Bab 5
by AM.assekop
11:01,Oct 30,2023
Dii kantor Yuan You Energy, tepatnya di aula yang sangat luas, hampir sama luasnya dengan seperempat lapangan sepak bola, di sanalah sedang berlangsung sebuah pesta untuk memperingati hari jadi Yuan You Energy ke-40.
Simon yang menjabat sebagai Presiden Direktur Oilzprom turut hadir dalam acara kali ini, sekaligus mewakili Fadeyka Energy. Dia datang bersama tiga orang petinggi perusahaan lainnya, tampak dia duduk pas di samping Andrey.
Berbagai macam hidangan pun tersaji, sebagian besar hidangan khas China tampak di sana, memanjakan lidah para tamu undangan yang hampir selurunya merupakan pegawai Yuan You Energy, baik di kantor maupun di kilang.
Yuan Feng dan Yuan Liu tampak gagah dan berwibawa dengan penampilan yang sungguh memukau. Mereka merupakan pembeda, bak Raja dan Pangeran, karena acara pagi hari ini memang milik mereka berdua.
“Selamat, Tuan Yuan Feng. Tidak terasa sudah empat puluh tahun Anda mengurus dan memimpin perusahaan besar ini hingga hari ini.”
“Kami salut dengan kegigihan Anda, Tuan Yuan Feng. Kami patut banyak belajar dari orang seperti Anda.”
“Empat puluh tahun merupakan waktu yang sangat lama. Hebat, Anda bisa mempertahankan perusahaan, bahkan mengubahnya menjadi lebih maju.”
Berbagai macam pujian dan apresiasi pun silih berganti hadir kepada Yuan Feng. Dia tersenyum dan menghaturkan kalimat terima kasih kepada para undangan yang telah hadir, terlebih bagi pihak pemerintah dan sesama pebisnis.
“Terima kasih, berkat dukungan pemerintah, dan bagusnya kinerja para pegawai kami, sehingga kami bisa maju hingga seperti sekarang.” Tidak lupa, dia memberikan pujian luar biasa kepada Fadeyka Energy, karena jika tidak ada campur tangan Fadeyka Energy, maka perusahaan ini tentu tidak ada apa-apanya.
Lagi pula, Yuan Feng hanya menempel nama. Sejatinya, pemilik utama atau pemegang saham mayoritas ialah Fadeyka Energy. Meski begitu, Yuan Feng bukan kacang yang lupa pada kulitnya. “Tuan Besar Dmitry merupakan bos yang patut dihargai.”
Jika Yuan Feng lebih rendah hati, maka tidak bagi Yuan Liu. Dia membusungkan dada seraya berkata bangga, “Ayahku sangat hebat. Bagiku, dia lebih hebat dari pebisnis mana pun di China. Seharusnya ayahku merupakan pemegang saham mayoritas. Nama perusahaan ini adalah nama kami. Fadeyka Energy tidak pantas mengakuinya.”
Tidak sampai di sana, Yuan Liu juga menjelek-jelekkan perusahaan lain yang selama ini menjadi lawan bisnis mereka. “Shing Group, mereka tidak pernah bersaing bersama kami. Mereka lemah, kalau saja tidak ada dana investor dari luar negeri, aku rasa mereka sudah bangkrut.”
Kalau saja Yuan Feng tidak menyenggol lengan putranya yang congkak ini, bisa jadi diskusi tak bermoral tersebut bakal terus berlanjut. Yuan Feng segera mengajak para tamu undangan untuk duduk di kursi masing-masing, menikmati serangkaian acara.
Di waktu bersamaan, Li Wei yang mengenakan terusan merah terang dengan motif khas China, tiba-tiba tercengang saat menyaksikan seorang pria memakai tuxedo perpaduan hitam dan putih yang sangat menawan. “Henzo si tukang bersih-bersih. Astaga! Bagaimana bisa seorang babu berpakaian rapi seperti tamu spesial?!” gumamnya lirih pada diri sendiri.
Dari arah pintu masuk aula, Li Wei membulatkan ujung bibir, menerbitkan seringai jahat pada matanya yang sipit. Dia tidak terima Hanz berpakaian bagus dan menawan. Baginya, sangat tidak pantas seorang petugas kebersihan tampil mewah di acara seperti ini.
Setelah mengambil secangkir minuman yang berisi sirup warna merah dari seorang pelayan acara yang berdiri tak jauh dari pintu, dia berjalan anggun seperti model yang berlenggak-lenggok di atas catwalk, membelah para kerumunan tamu yang masih bercengkerama satu sama lain.
Dan tiba-tiba, secara sengaja Li Wei menjatuhkan tubuhnya ke tubuh Hanz sambil mencipratkan secangkir minuman itu ke pakaian Hanz.
Byurr!
“Aduh!” Li Wie langsung mundur cantik empat langkah ke belakang, lalu menghunuskan tatapan tajam pas bola mata biru Hanz. “Eh! Kau OB baru di kantor rupanya! Apa kau tidak punya mata ha? Parah sekali kau!” semburnya dengan nada yang tinggi melengking, semua orang bisa mendengar jelas omongannya.
Li Wei memperhatikan sekujur tubuhnya sendiri. “Huft! Untung pakaianku tidak basah. Kalau saja pakaian ku basah, kau bisa kualat!” makinya, berusaha melotot tapi tidak bisa. “Henzo, kenapa kau bisa hadir di pesta besar milik Tuan Yuan Feng? Kau OB, dan kau sangat baru! Kalau pun kau bisa hadir di sini, seharusnya kau menjadi petugas kebersihan atau menjadi pelayan. Bukan malah bergabung menjadi tamu undangan. Pakai baju bagus pula!” sungutnya sambil mendengus jijik.
Hanz menghela napas pendek sambil mengawasi pakaiannya yang basah kena cipratan sirup. “Nona Li Wei, aku sedang berdiri, sementara kau tadi yang berjalan agak cepat dan tidak pula melihat kanan kiri.”
Dengan cepat Li Wei memotong, “Oh, jadi kau menyalahkan aku?! Hebat sekali kau bilang seperti itu.”
“Bisa jadi kau tidak bersalah, tetapi bukan berarti lantas menyalahkan aku, Nona Li Wei. Lagi pula, aku mendapatkan undangan dari Tuan Yuan Feng secara langsung, jadi wajar saja aku berpakaian seperti ini.”
Li Wei memutar hitam matanya dengan sangat malas. “Aku harus memberi tahu kepada Yuan Liu! Kau harus segera pergi dari acara ini!”
Simon yang menjabat sebagai Presiden Direktur Oilzprom turut hadir dalam acara kali ini, sekaligus mewakili Fadeyka Energy. Dia datang bersama tiga orang petinggi perusahaan lainnya, tampak dia duduk pas di samping Andrey.
Berbagai macam hidangan pun tersaji, sebagian besar hidangan khas China tampak di sana, memanjakan lidah para tamu undangan yang hampir selurunya merupakan pegawai Yuan You Energy, baik di kantor maupun di kilang.
Yuan Feng dan Yuan Liu tampak gagah dan berwibawa dengan penampilan yang sungguh memukau. Mereka merupakan pembeda, bak Raja dan Pangeran, karena acara pagi hari ini memang milik mereka berdua.
“Selamat, Tuan Yuan Feng. Tidak terasa sudah empat puluh tahun Anda mengurus dan memimpin perusahaan besar ini hingga hari ini.”
“Kami salut dengan kegigihan Anda, Tuan Yuan Feng. Kami patut banyak belajar dari orang seperti Anda.”
“Empat puluh tahun merupakan waktu yang sangat lama. Hebat, Anda bisa mempertahankan perusahaan, bahkan mengubahnya menjadi lebih maju.”
Berbagai macam pujian dan apresiasi pun silih berganti hadir kepada Yuan Feng. Dia tersenyum dan menghaturkan kalimat terima kasih kepada para undangan yang telah hadir, terlebih bagi pihak pemerintah dan sesama pebisnis.
“Terima kasih, berkat dukungan pemerintah, dan bagusnya kinerja para pegawai kami, sehingga kami bisa maju hingga seperti sekarang.” Tidak lupa, dia memberikan pujian luar biasa kepada Fadeyka Energy, karena jika tidak ada campur tangan Fadeyka Energy, maka perusahaan ini tentu tidak ada apa-apanya.
Lagi pula, Yuan Feng hanya menempel nama. Sejatinya, pemilik utama atau pemegang saham mayoritas ialah Fadeyka Energy. Meski begitu, Yuan Feng bukan kacang yang lupa pada kulitnya. “Tuan Besar Dmitry merupakan bos yang patut dihargai.”
Jika Yuan Feng lebih rendah hati, maka tidak bagi Yuan Liu. Dia membusungkan dada seraya berkata bangga, “Ayahku sangat hebat. Bagiku, dia lebih hebat dari pebisnis mana pun di China. Seharusnya ayahku merupakan pemegang saham mayoritas. Nama perusahaan ini adalah nama kami. Fadeyka Energy tidak pantas mengakuinya.”
Tidak sampai di sana, Yuan Liu juga menjelek-jelekkan perusahaan lain yang selama ini menjadi lawan bisnis mereka. “Shing Group, mereka tidak pernah bersaing bersama kami. Mereka lemah, kalau saja tidak ada dana investor dari luar negeri, aku rasa mereka sudah bangkrut.”
Kalau saja Yuan Feng tidak menyenggol lengan putranya yang congkak ini, bisa jadi diskusi tak bermoral tersebut bakal terus berlanjut. Yuan Feng segera mengajak para tamu undangan untuk duduk di kursi masing-masing, menikmati serangkaian acara.
Di waktu bersamaan, Li Wei yang mengenakan terusan merah terang dengan motif khas China, tiba-tiba tercengang saat menyaksikan seorang pria memakai tuxedo perpaduan hitam dan putih yang sangat menawan. “Henzo si tukang bersih-bersih. Astaga! Bagaimana bisa seorang babu berpakaian rapi seperti tamu spesial?!” gumamnya lirih pada diri sendiri.
Dari arah pintu masuk aula, Li Wei membulatkan ujung bibir, menerbitkan seringai jahat pada matanya yang sipit. Dia tidak terima Hanz berpakaian bagus dan menawan. Baginya, sangat tidak pantas seorang petugas kebersihan tampil mewah di acara seperti ini.
Setelah mengambil secangkir minuman yang berisi sirup warna merah dari seorang pelayan acara yang berdiri tak jauh dari pintu, dia berjalan anggun seperti model yang berlenggak-lenggok di atas catwalk, membelah para kerumunan tamu yang masih bercengkerama satu sama lain.
Dan tiba-tiba, secara sengaja Li Wei menjatuhkan tubuhnya ke tubuh Hanz sambil mencipratkan secangkir minuman itu ke pakaian Hanz.
Byurr!
“Aduh!” Li Wie langsung mundur cantik empat langkah ke belakang, lalu menghunuskan tatapan tajam pas bola mata biru Hanz. “Eh! Kau OB baru di kantor rupanya! Apa kau tidak punya mata ha? Parah sekali kau!” semburnya dengan nada yang tinggi melengking, semua orang bisa mendengar jelas omongannya.
Li Wei memperhatikan sekujur tubuhnya sendiri. “Huft! Untung pakaianku tidak basah. Kalau saja pakaian ku basah, kau bisa kualat!” makinya, berusaha melotot tapi tidak bisa. “Henzo, kenapa kau bisa hadir di pesta besar milik Tuan Yuan Feng? Kau OB, dan kau sangat baru! Kalau pun kau bisa hadir di sini, seharusnya kau menjadi petugas kebersihan atau menjadi pelayan. Bukan malah bergabung menjadi tamu undangan. Pakai baju bagus pula!” sungutnya sambil mendengus jijik.
Hanz menghela napas pendek sambil mengawasi pakaiannya yang basah kena cipratan sirup. “Nona Li Wei, aku sedang berdiri, sementara kau tadi yang berjalan agak cepat dan tidak pula melihat kanan kiri.”
Dengan cepat Li Wei memotong, “Oh, jadi kau menyalahkan aku?! Hebat sekali kau bilang seperti itu.”
“Bisa jadi kau tidak bersalah, tetapi bukan berarti lantas menyalahkan aku, Nona Li Wei. Lagi pula, aku mendapatkan undangan dari Tuan Yuan Feng secara langsung, jadi wajar saja aku berpakaian seperti ini.”
Li Wei memutar hitam matanya dengan sangat malas. “Aku harus memberi tahu kepada Yuan Liu! Kau harus segera pergi dari acara ini!”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved