Bab 7
by AM.assekop
11:02,Oct 30,2023
Hanz mengedikkan bahu. “Kurir yang mengantar paket ku. Permisi, aku mau ke kamar mandi, mengganti pakaian ku.” Hanz melewati dua orang itu dengan tenang tanpa ada beban mental sedikit pun.
Ketika Yuan Liu menanyakannya kepada orang-orang di sekitar tentang siapa pria asing barusan, mereka semua menjawab tidak tahu.
“Kami baru sekali itu melihatnya.”
“Sepertinya dia orang luar, bukan karyawan perusahaan kita.”
“Ya, dia sangat asing.”
Di toilet, ketika sedang mengganti pakaian, Hanz mendengar percakapan dua orang di toilet sebelah. Sengaja dia memperlambat hanya untuk mendengarkan apa yang sedang mereka perbincangkan.
“Berapa lama lagi?”
“Bos bilang sepuluh menit lagi. Persiapkan senjata mu. Setelah sasaran kita terluka atau terbunuh, kita harus segera kabur.
“Oke, siap!”
Deg!
Hanz terkesiap.
‘Apa yang sedang mereka rencanakan?”
Karena penasaran, Hanz lalu keluar dari sana dan menunggu dua orang itu keluar. Pada saat mereka keluar, Hanz pun memperhatikan wajah dan juga gerak-gerik mereka, tidak bakal melewatkan satu detik pun apa yang akan mereka lakukan.
Secara terang-terangan tadi mereka bilang bahwa mereka mempersiapkan senjata dan ingin melukai bahkan sampai membunuh seseorang. Meskipun Hanz yakin bahwa bukanlah dirinya yang menjadi sasaran, dia harus tetap waspada.
Pas pula mereka berdua tadi duduk di kursi bagian belakang dan karena penampilan mereka sama seperti penampilan para tamu undangan, sulit meyakinkan diri bahwa mereka ternyata merupakan pelaku kejahatan.
“Hei Henzo! Kau diundang juga rupanya. Apa kabar?” sapa Mei Yin sambil tersenyum lebar.
Hanz membalik badan, tetapi fokusnya selalu mengarah ke dua pria mencurigakan tadi. “Hei Nona Mei Yin. Ya, aku diundang oleh Tuan Yuan Feng. Kabarku baik dan semoga kabar mu juga baik.”
Ketika melihat penapilan non formal wanita manis itu, Hanz terkesima. Mei Yin memang punya pesona dan beda dari kebanyakan wanita pada umumnya. Dengan gaun putih, dia begitu anggun dan menarik perhatian.
“Kenapa kau tidak berada di depan sana, Henzo? Di bagian belakang adalah tempat tamu umum. Di tengah sana banyak teman-teman kita. Sebentar, aku mau ke toilet dulu. Setelah ini, kita bisa bergabung bersama mereka.”
“Tidak perlu. Aku lebih nyaman di belakang. Lagi pula aku tidak kenal dengan mereka.”
“Maka dari itu kau harus berkenalan dengan mereka, Henzo. Tunggulah sebentar di sini.” Lalu, Mei Yin meninggalkan Henzo, menuju toilet yang berada sekitar dua puluh meter dari sini.
Tidak lama berselang, dua pria asing tadi melangkah maju ke arah depan, melewati kursi dan meja para tamu undangan. Hanz terus mengawasi dengan sangat fokus setiap pergerakan mereka walau hanya satu detik pun.
Pada saat mereka berjalan ke depan, Hanz berjalan mengendap-endap, membuntuti mereka dari belakang, terus mengawasi punggung-punggung meraka. Karena jarak dari belakang ke depan sana cukup jauh, jadi butuh sedikit waktu untuk bisa sampai ke sana.
Sudah puluhan tamu undangan yang Hanz lewati. Tak ada satu pun yang dia kenal. Di saat bersamaan, Mei Yin sudah selesai dari toilet. Di tempat di mana Hanz tadi duduk, Mei Yin mengerling, mengawasi sekitaran, mencari keberadaan Hanz tapi tidak ketemu.
‘Ke mana dia pergi?’
Hitungan detik kemudian.
Dep!
Listrik tiba-tiba padam. Meskipun pencahayaan masih bagus karena acara berlangsung pada pagi hari, namun lampu, sound system, AC, dan kamera CCTV, semuanya tidak bisa berfungsi.
Kerasak-kerusuk dan bisik-bisik para tamu undangan menggema di sekitar aula yang luas. Mereka sibuk memperbincangkan hal demikian dengan orang di kiri dan kanannya. Kenapa bisa terjadi?
Di luar aula, tiba-tiba terdengar suara ledakan yang cukup besar.
DUAR!
Suara menggelegar itu tentu terdengar oleh orang-orang di dalam aula. Hal tersebut menyebabkan terjadinya kekacauan di luar sana, kemudian disusul oleh para tamu undangan di dalam yang mulai hilang ketenangannya.
“Ada bom?!”
“Bahaya!”
Mereka belingsatan, melihat sekitar dengan perasaan khawatir dan ketakutan. Satu per satu dari mereka mulai mengeluarkan tempat acara, berusaha menyelamatkan diri.
Suasana di dalam aula mulai kacau, pada akhirnya semua orang pun dilanda kepanikan, apalagi terdengar suara dentuman yang kedua di luar aula, hingga hampir semua tamu undangan pun berdiri dan meninggalkan tempat duduk mereka.
Petugas keamanan yang bertugas di sekitar tempat acara pun sigap. Sebagian mereka menuju ke sumber suara, mencari tahu seperti apa ledakan yang telah terjadi, serta mencari pelakuknya.
Dan sebagian mereka langsung menyebar di dalam aula, menenangkan para tamu undangan yang ketakutan, dan paling penting mereka harus berjaga di sekitar Yuan Feng dan Yuan Liu.
Para petugas terlambat.
Dua orang pria asing tadi sudah berada tak jauh dari Yuan Feng dan Yuan Liu.
“Sekarang!”
Mereka berdua secara serempak menyerang dua orang penting tersebut, tanpa diketahui oleh siapa pun. Tidak ada orang yang menyadari pergerakan dua penjaha tersebut.
Kecuali, Hanz.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved