Bab 19 Menambah hal yang tak diperlukan

by Myles 10:01,Mar 16,2023
Tetua Han tersenyum penuh.

Dia bukan orang yang sombong, tapi saat melihat semua orang yang berdecak kagum, dia pun merasa sedikit bangga.

Butuh banyak upaya untuk mendapatkan lukisan asli Master Louis ini.

Sekarang sepertinya semua itu layak.

“Nama karya ini adalah “Elang Bertengger di Pohon”. Bagaimana pendapat kalian setelah melihatnya?” tanya Tetua Han sambil tersenyum.

Seseorang segera menjawab: "Gaya lukisan ini merupakan ciri khas lukisan Master Louis. Hanya ada beberapa goresan, tetapi dalam tatapan sekilas orang-orang tahu ini adalah elang dan ini adalah pohon."

Tetua Han mengangguk: "Sebagian besar lukisan hanya fokus pada bentuk, tetapi tidak berjiwa, sedangkan karya-karya Master Louis berbentuk dan berjiwa, sehingga sulit untuk ditiru oleh orang lain."

Semua orang setuju.

Kemudian beberapa orang mengungkapkan pandangan mereka.

Harry Zhu berpikir sejenak dan kemudian berkata: "Saya merasa lukisan ini benar-benar mencerminkan suasana hati Master Louis."

"Oh? Kenapa kamu berkata begitu?"

Semua orang tertarik.

Harry Zhu berdehem, kemudian berkata:

"Lihatlah pohon ini, meskipun tidak banyak tinta, tapi terlihat seperti bayangan yang mewakili keadaan sulitnya pada saat itu."

"Lihatlah elang ini lagi. Tampaknya bertengger di pohon, tetapi sebenarnya tidak. Itu sepertinya menunjukkan semacam ketidakberdayaan."

"Coba kutanya kalian, elang mana yang tidak ingin terbang tinggi? Tapi ia tidak punya pilihan, sehingga terpaksa bertengger di puncak pohon. Ini semacam ketidakberdayaan."

"Kemudian, inilah poin penting. Ada tinta merah di kepala elang, warnanya sangat kontras dengan warna abu-abu dari keseluruhan lukisan. Apa artinya?"

"Itu menunjukkan bahwa elang ini merasa tidak puas, ia sangat ingin terbang ke langit biru lagi."

"Jadi kesimpulan akhir saya adalah lukisan ini mencerminkan situasi Master Louis pada saat itu. Ini mungkin adalah karya Master Louis saat dirinya berada dalam situasi terpuruk."

Setelah Harry Zhu selesai berbicara, hadirin terdiam sesaat, lalu terdengar tepuk tangan yang meriah.

Penjelasannya terlalu baik.

Dia seperti cacing di perut Master Louis!

Tetua Han juga memujinya: "Jika Master Louis mendengar analisismu, dia pasti akan menganggapmu sebagai sahabat karibnya."

Kemudian dia melihat ke arah Hendra Zhu lagi, dan berkata sambil tersenyum: "Hendra, anakmu benar-benar sangat bertalenta!"

Hendra Zhu berkata dengan bangga: "Haha, saya sudahbilang, anak ini memiliki masa depan yang cerah, mungkin pengaruh didikanku. Saya telah menanamkan banyak ilmu kaligrafi dan melukis padanya sejak usia dini."

Dia sama sekali tidak bersikap rendah hati.

Orang-orang di sekelilingnya berdecak kagum, bahkan Lewis Lu juga mau bertepuk tangan untuk Harry Zhu.

Ketika dirinya menggambar lukisan ini sendiri, dia bahakn tidak berpiki sejauh itu, bisa-bisanya dia menganalisisnya. Bakat yang luar biasa.

Saat mendengar pujian dari para senior di sekitarnya, Harry Zhu tersenyum puas, lalu melirik Sally Liu dan berkata: "Apa pendapat Nona Liu tentang lukisan ini?"

Sejak Sally Liu memasuki pintu, Harry Zhu menunjukkan sikap permusuhan, karena dia merasa Sally Liu sama sekali tidak pantas berada di sini.

Seorang wanita penghibur emang mengerti apa tentang kaligrafi dan lukisan.

Harry Zhu sengaja menanyakan pertanyaan itu, untuk mempermalukan Sally Liu.

Mata semua orang langsung beralih ke Sally Liu.

Tetua Han tersenyum dan menyemangati: "Tidak apa-apa, Nona Liu, sudut pandang setiap orang berbeda, tidak apa-apa, utarakan saja pendapatmu, mari kita saling bertukar sudut pandang."

Sally Liu mengangguk dan berkata: "Saya juga penggemar setia Master Louis, jadi saya sangat senang melihat lukisan ini hari ini. Lukisan ini memang ciri khas dari Master Louis ..."

"Hentikan omong kosongnya, langsung ke intinya."

Harry Zhu menyela dengan tidak sabar: "Ciri khas apalah itu, telah disebutkan sebelumnya, kau tidak perlu mengulanginya."

“Harry, jangan menyela, biarkan Nona Liu menyelesaikan perkataannya!” Kata Tetua Han.

Karena Harry Zhu membuat penampilan yang cukup bagus barusan, Tetua Han memiliki kesan yang baik padanya, jadi dia langsung memanggilnya Harry.

Meski perilaku menyela Harry Zhu sangat kasar, Tetua Han tidak menceramahinya.

Sally Liu mengerutkan kening, tetapi melanjutkan perkataannya: "Lukisan "Elang Bertengger di Pohon" ini secara keseluruhan sangat bagus, tapi menurut saya tinta merahnya merupakan sebuah gagal."

Sally Liu mengutarakan pendapatnya.

Dia juga merasa aneh, padahal itu adalah lukisan yang sempurna, mengapa Master Louis masih menambah hal yang tak diperlukan?

Ini sama sekali tidak seperti gaya lukisan Master Louis yang biasa.

Ketika Lewis Lu mendengar ini, senyum muncul di sudut mulutnya.

Memang Kak Sally paling memahami dirinya!

Karena tanda merah itu bukan hasil lukisannya, melainkan sari buah yang tidak sengaja menetes di lukisan itu saat dia makan buah beri merah.

Namun, ketika orang-orang di sekitar mendengar ini, raut wajah mereka berubah drastis.

Hendra Zhu menegur dengan keras: "Kamu jangan asal bicara, Master Louis tidak mungkin menambah hal yang tak diperlukan dalam karyanya."

Semua orang juga menunjukkan ketidakpuasan mereka.

Master Louis adalah idola mereka, tidak ada yang boleh mencemar namanya.

Wanita ini malah berani bilang Master Louis menambah hal yang tidak berguna, bukankah dia mencari gara-gara?

Harry Zhu mencibir dan berkata: "Aku sudah bilang dari awal, mana mungkin wanita seperti ini memahami lukisan? Mengundangnya ke sini benar-benar hanya merusak susasana."

Tetua Han juga menunjukkan ketidaksenangannya.

Meskipun dia mengatakan dia ingin semua orang mengungkapkan pendapat, tapi sebenarnya yang ingin dia dengar adalah pujian dari berbagai sudut yang berbeda, bukan kritikan.

Penilaian Sally Liu membuat Tetua Han sangat tidak senang, dia bahkan tidak menunjukkan wajah ramah.

Sally Liu tentu saja memperhatikan perubahan sikap Tetua Han, dia pun merasa kecewa.

Dia pikir itu benar-benar pertemuan untuk sesama pecinta kaligrafi dan lukisan, tidak disangka, itu hanyalah sekelompok orang yang terobsesif, bahkan Tetua Han tidak terkecuali.

Seharusnya tidak usah datang malam ini.

Sally Liu ingin langsung pergi, tetapi Lewis Lu menariknya kembali dan berkata: "Tunggu dulu."

Lewis Lu bukanlah orang yang bisa diinjak-injak, orang-orang ini berani menindas Kak Sally, bagaimana mungkin dia mau pergi begitu saja.

Sepertinya sudah waktunya untuk mengungkap identitas Master Louis.

Saat Lewis Lu berpikir tentang bagaimana mengungkapkan identitasnya, apa yang terjadi selanjutnya membuatnya berubah pikiran.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

3313