Bab 2
by AM.assekop
11:00,Oct 30,2023
Hanz terpana. “Tidak perlu, Nona.” Hanz melihat name tag di bagian dada Mei Yin. “Nona Mei Yin. Nanti tangan mu kotor.”
Ketika menyaksikan pemandangan yang amat menjijikkan itu, Li Wei menggerenyotkan bibir, bereaksi seperti mau muntah. “Parah! Kau sekretaris sok baik! Mentang-mentang sekarang ada Tuan Yuan Liu, sekarang kau sok rajin mau membantu tugas OB. Jijik sekali!” damprat wanita itu lalu memutar hitam matanya dengan sangat geram. Matanya yang sipit semakin sipit.
Yuan Liu tak bergeming, melangkah panjang, lalu menyepak wadah air pel itu sehingga wadah itu melayang sejauh enam meter, membentur dinding.
Bugh!
Lantai dan dinding semakin basah.
Hanz kaget. Dia pikir, sepakan pertama tadi bisa jadi karena ketidaksengajaan oleh Yuan Liu, tetapi ketika sepakan kedua, itu jelas bukan main-main. Sekilas Hanz memandangi wajah Yuan Liu.
Sebelum bekerja, Hanz sudah di-brief oleh Andrey, merupakan pejabat yang di bawah CEO langsung. Di sini, hanya Andrey yang tahu bahwa Hanz melakukan penyamaran, selebihnya tidak ada satu pun orang yang tahu, termasuk sang CEO, Tuan Yuan Feng.
Andrey sudah menjelaskan cukup banyak apa saja yang ada di perusahaan, seperti struktur organisasi beserta sistem kerja yang diterapkan. Di China, sistem yang diterapkan pasti berbeda dengan apa yang ada di Eropa dan juga Amerika, mungkin dalam hal besar dan umum pasti juga terhadap beberapa kesamaan.
Hanz sudah tahu dari Andrey bahwa sang manager umum memang arogan dan bersikap sekehendak perutnya saja. Tidak jarang Yuan Liu melakukan tindakan diskriminatif terhadap sejumlah pekerja, terlebih terhadap pekerja yang berasal dari luar.
Setelah melepaskan tatapannya, Hanz melangkah pendek dengan pundak yang teguh, lalu mengambil wadah air pel yang terbalik. Hanz mengatakan kepada Mei Yin untuk tidak perlu mengulurkan bantuan. “Ibu sekretaris, tidak perlu membantu ku. Aku bisa bekerja sendiri. Permisi.”
Mei Yin ingin marah tetapi sekarang dia berhadapan dengan anak bos. Hanya saja, dia tak diam. “Tuan Yuan Liu, tidak perlu kasar terhadap karyawan baru dari Eropa itu. Lagi pula, dia bekerja dengan baik. Dan kalau pun dia melakukan tindakan buruk dan tidak bekerja dengan baik, tidak perlu melakukan hal semacam itu.”
Orang yang berkomentar pertama kali tentu saja Li Wei. “Nona Sekretaris, bukan tugas mu untuk membantu OB. Silakan pergi ke ruangan kerja mu di atas sana. Sudahlah, posisi kau sudah tinggi, kau mau jadi penjilat juga untuk apa ha?” cecar Li Wei sambil membulatkan bibir, menatap dengan pandangan malas.
Meskipun kalem dan agak pendiam, bukan berarti Mei Yin tidak mempunyai keberanian. “Kau bilang aku sebagai penjilat? Penjilat tidak mungkin punya kapasitas dan tidak layak mendapatkan posisi selayaknya.”
Li Wei mencebik malas sambil melilitkan tangannya di pinggang Yuan Liu. “Sayang, karyawan kesayangan ayah mu ini bilang dia punya kapasitas dan layak. Kalau dia begitu, berarti aku jauh lebih punya kapasitas dan layak. Bukankah begitu?”
Yuan Liu tersenyum lebar. “Kau jelas lebih baik dari pada wanita itu, sayang. Cepat atau lambat, kita akan saksikan bersama, siapa yang layak menjadi sekretaris sebenarnya.”
Pada saat adu mulut itu berlangsung alot dan tak berimbang, hati Hanz tergerak untuk membela Mei Yin. Setelah membenarkan posisi wadah air pel tadi, dia melangkah tenang sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celana, seperti gaya khasnya.
“Nona Mei Yin benar. Penjilat tidak mungkin punya kapasitas dan tidak pula layak. Penjilat adalah orang yang memaksakan diri untuk berada di atas dengan cara kotor, dengan cara licik, di saat dia memang tidak punya kapasitas dan tidak pula mampu.” Hanz berkat dengan sangat dingin dan tenang, tidak peduli apa yang akan terjadi nanti.
Mendengar itu, Yuan Liu tercekat, seakan ada sambaran listrik yang menyengat tubuhnya. “Apa aku tidak salah dengar? Barusan kau berkata sesuatu? Hebat juga kau bisa bicara seperti itu di hadapan aku!” sentak Yuan Liu dengan wajah menggeram.
Baru saja dia menyepak benda mati, ingin rasanya dia mau menyepak orang sampai mati. Bola mata Yuan Liu membesar seperti bola globe, melotot penuh emosi. “Apa kepala kau ingin aku sepak juga ha?!”
Dengan sangat kalem Hanz menjawab, “Tidak ada orang yang mau kepalanya kena sepak, Tuan Yuan Liu. Aku menghormati Tuan sebagai salah satu petinggi perusahaan dan juga sebagai putra dari Tuan Yuan Feng. Namun, bagaimana pun juga, aku tidak terima ketika Tuan memperlakukan hal semacam tadi kepadaku.”
Hanz mengedarkan pandangan. Sejumlah karyawan yang melewati lobi pun memperhatikan peristiwa tersebut. “Aku saja malu diperhatikan oleh banyak orang. Apakah Tuan tidak malu?” Hanz bertanya dengan nada yang sopan, tanpa kesan menggurui sama sekali.
Merasa digurui, Yuan Liu naik pitam. “Aku pastikan kau tidak akan bekerja lagi besok!” Yuan Liu menyeret kekasihnya pergi dari tempat ini. “Aku ada pekerjaan yang jauh lebih penting. Besok akan ada acara besar perayaan hari jadi perusahaan. Kita akan sibuk. Tidak ada gunanya mengurusi sampah dari Eropa itu!”
Ketika menyaksikan pemandangan yang amat menjijikkan itu, Li Wei menggerenyotkan bibir, bereaksi seperti mau muntah. “Parah! Kau sekretaris sok baik! Mentang-mentang sekarang ada Tuan Yuan Liu, sekarang kau sok rajin mau membantu tugas OB. Jijik sekali!” damprat wanita itu lalu memutar hitam matanya dengan sangat geram. Matanya yang sipit semakin sipit.
Yuan Liu tak bergeming, melangkah panjang, lalu menyepak wadah air pel itu sehingga wadah itu melayang sejauh enam meter, membentur dinding.
Bugh!
Lantai dan dinding semakin basah.
Hanz kaget. Dia pikir, sepakan pertama tadi bisa jadi karena ketidaksengajaan oleh Yuan Liu, tetapi ketika sepakan kedua, itu jelas bukan main-main. Sekilas Hanz memandangi wajah Yuan Liu.
Sebelum bekerja, Hanz sudah di-brief oleh Andrey, merupakan pejabat yang di bawah CEO langsung. Di sini, hanya Andrey yang tahu bahwa Hanz melakukan penyamaran, selebihnya tidak ada satu pun orang yang tahu, termasuk sang CEO, Tuan Yuan Feng.
Andrey sudah menjelaskan cukup banyak apa saja yang ada di perusahaan, seperti struktur organisasi beserta sistem kerja yang diterapkan. Di China, sistem yang diterapkan pasti berbeda dengan apa yang ada di Eropa dan juga Amerika, mungkin dalam hal besar dan umum pasti juga terhadap beberapa kesamaan.
Hanz sudah tahu dari Andrey bahwa sang manager umum memang arogan dan bersikap sekehendak perutnya saja. Tidak jarang Yuan Liu melakukan tindakan diskriminatif terhadap sejumlah pekerja, terlebih terhadap pekerja yang berasal dari luar.
Setelah melepaskan tatapannya, Hanz melangkah pendek dengan pundak yang teguh, lalu mengambil wadah air pel yang terbalik. Hanz mengatakan kepada Mei Yin untuk tidak perlu mengulurkan bantuan. “Ibu sekretaris, tidak perlu membantu ku. Aku bisa bekerja sendiri. Permisi.”
Mei Yin ingin marah tetapi sekarang dia berhadapan dengan anak bos. Hanya saja, dia tak diam. “Tuan Yuan Liu, tidak perlu kasar terhadap karyawan baru dari Eropa itu. Lagi pula, dia bekerja dengan baik. Dan kalau pun dia melakukan tindakan buruk dan tidak bekerja dengan baik, tidak perlu melakukan hal semacam itu.”
Orang yang berkomentar pertama kali tentu saja Li Wei. “Nona Sekretaris, bukan tugas mu untuk membantu OB. Silakan pergi ke ruangan kerja mu di atas sana. Sudahlah, posisi kau sudah tinggi, kau mau jadi penjilat juga untuk apa ha?” cecar Li Wei sambil membulatkan bibir, menatap dengan pandangan malas.
Meskipun kalem dan agak pendiam, bukan berarti Mei Yin tidak mempunyai keberanian. “Kau bilang aku sebagai penjilat? Penjilat tidak mungkin punya kapasitas dan tidak layak mendapatkan posisi selayaknya.”
Li Wei mencebik malas sambil melilitkan tangannya di pinggang Yuan Liu. “Sayang, karyawan kesayangan ayah mu ini bilang dia punya kapasitas dan layak. Kalau dia begitu, berarti aku jauh lebih punya kapasitas dan layak. Bukankah begitu?”
Yuan Liu tersenyum lebar. “Kau jelas lebih baik dari pada wanita itu, sayang. Cepat atau lambat, kita akan saksikan bersama, siapa yang layak menjadi sekretaris sebenarnya.”
Pada saat adu mulut itu berlangsung alot dan tak berimbang, hati Hanz tergerak untuk membela Mei Yin. Setelah membenarkan posisi wadah air pel tadi, dia melangkah tenang sembari memasukkan tangannya ke dalam saku celana, seperti gaya khasnya.
“Nona Mei Yin benar. Penjilat tidak mungkin punya kapasitas dan tidak pula layak. Penjilat adalah orang yang memaksakan diri untuk berada di atas dengan cara kotor, dengan cara licik, di saat dia memang tidak punya kapasitas dan tidak pula mampu.” Hanz berkat dengan sangat dingin dan tenang, tidak peduli apa yang akan terjadi nanti.
Mendengar itu, Yuan Liu tercekat, seakan ada sambaran listrik yang menyengat tubuhnya. “Apa aku tidak salah dengar? Barusan kau berkata sesuatu? Hebat juga kau bisa bicara seperti itu di hadapan aku!” sentak Yuan Liu dengan wajah menggeram.
Baru saja dia menyepak benda mati, ingin rasanya dia mau menyepak orang sampai mati. Bola mata Yuan Liu membesar seperti bola globe, melotot penuh emosi. “Apa kepala kau ingin aku sepak juga ha?!”
Dengan sangat kalem Hanz menjawab, “Tidak ada orang yang mau kepalanya kena sepak, Tuan Yuan Liu. Aku menghormati Tuan sebagai salah satu petinggi perusahaan dan juga sebagai putra dari Tuan Yuan Feng. Namun, bagaimana pun juga, aku tidak terima ketika Tuan memperlakukan hal semacam tadi kepadaku.”
Hanz mengedarkan pandangan. Sejumlah karyawan yang melewati lobi pun memperhatikan peristiwa tersebut. “Aku saja malu diperhatikan oleh banyak orang. Apakah Tuan tidak malu?” Hanz bertanya dengan nada yang sopan, tanpa kesan menggurui sama sekali.
Merasa digurui, Yuan Liu naik pitam. “Aku pastikan kau tidak akan bekerja lagi besok!” Yuan Liu menyeret kekasihnya pergi dari tempat ini. “Aku ada pekerjaan yang jauh lebih penting. Besok akan ada acara besar perayaan hari jadi perusahaan. Kita akan sibuk. Tidak ada gunanya mengurusi sampah dari Eropa itu!”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved