Bab 9

by AM.assekop 11:03,Oct 30,2023

Meskipun aula tempat berlangsungnya acara sudah sepi, kecuali para panitia, petugas keamanan, dan petugas kebersihan saja, namun mereka bertiga masih belum bisa meninggalkan tempat acara sampai mereka mendapatkan pelakunya sebelum polisi mengatakan siapa pelakunya.

Di depan layar laptop, Hyun Ki sibuk mengutak-atik. “Akses mereka terhenti di sebuah ponsel di dalam toilet tadi. Sepertinya mereka sengaja meninggalkan jejak di sana.”

Hanz mengangguk paham. “Ya, biar orang terakhir yang masuk ke toilet itu dianggap sebagai pelakunya.”

Touli pun mengagguk. “Ketika orang terakhir masuk ke dalam toilet tersebut, otomatis dia akan memegang ponsel tersebut lalu dianggap sebagai tersangka peledakan.”

Hyun Ki tersenyum tipis. “Tapi usaha mereka gagal. Sial! Aku tidak bisa mengejar mereka. Semua terhenti di ponsel ini.” Ketika dia menawarkan kepada Tuoli, Tuoli angkat tangan.

“Kau saja tidak bisa, apalagi aku.”

Lalu, Hyun Ki dan Tuoli secara berbarengan memandangi Hanz dengan tatapan mendelik, seolah mata mereka mengatakan bahwa Hanz harus bertindak.

Hanz menarik napas dalam sambil mengangkat bahunya sekali. “Baiklah, akan aku coba.” Kemudian Hanz duduk dan menghadap laptop. “Pada saat di toilet, aku mendengar mereka bahwa mereka disuruh oleh bos mereka. Jadi, otomatis seharusnya ada tersangka lain selain dari mereka berdua.”

Setelah menyambungkan ponselnya dengan laptop tersebut, Hanz kemudian memainkan sepuluh jarinya dengan cekatan. Kode-kode aneh berseliweran di layar tersebut.

Hyun Ki dan Tuoli saling tatap, alis mereka naik turun, sudah tak sabar menantikan apa hasilnya. Karena baru mengenal, wajar kalau ada sedikit keraguan di hati mereka terhadap Hanz.

Namun, Hanz mampu membuktikannya.

Bang!

Muncul wajah seorang pria yang bernama Heng. Ketika Hanz ingin mencari posisi di mana Heng berada, Hanz belum berhasil mendapatkannya.

“Ha?” Hanz agak kaget. “Bagaimana dia bisa tidak terlihat?” Meskipun sudah berusaha selama sekitar sepuluh menit, Hanz tetap gagal, tidak bisa menemukan IP Adress pelaku ketiga, atau si bos.

Ketika Hanz berhasil mengetahui wajah dan nama orang itu saja rasanya sudah cukup. Hyun Ki dan Tuoli terbelalak heran, sangat tidak menyangka kalau ternyata Hanz bisa melakukannya.

Namun, Hanz mendengus kecewa. “Aku harus mendapatkan lokasi Heng!” tegas Hanz penuh percaya diri.

Tuoli, si pria ikal kurus jangkung itu, memang humoris dan hobi melawak. “Henzo, sudahlah, kita sudah tahu wajah dan nama orang itu. Biar pihak kepolian yang bekerja.

Hyun Ki, si pria berbadan tegap dan tampan layaknya artis Korea, merupakan orang yang lebih sering serius dan tegas, secara profesinya merupakan penjaga keamanan. “Betul apa kata Tuoli. Lebih baik kita serahkan barang bukti ponsel dan data si pelaku kepada pihak kepolisian.”

Kendati pun Hanz mengikuti arahan dari mereka, namun Hanz belum puas hati.

Seorang inspektur kepolisian menerima barang bukti dan data tersebut sebagai modal dalam menempuh langkah penyidikan selanjutnya.

Pada saat dalam perjalanan pulang, ketika mereka baru saja keluar dari aula, Hanz meminta kontak Hyun Ki dan juga Tuoli. Ke depannya, Hanz bisa mengajak mereka bekerja sama.

“Sampai jumpa besok!” Hanz melambaikan tangan, ketika diberikan tawaran menumpang, Hanz menolaknya dengan sopan.

Hanz pulang dengan membawa banyak pertanyaan yang menggelayut di dalam kepalanya. Hal yang barusan terjadi bukan hanya tentang Keluarga Yuan Feng, namun tentang bisnis Fadeyka Energy.

Jika pelaku melakukan aksinya alasannya karena ada relevansinya dengan Yuan You Energy, itu berarti Fadeyka Energy tidak boleh lepas tangan. Oleh karena itu, Hanz punya tugas untuk mencari tahu keberadaan si pelaku utama.

Begitu telah sampai di apartemennya siang hari ini, Hanz tidak mau mengajak bicara siapa pun karena dia tidak bisa tenang kalau pekerjaan besarnya belum terselesaikan.

“Tuan Muda, apa yang bisa kami bantu?” tanya seorang pelayan.

“Tidak ada. Jangan ganggu aku sampai malam nanti.” Hanz pun mengunci pintu kamarnya, seperti biasa, dia akan menghabiskan waktu berjam-jam lamanya di depan pc.

Sebelum masuk bekerja di Yuan You Energy, Hanz sudah mengatur sedemikian rupa ruang IT-nya di dalam kamar apartemennya. Tidak ada satu pun orang yang tahu kalau di dalam sini terdapat sebuah ruangan komputer super canggih dengan sistem keamanan yang sangat kuat.

HF-03 masih bekerja dengan sangat baik meskipun tidak ditunjan dengan super komputer andalan Hanz. Namun, kuda yang sangat bagus tidak akan berarti kalau penunggangnya tidak ahli, begitulah analoginya. Bukan hanya peralatan yang menunjang, namun hal yang perlu diperhatikan adalah skill hacking Hanz. Itulah nomor satu.

Setelah berjam-jam lamanya dan sibuk dengan dunianya sendiri, akhirnya Hanz bisa menarik sebuah kesimpulan bahwa Heng, si pelaku ketiga, memiliki koneksi terselubung dengan pihak Shing Group, lebih tepatnya dia berteman cukup akrab dengan putra kedua dari Shing Qianfang, yakni Shing Chao.

Meski begitu, hubungan di antara mereka tidak bisa terjamah dengan mudah karena Heng merupakan seorang hacker yang tidak bisa diremehkan sama sekali sebab hingga saat ini Hanz pun masih belum bisa mencari titik lokasi keberadaan pria itu.

Hanz bergumam kecil, “Shing Chao sang adik wataknya negatif, sementara sang kakak yakni Shing Ho, wataknya positif. Ya, kalian adalah Lukgaz-nya China. Kita akan memulainya!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

130