Bab 6 Titik Awal

by Muhammad Alwi 14:28,Aug 02,2022
"Yo, marah? Mengancamku? Zaina, kakak iparmu sangat menakutkan!"

Gandhi terdengar menghina, ekspresinya sengaja dilebih-lebihkan, menyebabkan yang lain tertawa terbahak-bahak.

"Biar kuberitahu ya, jika kamu terus bekerja keras sepanjang hidupmu, kamu bahkan tidak akan bisa mengejar titik awal kita, kalau sudah tahu diri mending cepat pergi, jangan ganggu tuan muda ini, atau jika kamu terus keras kepala, tuan muda ini bisa mengurusmu hanya dengan satu panggilan telepon!"

Vinzo melihat jari yang menusuknya jadi lebih agresif, bahkan sambil terkekeh.

"Kalau memang begitu, maka titik awalmu mungkin berakhir di sini."

Segera, dengan sedikit jentikan jarinya, aliran Cakra langsung mengalir masuk ke dalam tubuh Gandhi, menyegel setiap titik akupunktur di tubuh Gandhi hampir seketika!

Gandhi tidak merasakan apa-apa, tetapi disaat berikutnya, dia tiba-tiba merasakan rasa sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya, setiap persendiannya, seolah-olah ada sesuatu yang terjadi.

"Ah! Tanganku! Kakiku! Lututku, sakit! Sakit!"

Gandhi berteriak kesakitan, wajahnya langsung terlihat pucat.

"Tuan Muda Tirto! Ada apa denganmu?"

Ketika semua orang melihat Gandhi menjerit kesakitan, mereka buru-buru mengelilinginya.

Namun, pada saat ini, Gandhi sangat kesakitan, seolah-olah seluruh tubuhnya sedng dipotong-potong, dia tidak bisa bicara sama sekali, yang bisa dilakukannya hanya terus berteriak!

Semua orang terkejut, mereka menatap Vinzo.

"Nak, apa yang telah kamu lakukan pada Tuan Muda Tirto!"

"Bocah tidak tahu diri, beraninya kamu melakukan sesuatu pada Tuan Muda Tirto!?"

Mereka melihat Vinzo dengan penuh amarah dan hinaan yang terlihat di matanya.

Vinzo tersenyum tipis dan bertanya "Kamu melihat aku melakukan sesuatu padanya?"

"Kamu..." Seseorang menjawab tapi tidak bisa berkata lebih lanjut.

Dengan penglihatan mereka, tentu saja tidak mungkin untuk melihat bahwa Vinzo menggunakan Totok Magis Cakra ! Di mata mereka, Vinzo benar-benar hanya berdiri tegak dan tidak bergerak sama sekali.

Zaina yang duduk di samping menatap Vinzo dengan serius, dia tidak tahu apakah Vinzo yang melakukannya atau bukan.

Tetapi pada saat ini, sebuah pikiran melintas di benaknya - jika Vinzo benar-benar yang melakukan hal ini, seberapa kuat dia?

Pada saat ini, ekspresi Gandhi menjadi semakin jelek, semua orang khawatir.

"Ngomong-ngomong, bukankah dia seorang dokter?"

Tiba-tiba, seseorang berteriak, semua orang menoleh ke arah Vinzo.

“Hei, bukankah kamu ini seorang dokter? Cepat periksa apa yang terjadi pada Tuan Muda Tirto.” Seorang pria berdiri dan berkata.

Vinzo tersenyum "Dia sudah sekarat, masalahnya adalah dia masih minum terlalu sedikit jenis anggur yang hanya bisa kubeli dengan gaji satu tahunku, jika dia minum sepuluh botol, dia pasti akan baik-baik saja."

Melihat mereka ragu-ragu dan tidak percaya, Vinzo dengan tenang mengingatkan "Sudah terlambat, ambulans tidak akan berguna."

"Ah—" Gandhi menjerit, seluruh tubuhnya terasa berkedut dan matanya mulai berkunang-kunang.

Semua orang langsung ketakutan dan gemetar, seseorang segera berteriak: "Buka anggurnya! Cepat! Buka anggurnya sekarang! Biar Gandhi minum semuanya!"

Beberapa orang buru-buru membuka botol anggur, memapah Gandhi, lalu menuangkan anggur hanya dalam satu tegukan.

Untuk Gandhi, pada saat dia meminum botol pertama, wajahnya sudah memerah.

Ketika selesai meminum botol kedua, pembuluh darah di dahinya mulai terlihat timbul.

Saat meminum botol ketiga, dia hampir muntah, tetapi Vinzo berkata perlahan "Jika dia muntah, maka harus mulai dari awal lagi, jangan sampai muntah."

Beberapa orang segera menutup mulut Gandhi dan memaksanya untuk tetap bertahan!

Botol keempat, botol kelima...

Pada botol kesembilan, Zaina terkejut, perut Gandhi sudah terlihat membesar seperti orang hamil sepuluh bulan, takutnya Gandhi tidak akan kuat minum lagi.

"Masih ada satu botol lagi, kalian harus lebih bekerja keras." Kata Vinzo tersenyum, sambil memegang sepotong semangka di tangannya.

Segera setelah beberapa orang membulatkan tekad, mereka mengarahkan botol kesepuluh langsung ke mulut Gandhi, terus menuangkannya...

Sepuluh botol kosong tergeletak di atas meja, semua orang menatap Gandhi, dia terbaring di lantai, tidak bisa bergerak, melihatnya terengah-engah dan tidak berteriak kesakitan lagi, mereka akhirnya menghela nafas lega.

"Gandhi, masih sakit gak?" Tanya seorang gadis takut-takut.

Gandhi terdiam dan hanya bisa menggelengkan kepalanya, semua orang terkejut, Vinzo benar?

“Penyakit macam apa ini, hanya dengan minum anggur baru bisa sembuh?” Mata Zaina terbelalak.

Vinzo mengambil tisu, menyeka tangannya, lalu berkata "Ini adalah penyakit orang kaya, hanya orang kaya seperti kalian yang bisa terkena penyakitnya, orang biasa tidak mampu."

Konyol!

Kerumunan ini akhirnya tersadar.

Mana mungkin di dunia ini ada penyakit orang kaya seperti itu? Pasti Vinzo sudah main-main dengan Gandhi!

Tapi semua orang ini, mereka hanya bisa berdiam diri!

Pada saat ini, Zaina juga paham, segera setelah itu, pandangannya pada Vinzo sedikit berubah.

Tampaknya bajingan ini tidak sesederhana itu!

Fajol melirik Gandhi, sedikit mengernyit dan berkata "Tuan Muda Tirto, apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana kalau kita sudahi untuk hari ini?"

"Tidak!" Gandhi tersentak, akhirnya dia kembali normal, setelah tahu bahwa dia sudah dikerjai oleh Vinzo, dia semakin murka!

Ini adalah pertama kalinya seseorang cari gara-gara dengan Gandhi.

Bagaimana dia bisa membiarkan Vinzo pergi begitu saja.

Gandhi akan mencari cara lain hari ini untuk membuat orang rendahan ini berlutut di depannya dan memohon belas kasihan padanya.

Tidak hanya itu, Gandhi juga memutuskan untuk menghilangkan Vinzo dari dunia ini!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

2499