Bab 9 Meminta Bantuan
by Muhammad Alwi
14:29,Aug 02,2022
Selesai sudah!
Menyadari bahwa dirinya dalam masalah, Fajol segera menoleh ke Gandhi dan meminta bantuannya dengan tatapan matanya.
Gandhi tidak mau mengurusnya, tapi Fajol meminta bantuannya, apalagi dengan adanya kehadiran Vinzo.
Dia bertekad, menuangkan segelas anggur, dengan hormat berjalan ke arah Dalgona, Gandhi berkata dengan hati-hati "Bos Birkin, ini adalah kesalahan temanku, aku meminta maaf padamu dan juga perempuanmu atas namanya, bisakah kamu menghormati..."
"Menghormati?" Dalgona langsung menyela "Kamu berani memintaku menghormatimu?"
Kata-kata Dalgona membuat Gandhi gemetar ketakutan.
"Ya setidaknya aku masih bisa memberi sedikit hormat pada ayahmu." Dalgona meliriknya, tiba-tiba tersenyum jahat, lalu berkata "Karena temanmu sudah menampar wanitaku, maka aku juga akan melakukan hal yang sama pada wanita disini!"
Begitu kata-kata seperti itu terdengar, Zaina dan gadis-gadis lain menjadi pucat.
“Hei, bukan kami yang menampar wanitamu, apa hubungannya dengan kami disin?” Zaina kesal, masalah ini tidak ada hubungannya dengan gadis-gadis disini, kenapa mereka harus menanggung akibatnya.
"Diam kau jalang!"
Suara Dalgona keras.
Segera, dia menatap Fajol dengan ganas dan berkata "Tangan mana yang kamu pakai untuk menampar wanitamu, akan kuambil hari ini, adapun untuk gadis-gadis kecil lainnya, masing-masing dari mereka akan menerima tamparan dariku lebih dulu, baru kemudian kita selesaikan urusan ini!"
Tidak!
Ketika Zaina dan yang lain mendengar ini, mereka jadi sangat ketakutan, Zaina ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat beberapa pria kekar sudah berjalan ke arahnya!
"Tunggu."
Tiba-tiba, sebuah suara pria terdengar.
Vinzo muncul di depan Zaina, dia mengulurkan tangannya dan menghentikan pria kekar yang datang.
"Dia yang menampar wanitamu, dia yang harus menanggung akibatnya, urus saja masalahmu dengannya, gadis-gadis ini tidak bersalah, kamu tidak bisa bertindak seenaknya." Suara Vinzo sangat tenang tapi terdengar serius.
Mata gadis-gadis yang melihat Vinzo saat ini dipenuhi dengan rasa terima kasih, tetapi mereka juga tahu bahwa pria magang biasa ini tidak dapat menyelamatkan mereka sama sekali!
Benar saja, Dalgona langsung tertawa setelah Vinzo selesai bicara.
"Aku tidak boleh bertindak seenaknya?" Dalgona menatap Vinzo dengan geli, ada tatapan mematikan terlihat "Oke, kuikuti permainanmu, semua orang bisa pergi, tapi kamu dan yang menampar wanitaku tetap disini!"
Untuk pertama kalinya, Dalgona mendengar seseorang berkata bahwa ada orang di Distrik Gotham yang tidak bisa dia selesaikan!
“Kakak ipar, jangan ikut campur, kita panggil polisi saja!” Zaina sedikit tergerak, dia tidak menyangka bahwa dia harus melindungi Vinzo, tetapi pada saat yang kritis, Vinzo juga di depannya untuk melindungi dirinya sendiri.
Dia hanya anak magang yang turun dari daerah peguungan, apakah dia tidak takut mati?
"Tidak apa, aku akan bicara dengan mereka, aku juga yakin bahwa mereka akan mendengarkanku."
Vinzo terlihat tenang dan menoleh ke arah Zaina.
"Apa yang akan terjadi mungkin tidak cocok untuk anak-anak, kamu pulang dulu, aku akan naik taksi sendiri."
"Tapi……"
“Ayo, cepat pergi!” Pada saat ini, Gandhi sudah tidak peduli lagi, takutnya dia tidak akan bisa pergi kalau bertahan lebih lama.
Mati saja sana dasar bocah magang bodoh!
Gandhi melirik Fajol, lalu segera mengalihkan tatapannya, menarik Zaina dan yang lainnya dari ruangan ini.
Fajol terlihat sangat ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar, dia menatap Dalgona dengan gugup dan gelisah, dia sudah berlutut untuk memohon belas kasihan, tapi Vinzo masih berdiri di sampingnya, ekspresinya tetap sama, seolah-olah dia tidak takut pada Dalgona sama sekali.
Hal ini membuat Dalgona semakin kesal.
Sialan, apakah bocah ini benar-benar bodoh, atau dia hanya berpura-pura bodoh?
“Ambil satu tangan dari masing-masing bocah ini!” Dalgona berkata dengan malas, dia memberikan perintah langsung pada anak buahnya.
Beberapa pria kekar segera melangkah.
Mereka ingin menangkap Vinzo, tapi tiba-tiba!
Hembusan angin terasa!
Bang bang bang!
Vinzo berdiri di tempatnya dan tidak bergerak sama sekali, tetapi ketiga pria kekar itu sudah terhempas jauh, menghantam dinding dengan keras, lalu pingsan!
....!
Seluruh ruangan terasa hening, Fajol yang sudah berlutut semakin ketakutan.
"Ahli bela diri? Tidak heran kamu berani bersikap sombong, kalau begitu, kamu tidak akan bisa keluar dari sini!" Dalgona berkata, ada niat membunuh terpancar, dia berteriak "Bunuh dia!"
Kali ini, lebih banyak orang datang, sekelompok orang ini siap untuk membunuh pemuda di depannya.
Tatapan mematikan dari mata Vinzo juga terlihat lebih pekat.
Tapi tiba-tiba-
Pintu ruangan dibuka, ada sosok berjalan langsung dengan gelas anggur di tangannya.
"Tuan Glouv!?"
Seorang anak buahmelihat seseorang tanpa izin menerobos masuk, dia hendak memarahi, tetapi sebelum anak buah itu bisa bersuara, Dalgona sudah menamparnya sampai mundur beberapa langkah.
Karena, Dalgona sudah melihat orang yang datang.
Ini adalah orang nomor satu dari Distrik Gotham, Arvin dari Keluarga Kanadi!
"Tuan Kanadi! Kamu juga datang!"
Begitu Arvin masuk, melihat begitu banyak orang berdiri di sini, tentu dia terlihat tidak senang.
Ketika Arvin melihat Dalgona lagi, ekspresinya "Dalgona, ada acara besar apa disini?"
"Apakah kamu ingin menunjukkan kekuatanmu di depanku?"
Jantung Dalgona berdetak kencang, dia sudah berteriak dalam hatinya, bagaimana bisa pria besar ini datang ke sini!
Dalgona menggelengkan kepalanya dengan cepat "Tuan Kanadi, semua orang tahu tempat ini adalah daerahmu, mana mungkin aku berani cari masalah."
Dalgona ingin menjelaskan, tetapi Arvin mengabaikannya dan mendorongnya menjauh, melihat Vinzo berdiri di temptnya, dia langsung memberi senyum lebar dan terlihat sangat sopan.
"Tuan Glouv!"
Arvin tersenyum dan berjalan ke arah Vinzo sambil memegang gelas di kedua tangannya, seolah-olah Vinzo yang ada di depannya adalah seorang tetua dan dirinya adalah seorang junior "Kudengar kamu ada di tempat ini, jadi aku langsung berpikir untuk datang dan menyapamu secara langsung sambil membawakan segelas anggur."
Arvin tersenyum dan membungkuk sedikit, dia sangat sopan.
Dalgona melihat kejadian ini, seketika dia merasa bahwa jantungnya berhenti berdetak, dia terdiam di tempatnya, tidak bisa bereaksi untuk waktu yang lama.
Apa yang sudah terjadi disini?
Pimpinan Distrik Gotham yang bermartabat, kenapa dia bersikap sangat sopan pada anak ini?
Mungkinkah anak ini lebih besar statusnya dari Arvin?
Memikirkan hal ini, Dalgona tiba-tiba merasa panik, dia sudah salah cari masalah!
Namun, kejadian selanjutnya membuat Dalgona semakin terkejut.
Terlihat Vinzo hanya menatap Arvin dan berkata dengan santai "Aku tidak minum."
Jantung Dalgona seketika berdetak sangat cepat seperti ada 10 ribu tenaga kuda yang bekerja, apa yang sudah terjadi? Bahkan dia berani menolak suguhan Tuan Kanadi! ?
Untuk Arvin, akhirnya dia menyadari bahwa Vinzo sepertinya sedang dalam suasana hati yang buruk, dia mengerutkan kening dan menoleh untuk menatap Dalgona.
"Dalgona, aku belum bertanya padamu, apa yang sedang kamu lakukan di ruangan Tuan Glouv?"
Menyadari bahwa dirinya dalam masalah, Fajol segera menoleh ke Gandhi dan meminta bantuannya dengan tatapan matanya.
Gandhi tidak mau mengurusnya, tapi Fajol meminta bantuannya, apalagi dengan adanya kehadiran Vinzo.
Dia bertekad, menuangkan segelas anggur, dengan hormat berjalan ke arah Dalgona, Gandhi berkata dengan hati-hati "Bos Birkin, ini adalah kesalahan temanku, aku meminta maaf padamu dan juga perempuanmu atas namanya, bisakah kamu menghormati..."
"Menghormati?" Dalgona langsung menyela "Kamu berani memintaku menghormatimu?"
Kata-kata Dalgona membuat Gandhi gemetar ketakutan.
"Ya setidaknya aku masih bisa memberi sedikit hormat pada ayahmu." Dalgona meliriknya, tiba-tiba tersenyum jahat, lalu berkata "Karena temanmu sudah menampar wanitaku, maka aku juga akan melakukan hal yang sama pada wanita disini!"
Begitu kata-kata seperti itu terdengar, Zaina dan gadis-gadis lain menjadi pucat.
“Hei, bukan kami yang menampar wanitamu, apa hubungannya dengan kami disin?” Zaina kesal, masalah ini tidak ada hubungannya dengan gadis-gadis disini, kenapa mereka harus menanggung akibatnya.
"Diam kau jalang!"
Suara Dalgona keras.
Segera, dia menatap Fajol dengan ganas dan berkata "Tangan mana yang kamu pakai untuk menampar wanitamu, akan kuambil hari ini, adapun untuk gadis-gadis kecil lainnya, masing-masing dari mereka akan menerima tamparan dariku lebih dulu, baru kemudian kita selesaikan urusan ini!"
Tidak!
Ketika Zaina dan yang lain mendengar ini, mereka jadi sangat ketakutan, Zaina ingin mengatakan sesuatu, tetapi melihat beberapa pria kekar sudah berjalan ke arahnya!
"Tunggu."
Tiba-tiba, sebuah suara pria terdengar.
Vinzo muncul di depan Zaina, dia mengulurkan tangannya dan menghentikan pria kekar yang datang.
"Dia yang menampar wanitamu, dia yang harus menanggung akibatnya, urus saja masalahmu dengannya, gadis-gadis ini tidak bersalah, kamu tidak bisa bertindak seenaknya." Suara Vinzo sangat tenang tapi terdengar serius.
Mata gadis-gadis yang melihat Vinzo saat ini dipenuhi dengan rasa terima kasih, tetapi mereka juga tahu bahwa pria magang biasa ini tidak dapat menyelamatkan mereka sama sekali!
Benar saja, Dalgona langsung tertawa setelah Vinzo selesai bicara.
"Aku tidak boleh bertindak seenaknya?" Dalgona menatap Vinzo dengan geli, ada tatapan mematikan terlihat "Oke, kuikuti permainanmu, semua orang bisa pergi, tapi kamu dan yang menampar wanitaku tetap disini!"
Untuk pertama kalinya, Dalgona mendengar seseorang berkata bahwa ada orang di Distrik Gotham yang tidak bisa dia selesaikan!
“Kakak ipar, jangan ikut campur, kita panggil polisi saja!” Zaina sedikit tergerak, dia tidak menyangka bahwa dia harus melindungi Vinzo, tetapi pada saat yang kritis, Vinzo juga di depannya untuk melindungi dirinya sendiri.
Dia hanya anak magang yang turun dari daerah peguungan, apakah dia tidak takut mati?
"Tidak apa, aku akan bicara dengan mereka, aku juga yakin bahwa mereka akan mendengarkanku."
Vinzo terlihat tenang dan menoleh ke arah Zaina.
"Apa yang akan terjadi mungkin tidak cocok untuk anak-anak, kamu pulang dulu, aku akan naik taksi sendiri."
"Tapi……"
“Ayo, cepat pergi!” Pada saat ini, Gandhi sudah tidak peduli lagi, takutnya dia tidak akan bisa pergi kalau bertahan lebih lama.
Mati saja sana dasar bocah magang bodoh!
Gandhi melirik Fajol, lalu segera mengalihkan tatapannya, menarik Zaina dan yang lainnya dari ruangan ini.
Fajol terlihat sangat ketakutan, seluruh tubuhnya gemetar, dia menatap Dalgona dengan gugup dan gelisah, dia sudah berlutut untuk memohon belas kasihan, tapi Vinzo masih berdiri di sampingnya, ekspresinya tetap sama, seolah-olah dia tidak takut pada Dalgona sama sekali.
Hal ini membuat Dalgona semakin kesal.
Sialan, apakah bocah ini benar-benar bodoh, atau dia hanya berpura-pura bodoh?
“Ambil satu tangan dari masing-masing bocah ini!” Dalgona berkata dengan malas, dia memberikan perintah langsung pada anak buahnya.
Beberapa pria kekar segera melangkah.
Mereka ingin menangkap Vinzo, tapi tiba-tiba!
Hembusan angin terasa!
Bang bang bang!
Vinzo berdiri di tempatnya dan tidak bergerak sama sekali, tetapi ketiga pria kekar itu sudah terhempas jauh, menghantam dinding dengan keras, lalu pingsan!
....!
Seluruh ruangan terasa hening, Fajol yang sudah berlutut semakin ketakutan.
"Ahli bela diri? Tidak heran kamu berani bersikap sombong, kalau begitu, kamu tidak akan bisa keluar dari sini!" Dalgona berkata, ada niat membunuh terpancar, dia berteriak "Bunuh dia!"
Kali ini, lebih banyak orang datang, sekelompok orang ini siap untuk membunuh pemuda di depannya.
Tatapan mematikan dari mata Vinzo juga terlihat lebih pekat.
Tapi tiba-tiba-
Pintu ruangan dibuka, ada sosok berjalan langsung dengan gelas anggur di tangannya.
"Tuan Glouv!?"
Seorang anak buahmelihat seseorang tanpa izin menerobos masuk, dia hendak memarahi, tetapi sebelum anak buah itu bisa bersuara, Dalgona sudah menamparnya sampai mundur beberapa langkah.
Karena, Dalgona sudah melihat orang yang datang.
Ini adalah orang nomor satu dari Distrik Gotham, Arvin dari Keluarga Kanadi!
"Tuan Kanadi! Kamu juga datang!"
Begitu Arvin masuk, melihat begitu banyak orang berdiri di sini, tentu dia terlihat tidak senang.
Ketika Arvin melihat Dalgona lagi, ekspresinya "Dalgona, ada acara besar apa disini?"
"Apakah kamu ingin menunjukkan kekuatanmu di depanku?"
Jantung Dalgona berdetak kencang, dia sudah berteriak dalam hatinya, bagaimana bisa pria besar ini datang ke sini!
Dalgona menggelengkan kepalanya dengan cepat "Tuan Kanadi, semua orang tahu tempat ini adalah daerahmu, mana mungkin aku berani cari masalah."
Dalgona ingin menjelaskan, tetapi Arvin mengabaikannya dan mendorongnya menjauh, melihat Vinzo berdiri di temptnya, dia langsung memberi senyum lebar dan terlihat sangat sopan.
"Tuan Glouv!"
Arvin tersenyum dan berjalan ke arah Vinzo sambil memegang gelas di kedua tangannya, seolah-olah Vinzo yang ada di depannya adalah seorang tetua dan dirinya adalah seorang junior "Kudengar kamu ada di tempat ini, jadi aku langsung berpikir untuk datang dan menyapamu secara langsung sambil membawakan segelas anggur."
Arvin tersenyum dan membungkuk sedikit, dia sangat sopan.
Dalgona melihat kejadian ini, seketika dia merasa bahwa jantungnya berhenti berdetak, dia terdiam di tempatnya, tidak bisa bereaksi untuk waktu yang lama.
Apa yang sudah terjadi disini?
Pimpinan Distrik Gotham yang bermartabat, kenapa dia bersikap sangat sopan pada anak ini?
Mungkinkah anak ini lebih besar statusnya dari Arvin?
Memikirkan hal ini, Dalgona tiba-tiba merasa panik, dia sudah salah cari masalah!
Namun, kejadian selanjutnya membuat Dalgona semakin terkejut.
Terlihat Vinzo hanya menatap Arvin dan berkata dengan santai "Aku tidak minum."
Jantung Dalgona seketika berdetak sangat cepat seperti ada 10 ribu tenaga kuda yang bekerja, apa yang sudah terjadi? Bahkan dia berani menolak suguhan Tuan Kanadi! ?
Untuk Arvin, akhirnya dia menyadari bahwa Vinzo sepertinya sedang dalam suasana hati yang buruk, dia mengerutkan kening dan menoleh untuk menatap Dalgona.
"Dalgona, aku belum bertanya padamu, apa yang sedang kamu lakukan di ruangan Tuan Glouv?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved