontarkan, kebetulan ponselnya Kasen Zhao berdering.
Saat Kaylee Su hendak menaiki mobil, ekspresi Kasen Zhao berangsur terlihat sangat serius, lalu bertanya, "Kasen?"
Kasen Zhao berbalik dan langsung pergi, "Maaf, aku ada urusan."
Kaylee Su kaget, ini baru pertama kalinya melihat pria itu bertingkah seaneh ini.
Semalam saat menghadapi ancaman si pembunuh, ataupun saat berada dalam situasi berbahaya, Kasen Zhao tetap terlihat sangat tenang.
Namun saat ini, ekspresi panik malah terlihat di wajahnya.
Kaylee Su tiba-tiba menariknya, "Ada apa? Apa yang terjadi?"
"Aku harus ke rumah sakit!"
Kasen Zhao menoleh, matanya yang memerah membuat Kaylee Su terkejut.
"Sulit mendapatkan taksi di sekitar sini, naiklah mobilku!"
Kaylee Su tidak lagi berperang dingin dengannya, langsung bergegas mengambil kunci mobil dari dalam tas.
Kasen Zhao menganggukkan kepala, menarik pintu dan masuk ke dalam.
Kaylee Su tidak tahu kenapa dirinya pun ikutan jadi tegang, dia bertanya dengan panik: "Ke rumah sakit mana? Tahu jalan tidak? Ada uang tidak?"
Kaylee Su pun ikut menaiki mobil tanpa menunggu jawaban Kasen Zhao, "Lupakan saja, sebaiknya aku ikut saja denganmu."
Saat menaiki mobil, Kaylee Su melihat Kasen Zhao sedang menatapnya sambil melamun.
Kaylee Su bertanya dengan desakan, "Kenapa masih melamun? Bukannya kamu buru-buru ingin ke rumah sakit?"
Kasen Zhao berkata dengan serius, "Terima kasih."
Kaylee Su seketika menjadi kacau, tapi kemudian kembali sadar, "Kamu...... Kamu jangan salah paham. Anggap saja ini untuk berterima kasih padamu karena telah mentraktirku makan siang."
Kasen Zhao tersenyum, "Aku tahu."
Setengah jam kemudian, dia dengan begitu cepat tiba di unit rawat inap.
Kaylee Su harus berlari agar bisa mengejar langkah kakinya. Sebelum mendekat, seorang pria terlihat sedang menghampiri Kasen Zhao, "Kasen, kenapa kamu datang?"
"Bagaimana keadaan ibu?"
Kasen Zhao sangat panik, sebelum sempat masuk ke kamar pasien, dia langsung hadang oleh seorang wanita.
Wanita itu langsung bilang, "Ibu baik-baik saja, kalau aku tidak bilang begitu, kamu pasti akan terus bersembunyi. Kasen, pakaianmu begitu bagus, tapi masih bilang kamu itu miskin?"
Kasen Zhao malas berdebat dengannya, setelah tahu bahwa ibunya tidak kenapa-napa, ketegangan hatinya langsung hilang.
Tapi wanita itu malah tidak membiarkannya menghela napas lega, "Mumpung sudah datang, mari kita bahas hal tentang biaya operasi!"
Kasen Zhao melihat ke arah abang tertuanya dengan kaget.
Wanita itu menghadang tatapan Kasen Zhao, "Jangan melihatnya. Meskipun uang pensiun mama dipegang oleh kami, tapi kamu sebagai anak keduanya mana boleh tidak mengeluarkan seperak uang pun."
Dia lanjut berkata lagi sebelum Kasen Zhao sempat menanggapinya, "Aku tahu kamu baru saja keluar dari militer, uang di tanganmu tidak begitu banyak, tapi aku dengar suatu program rehabilitasi di rumah sakit. Asalkan bisa mendaftar, biaya operasi akan ditanggung oleh mereka sepenuhnya!"
Kasen Zhao menjelaskan, "Kita tidak memenuhi syarat."
Wanita itu melambaikan tangan, "Itu hanya untuk menakut-nakuti orang, kudengar-dengar dokter utama yang bertanggung jawab mengobati ibu adalah mantan pacarmu. Asalkan dia bersedia membantu, hal ini pasti akan dipermudah."
Saat Kaylee Su mendekat, ucapan ini kebetulan masuk ke dalam telinganya.
Mantan pacar?
Naluri seorang wanita spontan membuat hatinya sakit!
Orang yang berlalu lalang di lorong sangat banyak. Bahkan Kasen Zhao sendiri tidak sadar Kaylee Su saat ini telah datang mengejar.
Saat dia hendak mengatakan sesuatu pada kakak iparnya, tatapannya sedikit terpaku.
Kaylee Su berdiri di tempat yang tak jauh dari sana, di ujung lorong muncul sesosok tubuh yang gemulai berjalan kemari.
Sang wanita memakai jubah putih besar, tangannya memegang map. Karena memakai kacamata, makanya parasnya tidak terlihat jelas.
Tapi Kaylee Su akui bentuk badannya memang bagus. Bentuk badan yang pasti diirikan oleh banyak wanita.
Meskipun dibaluti jubah putih, lekukan tubuhnya yang gemulai tetap saja bisa terlihat saat dia berjalan. Masih belum datang mendekat saja, aura yang terpancar darinya sudah terasa menyesakkan.
Saat sudah mendekat, akhirnya Kaylee Su bisa melihat parasnya dengan jelas.
Bermata indah beralis cantik, sepasang bibir tipisnya pun sangat lembut, ditambah lagi dengan jubah putih dan berkacamata hitam, bagi rakyat jelata, ini sudah termasuk wanita cantik.
Meskipun bentuk badan Kaylee Su sedikit kurang bagus daripada dia, tapi Kaylee Su sangat percaya diri bahwa dirinya lebih cantik dan berkarisma daripada dia!
Saat berpikir seperti ini, Kaylee Su tiba-tiba merasa lucu dan konyol. Dia dan wanita ini bukanlah saingan cinta, jadi untuk apa membandingkan diri dengannya?
Tapi saat melihat Kasen Zhao melamun, hati Kaylee Su seketika merasa kesal.
Selanjutnya, pandangan mata Kaylee Su tertuju pada bat nama di depan dada wanita itu. Wanita itu adalah Kepala KSM ilmu penyakit saraf, Keysa Shu.
Keysa Shu juga telah menyadari keberadaan Kaylee Su. Langkah kakinya perlahan melambat, lalu berhenti.
Tidak ada yang duluan memulai percakapan di antara mereka berdua. Suasana terasa menyesakkan dan canggung.
Reaksi kakak ipar Kasen Zhao sangat cepat, dia langsung menyapa, "Dokter Shu, Anda datang berpatroli lagi?"
Keysa Shu melongo, lalu kembali sadar, "Iya, bagaimana keadaan pasien? Asupan makanan dan suasana hatinya normal tidak?"
Lalu dia lanjut bertanya keadaan pasien, setelah itu baru melihat ke arah Kasen Zhao, bertanya dengan ragu: "Kamu datang untuk mencariku?"
Kakak iparnya terkejut, "Kasen tidak pernah bilang padamu?"
Keysa Shu menyelipkan rambut ke belakang telinga, bertanya, "Apa?"
Kakak iparnya menunjuk ke dalam ruangan, "Aku adalah kakak iparnya Kasen, pasien di ranjang no.82 adalah mertuaku."
Keysa Shu merasa canggung. Dia dan Kasen Zhao memang pernah berpacaran.
Mereka awalnya sudah sepakat mereka akan menikah setelah dia keluar dari militer.
Tapi tidak disangka tiba-tiba terjadi sesuatu di keluarganya. Lalu hubungan ini langsung berakhir tanpa sempat pergi mengunjungi orang tua Kasen Zhao sekali pun.
Saat mendengar pasien di dalam adalah ibunya Kasen Zhao, dia langsung tidak tahu harus bagaimana.
Keysa Shu kembali bersikap normal tidak lama kemudian, lalu tersenyum sambil berkata, "Ternyata begitu, Kakak Ipar, tenang saja, aku adalah temannya Kasen, aku akan menjaga kondisi tante dengan baik."
Kaylee Su cemberut. Saat melihat ekspresi bersalah di wajah Keysa Shu, Kaylee Su langsung tahu pasti Keysa Shu yang mengajak putus.
Meskipun Kaylee Su merasa Kasen Zhao tidak pantas dengannya, tapi saat tahu ternyata Kasen Zhao pernah disakiti oleh wanita di depan matanya ini, Kaylee Su malah kesal dan merasa pria ini benar-benar payah!
Tepat pada saat ini, segerombolan orang keluar dari kamar pasien sebelah.
Ketuanya adalah seorang dokter pria, sangat berkarisma dan elegan. Kacamata berbingkai emas membuatnya terlihat semakin menawan.
Pria itu mulai menyadari suasana di sana terasa aneh, lalu dia merangkul pinggangnya Keysa Shu, tatapan matanya ditujukan pada Kasen Zhao.
"Keysa, ini temanmu?"
Pria itu pernah melihat selembar foto yang tersimpan dengan begitu tersembunyi di dalam dompetnya Keysa Shu. Kalau tidak salah ingat, dialah pria di dalam foto itu.
Hanya saja dia saat itu memakai baju tentara, terlihat sangat berkarisma. Sangat berbeda jauh dari pria yang sekarang mengenakan setelan jas ini.
Tubuh Keysa Shu sedikit mengkaku, kemudian memperkenalkannya sambil memaksakan senyuman: "Iya, kebetulan bertemu dengan temanku."
"Halo, aku Edward Cui, pacarnya Keysa, Kepala KSM ilmu penyakit saraf."
Setelah Edward Cui selesai berkata, dia mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, segumpal perasaan senang menjalar dalam hatinya.
Kakak ipar Kasen Zhao mulai menyadari situasi, dia cemberut dan bergumam, pria ini hanya sekadar kepala KSM, untuk apa sesombong itu? Kasen saja pernah jadi tentara!
"Halo, Dokter Cui."
Kasen Zhao mengulurkan tangan dari dalam kantong, ponselnya ikut terjatuh secara tidak sengaja, layarnya langsung pecah, membuat suasana jadi semakin canggung.
Kaylee Su sampai menutup mukanya ketika melihat gambaran ini. Oh Tuhan, Kasen, menyedihkan sekali kamu!
Dia kan hanya sekadar pacar mantan pacarmu sekarang, memangnya kamu perlu sepayah ini? Dasar payah!
Setelah mendengar penjelasan situasi dari Keysa Shu, senyuman Edward Cui jadi semakin lebar, setelah berjabat tangan dengan erat, dia berkata, "Oh, ternyata kamu itu Kasen, aku sering mendengarmu dari Keysa, nanti ayolah pergi makan bersama, kita harusnya bisa jadi akrab."
Dia memang pernah mendengar tentang Kasen Zhao. Kasen Zhao tidak menemukan pekerjaan yang bagus setelah keluar dari militer. Untuk saat ini dia sedang bekerja sebagai security di komplek perumahan elit.
Hanya saja busananya hari ini tidak sesuai dengan identitasnya sebagai security. Jangan-jangan dia sengaja berbusana seperti ini untuk kembali mengejar Keysa Shu?
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved