Bab 1

by Greys 10:01,Feb 17,2023
Laurent Jiang merasa bahwa dirinya sedang bermimpi dan di dalam mimpi itu, dia sudah berumur 80 tahun dengan kondisi menderita kanker lambung stadium akhir.

Dan ketika meninggal, dia melihat di samping ranjang terdapat cucunya yang menangis dengan keras, dan seketika waktu berputar sehingga dia kembali berdiri di depan pintu ini lagi.

Laurent Jiang sangat yakin semua ini bukanlah mimpi karena dia dapat mengingat semua kejadian ini dengan jelas, namun dia yakin bahwa dirinya ini terlahir kembali.

Tatapannya perlahan berpindah ke pintu di hadapannya, dengan tangan yang sedikit bergetar, Laurent Jiang membukanya.

Pintu rumah yang tua mengeluarkan suara gesekan, setelah pintu terbuka, yang dia lihat pertama kali adalah, putrinya Lili yang sedang duduk di atas lantai sembari memainkan mainan kereta api yang sudah rusak sebagiannya.

Tahun ini Lili berusia 4 tahun, dia sangat kurus sehingga membuatnya jauh lebih kecil dari teman-teman seumurannya.

Ketika melihat putrinya, seketika air mata langsung memenuhi mata Laurent Jiang.

Karena dia sama sekali tidak pernah berpikir bahwa dia masih dapat bertemu dengan putrinya lagi.

Kebakaran yang terjadi puluhan tahun lalu itu telah membunuh istri dan putrinya, sehingga membuat hal ini menjadi hal yang paling menyakitkan di dalam hidupnya. Tidak peduli seberapa keras dia melampiaskan amarahnya, ataupun seberapa banyak uang yang dia miliki, dia tetap tidak dapat mengobati rasa sakit di dalam hatinya.

“Ayah!”

Melihat Laurent Jiang kembali, Lili dengan senang berdiri dan memeluk kakinya: “Kamu sudah pulang!”

Laurent Jiang memandangi tubuhnya yang kurus dengan pakaian kumuh yang dia kenakan tersebut yang tidak tahu merupakan pakaian pemberian dari siapa ini.

Anak dengan seusianya harusnya memiliki wajah merah merona, tetapi kebalikan dengan Lili yang berwajah pucat karena kekurangan gizi.

Laurent Jiang jongkok, kemudian memeluk putrinya dengan erat.

Air mata mengalir keluar, pria yang pada masa depan akan memiliki berbagai macam bisnis ini memeluk putrinya, lalu bergumam: “Maaf, maaf……”

Bagaimana mungkin Lili tahu bahwa ayahnya itu terlahir kembali, jadi dia pun mengulurkan tangannya, lalu menepuk punggung Laurent Jiang dengan perlahan, lalu berkata dengan suara gemasnyaa: “Ayah, jangan menangis, Lili mencintai ayah.”

Mendengar suaranya, air mata Laurent Jiang mengalir lebih cepat lagi.

“Ayah, aku tidak ingin sekolah, kamu jangan bertengkar dengan ibu lagi ya?” Lili memeluk kepala Laurent Jiang dan berkata.

Ucapan anak-anak selalu terdengar lugu, namun ucapan ini dengan cepat membuat Laurent Jiang teringat tentang kehidupan lalunya.

Saat itu dirinya hanya tahu bersenang-senang, mabukan dan berjudi. Setelah kalah judi dan kehabisan uang, dia akan meminta uang dari istrinya, dan jika tidak diberi uang dia akan marah karena mabuk.

Dan hari sebelum kebakaran itu terjadi, istrinya Jane Zhong ingin membiarkan anaknya masuk taman kanak-kanak, namun Laurent Jiang merasa bahwa itu tidak berguna dan membuang uang. Dirinya sejak kecil juga tidak masuk taman kanak-kanak, bukankah dia juga bisa hidup hingga dewasa?

Karena hal ini, mereka bertengkar besar.

Meskipun Lili baru berusia empat tahun, namun dia jauh lebih pengertian dari anak-anak yang lain.

Dia selalu merasa iri pada teman-temannya yang pergi ke taman kanak-kanak, tetapi dia juga tahu, ayah dan ibunya bertengkar karena masalah dirinya yang ingin sekolah.

Jadi, dia menahan keinginan kecil di dalam hatinya tersebut.

Suatu hal yang jarang untuk ditemukan bagi anak sekecil ini yang sangat pengertian.

Mendengar nada bicara menggemaskan putrinya, Laurent Jiang menyeka air mata di wajahnya, lalu menggendong putrinya dan berkata: “Ayah akan giat bekerja, besok ayah akan mengantarkanmu ke taman kanak-kanak, oke?”

“Benarkah?” Mata Lili bersinar, kemudian dia seperti teringat sesuatu, lalu dengan cemas berkata: “Tetapi…… kita tidak memiliki uang, aku tidak ingin ayah dan ibu bertengkar.”

“Tenang, di waktu yang akan datang ayah dan ibu tidak akan bertengkar.” Laurent Jiang berkata dengan sangat serius.

Lili menatapnya dengan kepala yang miring, beberapa detik kemudian, dia mencium wajahnya, dan sembari tersenyum berkata: “Kalau begitu ayah adalah yang terbaik!”

Saat ini, pintu rumah terbuka, Laurent Jiang perlahan-lahan memutar tubuhnya, ketika melihat orang yang masuk, tubuhnya tersentak.

Wanita yang berdiri di depan pintu memiliki rambut sepanjang bahu, dia mengenakan seragam kantor yang membuatnya terlihat bugar. Paras dan tubuhnya termasuk ke dalam kategori yang sangat baik, terutama dua mata yang indah dan hidung yang mancung tersebut, benar-benar membuat parasnya menjadi sangat sempurna.

Hanya saja ekspresinya terlihat dingin, sehingga sedikit merusak keindahannya.

Wanita ini adalah istri dari Laurent Jiang yang bernama Jane Zhong, dia juga merupakan pelaku dari kebakaran rumah ini.

Namun Laurent Jiang tidak pernah menyalahkan Jane Zhong, karena Jane Zhong juga mati di dalam insiden kebakaran ini.

Kedua mayat ibu anak yang saling berpelukan itu merupakan hal yang sangat menyedihkan dan paling sulit untuk dilupakan baginya.

Sering kali Laurent Jiang berpikir, sebenarnya seberapa benci dia pada dirinya, dan juga sebera putus asanya dia pada dirinya, sehingga memilih menggunakan cara itu untuk mengakhiri hidupnya.

Tangan Jane Zhong memegang satu kantung plastik, di dalamnya tercium aroma yang harum.

Laurent Jiang tahu, di dalam sana adalah bebek panggang yang putrinya damba-dambakan.

Bebek panggang seharga 88 Yuan, putrinya baru pernah makan satu kali.

Di dalam saku pakaian Jane Zhong sudah ada korek api, sedangkan bensin sudah dia siapkan siang tadi, saat ini berada di dalam rak di dapur.

Ketika Lili mencium aroma harum, dia langsung turun dari pelukan Laurent Jiang, dan dengan senang berlari ke sisi Jane Zhong, lalu menarik kantung plastik tersebut sembari bertanya: “Ibu, ini apa? Ini apa?”

“Bebek panggang, bukankah kamu selalu mau bebek panggang?” Jane Zhong hanya akan tersenyum pada putrinya, namun senyuman tersebut terlihat terpaksa.

“Ayah, ini bebek panggang!” Lili memutar kepalanya dan berteriak dengan kencang.

Laurent Jiang perlahan mendekat, dia berdiri di depan Jane Zhong, ketika sekali lagi melihat istrinya yang hidup, dia ingin langsung memeluk Jane Zhong, dan memberitahunya seberapa dirinya merindukannya.

Tetapi saat ini Jane Zhong terlihat jijik padanya, hal ini membuat Lauren Jiang merasa pahit di dalam hatinya.

Sejak beberapa tahun lalu, mereka berdua sudah pisah ranjang, Laurent Jiang setiap hari pulang dengan kondisi mabuk, tubuhnya dipenuhi aroma alkohol, lalu selalu menggila, karena itu Jane Zhong tidak ingin dia mengganggu anaknya yang sedang tidur.

Lili mengambil bebek panggang tersebut, lalu tersenyum sembari berkata: “Terima kasih ibu!”

Putrinya menggemaskan dan pengertian, membuat Jane Zhong merasa hangat di dalam hatinya, di waktu yang sama dia merasa sangat sedih ketika teringat hal yang akan dia lakukan nanti.

Ketika meletakkan bebek panggang di atas meja, tiba-tiba Lili teringat sesuatu, kemudian dia menoleh ke arah Jane Zhong, dan berkata: “Ibu, ayah berkata besok akan mengantarkan aku ke taman kanak-kanak!”

Jane Zhong melirik Laurent Jiang, lalu berkata: “Apakah menurutmu menipu anak-anak itu menyenangkan?”

Setiap kali bertengkar karena masalah uang dengan Laurent Jiang, dia selalu mengatakan besok akan seperti apa, namun setelah tiba di hari besok, dia tidak menepati ucapannya.

Tidak hanya menipu dirinya, putrinya juga sudah ditipu beberapa kali. Hanya menemaninya pergi ke taman bermain saja, sudah tidak tahu dia berapa kali menipunya.

Di dalam hati Jane Zhong, dia sama sekali tidak percaya pada suaminya, dia sudah terlalu banyak kali kecewa, sehingga dia putus asa.

Laurent Jiang tidak memberikan penjelasan, kemudian dia merubah topik pembicaraan: “Nanti malam makan bubur saja, lambung kamu tidak baik, karena aku harus memasak beras menjadi lebih lunak, mungkin waktu yang dibutuhkan akan lebih panjang.”

Jane Zhong tidak tersentuh sama sekali mengenai perhatiannya, dia hanya menatapnya dengan dingin, lalu berkata: “Apakah harus? Apa yang kamu inginkan, kamu ingin uang?”

Setelah berkata, dia membuka tas kecilnya, di dalam sana terapat dompet yang sudah tua, kemudian dia mengambilnya dan melemparnya ke arah Laurent Jiang: “Semua untukmu!”

Laurent Jiang dengan reflek menangkap dompetnya, melihat ekspresi istrinya yang dingin, dia tahu, tidak peduli apa yang dia lakukan sekarang, semuanya akan disalah pahami olehnya.

Dia meletakkan dompet di meja, lalu Laurent Jiang masuk ke dalam dapur.

Jika tidak dapat menyentuh seseorang dengan ucapan, maka kamu harus menggunakan tindakan nyata untuk membuktikannya.

Lili menarik satu bagian bebek panggang, kemudian dengan senang memberikannya kepada Jane Zhong: “Ibu, kamu makan dahulu.”

Daging bebeknya ditarik dengan tidak rapih, namun dapat dilihat putrinya sudah berusaha.

Sikapnya yang patuh membuat mata Jane Zhong terlihat merah, namun hari ini dia tidak ingin menangis.

Jika kehidupannya hanya tersisa satu hari, maka dia berharap dia bisa memberikan hari terbaik untuk putrinya. Bahkan meskipun hal terbaik ini hanyalah hal yang biasa di keluarga lain.

Jane Zhong menerima daging bebek tersebut, kemudian Lili berlari kembali ke sisi meja, dan sembari menarik daging sembari berkata: “Satu bagian lagi untuk ayah, ayah tidak suka daun bawang, dan sama seperti Lili suka makan daging.”

Melihat putrinya yang terlihat serius, Jane Zhong terlihat termenung.

Tidak tahu setelah berapa lama, Laurent Jiang membawa bubur keluar dari dapur, melihat dia duduk termenung, dia berkata: “Mari makan bubur, aku menambahkan sedikit gula untuk kamu.”

Jane Zhong menatapnya, semakin suaminya perhatian padanya, dia menjadi merasa semakin aneh. Karena setiap dia perhatian padanya, itu menandakan ada sesatu.

Jika bukan ingin meminta uang, maka dia ingin menjual suatu benda di rumah, atau mungkin dia sudah berhutang lagi di luar sana.

“Tidak peduli apa yang kamu ingin lakukan, maka kamu lakukan saja, aku tidak akan menghadangmu.” Jane Zhong berkata.

Laurent Jiang menatapnya, tiba-tiba dia berjalan pergi mengambil dompet, dan mengeluarkan 100 Yuan.

Melihat tindakannya, seketika Jane Zhong merasa lemas, ternyat semuanya memang hanya karena uang.

Laurent Jiang memegang uang 100 Yuan tersebut, lalu berkata: “Yang ingin aku lakukan sangat sederhana, dalam waktu 100 hari, aku akan menggunakan 100 Yuan ini untuk menghasilkan 1 juta!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1020