Bab 8 Kamu Kesepian?

by Leony Abrey 09:58,May 23,2020
Austin merampas gelang dari tangannya, lalu bertanya mengejek, "Apakah ini punyamu?"

Wanita mata duitan tetap saja mata duitan, melihat benda berharga langsung ingin memilikinya.

"Jangan coba-coba menginginkan barang yang bukan milikmu!" Seru Austin, sama sekali tidak memberinya waktu untuk menjelaskan, Austin pun tertawa dingin dan berbalik untuk pergi, bagaikan dengan melihat Emily saja akan mengotori matanya.

Emily memandang sosok dingin pria itu dari belakang, mengernyitkan dahi dan berpikir, "Gelang itu seperti yang diberikan oleh Tommy padaku, hanya saja mengapa bisa berada di tangan pria ini? Apakah ... "

Begitu memikirkan berbagai kemungkinan, Emily pun merinding.

Tidak bisa, ia harus memastikan gelang itu ...

Saat bangkit dari lantai, Emily baru menyadari tubuhnya sakit bagaikan remuk.

Mengingat pandangan merendahkan pria itu, ia merasa dirinya tidak bisa hidup bergantung pada Keluarga Wijaya seperti seekor serangga, ia harus mencari pekerjaan, menghasilkan uang sendiri, untuk persiapan jika ada kebutuhan mendadak!

Di waktu makan malam, Nyonya Besar Adelin kembali.

Emily tahu, di rumah ini, meskipun ia ingin hidup mandiri saja, ia juga harus bertanya, dan harus mendapat izin.

"Ibu, aku berdiam seharian di rumah, terlalu senggang, aku ingin keluar mencari kerja."

Nyonya Besar Adelin perlahan menatapnya dan berkata, "Kamu mempelajari jurusan apa?"

"Desain perhiasan," jawabnya pelan.

Ia baru saja lulus kuliah, belum menemukan pekerjaan resmi, dalam 2 bulan ini ia hanya kerja sambilan di luar.

"Istri Keluarga Wijaya tidak boleh bekerja untuk orang luar, kirimkan CV-mu ke Jvlear Jewelry Jewelry, nantinya diterima atau tidak, itu tergantung kemampuanmu," kata Nyonya Besar Adelin setengah hati.

Menyuruhnya keluar untuk bekerja juga bagus, seharian melihatnya, hanya akan mengganggu pemandangan saja.

"Terima kasih, Ibu," kata Emily sambil tersenyum, bagaikan seekor anak burung yang terkurung, kembali mendapatkan kebebasan, seluruh tubuhnya terasa lega.

Jvlear Jewelry bukanlah anak perusahaan dari Lu Financial Group, melainkan bawahan Louise Derier Group.

Jvlear Jewelry dibangun saat Austin masih menempuh sekolah menengah, sekarang sudah berkembang hingga menjadi salah satu dari 500 besar perusahaan internasional campuran terkuat.

Di dunia perdangangan dan finansial, Austin adalah tokoh yang legendaris, Wallstreet pernah menobatkannya sebagai CEO berbakat termuda di dunia.

Emily tidak mengenal reputasinya, juga tak mengenal sejarahnya.

Dalam wawancara ada 5 tahap, ia lolos dengan lancar, ia berhasil diterima, menjadi asisten desainer.

Austin 3 hari kemudian baru kembali, saat membuka pintu, Emily sedang menari dengan gembira di kamar.

"Mengapa kamu masuk ke Jvlear Jewelry?" Tanyanya dengan ekspresi yang sangat kaku, dan sedikit muram.

Begitu ia masuk tadi, ibunya langsung memberitahunya mengenai hal itu.

"Aku hanya mau sebuah pekerjaan, tak kusangka aku masuk Jvlear Jewelry, tetapi kata ibu aku tidak boleh bekerja di tempat orang lain. Tidak ada yang tahu identitasku, aku juga tidak akan membeberkannya, aku hanya ingin menghasilkan uang dengan usahaku sendiri."

Dalam matanya terpancar ekspresi memohon, Austin adalah CEO, kalau ia menolak, Emily akan dipecat bahkan sebelum mulai bekerja.

"Apakah kamu mengejek uang dari Keluarga Wijaya tidak cukup?" Tanyanya sambil tersenyum mengolok.

Sejak hari pertama ia sudah tahu, Emily adalah seorang wanita mata duitan.

"Aku hanya ingin memiliki sedikit harga diri," jawabnya menyerang balik tanpa takut, sambil menatapnya erat, dengan berani, tidak angkuh dan tidak minder.

Austin tertawa, pandangannya yang sedang mengamati itu setajam mata pisau, ia memandangnya dari ujung kaki hingga kepala dan berkata, "Kalau kamu mau harga diri, seharusnya tidak menikah denganku!"

"Yang mengatur pernikahan ini adalah Keluarga Wijaya, bukan Keluarga Tasmania!"

Ujar Emily dengan tidak cepat dan tidak lambat, suaranya jelas dan bertenaga, mengingatkan Austin untuk mengakui hal ini dengan jelas.

Ia tidak sedang mengambil manfaat dari orang bertatus tinggi, dari awal pun ia tidak ingin melakukannya.

Mengapung sejenis perasaan yang sulit mengerti dalam hati Austin, seperti rasa murka, tapi juga seperti sesuatu yang lain.

"Tajam sekali perkataanmu! Coba kulihat seberapa lama kamu akan bertahan."

Ia pun keluar dan membanting pintu.

Emily bagaikan bola yang telah dikempiskan, terkulai di atas lantai.

Yang seharusnya menikahi Austin bukanlah dirinya, Austin awalnya seharusnya menjadi kakak iparnya!

Kalau itu Elena, seharusnya akan hidup lebih baik dibandingkan dia.

Bagaimana pun sejak kecil Elena sudah dididik sesuai standar pendidikan wanita elit, bersekolah di sekolah orang kaya, menerima berbagai pelatihan, dan semua yang dikenakannya adalah produk merk ternama.

Sedangkan Emily, hanyalah seorang gaElenadis desa yang diadopsi.

Sebenarnya di manakah Elena?

Emily berharap ia kembali, membantunya melepaskan lautan penderitaan ini. Namun Emily juga takut kalau ia kembali, maka uang untuk menyelamatkan nyawa Jeffry pun juga akan tiada.

Pertentangan batin seperti ini, membuatnya tak bisa melihat sedikit pun pengharapan ....

Hari Senin.

Emily resmi melapor ke Departemen Desain Jvlear Jewelry.

Ia percaya ia bisa mengubah hidupnya, namun tak disangka begitu masuk, ia langsung melihat seseorang yang familiar.

Carmine tidak menyangka ia akan bekerja di Jvlear Jewelry, ia juga tak menyangka Carmine ternyata bekerja di sini.

Musuh memang ditakdirkan untuk bertemu kembali!

"Kebetulan sekali, Nona Carmine," sapa Emily dengan sopan, namun di langit cerah di atas kepalanya, mengapung sekelibat awan hitam.

Carmine adalah desainer resmi, sedangkan ia hanyalah asisten desainer, bisa dibilang Carmine adalah atasannya.

"Apakah karena Kak Austin jarang pulang, kamu kesepian, sehingga lari ke perusahaan ini?" Katanya menyindir.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60