Bab 11 Pria Yang Bertanggung Jawab
by Muhammad Alwi
14:29,Aug 02,2022
Malam berlalu dengan cepat, Vinzo turun untuk sarapan pagi berikutnya setelah mandi.
"Halo kakak ipar, selamat pagi."
Zaina memainkan rambutnya, terlihat seperti bocah nakal, menuruni tangga, menarik kursi, duduk di samping Vinzo, dia menopang dagunya dengan tangannya, berkata sambil tersenyum "Kakak ipar, tentang masalah kemarin malah aku benar-benar minta maaf."
Vinzo menggelengkan kepalanya, dia tahu apa yang Zaina bicarakan "Tidak apa-apa, lebih berhati-hati kedepannya, jangan datang ke acara begituan."
“Kakak ipar, kemaren malam kamu sangat gagah, tapi ngomong-ngomong, bagaimana kamu bisa lolos?” Zaina mengedipkan matanya, mengacungkan jempol, dia memuji Vinzo.
Vinzo terkejut, lalu tersenyum, gagah? Dalam kasus seperti itu, pria yang bertanggung jawab pasti tidak akan suka melihat seorang wanita diganggu.
"Aku hanya berunding dengan mereka."
Zaina "Cuma begitu?"
Zoe turun dan mengabaikan mereka berdua, berkemas dan pergi bekerja, tetapi melihat adiknya mengobrol dengan pria ini terlihat agak aneh.
Vinzo selesai sarapan, dia menelepon Arvin, lalu bersiap untuk keluar.
Dalam beberapa hari terakhir, dia sudah menyiapkan resep untuk pengobatan tubuh Tetua Kanadi, pada saat ini, dia sudah menelepon Arvin, seseorang segera dikirim untuk menjemputnya.
Tak lama, sebuah sedan hitam sampai.
Kediaman tempat tinggal Tetua Kanadi sangat besar dan dijaga ketat dari luar.
Mobil berhenti, Arvin sudah menunggu di depan pintu, melihat Vinzo turun, dia segera datang dan berkata sambil tersenyum "Tuan Glouv, aku sudah menunggumu!"
Vinzo mengikutinya sampai ke dalam rumah.
Di sofa, Tetua Kanadi sedang duduk di sana, ketika dia melihat Vinzo masuk, dia hendak bangkit berdiri, tapi Vinzo buru-buru berjalan, memegang tangan Tetua Kanadi dan berkata "Tetua Kanadi, kamu baru saja pulih, duduk saja."
Wajah Tetua Kanadi terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya, dia menatap Vinzo, mengangguk dan tersenyum lalu "Tuan Glouv, kudengar dari Arvin, kamu sudah menyelamatkan nyawaku, terima kasih banyak.
"Sama-sama, Tetua Kaandi, aku sangat menghormati pahlawan seperti kamu, merupakan sebuah kehormatan bagiku punya kesempatan untuk mengobati orang sepertimu." Kata Vinzo sambil tersenyum.
Setelah beberapa obrolan, Vinzo menawarkan untuk memeriksa denyut nadi lelaki tua itu dan memastikan kondisinya.
Jari Vinzo menyentuh pergelangan tangan Tetua Kanadi dengan santai, ada Cakra tipis yang menembus masuk, hampir seketika, Vinzo telah mengetahui bahwa kondisi Tetua Kanadi persis sama dengan pengamatan dan tebakannya sebelumnya.
Namun, dia menarik tangannya dan sedikit mengerutkan keningnya.
Melihat Vinzo mengerutkan kening, Arvin terlihat cemas, mungkinkah ada masalah lagi?
Arvin yang cemas langsung bertanya "Tuan Glouv..."
“Tuan Kanadi, tenang saja, kesehatan Tetua Kanadi itu bukan masalah besar, hanya saja …” Vinzo menatap Tetua Kanadi, dia bertanya langsung “Tetua, aku dapat membantumu mengobati penyakit fisikmu dengan sangat cepat, begitu juga dengan penyakit jantungmu, tapi masih ada hal lain yang harus disembuhkan."
Tetua Kanadi tercengang dan menatap Vinzo dengan kaget, seolah-olah dia telah mendengar sesuatu yang luar biasa!
"Tuan Glouv, bagaimana kamu tahu bahwa aku punya pikiran lain?"
Vinzo tersenyum dan menatap kedua ayah dan anak itu, dia menggelengkan kepalanya dan berkata "Untuk tubuhmu yang memar itu menimbulkan penyakit, kamu sangat sehat ketika masih muda, ketika kamu sudah tua, kamu masih tetap berolahraga secara teratur tapi dampaknya tidak terlalu besar, penurunan fisikmu ini disebabkan oleh penyakit jantung."
Begitu Vinzo selesai bicara, Arvin terkejut, dia menatap ayahnya dengan panik dan malu, lalu berulang kali berkata "Ayah, aku tidak memberitahunya!"
"Halo kakak ipar, selamat pagi."
Zaina memainkan rambutnya, terlihat seperti bocah nakal, menuruni tangga, menarik kursi, duduk di samping Vinzo, dia menopang dagunya dengan tangannya, berkata sambil tersenyum "Kakak ipar, tentang masalah kemarin malah aku benar-benar minta maaf."
Vinzo menggelengkan kepalanya, dia tahu apa yang Zaina bicarakan "Tidak apa-apa, lebih berhati-hati kedepannya, jangan datang ke acara begituan."
“Kakak ipar, kemaren malam kamu sangat gagah, tapi ngomong-ngomong, bagaimana kamu bisa lolos?” Zaina mengedipkan matanya, mengacungkan jempol, dia memuji Vinzo.
Vinzo terkejut, lalu tersenyum, gagah? Dalam kasus seperti itu, pria yang bertanggung jawab pasti tidak akan suka melihat seorang wanita diganggu.
"Aku hanya berunding dengan mereka."
Zaina "Cuma begitu?"
Zoe turun dan mengabaikan mereka berdua, berkemas dan pergi bekerja, tetapi melihat adiknya mengobrol dengan pria ini terlihat agak aneh.
Vinzo selesai sarapan, dia menelepon Arvin, lalu bersiap untuk keluar.
Dalam beberapa hari terakhir, dia sudah menyiapkan resep untuk pengobatan tubuh Tetua Kanadi, pada saat ini, dia sudah menelepon Arvin, seseorang segera dikirim untuk menjemputnya.
Tak lama, sebuah sedan hitam sampai.
Kediaman tempat tinggal Tetua Kanadi sangat besar dan dijaga ketat dari luar.
Mobil berhenti, Arvin sudah menunggu di depan pintu, melihat Vinzo turun, dia segera datang dan berkata sambil tersenyum "Tuan Glouv, aku sudah menunggumu!"
Vinzo mengikutinya sampai ke dalam rumah.
Di sofa, Tetua Kanadi sedang duduk di sana, ketika dia melihat Vinzo masuk, dia hendak bangkit berdiri, tapi Vinzo buru-buru berjalan, memegang tangan Tetua Kanadi dan berkata "Tetua Kanadi, kamu baru saja pulih, duduk saja."
Wajah Tetua Kanadi terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya, dia menatap Vinzo, mengangguk dan tersenyum lalu "Tuan Glouv, kudengar dari Arvin, kamu sudah menyelamatkan nyawaku, terima kasih banyak.
"Sama-sama, Tetua Kaandi, aku sangat menghormati pahlawan seperti kamu, merupakan sebuah kehormatan bagiku punya kesempatan untuk mengobati orang sepertimu." Kata Vinzo sambil tersenyum.
Setelah beberapa obrolan, Vinzo menawarkan untuk memeriksa denyut nadi lelaki tua itu dan memastikan kondisinya.
Jari Vinzo menyentuh pergelangan tangan Tetua Kanadi dengan santai, ada Cakra tipis yang menembus masuk, hampir seketika, Vinzo telah mengetahui bahwa kondisi Tetua Kanadi persis sama dengan pengamatan dan tebakannya sebelumnya.
Namun, dia menarik tangannya dan sedikit mengerutkan keningnya.
Melihat Vinzo mengerutkan kening, Arvin terlihat cemas, mungkinkah ada masalah lagi?
Arvin yang cemas langsung bertanya "Tuan Glouv..."
“Tuan Kanadi, tenang saja, kesehatan Tetua Kanadi itu bukan masalah besar, hanya saja …” Vinzo menatap Tetua Kanadi, dia bertanya langsung “Tetua, aku dapat membantumu mengobati penyakit fisikmu dengan sangat cepat, begitu juga dengan penyakit jantungmu, tapi masih ada hal lain yang harus disembuhkan."
Tetua Kanadi tercengang dan menatap Vinzo dengan kaget, seolah-olah dia telah mendengar sesuatu yang luar biasa!
"Tuan Glouv, bagaimana kamu tahu bahwa aku punya pikiran lain?"
Vinzo tersenyum dan menatap kedua ayah dan anak itu, dia menggelengkan kepalanya dan berkata "Untuk tubuhmu yang memar itu menimbulkan penyakit, kamu sangat sehat ketika masih muda, ketika kamu sudah tua, kamu masih tetap berolahraga secara teratur tapi dampaknya tidak terlalu besar, penurunan fisikmu ini disebabkan oleh penyakit jantung."
Begitu Vinzo selesai bicara, Arvin terkejut, dia menatap ayahnya dengan panik dan malu, lalu berulang kali berkata "Ayah, aku tidak memberitahunya!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved