Bab 18 Master Louis
by Myles
10:01,Mar 16,2023
Hailee Ye tidak tertarik dengan lukisan dan kaligrafi, jadi dia pulang dulu.
Dalam perjalanan ke kediaman Han.
Sally Liu tampak sangat bersemangat, karena kata Tetua Han, dia berhasil mendapatkan lukisan asli Master Louis dan akan ditunjukkannya malam ini.
Lewis Lu bertanya dengan penasaran: "Apakah Master Louis itu sangat hebat?"
"Tentu saja."
"Master Louis adalah ahli kaligrafi dan lukisan dengan gaya bebas. Setiap lukisannya hanya memiliki beberapa goresan, tetapi dia dapat mengekspresikan konsep artistik yang sangat indah."
"Selain itu, Master Louis ini sangat misterius. Katanya belum ada yang pernah melihat wajah aslinya sejauh ini!"
Ketika berbicara tentang Master Louis, Sally Liu langsung berubah menjadi fans yang tergila-gila, dia sama sekali tidak bisa berhenti berbicara.
Master Louis, adalah idolanya.
Lewis Lu agak iri, melengkungkan bibirnya dan berkata: "Saya ingin melihat seberapa hebat Master Louis itu, sampai begitu kalian sukai."
Saat mendengar kata-katanya, Sally Liu tiba-tiba menunjukkan ekspresi aneh: "Lewis kecil, apakah kamu cemburu?"
Lewis Lu memalingkan muka tanpa menjawab.
Sally Liu menghibur dengan senyuman: "Sudahlah, Lewis kecil, jangan cemburu. Saya hanya menyukai karya Master Louis, bukan orangnya. Mungkin saja dia adalah orang tua yang berusia 70-an atau 80-an?"
"Gini dong."
Raut Lewis Lu terlihat lebih baik sekarang, tetapi dia merasakan perasaan yang aneh.
Perasaannya terhadap kakak-kakaknya sangat rumit. Dia sudah pasti menyukai mereka, tetapi entah rasa suka jenis apa.
Jika hanya menganggap mereka sebagai kakak, mengapa dia merasa sedikit risih ketika Kak Sally mengatakan dia menyukai orang lain barusan?
Tetapi jika bukan jenis rasa suka antara saudara, bagaimana dia menghadapi ketujuh kakaknya? Masa mau ketujuh kakaknya menikah dengannya?
Jika demikian, itu terlalu mendominasi. Lewis Lu sendiri sedikit memandang rendah dirinya sendiri.
Setelah berpikir lama, mereka tiba di kediaman Han.
Kepala pelayan berdiri di pintu untuk menyambut mereka.
"Nona Liu, tuan secara khusus menyuruhku untuk menunggu Anda di sini, silakan ikut denganku!"
"Um!"
Keduanya mengikuti kepala pelayan ke loteng antik yang dibangun khusus oleh Tetua Han untuk koleksi lukisan dan kaligrafinya.
Saat memasuki loteng, sudah banyak orang yang berada di dalam.
"Haha, Nona Liu, ayo cepat masuk."
Terlihat seorang lelaki tua yang berjanggut putih, menyambutnya dengan senyum.
Dia adalah Tetua Han.
Sally Liu berinisiatif memperkenalkan: "Tetua Han, ini adik laki-laki saya, Lewis Lu."
"Tuan Lu, selamat datang."
Tetua Han sangat ramah dan tersenyum ramah kepada Lewis Lu.
Lewis Lu juga menanggapinya dengan sopan.
"Nona Liu, saya tahu kamu menyukai Master Louis, jadi saya secara khusus menunggumu datang sebelum menunjukkan karya Master Louis."
Sambil berbincang, Tetua Han membawa keduanya menuju ruang pameran.
Sally Liu tersanjung dan berkata, "Terima kasih Tetua Han."
Segera, mereka masuk ke ruang pameran.
Kemudian, ada tatapan tidak senang dari sekelompok orang.
Seorang pria yang rambutnya berminyak mendengus: "Saya kira entah siapa yang begitu besar. Ternyata Nona Liu dari Dark Rose Bar, tapi ini adalah tempat yang elegan, bukan tempat di mana kamu bisa menggoyang pantatmu."
Kata-katanya penuh sarkasme dan hinaan.
Juga ada suara tawaan dari sekitar.
Mereka semua telah menantikan karya Master Louis, sementara Sally Liu membuat mereka menunggu begitu lama, tentu saja mereka tidak senang.
Jadi menggunakan kesempatan ini untuk mengejeknya.
Tetua Han mengerutkan kening dan berkata: "Harry Zhu, apa yang kamu katakan? Kita semua adalah pecinta kaligrafi dan lukisan, jadi kita harus mengesampingkan profesi dan hidup damai."
“Maaf Tetua Han, bukan aku tidak menghormatimu, tapi aku tidak terbiasa berada di ruangan dengan hewan yang moncongnya tajam.”
Harry Zhu berbicara semakin lancang.
Yang disebut hewan moncongnya tajam berarti ayam (pel*cur).
Rasa dingin melintas di mata Sally Liu, tetapi sebelum dia mengambil tindakan, Lewis Lu melangkah maju dan menggampar Harry Zhu.
Dia sama sekali tidak mengizinkan siapa pun untuk menghina kakaknya.
Bahkan Tuhan juga tidak boleh.
Apalagi, Lewis Lu memiliki kemampuan medis yang luar biasa, dia dapat melihat Kak Sally masih perawan.
Pesona menggoda yang dia tunjukkan hanyalah sebuah samaran.
Oleh karena itu, Lewis Lu lebih tidak mengizinkan mereka mengotori nama baik Kak Sally.
"Beraninya kau memukulku..."
Harry Zhu bangkit dari lantai dengan tampilan menyedihkan, dia menyingsingkan lengan bajunya dan hendak menghajar Lewis Lu, tetapi pada saat ini, dia tiba-tiba mendengar teriakan dingin: "Minta maaf kepada Nona Liu dan Tetua Han!"
Ayah Harry Zhu, Hendra Zhu, yang angkat suara.
Kedua orang itu, ayah dan anaknya, sama-sama pecinta kaligrafi dan lukisan, dan hari ini mereka diundang untuk mengunjungi pameran koleksi Tetua Han.
"Ayah……"
"Minta maaf! Kalau tidak, pergilah dari sini!"
Perintah Hendra Zhu dengan nada tak boleh berkompromi.
Harry Zhu mengertakkan gigi, meskipun dia tidak puas, dia tetap meminta maaf dan berkata: "Nona Liu, maafkan saya! Tetua Han, maafkan saya, saya tidak seharusnya membuat masalah!"
Orang-orang di sebelahnya segera bantu membujuk dan berkata:
"Sudah, redakan amarah kalian, hari ini kami datang kemari untuk lukisan Master Louis, jangan mempeributkan masalah pribadi lagi."
"Iya benar, keharmonisan adalah emas!"
"Tetua Han, cepat tunjukkan lukisan Master Louis, kami sudah lama menunggunya."
Melihat semua orang sudah sangat tidak sabar, Tetua Han tidak menahan diri lagi. Dia berbalik dan mengeluarkan gulungan lukisan dari sekian banyak koleksinya.
Dia membuka lukisan itu.
Segera, mata semua orang berbinar, dan mereka berseru: "Sudah tidak diragukan lagi karya Master Louis."
Karya-karya Master Louis memiliki ciri khas, dan biasanya menggunakan kuas paling sederhana untuk menggambarkan konsep artistik yang paling mendalam.
Saat semua orang melihatnya, mereka pun tahu ini adalah karya asli Master Louis, dan tidak mungkin hasil tiruan orang lain.
Mata Sally Liu juga berbinar-binar, tetapi dia tidak memperhatikan Lewis Lu yang berdiri di sampingnya menunjukkan ekspresi yang aneh.
Bukankah ini adalah lukisan yang digambarnya ketika dia berusia tiga belas tahun?
Lewis Lu ingat dengan jelas, suatu hari ketika dia berusia tiga belas tahun, setelah dia selesai berlatih dan merasa bosan, dia kebetulan melihat ada seekor elang di atas kepalanya, jadi dia menggambarnya dengan goresan yang sederhana.
Yang paling membuatnya terkesan adalah dia secara tidak sengaja menjatuhkan jus merah ke kepala elang.
Saat ini, lukisan yang dipajang Tetua Han dapat terlihat dengan jelas jejak merahnya.
Ini menunjukkan lukisan ini memang karya Lewis Lu.
Louis, Lewis...
Lewis Lu langsung mengerti sesuatu.
Dulu, dia melukis lukisan-lukisan ini hanya untuk hiburan, setelah melukisnya, dia pun membuangnya. Dia sama sekali tidak memikirkannya lagi.
Pasti pendeta Tao tua yang diam-diam membawa lukisan-lukisan ini dan menuruni gunung, lalu membuat identitas Master Louis yang tidak pernah ada sebelumnya.
Dirinya saja belum memasuki dunia luar, tapi sudah ada legenda tentangnya di luar sana.
Guru Pendeta Tao, kamu benar-benar sangat pandai berbisnis!
Dalam perjalanan ke kediaman Han.
Sally Liu tampak sangat bersemangat, karena kata Tetua Han, dia berhasil mendapatkan lukisan asli Master Louis dan akan ditunjukkannya malam ini.
Lewis Lu bertanya dengan penasaran: "Apakah Master Louis itu sangat hebat?"
"Tentu saja."
"Master Louis adalah ahli kaligrafi dan lukisan dengan gaya bebas. Setiap lukisannya hanya memiliki beberapa goresan, tetapi dia dapat mengekspresikan konsep artistik yang sangat indah."
"Selain itu, Master Louis ini sangat misterius. Katanya belum ada yang pernah melihat wajah aslinya sejauh ini!"
Ketika berbicara tentang Master Louis, Sally Liu langsung berubah menjadi fans yang tergila-gila, dia sama sekali tidak bisa berhenti berbicara.
Master Louis, adalah idolanya.
Lewis Lu agak iri, melengkungkan bibirnya dan berkata: "Saya ingin melihat seberapa hebat Master Louis itu, sampai begitu kalian sukai."
Saat mendengar kata-katanya, Sally Liu tiba-tiba menunjukkan ekspresi aneh: "Lewis kecil, apakah kamu cemburu?"
Lewis Lu memalingkan muka tanpa menjawab.
Sally Liu menghibur dengan senyuman: "Sudahlah, Lewis kecil, jangan cemburu. Saya hanya menyukai karya Master Louis, bukan orangnya. Mungkin saja dia adalah orang tua yang berusia 70-an atau 80-an?"
"Gini dong."
Raut Lewis Lu terlihat lebih baik sekarang, tetapi dia merasakan perasaan yang aneh.
Perasaannya terhadap kakak-kakaknya sangat rumit. Dia sudah pasti menyukai mereka, tetapi entah rasa suka jenis apa.
Jika hanya menganggap mereka sebagai kakak, mengapa dia merasa sedikit risih ketika Kak Sally mengatakan dia menyukai orang lain barusan?
Tetapi jika bukan jenis rasa suka antara saudara, bagaimana dia menghadapi ketujuh kakaknya? Masa mau ketujuh kakaknya menikah dengannya?
Jika demikian, itu terlalu mendominasi. Lewis Lu sendiri sedikit memandang rendah dirinya sendiri.
Setelah berpikir lama, mereka tiba di kediaman Han.
Kepala pelayan berdiri di pintu untuk menyambut mereka.
"Nona Liu, tuan secara khusus menyuruhku untuk menunggu Anda di sini, silakan ikut denganku!"
"Um!"
Keduanya mengikuti kepala pelayan ke loteng antik yang dibangun khusus oleh Tetua Han untuk koleksi lukisan dan kaligrafinya.
Saat memasuki loteng, sudah banyak orang yang berada di dalam.
"Haha, Nona Liu, ayo cepat masuk."
Terlihat seorang lelaki tua yang berjanggut putih, menyambutnya dengan senyum.
Dia adalah Tetua Han.
Sally Liu berinisiatif memperkenalkan: "Tetua Han, ini adik laki-laki saya, Lewis Lu."
"Tuan Lu, selamat datang."
Tetua Han sangat ramah dan tersenyum ramah kepada Lewis Lu.
Lewis Lu juga menanggapinya dengan sopan.
"Nona Liu, saya tahu kamu menyukai Master Louis, jadi saya secara khusus menunggumu datang sebelum menunjukkan karya Master Louis."
Sambil berbincang, Tetua Han membawa keduanya menuju ruang pameran.
Sally Liu tersanjung dan berkata, "Terima kasih Tetua Han."
Segera, mereka masuk ke ruang pameran.
Kemudian, ada tatapan tidak senang dari sekelompok orang.
Seorang pria yang rambutnya berminyak mendengus: "Saya kira entah siapa yang begitu besar. Ternyata Nona Liu dari Dark Rose Bar, tapi ini adalah tempat yang elegan, bukan tempat di mana kamu bisa menggoyang pantatmu."
Kata-katanya penuh sarkasme dan hinaan.
Juga ada suara tawaan dari sekitar.
Mereka semua telah menantikan karya Master Louis, sementara Sally Liu membuat mereka menunggu begitu lama, tentu saja mereka tidak senang.
Jadi menggunakan kesempatan ini untuk mengejeknya.
Tetua Han mengerutkan kening dan berkata: "Harry Zhu, apa yang kamu katakan? Kita semua adalah pecinta kaligrafi dan lukisan, jadi kita harus mengesampingkan profesi dan hidup damai."
“Maaf Tetua Han, bukan aku tidak menghormatimu, tapi aku tidak terbiasa berada di ruangan dengan hewan yang moncongnya tajam.”
Harry Zhu berbicara semakin lancang.
Yang disebut hewan moncongnya tajam berarti ayam (pel*cur).
Rasa dingin melintas di mata Sally Liu, tetapi sebelum dia mengambil tindakan, Lewis Lu melangkah maju dan menggampar Harry Zhu.
Dia sama sekali tidak mengizinkan siapa pun untuk menghina kakaknya.
Bahkan Tuhan juga tidak boleh.
Apalagi, Lewis Lu memiliki kemampuan medis yang luar biasa, dia dapat melihat Kak Sally masih perawan.
Pesona menggoda yang dia tunjukkan hanyalah sebuah samaran.
Oleh karena itu, Lewis Lu lebih tidak mengizinkan mereka mengotori nama baik Kak Sally.
"Beraninya kau memukulku..."
Harry Zhu bangkit dari lantai dengan tampilan menyedihkan, dia menyingsingkan lengan bajunya dan hendak menghajar Lewis Lu, tetapi pada saat ini, dia tiba-tiba mendengar teriakan dingin: "Minta maaf kepada Nona Liu dan Tetua Han!"
Ayah Harry Zhu, Hendra Zhu, yang angkat suara.
Kedua orang itu, ayah dan anaknya, sama-sama pecinta kaligrafi dan lukisan, dan hari ini mereka diundang untuk mengunjungi pameran koleksi Tetua Han.
"Ayah……"
"Minta maaf! Kalau tidak, pergilah dari sini!"
Perintah Hendra Zhu dengan nada tak boleh berkompromi.
Harry Zhu mengertakkan gigi, meskipun dia tidak puas, dia tetap meminta maaf dan berkata: "Nona Liu, maafkan saya! Tetua Han, maafkan saya, saya tidak seharusnya membuat masalah!"
Orang-orang di sebelahnya segera bantu membujuk dan berkata:
"Sudah, redakan amarah kalian, hari ini kami datang kemari untuk lukisan Master Louis, jangan mempeributkan masalah pribadi lagi."
"Iya benar, keharmonisan adalah emas!"
"Tetua Han, cepat tunjukkan lukisan Master Louis, kami sudah lama menunggunya."
Melihat semua orang sudah sangat tidak sabar, Tetua Han tidak menahan diri lagi. Dia berbalik dan mengeluarkan gulungan lukisan dari sekian banyak koleksinya.
Dia membuka lukisan itu.
Segera, mata semua orang berbinar, dan mereka berseru: "Sudah tidak diragukan lagi karya Master Louis."
Karya-karya Master Louis memiliki ciri khas, dan biasanya menggunakan kuas paling sederhana untuk menggambarkan konsep artistik yang paling mendalam.
Saat semua orang melihatnya, mereka pun tahu ini adalah karya asli Master Louis, dan tidak mungkin hasil tiruan orang lain.
Mata Sally Liu juga berbinar-binar, tetapi dia tidak memperhatikan Lewis Lu yang berdiri di sampingnya menunjukkan ekspresi yang aneh.
Bukankah ini adalah lukisan yang digambarnya ketika dia berusia tiga belas tahun?
Lewis Lu ingat dengan jelas, suatu hari ketika dia berusia tiga belas tahun, setelah dia selesai berlatih dan merasa bosan, dia kebetulan melihat ada seekor elang di atas kepalanya, jadi dia menggambarnya dengan goresan yang sederhana.
Yang paling membuatnya terkesan adalah dia secara tidak sengaja menjatuhkan jus merah ke kepala elang.
Saat ini, lukisan yang dipajang Tetua Han dapat terlihat dengan jelas jejak merahnya.
Ini menunjukkan lukisan ini memang karya Lewis Lu.
Louis, Lewis...
Lewis Lu langsung mengerti sesuatu.
Dulu, dia melukis lukisan-lukisan ini hanya untuk hiburan, setelah melukisnya, dia pun membuangnya. Dia sama sekali tidak memikirkannya lagi.
Pasti pendeta Tao tua yang diam-diam membawa lukisan-lukisan ini dan menuruni gunung, lalu membuat identitas Master Louis yang tidak pernah ada sebelumnya.
Dirinya saja belum memasuki dunia luar, tapi sudah ada legenda tentangnya di luar sana.
Guru Pendeta Tao, kamu benar-benar sangat pandai berbisnis!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved