Bab 1 Part 1

by Dinda Tirani 15:28,Oct 09,2023
Disalah satu kota di jawa barat terdapat desa yag dikenal dengan nama "desa pesantren", bukan seperti 1 pesantren yang memiliki tempat yang sangat luas, namun desa ini terdapat banyak asrama / pesantren yang dipimpin atau dimiliki oleh beberapa kiyai yang lokasinya terpisah pisah dengan nama yang berbeda beda, bentuk asramanya berfariasi ada yang berbentuk rumah besar dengan kamar banya seperti kos kosan, adapula yang hanya rumah sederhana namun mampu menampung banyak santri didalamnya dengan cara tidur sarden 

desa ini sering disebut desa santri karena banyaknya asrama yang dibangun oleh para kiyai disana namun tidak semua yang ada didesa itu adalah asrama, tetap ada para penduduk asli desa yang tinggal disana, para penduduk desapun tidak masalah dengan banyaknya asrama yang dibangun oleh para kiyai bahkan itu menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi mereka karena itu bisa dijadikan sebagai mata pencaharian mereka karena mereka bisa berjualan makanan, baju, peralatan sekolah ataupun menjadi orang yang bantu2 diasrama yang berukuran besar, anak merekapun dapat ikut menuntut ilmu karena bisa ikut belajar dipesantren tanpa harus menjadi santri yang menginap sehingga bisa mengurangi biaya tambahan.

sebenarnya dahulu didesa itu hanya terdapat 1 pesantren namun karena sudah berdiri lama sekali sudah pasti sang pendiri pesantren pertama memiliki banyak keturunan dengan istri yang tentu lebih dari 1 para keturunan inilah yang menyebabkan banyaknya pesantren hal ini mungkin karena ego dan berbeda pandangan bisnis ataupun ajaran atau karena ingin membuktikan pada diri sendiri bahwa mereka sudah layak untuk mendirikan pesantren mereka sendiri.

ciri khas dari desa pesantren ini bukan hanya para santri laki laki yang menggunakan sarung namun santri perempuan juga menggunakan sarung, tapi bukan dengan motif kotak kotak tentunya bahannya lebih lembut mungkin seperti kain bali yang sering dipakai untuk kepantai, hal ini membuat kita sangat mudah membedakan para penduduk desa asli dan santri dari cara berpenampilannya, namun lambat laun pesantrean tidak hanya menjadi tempat orang tua yang menginginkan anaknya menuntut ilmu agama yang lebih dalam, ada juga beberapa orang tua yang sudah tidak sanggup mengurus anaknya yang terlalu nakal sehingga mereka memasukan anaknya ke pesantren, lambat laun bahkan pesantren ini lebih banyak menampung para pemuda nakal yang orang tuanya sudah tidak kuat lagi mengurusnya bahkan napi seperti kasus narkoba, penganiayaan dll pesantren di daerah itu dirasa spesial, desa pesantren itu semakin terkenal karena tidak hanya menampung anak sekolah banyak pemuda2 bermasalah tetap diterima di desa pesantren itu.

saya rasa sudah cukup menggambarkan bagaimana situasi yang ada didalam desa pesantren ini, namun cerita ini akan berfokus pada salah satu asrma yang bernama MMI yang posisinya berada dipaling ujung desa dengan perbatasan hutan karena posisinya yang kurang strategis asrama ini kurang mendapatkan peminat, orang tua yang ingin memasukan anaknya kedalam pesantren lebih memilih memasukan anaknya ke asrama yang lebih bagus dan terletak lebih dekat dengan jalan masuk ke desa.

Meskipun posisinya berada diujung desa yang disekelilingnya hanya ada hutan dan sungai asrama ini luasnya cukup lumayan kira2 dapat menampung 40 santri yang tebagi 20 santri laki laki dan 20 santri perempuan dengan rumah kecil sederhana ditengah bangunan asrama banguan itu seperti huruf U dan ada rumah ditengahnya, namun kurangnya peminat bukan berarti tiddak ada orang tua yang menitipkan anaknya di asrama ini, untuk tahun ini ada 20 santri laki laki dn 10 santri perempuan dengan latarbelakang yang beragam yang menetap di asrama ini.

asrama ini dibangun oleh Bapak ahmad dan istrnya, pak ahmad yang usianya kini sudah mencapai 69 tahun dan memiliki 4 orang anak yaitu indah (anak ke-1) alwi (anak ke-2) , shomad (anak ke-3) dan neneng (anak ke-4), sedangkan istrinya sudah almarhun bapak ahmad memiliki sifat setia karena bisa saja dia menikah lagi namun dia terlalu cinta kepada istrinya sehingga tetap menduda sampai tua kegiatannyapun hanya berada didalam rumah saja menikmati kopi dan membaca kitab dan koran sesekali beliau juga mengunjungi asramanya untuk mengecek kegiatan para santri anak anaknya yang sekarang mengajar para santri.

meskipun sudah tua pak ahmad memiliki badan yang tegap mungkin karena pada saat muda beliau sering berlatih silat diasrama dengan kulit sawo matang, kumis tipisnya dan tinggi 175cm semakin terlihat berwibawa namun pak ahmad tidak pernah mau dipanggil dengan sebutan kiyai atau haji dia lebih suka dipanggil pak ahmad mungkin karena pak ahmad sendiri adalah anak bontot jadi tidak terbiasa dengan panggilan seperti itu.

pak ahmad sangat mencintai asrama MMI karena asrama inilah kenangan terakhir yang dapat mengingatkan dia kepada mendiang istrinya, asrama ini dibangun ber2 oleh istrinya dengan susah payah mulai dari 0, hampir bangkrut dan sampai sukses. dia juga ingin salah satu anaknya bisa terus mengelola asrama ini ketika dia sudah meninggal.

ustadzah indah sesuai namanya badan dan mukanyapun sangat indah dengan bentuk badan montok tinggi 169cm dan bermuka imut membuat gemas banyak laki laki di desa itu, dia orang yang ramah dan mudah bergaul, semua orang di desa itu menyukai indah karena sifatnya dan kemolekan tubuhnya bahkan namanya cukup dikenal di semua asrama dan warga desa, dia juga paling modis diantara adik adiknya kadang dia juga sering berdebat dengan bapak dan suaminya soal cara berpakaian karena sering memakai celana bukan sarung seperti yang lain ketika mengajar maupun bepergian, jillbab apapun yang dia pakai tidak bisa menyembunyikan tonjolan daging kembar kenyalnya. indah sudah berumur 27 tahun namun masih terlihat sangat muda.

ustadzah neneng sangat sangat mirip dengan kakaknya indah mempunyai muka yang imut dan badan yang montok tapi terlihat lebih kencang mungkin karena belum menikah sehingga belum ada yang menyentuh daging itu, dengan kulit yang putih mulus tanpa cacat namun yang menjadi daya tarik dari neneng adalah sifatnya dia lebih jutek dan acuh bahkan jarang bergaul dengan anak anak dari asrama lain ataupun warga desa. dia lebih suka bermain dengan para santrinya diasrama sehingga banyak cowok dari asrama lain maupun penduduk desa yang penasaran dengannya dan ingin memiliki ustadzah neneng.

Dia adalah anak yang paling diandalkan dia pintar dalam hal menghafal kitab dll.

kemungkinan dialah yang akan meneruskan mengurus asrama miilik bapaknya ini walaupun dia laki laki fisiknya menuruni ibunya berkulit putih dan terlihat tampan dengan tinggi 173 hampir menyamai ayahnya. ustadz alwi sangat diidolakan santri watinya karena ketampanan dan kepintarannya banyak dari pemilik asrama lain yang ingin menjodohkan anak perempuannya dengan alwi namun pak ahmad selalu menyerahkan keputuan kepada alwi, namun keinginan alwi untuk menikah belum ada dia lebih suka belajar tentang ilmu sebanyak yang dia bisa.

karena dialah asrama ini terasa aman shomad yang berbadan kekar seperti ayahnya dulu terlihat sangat maco dengan kulit sawo matang dan tinggi 170cm sangat mirip dengan ayahnya seperti pinang dibelah 2 dia seharusnya sudah lulus tahun lalu namun karena dia pernah berkelahi dan bermasalah disekolahnya ahirnya diapun tidak naik kelas sekarang dia baru lulus sekolah, shomad lebih tertarik belajar silat daripada menghafal kitab dia sering pergi keluar desa hanya untuk belajar silat atau bertarung ke perguruan silat lain untuk mengetes ilmunya dia juga suka mengajarkan para santri gerakan gerakan silat

Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

229