Bab 11 Latihan bareng.
by Taurus girls
13:44,Aug 06,2023
"Almeera... Al Jazair..ayo ganti pakaiannya sebentar lagi kita latihan, sebelum kita memasuki latihan inti ada baiknya kita pemanasan dulu."aku menyuruh kedua buah hatiku untuk segera mengganti baju dengan menggunakan baju olahraga yang biasa mereka pakai pada saat latihan beladiri.
"Iya bunda...ayah juga ikut bergabung latihan dengan kami ya,biar tambah seru latihannya."mereka berdua juga mengajak Mas Brian untuk bergabung dengan kami,aku sih tidak yakin apa Mas Brian mau ikut karena sudah beberapa kali anak anak mengajaknya untuk ikut bergabung latihan, Mas Brian tidak pernah mau ikut ada saja alasannya, sejak saat itulah aku tidak pernah mau mengajak Mas Brian ikut bergabung latihan dengan kami.
"Iya deh..ayah akan ikut latihan dengan kalian...ayah juga pengen lihat sudah sejauh mana perkembangan kalian berdua selama latihan dengan Bunda.... sebentar ya, ayah mau ganti baju dulu..."putus Mas Brian yang langsung ke kamar untuk ganti pakaiannya dengan pakaian olahraga,tumben Mas Brian mau bergabung dengan kami kali ini,tapi bagus lah sebentar pasti seru latihannya.
Kami semua sudah berkumpul di tempat latihan, yang sengaja Mas Brian siap untuk aku dan anak anak.
"Mas... tumben mau ikut bergabung latihan dengan kami, karena selama ini Mas itu tidak pernah mau ikut walaupun sudah sering aku ajak..."tanya ku begitu melihat Mas Brian sudah bergabung dengan kami bertiga di tempat latih
"Iya Bunda...aku juga butuh olahraga karena selama ini aku,itu banyak melakukan kegiatan di dalam ruangan saja, sangat jarang olahraga, mumpung anak anak lagi latihan,aku ikut bergabung saja sekalian..."sahut Mas Brian yang langsung di sambut dengan wajah sumringah oleh kedua buah hatiku itu.
"Horee... akhirnya ayah mau juga latihan bareng bareng, kita... makasih,yah... sudah mau gabung dengan kami..."teriak Almere kegirangan, sementara Al Jazair,diam saja tidak menunjukkan reaksi apapun, baginya hanya main game online dan yang berhubungan dengan IT saja yang menarik perhatiannya, yang lainnya hanya selingan saja.
"Iya,sayang...ayo kita latihan bareng bareng ayah.."sahut Mas Brian sambil mengelus pucuk kepala Almere yang berbalut jilbab instan yang dia kenakan dengan penuh kasih sayang.
"Mas,Kakak,Adik...kita lakukan gerakan pemanasan dulu ya agar pada saat kita melakukan latihan inti tidak terjadi cidera pada otot dan tulang."aku memberikan aba-aba untuk gerakan pemanasan sejenak sebelum masuk pada latihan inti.Setelah merasa cukup,aku sengaja memberikan jeda waktu sedikit setelah pemanasan, untuk menyiapkan tenaga pada saat latihan inti nanti.
Latihan kali ini aku fokuskan pada gerakan cara memblokir, menangkis dan memasukkan pukulan pada lawan.
"Kakak... Adik... Ayo ikuti gerakan Bunda nanti kalau sudah mahir dan sudah menghafal semua urutan gerakannya, Kakak sama Adik langsung praktekkan ya, Bunda mau lihat kecepatan dan ketepatan gerakan kalian dalam melumpuhkan kekuatan lawan,paham...!!"ucapku dengan tegas.
"Iya Bunda...!!"sahut mereka berdua secara serempak.Aku mengawasi dan membetulkan cara mereka melakukan gerakan yang kadang masih kurang tepat, dengan penuh kegigihan,akhirnya mereka berdua dapat menguasai semua gerakan yang telah aku ajarkan beberapa menit sebelumnya.Aku memberikan aba-aba kepada kedua buah hatiku untuk istirahat karena latihan mereka kali ini sudah cukup.
Di sela sela aku mengawasi kedua anakku latihan, sempat aku melihat Mas Brian melakukan beberapa gerakan inti dalam olahraga beladiri karateka.Mas Brian memang telah menguasai sepenuhnya gerakan olahraga beladiri karateka,walaupun sangat jarang sekali melakukan latihan, tetap saja masih sangat konsisten dalam melakukan setiap gerakan inti pada olahraga ini.
"Ayah... Bunda...ayo tunjukan pada kami berdua bagaimana cara melumpuhkan kekuatan lawan dalam sekejap mata,kami berdua tau Ayah itu jago juga dalam olahraga beladiri karateka, apalagi Bunda sangat jago sekali,Bunda itu kan guru kami berdua."kedua anak ku kompak sekali menyuruh Mas Brian dan aku untuk melakukan gerakan sparing,mau tidak mau kami berdua meladeni permintaan mereka berdua.
Bukh.
Bukh.
Bukh.
Aku menyerang Mas Brian dengan secepat kilat tanpa memberikan kesempatan untuk menangkis dan memblokir semua serangan yang aku lancarkan.
Akhirnya Mas Brian jatuh dan menyatakan kalah.Aku melihat sekujur tubuh Mas Brian penuh dengan keringat sampai bercucuran di mana mana.Aku mengulurkan tangan kepada Mas Brian untuk membantunya bangun duduk.
"Mas... maaf,tadi aku pukul sangat keras ya,coba aku lihat dada dan perut nya, jangan sampai ada yang memar.Kalau masih sakit biar di kompres dengan air hangat, nanti aku minta Bi Jumi antarkan ke sini."aku langsung membantu Mas Brian untuk membuka bajunya.
"Tidak apa apa Bunda...karena di dunia olahraga beladiri karateka, pukulan seperti yang Bunda lakukan itu, hal yang wajar dan lumrah.Iya ini masih sakit tapi tidak sampai memar,ini tidak apa apa kok.!!Bunda...sengaja ya suruh aku buka baju,ingin lihat dan pegang pegang dada dan perut aku ya."sahut Mas Brian sambil mengerlingkan sebelah matanya dan berbisik."sayang... sudah nggak sabar ya,tenang saja nanti sebentar kalau sudah di kamar, Bunda bebas deh mau pegang seluruh tubuh aku,ini semua kan milik kamu, sayang...??"
Aku malu sekali, langsung saja aku menolehkan wajah ku kearah lain karena ulah Mas Brian barusan, wajahku sudah merona seperti buah tomat.
"Mas...apa apaan sih malu tau, ingat umur lagian itu ada anak anak yang memperhatikan kita berdua."sentakku dengan sedikit grogi, yang di sambut oleh Mas Brian dengan suara kekehan kecilnya.
"Bunda.. nanti ajarkan kakak sama adik seperti gerakan yang tadi waktu Bunda menyerang Ayah ya,kami berdua lihat Ayah tidak bisa menangkis dan memblokir serangan Bunda, saking cepatnya."kedua buah hatiku itu menyoraki Mas Brian karena tidak bisa menangkis dan memblokir serangan ku.
"Iya, sayang... untuk hari ini latihannya cukup sampai disini saja,nanti kita sambung lagi di lain waktu,di saat kalian lagi libur sekolah karena untuk satu bulan ke depan, kalian berdua harus fokus belajar, sebentar lagi kalian ulangan semester."aku meminta mereka untuk segera berhenti latihan karena hari juga sudah semakin sore.
"Iya, bunda..kami ikut kata bunda saja.."sahut Almere dengan santai.
"Kalian langsung bersihkan diri,ya.."aku ingat mereka berdua untuk segera membersihkan diri lebih dulu.
"Iya Bunda..."sahut keduanya yang langsung melangkah menuju ke kamar mereka masing-masing.Aku sama Mas Brian juga langsung masuk ke kamar peraduan kami berdua untuk membersikan diri.
Rasanya tubuhku sakit semua,mungkin efek dari latihan olahraga beladiri karateka tadi sore,habis makan malam aku segera melaksanakan shalat isya tanpa menunggu Mas Brian yang sedang bercengkrama dengan kedua buah hati kami, Almere dan Al Jazair,Sambil menunggu Mas Brian,aku sengaja tiduran di atas sofa yang ada di kamar kami.
Karena terlalu lama menunggu, Mas Brian belum datang juga akhirnya aku pindah ke atas tempat tidur, Aku sudah mengantuk sekali sampai sampai mata ini sulit sekali untuk di buka.
Aku tidak tahu jam berapa, Mas Brian masuk ke dalam kamar, karena aku sudah tidur duluan.Aku hanya merasakan tubuhku kesulitan dalam bergerak karena Mas Brian memelukku dengan erat, setelah itu kami pulas dalam dunia mimpi hingga subuh datang menyapa.
"Sayang...ayo bangun.. kita shalat subuh dulu,ini sudah jam 5 pagi, nanti kita kehabisan waktu shalat, sayang..."Mas Brian berusaha membangunkan aku dengan mengguncang tubuhku beberapa kali.
"Hoammm..iya Mas...trimakasih ya sudah bangunin aku."sahutku dengan suara serak, suara khas orang baru bangun tidur.
Dengan langkah sedikit terhuyung aku melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk berwudhu lalu bersiap siap untuk shalat karena Mas Brian sudah menungguku di atas sajadahnya,untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan khusyuk hingga selesai.Setelah membereskan semua peralatan shalat yang baru saja kami gunakan dan aku letakkan kembali di atas tempatmya yang semula, aku langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi,hari ini, aku siapkan nasi goreng seafood dan telur omelette untuk sarapan pagi kami,tidak lupa juga aku siapkan susu hangat untuk kedua buah hatiku.
Semua menu Aku sudah tata di atas meja makan kini gilirannya aku panggil Mas Brian dan anak anak ku untuk segera sarapan.
"Kakak..ayo sarapan dulu, buruan nanti telat ke sekolahnya.. sekalian kamu ajak adikmu,ya.. bunda mau panggil ayah dulu..."aku berdiri di depan pintu kamarnya Almeera memintanya untuk segera keluar kamar dan juga menyamperin Al Jazair untuk sarapan lebih dulu sebelum berangkat ke sekolah.
"Iya, bunda..."sahut Almere dari dalam kamar.
Aku langsung berlalu dari depan kamar Almeera menuju ke kamar yang aku dan Mas Brian tempati.
Kebetulan Mas Brian baru selesai mandi, buliran air masih menetes dari rambutnya yang basah,aku langsung memalingkan wajahku ke arah lain, karena penampilannya Mas Brian seperti ini sangat menggoda imanku.
Mas Brian sengaja menggodaku dengan berdiri di depanku.
"Sayang... apakah tembok yang kamu tatap itu lebih bagus dari tubuh suamimu ini,hmm...??"ucap Mas Brian sambil menangkup daguku, hingga tatapan kami pun saling mengunci antara satu sama lainnya.
"Mas... sudah,ah..!!jangan menggodaku, sudah tau aku paling nggak bisa tahan diri kalau melihat Mas seperti ini..eh,malah sengaja mau pamerin padaku.."sungutku, kesal dengan tingkahnya Mas Brian.
"Sini...peluk dulu,mau lebih juga nggak apa apa... yang ada aku senang sekali,mood booster, sayang..."Mas Brian langsung memeluk tubuhku dengan erat, bahkan dia mulai menyatukan nafas kami hingga beberapa saat, karena kami sudah mulai kehabisan nafas akhirnya kami saling melepaskan.
"Mas.. cepatan pakai bajunya, Almere dan Al Jazair sudah menunggu kita di meja makan.."aku sengaja mengalihkan perhatiannya Mas Brian.
"Baiklah...bantuin aku dong, biar cepat selesai..."sahut Mas Brian dengan sedikit kecewa karena aku sengaja mengehentikan kegiatannya.
Dengan cepat aku membantu Mas Brian mengenakan semua pakaiannya hingga selesai.Setelah memastikan penampilannya sudah sempurna,kami berdua langsung keluar kamar sambil bergandengan tangan menuju meja makan, Almeera dan Al Jazair sudah menunggu kedatangan kami berdua.
"Kakak... Adik... hari ini di antara jemput sama sopir saja ya nanti Bunda kasih tau Mang Karyo untuk siap siap antar kalian berdua."ucapkku setelah kedua bauh hatiku sudah menyelesaikan sarapan pagi mereka.Segera aku hubungi Mang Karyo untuk mengantar dan jemput anak anak ku hari ini, karena mang Udin aku minta untuk mengantarkan Bi Jumi belanja bulanan.
"Iya,bunda..."sahut Almere dan Al Jazair secara bersamaan.
"Ayah... Bunda...kakak sama adik berangkat ke sekolah dulu ya, assalamualaikum."pamit kedua buah hatiku itu sambil menyalami tangan kami berdua secara bergantian, Mas Brian dan aku juga memeluk dan mencium pipi mereka berdua.
"Waallaikum salam iya..hati hati di jalan."aku dan Mas Brian mengantarkan mereka sampai masuk ke dalam mobil.
"Sayang...aku juga mau pamit ke kantor, hari ini aku pulangnya agak telat karena nanti siang ada mitting dengan klien belum tau juga jam berapa selesainya, assalamualaikum.."pamit Mas Brian.
"Iya,Mas..hati hati di jalan, waallaikum salam..."aku langsung menyalami tangan Mas Brian dan aku mengantarnya sampai ke depan mobil, sebelum masuk ke dalam mobil Mas Brian memelukku dan mencium pucuk kepala ku dengan lembut.
"Iya bunda...ayah juga ikut bergabung latihan dengan kami ya,biar tambah seru latihannya."mereka berdua juga mengajak Mas Brian untuk bergabung dengan kami,aku sih tidak yakin apa Mas Brian mau ikut karena sudah beberapa kali anak anak mengajaknya untuk ikut bergabung latihan, Mas Brian tidak pernah mau ikut ada saja alasannya, sejak saat itulah aku tidak pernah mau mengajak Mas Brian ikut bergabung latihan dengan kami.
"Iya deh..ayah akan ikut latihan dengan kalian...ayah juga pengen lihat sudah sejauh mana perkembangan kalian berdua selama latihan dengan Bunda.... sebentar ya, ayah mau ganti baju dulu..."putus Mas Brian yang langsung ke kamar untuk ganti pakaiannya dengan pakaian olahraga,tumben Mas Brian mau bergabung dengan kami kali ini,tapi bagus lah sebentar pasti seru latihannya.
Kami semua sudah berkumpul di tempat latihan, yang sengaja Mas Brian siap untuk aku dan anak anak.
"Mas... tumben mau ikut bergabung latihan dengan kami, karena selama ini Mas itu tidak pernah mau ikut walaupun sudah sering aku ajak..."tanya ku begitu melihat Mas Brian sudah bergabung dengan kami bertiga di tempat latih
"Iya Bunda...aku juga butuh olahraga karena selama ini aku,itu banyak melakukan kegiatan di dalam ruangan saja, sangat jarang olahraga, mumpung anak anak lagi latihan,aku ikut bergabung saja sekalian..."sahut Mas Brian yang langsung di sambut dengan wajah sumringah oleh kedua buah hatiku itu.
"Horee... akhirnya ayah mau juga latihan bareng bareng, kita... makasih,yah... sudah mau gabung dengan kami..."teriak Almere kegirangan, sementara Al Jazair,diam saja tidak menunjukkan reaksi apapun, baginya hanya main game online dan yang berhubungan dengan IT saja yang menarik perhatiannya, yang lainnya hanya selingan saja.
"Iya,sayang...ayo kita latihan bareng bareng ayah.."sahut Mas Brian sambil mengelus pucuk kepala Almere yang berbalut jilbab instan yang dia kenakan dengan penuh kasih sayang.
"Mas,Kakak,Adik...kita lakukan gerakan pemanasan dulu ya agar pada saat kita melakukan latihan inti tidak terjadi cidera pada otot dan tulang."aku memberikan aba-aba untuk gerakan pemanasan sejenak sebelum masuk pada latihan inti.Setelah merasa cukup,aku sengaja memberikan jeda waktu sedikit setelah pemanasan, untuk menyiapkan tenaga pada saat latihan inti nanti.
Latihan kali ini aku fokuskan pada gerakan cara memblokir, menangkis dan memasukkan pukulan pada lawan.
"Kakak... Adik... Ayo ikuti gerakan Bunda nanti kalau sudah mahir dan sudah menghafal semua urutan gerakannya, Kakak sama Adik langsung praktekkan ya, Bunda mau lihat kecepatan dan ketepatan gerakan kalian dalam melumpuhkan kekuatan lawan,paham...!!"ucapku dengan tegas.
"Iya Bunda...!!"sahut mereka berdua secara serempak.Aku mengawasi dan membetulkan cara mereka melakukan gerakan yang kadang masih kurang tepat, dengan penuh kegigihan,akhirnya mereka berdua dapat menguasai semua gerakan yang telah aku ajarkan beberapa menit sebelumnya.Aku memberikan aba-aba kepada kedua buah hatiku untuk istirahat karena latihan mereka kali ini sudah cukup.
Di sela sela aku mengawasi kedua anakku latihan, sempat aku melihat Mas Brian melakukan beberapa gerakan inti dalam olahraga beladiri karateka.Mas Brian memang telah menguasai sepenuhnya gerakan olahraga beladiri karateka,walaupun sangat jarang sekali melakukan latihan, tetap saja masih sangat konsisten dalam melakukan setiap gerakan inti pada olahraga ini.
"Ayah... Bunda...ayo tunjukan pada kami berdua bagaimana cara melumpuhkan kekuatan lawan dalam sekejap mata,kami berdua tau Ayah itu jago juga dalam olahraga beladiri karateka, apalagi Bunda sangat jago sekali,Bunda itu kan guru kami berdua."kedua anak ku kompak sekali menyuruh Mas Brian dan aku untuk melakukan gerakan sparing,mau tidak mau kami berdua meladeni permintaan mereka berdua.
Bukh.
Bukh.
Bukh.
Aku menyerang Mas Brian dengan secepat kilat tanpa memberikan kesempatan untuk menangkis dan memblokir semua serangan yang aku lancarkan.
Akhirnya Mas Brian jatuh dan menyatakan kalah.Aku melihat sekujur tubuh Mas Brian penuh dengan keringat sampai bercucuran di mana mana.Aku mengulurkan tangan kepada Mas Brian untuk membantunya bangun duduk.
"Mas... maaf,tadi aku pukul sangat keras ya,coba aku lihat dada dan perut nya, jangan sampai ada yang memar.Kalau masih sakit biar di kompres dengan air hangat, nanti aku minta Bi Jumi antarkan ke sini."aku langsung membantu Mas Brian untuk membuka bajunya.
"Tidak apa apa Bunda...karena di dunia olahraga beladiri karateka, pukulan seperti yang Bunda lakukan itu, hal yang wajar dan lumrah.Iya ini masih sakit tapi tidak sampai memar,ini tidak apa apa kok.!!Bunda...sengaja ya suruh aku buka baju,ingin lihat dan pegang pegang dada dan perut aku ya."sahut Mas Brian sambil mengerlingkan sebelah matanya dan berbisik."sayang... sudah nggak sabar ya,tenang saja nanti sebentar kalau sudah di kamar, Bunda bebas deh mau pegang seluruh tubuh aku,ini semua kan milik kamu, sayang...??"
Aku malu sekali, langsung saja aku menolehkan wajah ku kearah lain karena ulah Mas Brian barusan, wajahku sudah merona seperti buah tomat.
"Mas...apa apaan sih malu tau, ingat umur lagian itu ada anak anak yang memperhatikan kita berdua."sentakku dengan sedikit grogi, yang di sambut oleh Mas Brian dengan suara kekehan kecilnya.
"Bunda.. nanti ajarkan kakak sama adik seperti gerakan yang tadi waktu Bunda menyerang Ayah ya,kami berdua lihat Ayah tidak bisa menangkis dan memblokir serangan Bunda, saking cepatnya."kedua buah hatiku itu menyoraki Mas Brian karena tidak bisa menangkis dan memblokir serangan ku.
"Iya, sayang... untuk hari ini latihannya cukup sampai disini saja,nanti kita sambung lagi di lain waktu,di saat kalian lagi libur sekolah karena untuk satu bulan ke depan, kalian berdua harus fokus belajar, sebentar lagi kalian ulangan semester."aku meminta mereka untuk segera berhenti latihan karena hari juga sudah semakin sore.
"Iya, bunda..kami ikut kata bunda saja.."sahut Almere dengan santai.
"Kalian langsung bersihkan diri,ya.."aku ingat mereka berdua untuk segera membersihkan diri lebih dulu.
"Iya Bunda..."sahut keduanya yang langsung melangkah menuju ke kamar mereka masing-masing.Aku sama Mas Brian juga langsung masuk ke kamar peraduan kami berdua untuk membersikan diri.
Rasanya tubuhku sakit semua,mungkin efek dari latihan olahraga beladiri karateka tadi sore,habis makan malam aku segera melaksanakan shalat isya tanpa menunggu Mas Brian yang sedang bercengkrama dengan kedua buah hati kami, Almere dan Al Jazair,Sambil menunggu Mas Brian,aku sengaja tiduran di atas sofa yang ada di kamar kami.
Karena terlalu lama menunggu, Mas Brian belum datang juga akhirnya aku pindah ke atas tempat tidur, Aku sudah mengantuk sekali sampai sampai mata ini sulit sekali untuk di buka.
Aku tidak tahu jam berapa, Mas Brian masuk ke dalam kamar, karena aku sudah tidur duluan.Aku hanya merasakan tubuhku kesulitan dalam bergerak karena Mas Brian memelukku dengan erat, setelah itu kami pulas dalam dunia mimpi hingga subuh datang menyapa.
"Sayang...ayo bangun.. kita shalat subuh dulu,ini sudah jam 5 pagi, nanti kita kehabisan waktu shalat, sayang..."Mas Brian berusaha membangunkan aku dengan mengguncang tubuhku beberapa kali.
"Hoammm..iya Mas...trimakasih ya sudah bangunin aku."sahutku dengan suara serak, suara khas orang baru bangun tidur.
Dengan langkah sedikit terhuyung aku melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk berwudhu lalu bersiap siap untuk shalat karena Mas Brian sudah menungguku di atas sajadahnya,untuk melaksanakan shalat subuh berjamaah dengan khusyuk hingga selesai.Setelah membereskan semua peralatan shalat yang baru saja kami gunakan dan aku letakkan kembali di atas tempatmya yang semula, aku langsung ke dapur untuk menyiapkan sarapan pagi,hari ini, aku siapkan nasi goreng seafood dan telur omelette untuk sarapan pagi kami,tidak lupa juga aku siapkan susu hangat untuk kedua buah hatiku.
Semua menu Aku sudah tata di atas meja makan kini gilirannya aku panggil Mas Brian dan anak anak ku untuk segera sarapan.
"Kakak..ayo sarapan dulu, buruan nanti telat ke sekolahnya.. sekalian kamu ajak adikmu,ya.. bunda mau panggil ayah dulu..."aku berdiri di depan pintu kamarnya Almeera memintanya untuk segera keluar kamar dan juga menyamperin Al Jazair untuk sarapan lebih dulu sebelum berangkat ke sekolah.
"Iya, bunda..."sahut Almere dari dalam kamar.
Aku langsung berlalu dari depan kamar Almeera menuju ke kamar yang aku dan Mas Brian tempati.
Kebetulan Mas Brian baru selesai mandi, buliran air masih menetes dari rambutnya yang basah,aku langsung memalingkan wajahku ke arah lain, karena penampilannya Mas Brian seperti ini sangat menggoda imanku.
Mas Brian sengaja menggodaku dengan berdiri di depanku.
"Sayang... apakah tembok yang kamu tatap itu lebih bagus dari tubuh suamimu ini,hmm...??"ucap Mas Brian sambil menangkup daguku, hingga tatapan kami pun saling mengunci antara satu sama lainnya.
"Mas... sudah,ah..!!jangan menggodaku, sudah tau aku paling nggak bisa tahan diri kalau melihat Mas seperti ini..eh,malah sengaja mau pamerin padaku.."sungutku, kesal dengan tingkahnya Mas Brian.
"Sini...peluk dulu,mau lebih juga nggak apa apa... yang ada aku senang sekali,mood booster, sayang..."Mas Brian langsung memeluk tubuhku dengan erat, bahkan dia mulai menyatukan nafas kami hingga beberapa saat, karena kami sudah mulai kehabisan nafas akhirnya kami saling melepaskan.
"Mas.. cepatan pakai bajunya, Almere dan Al Jazair sudah menunggu kita di meja makan.."aku sengaja mengalihkan perhatiannya Mas Brian.
"Baiklah...bantuin aku dong, biar cepat selesai..."sahut Mas Brian dengan sedikit kecewa karena aku sengaja mengehentikan kegiatannya.
Dengan cepat aku membantu Mas Brian mengenakan semua pakaiannya hingga selesai.Setelah memastikan penampilannya sudah sempurna,kami berdua langsung keluar kamar sambil bergandengan tangan menuju meja makan, Almeera dan Al Jazair sudah menunggu kedatangan kami berdua.
"Kakak... Adik... hari ini di antara jemput sama sopir saja ya nanti Bunda kasih tau Mang Karyo untuk siap siap antar kalian berdua."ucapkku setelah kedua bauh hatiku sudah menyelesaikan sarapan pagi mereka.Segera aku hubungi Mang Karyo untuk mengantar dan jemput anak anak ku hari ini, karena mang Udin aku minta untuk mengantarkan Bi Jumi belanja bulanan.
"Iya,bunda..."sahut Almere dan Al Jazair secara bersamaan.
"Ayah... Bunda...kakak sama adik berangkat ke sekolah dulu ya, assalamualaikum."pamit kedua buah hatiku itu sambil menyalami tangan kami berdua secara bergantian, Mas Brian dan aku juga memeluk dan mencium pipi mereka berdua.
"Waallaikum salam iya..hati hati di jalan."aku dan Mas Brian mengantarkan mereka sampai masuk ke dalam mobil.
"Sayang...aku juga mau pamit ke kantor, hari ini aku pulangnya agak telat karena nanti siang ada mitting dengan klien belum tau juga jam berapa selesainya, assalamualaikum.."pamit Mas Brian.
"Iya,Mas..hati hati di jalan, waallaikum salam..."aku langsung menyalami tangan Mas Brian dan aku mengantarnya sampai ke depan mobil, sebelum masuk ke dalam mobil Mas Brian memelukku dan mencium pucuk kepala ku dengan lembut.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved