Bab 16 Mengapa Tidak Pakai Pengaman
by Elisa
10:01,Jan 26,2021
Saat Lucia dan Olivia sampai di rumah sakit, Daniel yang mengenakan jubah dokter putihnya sudah berdiri di depan untuk menyambut mereka bersama dengan beberapa orang perawat, dan Lucia pun juga melihat tandu yang sudah mereka sediakan di samping untuk mengangkatnya.
Sepertinya Daniel menganggap serius ucapan Olivia tadi.
Lucia pun agak sedikit merasa bersalah.
Daniel memandangi Lucia, wajahnya tampak normal, nafasnya juga normal, sama sekali tidak terlihat seperti orang keguguran?
"Nona Jian, bukankah kau bilang bahwa temanmu......"
"Ke kantormu sekarang!" Olivia pun langsung memotong perkataan Daniel dan menarikya ke adalam.
Lucia benar-benar merasa sangat amat malu, dengan terpaksa ia hanya bisa ikut masuk ke dalam saja.
..........
Lucia yang berjalan keluar dari kantor Daniel pun langsung mengerutkan keningnya, "Kenapa aku merasa bahwa Daniel sangat kecewa melihatku tidak keguguran?"
"Tidak mungkin, jangan bicara sembarangan. Ayo cepat, kita pergi periksa!" kata Olivia.
Baru saja dua orang itu masuk ke dalam lift, Gavin pun keluar dari lift yang satunya lagi dan langsung menuju ke kantor Daniel.
"Mana orangnya?"
Daniel langsung menjawab, "Itu...... dia tidak keguguran."
"Tidak hamil?"
"Itu...... masih belum tahu."
"Bukankah kau adalah dokter?"
"Tetap saja harus diperiksa terlebih dahulu!" Daniel melanjutkan, "Tenang, kalaupun dia tidak hamil, aku juga bisa membuatkan laporan palsu untukmu, dengan begitu kau bisa melaporkannya pada ayahmu, bagaimana?"
Wajah Gavin memuram, "Kau ingin membuatku terlihat seperti diselingkuhi?"
"Kenapa aku yang membuatmu terlihat diselingkuhi?" Tiba-tiba Daniel pun menyadari sesuatu, "Eh, tunggu dulu, kau ini sebenarnya ingin dia hamil atau tidak, kau ini ingin menikahinya atau tidak?"
Gavin melihat-lihat sekitarnya tanpa menjawab, ia langsung berjalan ke depan meja Daniel, dan mengetuk-ngetuk meja Daniel untuk menyuruhnya berdiri.
Daniel mengerutkan keningnya, "Kenapa?"
"Jalan-jalanlah keluar setengah jam."
"Eh, bukan......"
Belum sampai Daniel selesai bicara, Gavin pun langsung mendorong Daniel dari kursinya.
Tak lama, Olivia dan Lucia pun kembali ke sana.
Awalnya Lucia ingin menunggu laporannya keluar dulu baru kembali ke sana, tapi Olivia sangat ingin berbincang-bincang dengan Daniel, namun tak disangka begitu mereka masuk, mereka pun melihat seorang pria berjubah putih sedang duduk di belakang meja, ia mengenakan masker dengan sangat tertutup, tapi yang jelas dia bukan Daniel Lan!
Olivia agak sedikit bingung, "Di mana Dokter Lan?"
"Dia ada urusan mendadak dan keluar sebentar, aku di sini untuk menggantikannya." Gavin menatap ke arah Lucia, "Kau punya pacar?"
Lucia agak sedikit terkejut, "Apa memeriksa kehamilan perlu menanyakan hal-hal seperti ini?"
Gavin membalasnya dengan dingin, "Sebelumnya kau pernah memeriksakannya?"
Baiklah, ini pertama kalinya bagi dia, ok?
Lucia berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya.
Gavin berpura-pura membuka catatan pasien yang kosong, lalu mengambil sebuah bolpen, "Kapan terakhir kali melakukan hubungan seks?"
Lucia agak sedikit merasa seperti dirinya ditelanjangi di tengah jalan, "Tanggal 4 bulan ini."
Gavin yang memegangi bolpen itu sedikit tercengang, "Tidak pakai pengaman?"
"Tidak."
"Kau ingin hamil?"
"Tidak!"
"Kalau begitu mengapa tidak pakai pengaman?"
"......"
Olivia tidak tahan lagi, ia langsung maju dan berkata, "Eh, Pak, sekarang apa gunanya lagi membicarakan mereka pakai pengaman atau tidak? Yang jelas sekarang dia ha......"
"Tutup mulutmu." Gavin menatap Olivia dengan dingin, "Kau bukan pasien, minggir sana."
Olivia tercengang, bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Harus diakui, Gavin yang agak sedikit marah dan tegas ini memiliki aura menekan yang sangat kuat.
Sejak kecil, Lucia selalu agak sedikit takut pada dokter, oleh karena itu ia juga tidak tahu harus berkata apa.
Gavin menenangkan perasaannya sejenak, "Kalau benar hamil, bagaimana?"
Sepertinya Lucia belum pernah memikirkan bagaimana kalau dia hamil, oleh karena itu begitu ia mendengar pertanyaan dokter itu, tanpa pikir panjang, ia berkata, "Tentu saja kugugurkan!"
Gavin mencoba untuk menahan amarahnya, "Tidak memberitahu ayah dari anak itu?"
"Dia tidak penting!" Begitu mengingat pria di restoran barbeque itu, bulu kuduk Lucia pun langsung berdiri.
"Lucia Pei!" Gavin yang marah itu langsung bangkit berdiri dan membanting bolpen yang ada di tangannya ke atas meja.
Olivia membelalakkan matanya lebar-lebar, Lucia yang menatap sorotan wajah Gavin pun juga langsung menghindar ketakutan, seketika ia pun langsung menuju ke samping Olivia dan menggenggam tangannya, "Gawat, dia adalah Gavin Gu!"
Tidak ada orang yang menyebutnya Lucia Pei, selain tunangan yang belum pernah ia temui itu!
Sepertinya Daniel menganggap serius ucapan Olivia tadi.
Lucia pun agak sedikit merasa bersalah.
Daniel memandangi Lucia, wajahnya tampak normal, nafasnya juga normal, sama sekali tidak terlihat seperti orang keguguran?
"Nona Jian, bukankah kau bilang bahwa temanmu......"
"Ke kantormu sekarang!" Olivia pun langsung memotong perkataan Daniel dan menarikya ke adalam.
Lucia benar-benar merasa sangat amat malu, dengan terpaksa ia hanya bisa ikut masuk ke dalam saja.
..........
Lucia yang berjalan keluar dari kantor Daniel pun langsung mengerutkan keningnya, "Kenapa aku merasa bahwa Daniel sangat kecewa melihatku tidak keguguran?"
"Tidak mungkin, jangan bicara sembarangan. Ayo cepat, kita pergi periksa!" kata Olivia.
Baru saja dua orang itu masuk ke dalam lift, Gavin pun keluar dari lift yang satunya lagi dan langsung menuju ke kantor Daniel.
"Mana orangnya?"
Daniel langsung menjawab, "Itu...... dia tidak keguguran."
"Tidak hamil?"
"Itu...... masih belum tahu."
"Bukankah kau adalah dokter?"
"Tetap saja harus diperiksa terlebih dahulu!" Daniel melanjutkan, "Tenang, kalaupun dia tidak hamil, aku juga bisa membuatkan laporan palsu untukmu, dengan begitu kau bisa melaporkannya pada ayahmu, bagaimana?"
Wajah Gavin memuram, "Kau ingin membuatku terlihat seperti diselingkuhi?"
"Kenapa aku yang membuatmu terlihat diselingkuhi?" Tiba-tiba Daniel pun menyadari sesuatu, "Eh, tunggu dulu, kau ini sebenarnya ingin dia hamil atau tidak, kau ini ingin menikahinya atau tidak?"
Gavin melihat-lihat sekitarnya tanpa menjawab, ia langsung berjalan ke depan meja Daniel, dan mengetuk-ngetuk meja Daniel untuk menyuruhnya berdiri.
Daniel mengerutkan keningnya, "Kenapa?"
"Jalan-jalanlah keluar setengah jam."
"Eh, bukan......"
Belum sampai Daniel selesai bicara, Gavin pun langsung mendorong Daniel dari kursinya.
Tak lama, Olivia dan Lucia pun kembali ke sana.
Awalnya Lucia ingin menunggu laporannya keluar dulu baru kembali ke sana, tapi Olivia sangat ingin berbincang-bincang dengan Daniel, namun tak disangka begitu mereka masuk, mereka pun melihat seorang pria berjubah putih sedang duduk di belakang meja, ia mengenakan masker dengan sangat tertutup, tapi yang jelas dia bukan Daniel Lan!
Olivia agak sedikit bingung, "Di mana Dokter Lan?"
"Dia ada urusan mendadak dan keluar sebentar, aku di sini untuk menggantikannya." Gavin menatap ke arah Lucia, "Kau punya pacar?"
Lucia agak sedikit terkejut, "Apa memeriksa kehamilan perlu menanyakan hal-hal seperti ini?"
Gavin membalasnya dengan dingin, "Sebelumnya kau pernah memeriksakannya?"
Baiklah, ini pertama kalinya bagi dia, ok?
Lucia berpikir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya.
Gavin berpura-pura membuka catatan pasien yang kosong, lalu mengambil sebuah bolpen, "Kapan terakhir kali melakukan hubungan seks?"
Lucia agak sedikit merasa seperti dirinya ditelanjangi di tengah jalan, "Tanggal 4 bulan ini."
Gavin yang memegangi bolpen itu sedikit tercengang, "Tidak pakai pengaman?"
"Tidak."
"Kau ingin hamil?"
"Tidak!"
"Kalau begitu mengapa tidak pakai pengaman?"
"......"
Olivia tidak tahan lagi, ia langsung maju dan berkata, "Eh, Pak, sekarang apa gunanya lagi membicarakan mereka pakai pengaman atau tidak? Yang jelas sekarang dia ha......"
"Tutup mulutmu." Gavin menatap Olivia dengan dingin, "Kau bukan pasien, minggir sana."
Olivia tercengang, bisa-bisanya dia berkata seperti itu. Harus diakui, Gavin yang agak sedikit marah dan tegas ini memiliki aura menekan yang sangat kuat.
Sejak kecil, Lucia selalu agak sedikit takut pada dokter, oleh karena itu ia juga tidak tahu harus berkata apa.
Gavin menenangkan perasaannya sejenak, "Kalau benar hamil, bagaimana?"
Sepertinya Lucia belum pernah memikirkan bagaimana kalau dia hamil, oleh karena itu begitu ia mendengar pertanyaan dokter itu, tanpa pikir panjang, ia berkata, "Tentu saja kugugurkan!"
Gavin mencoba untuk menahan amarahnya, "Tidak memberitahu ayah dari anak itu?"
"Dia tidak penting!" Begitu mengingat pria di restoran barbeque itu, bulu kuduk Lucia pun langsung berdiri.
"Lucia Pei!" Gavin yang marah itu langsung bangkit berdiri dan membanting bolpen yang ada di tangannya ke atas meja.
Olivia membelalakkan matanya lebar-lebar, Lucia yang menatap sorotan wajah Gavin pun juga langsung menghindar ketakutan, seketika ia pun langsung menuju ke samping Olivia dan menggenggam tangannya, "Gawat, dia adalah Gavin Gu!"
Tidak ada orang yang menyebutnya Lucia Pei, selain tunangan yang belum pernah ia temui itu!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved