Bab 7 Bertemu Sahabat Lama.

by Taurus girls 12:39,Aug 04,2023
Hari ini genap seminggu sudah pembicaraan kami dengan orang tuanya Mas Brian,aku belum tau langkah apa yang akan di ambil oleh Mas Brian untuk mengatasi permasalahan perusahaan papanya, karena selama seminggu ini Mas Brian tidak pernah menyinggung perihal tersebut,aku juga enggan untuk menanyakannya kepada Mas Brian, biarlah nanti Mas Brian sendiri yang akan menceritakannya kepadaku.

Abah sama Ummi juga sudah pulang ke kampung, Abah tidak bisa meninggalkan usahanya terlalu lama.Hari ini adalah akhir pekan,aku ingin refreshing sejenak, ingin memanjakan diri,aku sudah minta tolong sopir untuk menjemput ke dua buah hatiku saat pulang sekolah nanti, agar aku tidak kepikiran jika aku tidak sempat menjemput mereka, pokoknya urusan anak anakku aman,aku langsung hubungi sahabat karibku, Winda Septiani,dia adalah satu-satunya sahabatku sewaktu jamannya kuliah di Bandung, walaupun kami berdua beda jurusan tapi sangat akrab karena kami berdua tinggal di rumah kontrakan yang sama.

"Assalamualaikum Winda....apa kabar.??"aku menyapa Winda, begitu panggilanku terhubung.

"Waallaikum salam,Al..!!alhamdulillah baik,kamu apa kabar juga..??sudah lama tidak ada beritanya,mentang mentang sudah nikah sama seorang direktur,tidak pernah lagi menghubungi aku."terdengar suara Winda agak kesal diseberang sana.

"Alhamdulillah baik juga... Winda kita jalan yuk...boring di rumah terus,kita makan, kita shopping,kita ke salon juga manjain diri, nanti aku jemput,kamu siap siap ya...??"

"Baik lah...apa sih yang tidak bisa,aku lakukan untuk sahabatku yang satu ini,oke aku siap siap dulu."

"Oke.. assalamualaikum."

"Waallaikum salam, hati hati di jalan, Al..."

Aku langsung mengakhiri obrolan kami,aku samperin Bi Jumi untuk menitipkan anak anakku,karena aku mau keluar jangan sampai pulang agak sore nanti anak anak ku khawatir.

Menempuh perjalanan kurang lebih 30 menit, akhirnya mobil yang aku kendarai berhenti dengan mulus di depan kediamannya Winda.

Tok..tok...tok..

"Assalamualaikum Winda... Aku sudah di depan pintu rumah ini."sapaku dengan suara yang agak keras.

"Waallaikum salam Al... ayo,aku sudah siap jalan ini."sahut Winda dari dalam rumah dan langsung keluar menyambutku lantas kami berdua berdua masuk k edalam mobil mililkku.

"Winda... sebelum kita shopping dan kesalon kita makan dulu ya, soalnya aku sudah lapar nih, tadi di rumah belum sempat sarapan l,lagian ini sudah jam 10 pagi."anakku untuk mampir makan di salah satu restoran milikku.

"Oke....terserah Al,aku ikut saja kamu mau makan di manapun tidak masalah,dulu waktu jamannya kuliah kita kan sering makan bareng di warung emperan pinggir jalan."sahut Winda dengan santai.

"Winda...kali ini kita tidak makan di warung emperan, nanti aku ajak kamu makan di restoran mewah."aku senyum melihat muka sahabat karib ku ini dari dulu hingga sampai sekarang tidak ada yang berubah dari dirinya.

"Ha...ha..ha...Al kamu bisa aja deh,jadi keinget jaman kuliah dulu, kita sering banget makan di warung emperan pinggir jalan, walaupun harganya receh tapi rasanya nggak recehan."

Kurang lebih 10 menit kemudian,akhirnya kami memasuki sebuah restoran yg tak lain dan bukan adalah restoran milikku.


"Al...ini restorannya besar sekali dan pasti ini restoran mahal lho, nggak salah kamu ajak aku makan di sini,Al....??"ucap Winda dengan ekspresi wajah yang sangat lucu,aku hanya senyum senyum saja melihat tingkah Winda.

"Winda... nggak apa-apakan kalau kita makan di sini, in syaa Allah puas deh dengan menu makanan disini."sahutku santai yang langsung di sambut Winda pun tersenyum sumringah.

"Al... Sepertinya nama restoran ini sangat familiar sekali di pendengaranku 'Restoran Triple Al'ini restoran kamu kan,Al..??aku nggak salah tebak,kan Al...??aku baru sadar kepanjangan dari Triple Al' Al Humaira, Almeera,Al Jazair."ujar Winda sambil menatapku dengan intens.

"He... He.. he...iya Winda... tebakan kamu tidak salah,ini restoran Abah yang beliau bangun untuk aku kelola."sahutku sambil tersenyum simpul.

"Al...aku pikir selama ini kamu hanya mengurus suami dan anak anakmu saja,eh ternyata kamu memiliki beberapa restoran,aku salut sama kamu Al, ternyata ilmu pengetahuan yang kamu dapat di bangku kuliah dulu, kini kamu benar-benar sudah terapkan dalam dunia bisnis,kalau tidak salah ini restoran ada di tiga kota,ya...di Malang,di Bandung,dan di sini tempat yang kita datangi ini."

"Iya, Winda..??ayo,kita makan dulu, aku sudah lapar, nanti kita ngobrol sambil makan."aku menggandeng tangannya Winda untuk masuk ke dalam restoran,sambil mencari tempat duduk yang kosong.Kebetulan ada meja yang kosong persis di bawah jendela.

Begitu kami duduk pelayan langsung menyodorkan buku daftar menu semua yang ada di restoranku ini.

"Winda....ayo pesan,pilih menu kesukaan kamu, semuanya gratis,kamu bisa makan dengan puas, jangan ragu.,oh ya... nanti kapan-kapan kita ke sini ajak anak anak ya..biar anak anakku dekat sama anak kamu Winda, kalau tidak salah Hari itu seumuran dengan Al Jazair,kan...??"

"Iya Al....kalau pas libur sekolah kita ajak mereka sekalian,Al...!! jadi semua keuangan restoran ini kamu yang kelola,Al..!! terus, Mas Brian sudah tau apa belum, Al...!!"

"Belum Winda...kan dari dulu kamu sudah tau,aku paling tidak suka pamer kekayaan,aku tuh orangnya paling anti sekali untuk memamerkan harta kekayaanku, biarlah nanti kalau sudah waktunya aku akan memberitahu Mas Brian."aku juga memberitahu Winda tentang perusahaan yang Abah dirikan.

"Winda... Aku mau cerita tapi tolong ya jangan di ceritakan sama orang lain cukup kamu saja,aku percaya kamu orangnya amanah, sebenarnya ada satu lagi usaha yang aku geluti, Abah itu pernah mendirikan sebuah perusahaan sama temannya,tapi sekarang temannya itu sudah pindah ke luar negeri untuk melanjutkan bisnisnya di sana,dan akhirnya perusahaan itu Abah jalankan sendiri,jadi perusahaan itu milik Abah sepenuhnya.Mau tidak mau aku harus menjalankan perusahaan itu, Alhamdulillah sudah berkembang dengan pesat saat ini bahkan sudah mempunyai cabang di Singapura, nama perusahaan nya itu Fruit Triple Al Group."Aku menjelaskan semuanya pada Winda,aku yakin dia orangnya amanah dalam memegang sebuah rahasia.

"Al...aku tidak menyangka ternyata saat ini itu,kamu adalah orang yang tajir melintir dan hebat dalam dunia bisnis,aku doain in syaa Allah semua usaha kamu maju terus dan tambah berkah,aku tau kamu itu orangnya sangat baik dengan orang lain,tidak sombong dan sering berbagi dengan orang lain."

"Aamiin...Winda,trimakasih ya atas doanya dan in syaa Allah aku bisa menjalankan semua yang telah Abah amanahkan kepadaku dengan penuh tanggung jawab..."Tidak terasa kami berdua sudah selesai makan.

Usai makan, aku langsung mengajak Winda untuk pergi ke salah satu mall terbesar yang ada di kota ini,aku mau mengajaknya untuk shopping, kebetulan di sana ada juga salon kecantikan sebagai tujuan akhir kami hari ini.

"Winda...kita shopping dulu,ya... siapa tau saja ada barang yang kecantol di hati.... nanti setelah itu baru kita nyalon, manjain diri..."

"Terserah kamu saja,Al...aku mah, ikut saja... maklum, aku nggak setajir kamu, Al...kamu kan tau suamiku, Mas Reno hanya seorang karyawan biasa,dan aku pun hanya seorang karyawan sebuah bank swasta, penghasilan kami tidak sebanding dengan penghasilan kalian, Al..."

"Kamu jangan ngomong begitu Winda... berapapun penghasilan kita, banyak dan sedikit... kita harus mensyukurinya..!! dulu hidup kamu juga sangat memprihatikan, Winda... perusahaan Mas Brian tidak langsung besar seperti sekarang ini, banyak suka duka yang kami alami... bahkan kami pernah hanya makan sehari sekali,di saat ekonomi kami belum memadai seperti sekarang ini.. kuncinya satu, Winda... bersyukur,maka in syaa Allah, Allah akan senantiasa melimpahkan rejekinya untuk kita..."ucapku panjang lebar kepada Winda.

Winda hanya diam saja saat mendengarkan semua ucapanku barusan, sengaja aku ceritakan apa yang telah kami lalui selama 11 tahun ini kepadanya, agar dia lebih bersyukur atas apa yang telah dia miliki saat ini.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

171