Bab 20 Kena Masalah

by Mullet 10:18,Dec 22,2022
“Wah~”

Yang sebagai pemimpin di sana langsung menyembur darah dan berkata, “A-aku akan mengatakannya, bos aku adalah Kak Ren dari Kota Timur.”

“Ren yang mana?” tanya Bodhi serius.

“Kak Loren.” Pemimpin si rambut kuning ini pun patuh bagai seorang bayi, tanya apa jawab apa, dan tidak berani ragu sama sekali.

Untuk nama Loren ini, Bodhi seperti pernah mendengarnya, hanya saja ia tidak dapat mengingat siapakah orang ini.

Kini ia sudah kehabisan kesabarannya. Bekerja untuk Tuan Lu dan masih memakai begitu banyak waktu, ia sudah merasa sangat malu.

Bodhi pun mengulurkan kakinya, menginjak keras dada si rambut kuning itu, dan memutar keras, sembari bertanya dengan wajah suram, “Siapa lagi si Loren itu?”

“Mohon ampuni aku. Kak Ren adalah orangnya Bos Fan Kota Timur, Jindo Fan. Kamu tidak boleh membunuhku, kalau tidak Bos Fan tidak akan memaafkanmu.”

Pemimpin si rambut kuning ini sangat takut kalau orang ini akan menginjaknya hingga mati. Saat ia memberitahu nama bosnya, ia pun berkata dengan membawa nada ancaman.

Mendengar nama Jindo Fan, Bodhi baru mendengus pelan, kemudian menendang si rambut kuning itu, lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.

Jindo Fan adalah pemimpin baru yang terpilih ulang di bawah pandangan Bodhi di empat kota besar setelah kematian Empat Raja Surgawi.

Lagi pula membiarkan Bodhi sendiri mengurus semua kekuasaan gelap satu Kota Xijing, mungkin ia akan kesibukan.

Keempat orang ini juga sangat pintar. Di hadapan Bodhi, mereka tidak berani memakai nama panggilan Empat Raja Surgawi lagi, dan hanya memakai nama asli untu menunjukkan kehormatan mereka terhadap Bodhi.

Tak lama kemudian, panggilan tersambung, Bodhi langsung berkata, “Bawa anak buahmu Loren segera datang ke restoran mie goreng saus di seberang Universitas Xijing.”

Usai mengatakan ini, Bodhi langsung memutuskan panggilan, kemudian datang ke dekat Terry Lu membungkuk dan berujar, “Tuan Lu, sebentar lagi orangnya sudah mau tiba, aku yakin ia akan memberikan penyelesaian yang terbaik.”

Terry Lu mengangguk dan tidak berbicara.

Sedangkan adegan berdarah ini juga sudah membuat Danisa Xue dan Windy Li ketakutan, hingga berpelukan bersama.

Melihat Danisa Xue ketakutan, Terry Lu pun mulai berbincang santai dengannya untuk mengalihkan fokusnya.

Sedangkan di sisi lain, usai menerima panggilan Bodhi, Jindo Fan langsung marah besar dan menghubungi Loren untuk ia secepat mungkin tiba di Universitas Xijing. Dan dirinya juga tidak berlama-lama, serta langsung berangkat ke sana.

Bodhi yang langsung terkenal karena sebuah pertarungan dan mendapatkan panggilan Bodhi Sembilan Nyawa sangat ditakuti di kekuasaan gelap Kota Xijing.

Ia juga dipilih bersama oleh semua orang, bersama keempat bos berbagai daerah kota setelah kematian Empat Raja Surgawi.

Saat mereka bertemu dengan Bodhi, kedua kaki mereka pun gemetaran. Wajah Bodhi tanpa raut itu beserta tumpukan mayat dengan lautan darah yang dingin sungguh membuat mereka terkesan.

Detik ini, ketika Bodhi menelponnya dengan nada yang cukup tegas, ia juga tidak tahu apa yang telah terjadi, namun ia juga tidak berani bertanya.

Ia hanya berharap Loren ini tidak menyebabkan masalah untuknya.

Jika bocah ini menyinggung Tuan Bodhi, Jindo Fan pun memutuskan untuk mencabut kulitnya di tempat dan menyerahkan kulitnya kepada Tuan Bodhi sebagai tanda permintaan maaf.

Buru-buru tiba di gerbang Universitas Xijing dan baru saja turun mobil, ia pun langsung menemukan Loren yang juga tampak tergesa-gesa tiba di tempat. Tanpa menanyakan apa yang terjadi dulu, Jindo Fan pun menariknya ke dalam restoran mie di seberang. Jika telat datang dan Tuan Bodhi marah besar, ia tidak akan mampu menerimanya.

Baru saja memasuki restorannya, Jindo Fan pun langsung menemukan Bodhi yang berdiri di sana, kemudian buru-buru maju ke depan membungkuk badan menyapa, “Tuan Bodhi, apakah Anda mencariku?”

Melihat Jindo Fan, Bodhi berujar dingin, “Apakah kamu membawa Loren kemari?”

Jindo Fan langsung mendorong Loren ke hadapannya, kemudian berujar tegas, “Sudah, Tuan. Jika ia ada menyinggung Tuan Bodhi, jika Anda beri perintah padaku, maka sekarang aku ini akan membunuhnya juga.”

Mendengar ini, Loren yang di samping seketika kehilangan akal sehat. Ia tidak tahu kapan ia menyinggung Tuan ini.

Ia juga pernah bertemu sekali dengan Tuan Bodhi ini, bahkan ketika Tuan Bodhi memberi teguran kepada keempat pemimpin besar kota. Ia mengikuti Jindo Fan dari belakang, dan diam-diam melirik sekilas. Ia sama sekali tidak mengerti, sebenarnya apa yang ia lakukan sehingga ia menyinggung Tuan Besar ini.

Melihat Loren yang gemetaran, Bodhi berujar pelan, “Apakah kamu mengenali beberapa orang yang berbaring di bawah lantai sana?”

Mendengar Tuan Bodhi berbicara kepada dirinya, Loren awalnya merasa sangat terkejut, kemudian baru bereaksi kembali, dan memandang ke arah lantai sana.

Setelah melirik sekilas, Loren buru-buru berujar, “Aku kenal, mereka semua adalah anak buahku, apakah mereka yang mencari masalah dengan Tuan Bodhi? Aku akan membawa mereka kasih makan anjing.”

Saat ini, beberapa pemuda berambut kuning di lantai sudah dibuat sangat ketakutan.

Setelah mereka bertindak begitu berani, ternyata orang yang berada di hadapan mereka adalah pemimpin baru kekuasaan gelap Kota Xijing, Bodhi Sembilan Nyawa.

Mereka sungguh buta, padahal bos mereka sendiri juga harus memanggilnya bos, lantas bagaimana sekarang ini?

Tanpa diragukan lagi, si rambut kuning itu pun sudah tahu, apapun perintah Tuan Bodhi, Kak Loren dan Tuan Fan pasti akan menghukum mati mereka beberapa dengan cara terkejam, tanpa ragu sama sekali.

Bodhi mendengus pelan, ia tidak menghiraukan Loren lagi. Loren masih belum berhak berbicara dengannya, melainkan berbicara kepada Bos Fan.

“Rentenir kamu sekarang ini hebat juga ya, bisa-bisanya mengancam dengan memakai foto telanjang, bahkan juga menyentuh hingga temannya Tuan Lu?”

Bodhi tahu penghasilan utama Bos Fan ini adalah rentenir, apalagi ia juga sudah mendirikan sebuah perusahaan yang resmi.

Sedangkan Loren mereka hanya bekerja untuknya saja, jadi ia pun langsung mencari Bos Fan.

Sekali mendengarnya, Bos Fan langsung bersedih dan berkata.

“Tuan Bodhi, aku tidak berani memakai cara yang begitu kotor, pasti anak buahku lah yang asal melakukannya, tapi Anda tenang saja, kita tidak akan meminta kembali uang yang dipinjam temanmu. Untuk foto, aku akan membiarkan mereka hapus bersih, jika tersisa selembar foto, Tuan boleh potong aku dan kasih makan anjing.”

Bos Fan tidak mengetahui Tuan Lu yang dimaksud Bodhi. Tapi, siapapun temannya Tuan Bodhi, maka ia tidak boleh asal menyinggungnya.

Mendengar Bodhi berkata seperti itu, raut wajah Bodhi baru terasa agak baikan. Ia pun berbalik badan datang ke hadapan Terry Lu, lalu membungkuk badan berkata, “Tuan Lu, apakah Anda puas dengan penyelesaian ini?”

Terry Lu membalas tanpa menengadah sama sekali, “Cukup begitu saja dulu. Setelah menyelesaikan masalah ini, kamu pergi sendiri ke klub Kota Barat. Jika ada kabar, segera hubungi aku.”

“Aku mengerti, Tuan Lu.” balas Bodhi penuh hormat.

Saat ini, Terry Lu berdiri dari tempat, dan menepuk pundak Danisa Xue berujar, “Sudahlah, sudah tidak ada masalah lagi, kamu pulang sana.”

Danisa Xue dan Windy Li memandang bengong Terry Lu, dan seketika tidak berani percaya bahwa masalah ini terselesaikan begitu saja.

“Ada apa? Apakah kalian masih mencemaskan sesuatu?” ujar Terry Lu sembari tertawa.

“T-tidak kok.” balas Danisa Xue.

“Baiklah kalau gitu. Ingat belajar dengan baik ya, minggu depan Kakak datang menjengukmu lagi.” Terry Lu berujar sembari mengelus kepala Danisa Xue.

“Hmm, terima kasih Kak Terry.” Melihat masalah ini terselesaikan begitu mudah, Danisa Xue pun merasa sangat kagum kepada kakaknya ini.

Sekarang ia baru mengetahuinya, bahwa kakaknya sendiri ternyata begitu hebat.

Ia yang penuh senyuman pun menarik tangan Windy Li berujar, “Cepat berterima kasih kepada Kak Terry.”

Windy Li sudah dibuat tercengang akan kemampuan Terry Lu, dan baru berkata dengan gagap, “Terima kasih banyak, Kak Terry.”

Terry Lu memandangnya, diam-diam menghela nafas dan berkata, “Sebaiknya lain kali lebih berwaspadalah.”

Danisa Xue lagi-lagi melambaikan tangan dan berpisah kepada Terry Lu, lalu baru menarik Windy Li berjalan melewati sekelompok orang yang berwajah garang itu. Setelah keluar, ia menepuk dadanya pelan dan menjulur lidah bermain-main, baru pergi ke sana.

Sedangkan saat ini, Bos Fan dan Loren yang lainnya telah dibuat sangat tercengang. Ternyata orang ini adalah Tuan Lu.

Bahkan Tuan Bodhi saja adalah tokoh yang cukup tinggi di kekuasaan gelap Xijing, namun Tuan Lu ini bisa-bisanya membuatnya begitu hormat. Sebenarnya siapakah orang ini?

Terry Lu berdiri dan membawa Alicia Huo berjalan ke luar. Sebelum pergi, ia berkata kepada Bodhi, “Ingat suruh orang untuk bayar kerugian pemilik restoran.”

“Siap, Tuan Lu.” Bodhi mengiyakannya, kemudian membungkuk badan mengantar kepergian Terry Lu.

Sedangkan Bos Fan dan Loren hanya terus membungkuk dan mengangguk ketika melewati mereka, sehingga membuat Alicia Huo ingin tertawa.

Segerombolan pemuda berambut kuning baru sesungguhnya mengerti, bahwa mereka lah yang mencari masalah.

Mereka satu-satu memegang luka mereka dengan memasang ekspresi yang sangat menderita, takut melihat orang ini merasa kurang akan akibat apa yang mereka dapat, setelah perintah diturunkan, mau tidak mati pun, mereka juga perlu mengalami penderitaan yang panjang.

Setelah Terry Lu pergi, Bos Fan tidak tahan bertanya, “Tuan Bodhi, siapakah orang ini, mengapa aku tidak pernah bertemu dengannya?”

Bodhi tersenyum sinis berkata, “Untuk orang sepertimu, masih ingin mengenali orang itu? Yang tidak seharusnya dicari tahu, sebaiknya jangan asal cari tahu. Hapus bersih foto-foto itu, dan bayar kerugian pemilik restoran. Jika masih ada foto yang tersisa, aku akan membiarkan kalian hidup tersiksa seumur hidup.”

Selesai berkata, Bodhi pergi dan langsung pergi ke Kota Barat.

Setelah Bodhi pergi, Bos Fan baru bisa menghela nafas lega, dan terus memukul keras Loren. Selesai melampiaskan amarah, Bos Fan tersenyum sinis berkata.

“Cepat hapuskan fotonya. Kalau ada yang simpan salinannya, juga segera hapuskan. Kalau ada selembar foto yang tersisa, aku akan membiarkan kalian semua tidak bisa melihat matahari esok pagi.”

……

Toko Kelontong Forget Worry.

Terry Lu berbaring di atas sofa sambil memangku kaki, sambil menikmati cerutu yang diambilnya dari Charlie Huang, serta membuang asap cerutunya.

Alicia Huo duduk di samping dengan tampang yang kurang tenang.

“Tenang saja, asal ia masih ada di Kota Xijing, maka pasti akan ketemu.”

Terry Lu berkata sembari melihat Alicia Huo yang khawatir.

Mendengar jaminan Terry Lu, Alicia Huo seketika menjadi tenang. Bagi ia, masih ada hal yang tidak bisa dilakukan Terry Lu. Ia bilang bisa ketemu, maka pasti bisa ketemu.

Melihat Terry Lu memangku kaki dan menghisap cerutu, Alicia Huo tiba-tiba memiliki pikiran yang cukup berani.

Setelah ragu sesaat, Alicia Huo pelan-pelan menjulurkan tangannya ke betis Terry Lu, serta pelan-pelan memijatnya……

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

842