Bab 1 Bertemu Pria di Masa Lalu

by Princess Kinan 10:48,Aug 03,2023
Aku Agneta Laurinda Aretina, saat ini usiaku 23 tahun. Aku bekerja di sebuah perusahaan besar di bidang Apparel, Textile dan Fashion yang sepak terjangnya melesat sukses. Aku merasa beruntung bisa bekerja di perusahaan ini, walaupun hanya di bagian marketing.
Saat ini aku tengah menyiapkan sarapan untuk kami.
Oops! Aku belum kasih tahu kalau aku memiliki seorang pangeran kecil, ya? Yah, saat ini aku memiliki seorang malaikat kecil bernama Regan Danial. Usianya sudah menginjak empat tahun.
“Pagi, Bunda!” sapanya dengan ceria membuatku tersenyum gemas.
Regan-lah alasanku bertahan hingga sekarang. Regan jugalah yang membuatku bersemangat kembali setelah sekian lama menahan kesakitan yang belum terobati.
“Pagi, Pangerannya Bunda.” Aku mengecup pipi chubby Regan.
Meski usianya baru empat tahun, Regan termasuk anak yang cekatan dan cerdas. Dia bahkan menjadi siswa unggulan di taman kanak-kanaknya. Wajahnya yang oriental, blasteran, membuatnya semakin tampan. Namun, hanya dengan memandang wajahnya saja, itu mengingatkanku pada pria brengsek yang sudah memorak-porandakan hidupku. Lelaki pertama dan terakhir yang sangat kubenci dan tak ingin kutemui seumur hidupku lagi.
“Bunda kok tatap Egan telus. Egan sangat tampan, ya?” celetuknya dengan cadel membuatku tersenyum lebar.
Mereka bahkan memiliki sifat yang sama, begitu percaya diri dan aku tidak ingin Regan mirip dengan pria itu, tidak sama sekali.
“Kamu sangat tampan, Sayang. Ayo kita sarapan!” ucapku memangku tubuhnya dan mendudukkannya di atas kursi meja bar yang ada di rumah kontrakan kecilku. “Egan, hari ini mungkin Bunda akan sedikit sibuk di kantor dan tak bisa menjemput kamu pulang. Kamu bisa pulang sendiri dan pergi ke rumah Tante Iren, 'kan?” ucapku karena hari ini adalah hari penyambutan bos baruku.
“Biar aku yang menjemputnya.” Ucapan seseorang membuatku dan Egan menengok ke arah suara di mana seorang pria memakai jas hitam tengah berdiri di ambang pintu. Dia tersenyum manis ke arah kami.
“Ayah Aiden!” teriak Egan dan berlari ke arah Aiden.
“Jagoan Ayah!” Aiden mengangkat tubuh Egan ke udara membuatnya tertawa riang.
Dia adalah Aiden Zharil Pratama, pria baik hati yang sudah mengisi hatiku selama ini. Ia mampu menerimaku yang sudah memiliki anak. Bahkan dia juga begitu menyayangi Regan seakan Regan adalah anak kandungnya sendiri.
“Pagi, Sayang.”
Bisikan itu menyentakku ke dunia nyata. Aku tidak sadar kalau Aiden sudah berdiri di sampingku. Aku tersenyum padanya dan beranjak menyiapkan sarapan untuknya juga.
“Memang kamu tidak akan sibuk? Bukankah kamu sebagai wakil CEO sangat dibutuhkan kehadirannya?” tanyaku.
Aiden adalah wakil CEO di Wiratama Group atau dikenal dengan korporasi WT Group. Sebuah perusahan Apparel, Textile & Fashion terbesar di Indonesia dan juga luar negeri, termasuk di beberapa negara maju. Aku bekerja di sana.
“Tidak, biarkan saja. Lagian sepupuku yang baru pulang dari London yang jadi CEO-nya. Dia tidak akan membutuhkanku. Jadi nanti Ayah yang akan jemput Regan.” Aiden mencubit pipi Regan, membuatnya bersorak senang.
Aku hanya bisa tersenyum dan bahagia melihat kekompakan mereka berdua. Aku juga bersyukur di saat hidupku hancur dan tak ada tempat bagiku berpijak, Aiden datang membawa harapan untukku dan juga Regan. Aku memang belum mencintainya sebesar dia mencintaiku, tetapi aku akan berusaha untuk mencintainya sepenuh hatiku.
Setelah mengantar Regan ke sekolah dan menitipkannya kepada guru di sana. Aku dan Aiden langsung menuju ke kantor. Kami berpisah di parkiran karena kami berbeda ruangan.
Di sinilah aku sekarang, di meja kerjaku dengan beberapa berkas menumpuk. Pak Wildan, manajer bagian marketing sudah menyuruhku menyiapkan beberapa laporan.
“Ta, lo tau gak? Katanya pengganti CEO yang lama itu masih muda, lho,” celetuk Sonya.
“Lalu?” tanyaku.
Saat aku datang ke kantor pun, dari lobi hingga lorong ruanganku semuanya menggosipkan CEO baru yang katanya masih muda dan sangat tampan.
Whatever-lah.
“Katanya dia sangat tampan,” celetuk Sonya membuatku memutar bola mataku karena jengah.
“Kamu sudah mengatakan itu berulang kali dan ini mungkin sudah yang keseratus kalinya,” ucapku berlebihan.
“Lebay, lo,” kekehnya.
Seketika beberapa orang datang dengan heboh, menyiarkan berita sang CEO baru sudah datang. Kami harus segera bersiap karena CEO itu tengah berkeliling ke semua divisi.
“Aku harus berdandan secantik mungkin,” ucap Sonya seraya bercermin dan menambahkan riasannya. Aku hanya menggelengkan kepalaku saja.
“Aku pergi ke ruangan Pak Wildan dulu ya.” Aku lekas berlalu menuju ruangan Pak Wildan dan Sonya hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Aku tengah melaporkan beberapa dokumen kepada Pak Wildan hingga pintu ruangan terbuka.
“Pak Wildan, Tuan Wiratama sudah datang.” Pemberitahuan itu membuatku dan Pak Wildan berdiri dari duduk kami.
“Selamat siang,”
Degh!
Dia?
Saat ini dia berdiri di hadapanku dengan tatapan yang sama. Tatapan tajam penuh intimidasi, wajahnya makin terlihat tampan dan terlihat dewasa. Setelah lima tahun berlalu, kini dia berada di depanku. Aku merasa duniaku berhenti berputar saat tatapannya kembali menusuk ke dalam retina mataku. Tatapan yang sama yang membuatku membencinya sekaligus mencintainya. Namun, dialah satu-satunya orang yang ingin kuhindari dan kulenyapkan dari dunia ini. Dialah orang yang sangat tak ingin kutemui lagi seumur hidupku. Dia adalah Davero Anderson Wiratama!
***

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

57