Bab 1 Godaan
by Muhammad Alwi
14:28,Aug 02,2022
"Dokter Glouv, akhir-akhir ini perutku sangat kembung sampai-sampai tidak bisa tidur, bisa bantu aku gak ya?"
"Aku juga, aku tidak bisa mengontrol diriku di malam hari dengan baik!"
"Aku juga, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, Dokter Jenius, tolong bantu periksa kami!"
Kota Hagia, di meja resepsionis Rumah Sakit Rosvena, beberapa perawat muda yang manis mengelilingi Vinzo sambil menggodanya.
Mereka sudah cukup lama bekerja menjadi resepsionis rumah sakit, para perawat ini telah melihat banyak hal, terutama para dokter yang ditugaskan untuk bekerja disini, Vinzo telah berada di sini selama tiga hari, mereka juga telah menggodanya selama tiga hari penuh.
Vinzo Glouv, awalnya adalah seorang dokter jenius dari Gunung Voltoz, dia menerima perintah dari gurunya tiga hari yang lalu, untuk turun gunung untuk berlatih dan mencari Nona Zoe dari Keluarga Rosvena di Kota Hagia untuk memutuskan pernikahannya.
Namun ketika Vinzo datang ke Kota Hagia, itu bertepatan dengan perjalanan bisnis Zoe rosvena, jadi Vinzo hanya bisa datang untuk "berlatih" terlebih dahulu.
Tapi secara kebetulan "latihan" yang dipilih gurunya untuknya ternyata di rumah sakit atas nama Keluarga Rosvena, bahkan pekerjaan yang dia terima terkait dengan Zoe.
"Sepertinya Guru memang tidak berniat untuk benar-benar membiarkanku memutuskan pernikahan ini!"
Gumam Vinzo, lalu menatap perawat-perawat muda yang cantik dengan tubuh menggoda di hadapannya.
Setelah tiga hari bercengkrama, Vinzo juga mulai akrab dengan mereka, mendengarkan godaan mereka, Vinzo mengubah sikapnya dari hari-hari sebelumnya, dia tersenyum kecil lau berkata "Oke, sini kuperiksa satu-satu, siapa yang mau diperiksa duluan?"
Setelah berkata seperti itu, Vinzo menunjuk ke ruangan kecil di dekat meja resepsionis.
Tiba-tiba, para perawat itu terkejut, Vinzo biasanya sangat pemalu, bagaimana mungkin tiba-tiba Vinzo setuju begitu saja.
Wajah beberapa perawat itu langsung memerah, mereka malu.
“Kenapa? Tidak ada yang berani?” Vinzo tersenyum dan mulai menggoda balik.
“Siapa juga yang tidak berani, biar aku duluan!” Seorang perawat muda yang terlihat manis berdiri dengan penuh percya diri.
Setelah mengatakan itu, dia pergi ke ruangan kecil di samping.
Namun, sebelum dia sampai ke pintu ruangan tersebut, terdengar teriakan keras datang dari lobi rumah sakit.
"Minggir! Minggir!"
Vinzo dan beberapa perawat terkejut lalu berbalik untuk melihat bahwa beberapa orang buru-buru mendorong tempat tidur dari pintu masuk rumah sakit.
Yang memimpin adalah seorang pria paruh baya, memancarkan semacam aura penuh kekuasaan, pada saat ini, dia terlihat cemas dan gugup menatap pria tua di tempat tidur.
"Ayah! Ayah! Bertahanlah sebentar lagi, tidak apa-apa, kamu akan baik-baik saja!"
Pria paruh baya itu menggenggam tangan pria tua itu, dia mengangkat kepalanya dan berteriak "Di mana dokternya! Cepat panggil dokter sekarang!"
Vinzo tentu melihat saat mereka mendorong pria tua itu ke ruang gawat darurat, tak lama kemudian, tim ahli Rumah Sakit Rosvena tiba.
Yang bertugas untuk memimpin saat itu adalah direktur paruh baya bermarga Bonge, di belakangnya ada tim ahli dan juga para profesor seluruh rumah sakit, mereka terlihat gugup, seolah tahu identitas orang yang datang itu tidak biasa.
Pada saat ini, lampu di ruang gawat darurat sudah menyala, pria paruh baya tadi berjalan bolak-balik di depan pintu, terlihat sangat cemas.
Di meja resepsionis, beberapa perawat kembali ke sisi Vinzo, Vinzo melihat mereka dan bertanya "Siapa itu, sepertinya masalahnya besar, bahkan para pemimpin rumah sakit sampai datang kesini?"
perawat muda yang terlihat manis sebelumnya bicara perlahan "Orang tua tadi itu adalah Tetua Kanadi, dia pergi ke medan perang ketika masih muda, Tetua Kanadi itu membela negara berkali-kali, bisa dianggap dia adalah pahlawan di negara ini, tapi sayangnya, dia jatuh sakit.
Hati Vinzo terasa bergetar, dia telah bertemu banyak orang besar dalam lima tahun terakhir ketika dia belajar tentang dunia medis di Gunung Voltoz, tetapi saat ini, melihat seorang pahlawan nasional, dia tentu memiliki rasa kagum.
Sebelum Vinzo sempat menjawab, suara Direktur Bonge datang dari ruang gawat darurat.
"Tuan Kanadi, kami sudah melakukan yang terbaik, ada masalah dengan jantung Tetua Kanadi, hal ini yang menyebabkan Tetua Kanadi gagal jantung, jadi tidak bisa..."
Beberapa ahli dan profesor semuanya memperlihatkan penyesalan dan sedikit rasa cemas.
Pria dengan status sebesar itu meninggal di meja operasi mereka, tentu saja mereka tidak berani membayangkan konsekuensinya...
"Apa? Tidak bisa apa? Katakan sekali lagi kalau punya nyali!"
Benar saja, pria paruh baya itu tiba-tiba menjadi marah dan menarik pakaian Direktur Bonge.
Merasakan kemarahan Arvin, Direktur Bonge merinding, dia melihat dua profesor tua di belakangnya, dengan gemetar berkata "Tuan Kanadi, kami benar-benar minta maaf, kedua profesor tua itu sudah melakukan yang terbaik, tapi..."
"Dokter gadungan! Sekelompok dokter tidak berguna!"
Arvin terlihat sangat kesal, di saat berikutnya, Arvin berbalik dan berteriak di lobi rumah sakit.
"Siapa! Diantara kalian, siapa yang bisa menyelamatkan ayahku, berapa banyak uang yang kalian minta akan kuberikan!"
Direktur Bonge sedikit mengernyit.
Meski Arvin memang bukan orang biasa, tapi perilakunya yang seperti ini mau tidak mau membuatnya sedikit marah.
"Tuan Kanadi! Kamu tidak perlu melakukan ini, aku, Locki Bonge, pemimpin dari Rumah Sakit Rosvena, bahkan di seluruh Kota Hagia, tim ahli Kardiovaskular terbaik pun tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, tidak ada seorang pun yang bisa menyembuhkannya!" *kardiovaskular = penyakit jantung
"Selain itu, ada dua profesor ahli yang bertanggung jawab, tidak ada yang lebih profesional daripada tim ahli dan tim profesor di rumah sakit kami ini..."
Direktur Bonge mencoba membuat Arvin mengerti bahwa ini adalah rumah sakit terbaik di Kota Hagia, bahkan tim ahli dan profesor mereka adalah tim terbaik di rumah sakit ini.
Mereka merasa bahwa pasiennya sudah tidak ada harapan lagi, bahkan jika dokter terbaik sepanjang masa bangkit lagi, tidak akan ada yang bisa dilakukan.
Mendengar kalimat ini, Arvin terlihat seperti kehabisan energi, matanya memerah.
Dia berbalik dan berlutut di depan ruang gawat darurat.
"Ayah! Aku minta maaf..."
"Biar kucoba."
Tiba-tiba, sebuah suara nyaring terdengar.
Semua orang mengikuti arah asal suara itu dan melihat Vinzo berjalan mendekat, dia berdiri di depan pria paruh baya itu dan menatapnya "Aku bisa menyelamatkannya."
Suasana sekitar seketika hening, tatapan mata semua orang tertuju pada Vinzo.
"Vinzo, apa yang kamu lakukan!"
Tiba-tiba, Direktur Bonge, berteriak seperti orang gila, membentak Vinzo dengan keras "Jangan bicara omong kosong di sini!"
Sudah terbukti faktanya bahwa pria tua itu tidak dapat diselamatkan lagi, anggota keluarganya juga sudah mencoba untuk menerima hasil ini, semuanya tidak akan ada hubungannya lagi dengan rumah sakit, tapi Vinzo tiba-tiba berkata, bukankah itu sama saja Vinzo akan memberikan masalah untuk rumah sakit?
Direktur Bonge murka, darimana datangnya orang bodoh ini, seorang pria yang tidak tahu batasan dirinya, dia baru tiga hari bekerja disini tapi sudah berani membuat masalah untuk rumah sakit!
"Direktur Bonge, siapa orang ini?"
Di belakangnya, Profesor Savier menatap Vinzo dan berkata dengan sinis.
"Profesor Savier, anak ini baru saja masuk untuk program magang menggunakan koneksi orang dalam, kulihat dia bahkan tidak lulus dari Universitas, jadi kutugaskan di meja resepsionis."
Haha!
Begitu kalimat ini keluar, semua orang heboh.
Anak magang yang ditempatkan di meja resepsionis, berani bilang bahwa dia bisa menyelamatkan nyawa orang lain?
Kedua profesor tua itu langsung terlihat terkejut, lalu mulai menggelengkan kepala saat melihat wajah Vinzo yang belum dewasa.
"Anak muda jaman sekarang sepertinya tidak tahu batasan diri mereka masing-masing."
Profesor tua lainnya, dengan ekspresi tidak puas berkata "Kamu bahkan tidak tahu gejala pasien, tapi kamu berani menyombongkan diri tentang menyelamatkan nyawanya?"
Kedua profesor tua itu bahkan tidak bisa menyelamatkan nyawa pasiennya, tapi anak muda ini berani mengatakan dia bisa, bukankah itu artinya kedua profesor ini tidak sehebat anak muda ini?
Terlebih lagi, sekarang pasien telah dinyatakan meninggal oleh mereka, apa yang bisa dia lakukan? Membangkitkan pasien jadi zombie?
Memangnya dia ini dewa?
Untuk sesaat, semua orang terlihat meremehkan.
"Kalian punya dua pilihan, biar kuambil alih semuanya dari sini, atau melihat orang tua itu mati."
Vinzo mengabaikan semua ocehan yang ditujukan padanya, dia melihat ke kerumunan dan berkata dengan santai.
"Aku juga, aku tidak bisa mengontrol diriku di malam hari dengan baik!"
"Aku juga, aku tidak tahu apa yang terjadi padaku, Dokter Jenius, tolong bantu periksa kami!"
Kota Hagia, di meja resepsionis Rumah Sakit Rosvena, beberapa perawat muda yang manis mengelilingi Vinzo sambil menggodanya.
Mereka sudah cukup lama bekerja menjadi resepsionis rumah sakit, para perawat ini telah melihat banyak hal, terutama para dokter yang ditugaskan untuk bekerja disini, Vinzo telah berada di sini selama tiga hari, mereka juga telah menggodanya selama tiga hari penuh.
Vinzo Glouv, awalnya adalah seorang dokter jenius dari Gunung Voltoz, dia menerima perintah dari gurunya tiga hari yang lalu, untuk turun gunung untuk berlatih dan mencari Nona Zoe dari Keluarga Rosvena di Kota Hagia untuk memutuskan pernikahannya.
Namun ketika Vinzo datang ke Kota Hagia, itu bertepatan dengan perjalanan bisnis Zoe rosvena, jadi Vinzo hanya bisa datang untuk "berlatih" terlebih dahulu.
Tapi secara kebetulan "latihan" yang dipilih gurunya untuknya ternyata di rumah sakit atas nama Keluarga Rosvena, bahkan pekerjaan yang dia terima terkait dengan Zoe.
"Sepertinya Guru memang tidak berniat untuk benar-benar membiarkanku memutuskan pernikahan ini!"
Gumam Vinzo, lalu menatap perawat-perawat muda yang cantik dengan tubuh menggoda di hadapannya.
Setelah tiga hari bercengkrama, Vinzo juga mulai akrab dengan mereka, mendengarkan godaan mereka, Vinzo mengubah sikapnya dari hari-hari sebelumnya, dia tersenyum kecil lau berkata "Oke, sini kuperiksa satu-satu, siapa yang mau diperiksa duluan?"
Setelah berkata seperti itu, Vinzo menunjuk ke ruangan kecil di dekat meja resepsionis.
Tiba-tiba, para perawat itu terkejut, Vinzo biasanya sangat pemalu, bagaimana mungkin tiba-tiba Vinzo setuju begitu saja.
Wajah beberapa perawat itu langsung memerah, mereka malu.
“Kenapa? Tidak ada yang berani?” Vinzo tersenyum dan mulai menggoda balik.
“Siapa juga yang tidak berani, biar aku duluan!” Seorang perawat muda yang terlihat manis berdiri dengan penuh percya diri.
Setelah mengatakan itu, dia pergi ke ruangan kecil di samping.
Namun, sebelum dia sampai ke pintu ruangan tersebut, terdengar teriakan keras datang dari lobi rumah sakit.
"Minggir! Minggir!"
Vinzo dan beberapa perawat terkejut lalu berbalik untuk melihat bahwa beberapa orang buru-buru mendorong tempat tidur dari pintu masuk rumah sakit.
Yang memimpin adalah seorang pria paruh baya, memancarkan semacam aura penuh kekuasaan, pada saat ini, dia terlihat cemas dan gugup menatap pria tua di tempat tidur.
"Ayah! Ayah! Bertahanlah sebentar lagi, tidak apa-apa, kamu akan baik-baik saja!"
Pria paruh baya itu menggenggam tangan pria tua itu, dia mengangkat kepalanya dan berteriak "Di mana dokternya! Cepat panggil dokter sekarang!"
Vinzo tentu melihat saat mereka mendorong pria tua itu ke ruang gawat darurat, tak lama kemudian, tim ahli Rumah Sakit Rosvena tiba.
Yang bertugas untuk memimpin saat itu adalah direktur paruh baya bermarga Bonge, di belakangnya ada tim ahli dan juga para profesor seluruh rumah sakit, mereka terlihat gugup, seolah tahu identitas orang yang datang itu tidak biasa.
Pada saat ini, lampu di ruang gawat darurat sudah menyala, pria paruh baya tadi berjalan bolak-balik di depan pintu, terlihat sangat cemas.
Di meja resepsionis, beberapa perawat kembali ke sisi Vinzo, Vinzo melihat mereka dan bertanya "Siapa itu, sepertinya masalahnya besar, bahkan para pemimpin rumah sakit sampai datang kesini?"
perawat muda yang terlihat manis sebelumnya bicara perlahan "Orang tua tadi itu adalah Tetua Kanadi, dia pergi ke medan perang ketika masih muda, Tetua Kanadi itu membela negara berkali-kali, bisa dianggap dia adalah pahlawan di negara ini, tapi sayangnya, dia jatuh sakit.
Hati Vinzo terasa bergetar, dia telah bertemu banyak orang besar dalam lima tahun terakhir ketika dia belajar tentang dunia medis di Gunung Voltoz, tetapi saat ini, melihat seorang pahlawan nasional, dia tentu memiliki rasa kagum.
Sebelum Vinzo sempat menjawab, suara Direktur Bonge datang dari ruang gawat darurat.
"Tuan Kanadi, kami sudah melakukan yang terbaik, ada masalah dengan jantung Tetua Kanadi, hal ini yang menyebabkan Tetua Kanadi gagal jantung, jadi tidak bisa..."
Beberapa ahli dan profesor semuanya memperlihatkan penyesalan dan sedikit rasa cemas.
Pria dengan status sebesar itu meninggal di meja operasi mereka, tentu saja mereka tidak berani membayangkan konsekuensinya...
"Apa? Tidak bisa apa? Katakan sekali lagi kalau punya nyali!"
Benar saja, pria paruh baya itu tiba-tiba menjadi marah dan menarik pakaian Direktur Bonge.
Merasakan kemarahan Arvin, Direktur Bonge merinding, dia melihat dua profesor tua di belakangnya, dengan gemetar berkata "Tuan Kanadi, kami benar-benar minta maaf, kedua profesor tua itu sudah melakukan yang terbaik, tapi..."
"Dokter gadungan! Sekelompok dokter tidak berguna!"
Arvin terlihat sangat kesal, di saat berikutnya, Arvin berbalik dan berteriak di lobi rumah sakit.
"Siapa! Diantara kalian, siapa yang bisa menyelamatkan ayahku, berapa banyak uang yang kalian minta akan kuberikan!"
Direktur Bonge sedikit mengernyit.
Meski Arvin memang bukan orang biasa, tapi perilakunya yang seperti ini mau tidak mau membuatnya sedikit marah.
"Tuan Kanadi! Kamu tidak perlu melakukan ini, aku, Locki Bonge, pemimpin dari Rumah Sakit Rosvena, bahkan di seluruh Kota Hagia, tim ahli Kardiovaskular terbaik pun tidak dapat menyembuhkan penyakit ini, tidak ada seorang pun yang bisa menyembuhkannya!" *kardiovaskular = penyakit jantung
"Selain itu, ada dua profesor ahli yang bertanggung jawab, tidak ada yang lebih profesional daripada tim ahli dan tim profesor di rumah sakit kami ini..."
Direktur Bonge mencoba membuat Arvin mengerti bahwa ini adalah rumah sakit terbaik di Kota Hagia, bahkan tim ahli dan profesor mereka adalah tim terbaik di rumah sakit ini.
Mereka merasa bahwa pasiennya sudah tidak ada harapan lagi, bahkan jika dokter terbaik sepanjang masa bangkit lagi, tidak akan ada yang bisa dilakukan.
Mendengar kalimat ini, Arvin terlihat seperti kehabisan energi, matanya memerah.
Dia berbalik dan berlutut di depan ruang gawat darurat.
"Ayah! Aku minta maaf..."
"Biar kucoba."
Tiba-tiba, sebuah suara nyaring terdengar.
Semua orang mengikuti arah asal suara itu dan melihat Vinzo berjalan mendekat, dia berdiri di depan pria paruh baya itu dan menatapnya "Aku bisa menyelamatkannya."
Suasana sekitar seketika hening, tatapan mata semua orang tertuju pada Vinzo.
"Vinzo, apa yang kamu lakukan!"
Tiba-tiba, Direktur Bonge, berteriak seperti orang gila, membentak Vinzo dengan keras "Jangan bicara omong kosong di sini!"
Sudah terbukti faktanya bahwa pria tua itu tidak dapat diselamatkan lagi, anggota keluarganya juga sudah mencoba untuk menerima hasil ini, semuanya tidak akan ada hubungannya lagi dengan rumah sakit, tapi Vinzo tiba-tiba berkata, bukankah itu sama saja Vinzo akan memberikan masalah untuk rumah sakit?
Direktur Bonge murka, darimana datangnya orang bodoh ini, seorang pria yang tidak tahu batasan dirinya, dia baru tiga hari bekerja disini tapi sudah berani membuat masalah untuk rumah sakit!
"Direktur Bonge, siapa orang ini?"
Di belakangnya, Profesor Savier menatap Vinzo dan berkata dengan sinis.
"Profesor Savier, anak ini baru saja masuk untuk program magang menggunakan koneksi orang dalam, kulihat dia bahkan tidak lulus dari Universitas, jadi kutugaskan di meja resepsionis."
Haha!
Begitu kalimat ini keluar, semua orang heboh.
Anak magang yang ditempatkan di meja resepsionis, berani bilang bahwa dia bisa menyelamatkan nyawa orang lain?
Kedua profesor tua itu langsung terlihat terkejut, lalu mulai menggelengkan kepala saat melihat wajah Vinzo yang belum dewasa.
"Anak muda jaman sekarang sepertinya tidak tahu batasan diri mereka masing-masing."
Profesor tua lainnya, dengan ekspresi tidak puas berkata "Kamu bahkan tidak tahu gejala pasien, tapi kamu berani menyombongkan diri tentang menyelamatkan nyawanya?"
Kedua profesor tua itu bahkan tidak bisa menyelamatkan nyawa pasiennya, tapi anak muda ini berani mengatakan dia bisa, bukankah itu artinya kedua profesor ini tidak sehebat anak muda ini?
Terlebih lagi, sekarang pasien telah dinyatakan meninggal oleh mereka, apa yang bisa dia lakukan? Membangkitkan pasien jadi zombie?
Memangnya dia ini dewa?
Untuk sesaat, semua orang terlihat meremehkan.
"Kalian punya dua pilihan, biar kuambil alih semuanya dari sini, atau melihat orang tua itu mati."
Vinzo mengabaikan semua ocehan yang ditujukan padanya, dia melihat ke kerumunan dan berkata dengan santai.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved