Bab 6

by AM.assekop 11:02,Oct 30,2023
Tidak mau menyia-nyiakan waktu, Li Wei bergegas menuju aula bagian depan, tepat di mana kekasihnya berada. Di sana, dia melaporkan apa yang barusan terjadi tentu sesuai dengan rekaannya belaka.

Mendengar itu, Yuan Liu terperanjat, alisnya bertemu. “Apa?! Kurang ajar sekali si babu sialan itu!” umpatnya murka. Yuan Liu meminta izin kepada ayahnya untuk beberapa saat saja dengan alasan mengurus satu karyawan yang sedang buat ulah terhadap kekasihnya.

Tidak lama berselang, Yuan Liu dan Li Wei pun tiba di deretan meja paling belakang, tepatnya di sekitar meja bundar tempat di mana Hanz berada.

Pada saat ini, Hanz masih belum beranjak. Baru saja dia menghubungi Arthur via chat agar segera menyiapkan satu pakaian baru.

Yuan Liu berdiri terpancang pas di depan mata Hanz yang tengah duduk. “Hei kau Babu sialan! Kau sengaja menumpahkan minuman istriku dengan cara menabrak dia secara sengaja?! Apa kau tidak punya mata? Apa kau tidak tahu kalau dia adalah kekasihku? Aku, putra mahkota sang pemilik Yuan You Energy!” Yuan Liu mendongakkan kepala dan membusungkan dadanya, merasa dirinyalah yang paling tinggi.

Merasa dirinya tidak bersalah, Hanz berdiri dan bermaksud membela diri. “Tuan Yuan Liu, baiklah aku akan mengatakan sejujurnya.” Kemudian Hanz menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. “Aku tidak bersalah. Justru kekasih mu lah yang menabrak aku tadi.”

“Tidak seperti itu!” sergah Li Wei dengan terburu-buru. “Dia mengada-ada, Sayang. Silakan saja tanya sama orang di sekitar sini.” Saat Li Wei menanyakannya kepada orang-orang di sekitar, dia memaksa agar orang-orang di sekitar sependapat dengan dirinya, sehingga tidak ada satu pun orang yang mau membela Hanz.

Hanz menerbitkan senyum datar seraya memperlihatkan bajunya yang basah dan kotor. “Kalau aku yang sengaja menabrak, otomatis minuman yang tadi dipegang kekasihmu pasti membasahi pakaian dia, bukan malah membasahi pakaian aku. Lihatlah, pakaian kekasihmu sedikit pun tidak basah.”

Yuan Liu menoleh, mendelik setiap apa yang ada di tubuh kekasihnya. Memang tidak basah sama sekali. Namun, tidak mungkin juga Yuan Liu menyudutkan kekasihnya sendiri. Meski memang kekasihnya yang salah, Yuan Li tetap menganggap Hanz adalah orang yang bersalah.

Li Wei menyilangkan tangan di dada seraya mengerutkan bibir merahnya. “Sayang, jika saja tadi aku tidak mundur, bisa jadi dia mau memelukku. Aku pikir, dia sengaja menabrakkan tubuhnya ke tubuh ku. Atau jangan-jangan dia sengaja malah ingin memelukku?!” tuding Li Wei dengan seringai pahit di wajah manisnya.

Geram, Yuan Liu melemparkan tatapan tajam pas ke manik mata Hanz, lalu berkata dengan nada tinggi. “Seharusnya kau tidak lagi bekerja, Babu sialan! Tapi kenapa malah kau berada di pesta keluarga ku ha? Kau sengaja ingin hadir di sini walaupun tidak mendapatkan undangan?! Lancang sekali kau!” sentak Yuan Liu dengan raut wajah beringas seperti preman pasar yang sedang menagih jatah harian.

Meskipun mendapatan makian dan fitnah, Hanz tetap kalem seperti biasanya. Dia berkata dengan nada yang amat dingin, “Aku masih berada dalam kontrak kerja, Tuan. Jadi, aku harus tetap masuk bekerja seperti biasa. Lalu soal undangan.”

Kemudian Hanz mengambil undangannya di saku celananya, sengaja dia masih membawanya. “Ini undangan langsung diberikan oleh ayahmu, Tuan Yuan Feng, semalam.”

Dengan cepat Yuan Liu merampas undangan itu, lalu memperhatikannya dengan sangat teliti. Dia tidak bisa memungkiri bahwa memang undangan ini asli. Tetapi, dia tidak kehabisan kata-kata untuk merendahkan dan mendiskreditkan Hanz.

“Kau mencetak sendiri?” tuduh Yuan Liu sambil menaikkan salah satu alisnya. “Atau kau mendapatkan ini dengan cara mencuri undangan dari karyawan yang sudah dapat?” Tatapan mata Yuan Liu semakin dalam, semakin curiga.

“Kau tidak mungkin mendapatkan undangan itu daru Tuan Yuan Feng, Tukang sapu!” caci Li Wei, lalu mendenguskan napas geram. “Siapa yang percaya kalau kau bisa mendapatkan undangan tersebut dari Tuan Yuan Feng? Tidak ada!”

Ketika obrolan itu berlangsung dengan sangat tegang, tiba-tiba seorang pria berpkaian ala mafia Inggris jadul, menyela pembicaraan. “Permisi.” Kemudian dia memberikan kantung yang berisi pakaian baru buat Hanz, lalu melenggang meninggalkan lokasi tanpa berkata apa pun.

Kehadiran pria misterius itu tentunya memancing kecurigaan siapa saja yang ada di sekitar sana, termasuk Yuan Liu dan Li Wei. Mereka melongo heran, berulang kali mengawasi punggung pria tadi yang sudah jauh lalu menoleh ke arah Hanz, terus beberapa kali.

Hanz mengulum senyum dingin. “Kurir di China memang keren. Aku harus kasih dia bintang lima karena penampilannya yang sangat menarik. Di Eropa, mungkin dia akan menjadi tangan kanan mafia atau detektif, tapi di China ....” Hanz menggeleng takjub, sambil berdecak heran.

Masih saja bingung, Yuan Liu bermaksud mengejar pria tadi, tapi pria tersebut keburu menghilang. “Sial! Ke mana dia pergi?!” Yuan Liu berjalan gontai sambil memegangi kepalanya yang tak gatal. Dia kembali menghampiri Hanz. “Hei Babu sialan! Siapa orang tadi? Cepat katakan!” desaknya menyeringai heran.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

130