Bab 6 Berkunjung
by Taurus girls
09:20,Aug 04,2023
"Assalamualaikum ...Maa,Paa.."sambil mengucapkan salam aku sama Mas Brian masuk ke dalam rumah secara beriringan sekalian aku menggandeng tangan kedua buah hatiku.
"Waallaikum salam ... kalian sudah sampai,ayo masuk."Mama sama papanya Mas Brian menyambut kami dan persilahkan untuk duduk.Di dalam sudah ada Mas Rian beserta keluarganya dan juga Alia.Sepertinya ada hal penting sampai sampai kami semua berkumpul di rumah orang tua Mas Brian.
Kok mama dan papanya Mas Brian memandang ke arah ku dengan sinis, ini juga Mas Rian sama Mbak Ratih sama tatapan mata mereka ada apa ya.Perasaanku tidak enak . Mamanya Mas Brian memanggil asisten rumah tangga untuk membawa anak anak ku main di ruang keluarga sama anaknya Mas Rian, kebetulan anaknya Mas Rian,Galang seumuran dengan Al Jazair.
"Rian... Brian... Saat ini perusahaan papa lagi goyah dan papa sangat membutuhkan bantuan dana kurang lebih 10 miliar."Papanya Mas Brian membuka suara tanpa basa-basi lebih dulu,aku sama Mas Brian kaget,kok bisa perusahaan Airlangga Aditama yang sangat besar tiba tiba kekurangan dana,ini sepertinya ada yang tidak beres.
"Iya papa... Nanti coba saya usahakan untuk membantu perusahaan."jawab Mas Brian
"Secepatnya ya.... Brian karena kalau di tunda lagi akan berakibat fatal bagi perusahaan,papa dengar perusahaan kamu sekarang sudah berkembang dengan pesat."
"Iya Pa... Alhamdulillah,tapi kalau untuk mengeluarkan dana sebanyak 10 miliar kayaknya tidak bisa, karena dana yang ada sekarang ini hanya cukup untuk operasional perusahaan, nanti sya coba tanyakan ke teman teman siapa tau ada yang bisa bantu untuk meminjam uang."
Aku lihat papanya Mas Brian sepertinya tidak setuju dengan apa yang di ungkapkan suamiku,dan aku perhatikan Mas Rian kok diam saja seperti orang tanpa beban,ini ada apa pasti ada rahasia di balik semua ini.Tiba tiba Mamanya Mas Brian bercelatuk.
"Coba saja dulu kamu Brian,jadi menikah dengan putrinya Om Darsono pasti perusahaan papamu tidak akan mengalami hal seperti ini,mereka pasti akan membantu perusahaan papamu, ini kamu memilih menikah dengan wanita dari keluarga kampungan, yang tidak mengerti tentang bisnis apalagi tentang perusahaan."Mamanya Mas Brian kok kata katanya sangat menyakiti hati dan perasaan ku.
"Ma...tolong hargai perasaan istrinya Brian walaupun Humaira bukan dari kalangan keluarga pengusaha tapi dia adalah wanita yang Brian cintai."Mas Brian berusaha membela ku di depan mamanya.
"Baik lah... Brian, kebetulan Om Darsono sudah tau kalau perusahaan papa lagi ada masalah, sebelumnya dia sudah menawarkan bantuan tapi dengan syarat kamu harus menikah dengan putrinya, semua keputusan ada ditangan kamu sekarang,papa harap kamu bisa memutuskan yang terbaik untuk perusahaan kita karena kalau perusahaan papa hancur maka otomatis perusahaan kamu juga akan goyah."Aku perhatikan muka Mas Brian terpekur dan murung sekali.Aku tidak bisa diam saja melihat kedua mertua menyudutkan suamiku.
"Pa... Ma... Kenapa semua permasalahan perusahaan di limpahkan ke pada mas Brian ,sementara yang ada di perusahaan papa selama ini Mas Rian, seolah olah mas Brian yang menyebabkan masalah dalam perusahaan papa padahal selama ini Mas Brian sudah mengalah dengan Mas Rian sehingga dia memilih hengkang dari perusahaan papa dan mendirikan perusahaan sendiri."Aku mau tau sebenarnya apa yang di inginkan mertuaku ini kenapa mereka pilih kasih antara mas Brian dan Mas Rian toh mereka itu kakak beradik.
"Humaira... Papa tidak bermaksud untuk menyudutkan Brian,tapi Papa hanya mohon sedikit bantuan dari anak papa ini yang sekarang sudah sukses tidak ada salahnya kan...?? kalau Brian membantu perusahaan papa."sahut Pak Airlangga dengan sedikit gugup.
Aku bingung dengan sikap papa dan mamanya Mas Brian,kenapa mereka tidak melibatkan Mas Rian untuk mengatasi masalah perusahaan kan selama ini Mas Rian lah yang ada di sana pasti dia tau apa penyebab sampai perusahaan ada masalah.
"Pa...Ma... Kami pamit pulang dulu ini sudah malam kasian anak anak,besok mereka sekolah,untuk masalah perusahaan nanti Brian coba carikan solusinya."Mas Brian langsung mengajak kami untuk pulang ,aku langsung memanggil anak anak karena Mas Brian sudah siap siap untuk pulang.
Kami pun langsung pamit pulang,aku kesal sekali dengan perkataan Pak Airlangga tadi.
Sepanjang perjalanan pulang aku sangat gelisah dan geram dengan perkataan mamanya Mas Brian yang selalu memandangku rendah,apa salahku,sampai sampai ibu mertuaku itu sangat membenciku.Mas Brian juga diam saja, tidak mengeluarkan suara sepatah kata pun, aku sendiri tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.qa
"Mas... Kenapa mama sama papa melimpahkan semua permasalahan perusahaan sama kamu.Kurang apa coba selama ini, Mas itu sudah banyak mengalah sama mas Rian, dulu saja waktu awal-awal kita menikah papa langsung menyuruh Mas untuk hengkang dari perusahaan dan memilih Mas Rian sebagai direktur utama , padahal kalau di lihat dari segi kemampuan memimpin Mas lebih baik dari Mas Rian, nanti sudah ada masalah baru semuanya di limpahkan sama Mas, memangnya apa saja yang di lakukan Mas Rian di perusahaan,heran aku..rasanya ingin sekali ku maki maki itu Mas Rian sudah nggak becus mengurus perusahaan,sok belagu lagi."aku menggerutu terus sepanjang jalan biar Mas Brian tau kalau aku kesal sekali sama perlakuan Mama dan Papanya.
"Sudahlah Bunda... Jangan di masukkan ke dalam hati ya apa yang di bicarakan Mama sama Papa tadi, nanti Bunda jatuh sakit lagi,kan kasian sama anak anak,mereka sedih sekali kalau lihat Bunda sakit."Mas Brian berusaha menenangkan pikiranku sambil melirik kearah bangku tengah yang tempat oleh Almere dan juga Al Jazair.
Sepanjang jalan aku merecoki Mas Brian,aku sengaja meluapkan semua kekesalan hatiku kepadanya,aku tidak terima dengan perlakuan kedua orang tuanya yang terkesan pilih kasih, semua permasalahan perusahaan semuanya di limpahkan sama Mas Brian sementara kakak laki lakinya itu si Rian tidak pernah di libatkan.Tidak terasa mobil yang kami tumpangi sudah berhenti persis di area parkiran samping rumah kami.
"Bunda...anak anak... ayo turun kita sudah sampai di rumah."Mas Brian membukakan pintu mobil untukku, kedua buah hatiku juga sudah turun dari mobil,kami secara beriringan masuk ke dalam rumah.Sebelum masuk ke kamar aku cek Abah sama Ummi dulu, ternyata mereka sudah masuk istirahat di kamar oh ya ini sudah jam 9 malam.
Almeera dan Al Jazair langsung menuju ke kamar mereka masing-masing,aku dan Mas Brian juga segera masuk ke kamar, untuk istirahat.
Aku lihat Mas Brian sudah mengatupkan kedua matanya,aku tidak tau pasti apakah Mas Brian sudah tidur atau belum,aku juga langsung rebahan di kasur bersebelahan dengan Mas Brian.Aku belum bisa memejamkan mata, pikiran ku mengembara kemana mana ada begitu banyak pikiran yang bergelayut di atas kepalaku, terlintas satu pikiran seandainya Mas Brian mengikuti permintaan papanya, demi kelangsungan perusahaan papanya, Mas Brian harus memenuhi syarat dari Om Darsono untuk menikahi putrinya.
Aku tidak bisa membayangkan kalau itu sampai terjadi, bagaimana dengan nasib ke dua buah hatiku mereka pasti sangat sedih, tidak terkecuali dengan aku ,bagaimana bisa aku menjalani hidup kedepannya nanti ,aku tidak bisa melihat orang yang sangat aku cintai berbagi hati dengan wanita lain.
Mungkin Mas Brian merasa terganggu dengan gerakan tubuhku yang berputar ke kanan dan ke kiri untuk mencari posisi yang nyaman agar bisa tertidur.
"Sayang... kenapa nggak bisa tidur.. !!mikirin perkataan papa tadi ya, maafkan aku.. karena sudah melibatkan kamu dan juga anak anak kedalam permasalahan ini."ucap Mas Brian sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
"Iya,Mas.. seandainya papa betul betul memaksa Mas untuk menikahi putrinya Om Darsono, apa yang akan Mas lakukan,apakah Mas akan meninggalkan kami bertiga, tolong jawab aku mas...!!"cercaku dengan dada yang terasa sakit.
"Sayang,apapun yang terjadi kedepannya nanti aku tidak akan meninggalkan kalian bertiga,aku akan tetap mempertahankan pernikahan Kita , sayang...??tanpa ada wanita lain yang mengganggu kita, percayalah padaku Bunda,aku rela meninggalkan semuanya asalkan aku tidak kehilangan kamu dan anak anak kita."sahut Mas Brian sambil memelukku dari belakang.
Mas Brian berusaha keras untuk meyakinkan diriku, untuk tidak memikirkan apa yang telah di katakan oleh ke dua orang tuanya padaku beberapa jam sebelumnya.
Rasa nyaman langsung merayapi seluruh relung hatiku,tak butuh waktu lama akhirnya aku tertidur pulas sampai fajar menyingsing, Mas Brian pun ikut terlelap dengan posisi kami saling berpelukan.
"Waallaikum salam ... kalian sudah sampai,ayo masuk."Mama sama papanya Mas Brian menyambut kami dan persilahkan untuk duduk.Di dalam sudah ada Mas Rian beserta keluarganya dan juga Alia.Sepertinya ada hal penting sampai sampai kami semua berkumpul di rumah orang tua Mas Brian.
Kok mama dan papanya Mas Brian memandang ke arah ku dengan sinis, ini juga Mas Rian sama Mbak Ratih sama tatapan mata mereka ada apa ya.Perasaanku tidak enak . Mamanya Mas Brian memanggil asisten rumah tangga untuk membawa anak anak ku main di ruang keluarga sama anaknya Mas Rian, kebetulan anaknya Mas Rian,Galang seumuran dengan Al Jazair.
"Rian... Brian... Saat ini perusahaan papa lagi goyah dan papa sangat membutuhkan bantuan dana kurang lebih 10 miliar."Papanya Mas Brian membuka suara tanpa basa-basi lebih dulu,aku sama Mas Brian kaget,kok bisa perusahaan Airlangga Aditama yang sangat besar tiba tiba kekurangan dana,ini sepertinya ada yang tidak beres.
"Iya papa... Nanti coba saya usahakan untuk membantu perusahaan."jawab Mas Brian
"Secepatnya ya.... Brian karena kalau di tunda lagi akan berakibat fatal bagi perusahaan,papa dengar perusahaan kamu sekarang sudah berkembang dengan pesat."
"Iya Pa... Alhamdulillah,tapi kalau untuk mengeluarkan dana sebanyak 10 miliar kayaknya tidak bisa, karena dana yang ada sekarang ini hanya cukup untuk operasional perusahaan, nanti sya coba tanyakan ke teman teman siapa tau ada yang bisa bantu untuk meminjam uang."
Aku lihat papanya Mas Brian sepertinya tidak setuju dengan apa yang di ungkapkan suamiku,dan aku perhatikan Mas Rian kok diam saja seperti orang tanpa beban,ini ada apa pasti ada rahasia di balik semua ini.Tiba tiba Mamanya Mas Brian bercelatuk.
"Coba saja dulu kamu Brian,jadi menikah dengan putrinya Om Darsono pasti perusahaan papamu tidak akan mengalami hal seperti ini,mereka pasti akan membantu perusahaan papamu, ini kamu memilih menikah dengan wanita dari keluarga kampungan, yang tidak mengerti tentang bisnis apalagi tentang perusahaan."Mamanya Mas Brian kok kata katanya sangat menyakiti hati dan perasaan ku.
"Ma...tolong hargai perasaan istrinya Brian walaupun Humaira bukan dari kalangan keluarga pengusaha tapi dia adalah wanita yang Brian cintai."Mas Brian berusaha membela ku di depan mamanya.
"Baik lah... Brian, kebetulan Om Darsono sudah tau kalau perusahaan papa lagi ada masalah, sebelumnya dia sudah menawarkan bantuan tapi dengan syarat kamu harus menikah dengan putrinya, semua keputusan ada ditangan kamu sekarang,papa harap kamu bisa memutuskan yang terbaik untuk perusahaan kita karena kalau perusahaan papa hancur maka otomatis perusahaan kamu juga akan goyah."Aku perhatikan muka Mas Brian terpekur dan murung sekali.Aku tidak bisa diam saja melihat kedua mertua menyudutkan suamiku.
"Pa... Ma... Kenapa semua permasalahan perusahaan di limpahkan ke pada mas Brian ,sementara yang ada di perusahaan papa selama ini Mas Rian, seolah olah mas Brian yang menyebabkan masalah dalam perusahaan papa padahal selama ini Mas Brian sudah mengalah dengan Mas Rian sehingga dia memilih hengkang dari perusahaan papa dan mendirikan perusahaan sendiri."Aku mau tau sebenarnya apa yang di inginkan mertuaku ini kenapa mereka pilih kasih antara mas Brian dan Mas Rian toh mereka itu kakak beradik.
"Humaira... Papa tidak bermaksud untuk menyudutkan Brian,tapi Papa hanya mohon sedikit bantuan dari anak papa ini yang sekarang sudah sukses tidak ada salahnya kan...?? kalau Brian membantu perusahaan papa."sahut Pak Airlangga dengan sedikit gugup.
Aku bingung dengan sikap papa dan mamanya Mas Brian,kenapa mereka tidak melibatkan Mas Rian untuk mengatasi masalah perusahaan kan selama ini Mas Rian lah yang ada di sana pasti dia tau apa penyebab sampai perusahaan ada masalah.
"Pa...Ma... Kami pamit pulang dulu ini sudah malam kasian anak anak,besok mereka sekolah,untuk masalah perusahaan nanti Brian coba carikan solusinya."Mas Brian langsung mengajak kami untuk pulang ,aku langsung memanggil anak anak karena Mas Brian sudah siap siap untuk pulang.
Kami pun langsung pamit pulang,aku kesal sekali dengan perkataan Pak Airlangga tadi.
Sepanjang perjalanan pulang aku sangat gelisah dan geram dengan perkataan mamanya Mas Brian yang selalu memandangku rendah,apa salahku,sampai sampai ibu mertuaku itu sangat membenciku.Mas Brian juga diam saja, tidak mengeluarkan suara sepatah kata pun, aku sendiri tidak tahu apa yang sedang dia pikirkan.qa
"Mas... Kenapa mama sama papa melimpahkan semua permasalahan perusahaan sama kamu.Kurang apa coba selama ini, Mas itu sudah banyak mengalah sama mas Rian, dulu saja waktu awal-awal kita menikah papa langsung menyuruh Mas untuk hengkang dari perusahaan dan memilih Mas Rian sebagai direktur utama , padahal kalau di lihat dari segi kemampuan memimpin Mas lebih baik dari Mas Rian, nanti sudah ada masalah baru semuanya di limpahkan sama Mas, memangnya apa saja yang di lakukan Mas Rian di perusahaan,heran aku..rasanya ingin sekali ku maki maki itu Mas Rian sudah nggak becus mengurus perusahaan,sok belagu lagi."aku menggerutu terus sepanjang jalan biar Mas Brian tau kalau aku kesal sekali sama perlakuan Mama dan Papanya.
"Sudahlah Bunda... Jangan di masukkan ke dalam hati ya apa yang di bicarakan Mama sama Papa tadi, nanti Bunda jatuh sakit lagi,kan kasian sama anak anak,mereka sedih sekali kalau lihat Bunda sakit."Mas Brian berusaha menenangkan pikiranku sambil melirik kearah bangku tengah yang tempat oleh Almere dan juga Al Jazair.
Sepanjang jalan aku merecoki Mas Brian,aku sengaja meluapkan semua kekesalan hatiku kepadanya,aku tidak terima dengan perlakuan kedua orang tuanya yang terkesan pilih kasih, semua permasalahan perusahaan semuanya di limpahkan sama Mas Brian sementara kakak laki lakinya itu si Rian tidak pernah di libatkan.Tidak terasa mobil yang kami tumpangi sudah berhenti persis di area parkiran samping rumah kami.
"Bunda...anak anak... ayo turun kita sudah sampai di rumah."Mas Brian membukakan pintu mobil untukku, kedua buah hatiku juga sudah turun dari mobil,kami secara beriringan masuk ke dalam rumah.Sebelum masuk ke kamar aku cek Abah sama Ummi dulu, ternyata mereka sudah masuk istirahat di kamar oh ya ini sudah jam 9 malam.
Almeera dan Al Jazair langsung menuju ke kamar mereka masing-masing,aku dan Mas Brian juga segera masuk ke kamar, untuk istirahat.
Aku lihat Mas Brian sudah mengatupkan kedua matanya,aku tidak tau pasti apakah Mas Brian sudah tidur atau belum,aku juga langsung rebahan di kasur bersebelahan dengan Mas Brian.Aku belum bisa memejamkan mata, pikiran ku mengembara kemana mana ada begitu banyak pikiran yang bergelayut di atas kepalaku, terlintas satu pikiran seandainya Mas Brian mengikuti permintaan papanya, demi kelangsungan perusahaan papanya, Mas Brian harus memenuhi syarat dari Om Darsono untuk menikahi putrinya.
Aku tidak bisa membayangkan kalau itu sampai terjadi, bagaimana dengan nasib ke dua buah hatiku mereka pasti sangat sedih, tidak terkecuali dengan aku ,bagaimana bisa aku menjalani hidup kedepannya nanti ,aku tidak bisa melihat orang yang sangat aku cintai berbagi hati dengan wanita lain.
Mungkin Mas Brian merasa terganggu dengan gerakan tubuhku yang berputar ke kanan dan ke kiri untuk mencari posisi yang nyaman agar bisa tertidur.
"Sayang... kenapa nggak bisa tidur.. !!mikirin perkataan papa tadi ya, maafkan aku.. karena sudah melibatkan kamu dan juga anak anak kedalam permasalahan ini."ucap Mas Brian sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
"Iya,Mas.. seandainya papa betul betul memaksa Mas untuk menikahi putrinya Om Darsono, apa yang akan Mas lakukan,apakah Mas akan meninggalkan kami bertiga, tolong jawab aku mas...!!"cercaku dengan dada yang terasa sakit.
"Sayang,apapun yang terjadi kedepannya nanti aku tidak akan meninggalkan kalian bertiga,aku akan tetap mempertahankan pernikahan Kita , sayang...??tanpa ada wanita lain yang mengganggu kita, percayalah padaku Bunda,aku rela meninggalkan semuanya asalkan aku tidak kehilangan kamu dan anak anak kita."sahut Mas Brian sambil memelukku dari belakang.
Mas Brian berusaha keras untuk meyakinkan diriku, untuk tidak memikirkan apa yang telah di katakan oleh ke dua orang tuanya padaku beberapa jam sebelumnya.
Rasa nyaman langsung merayapi seluruh relung hatiku,tak butuh waktu lama akhirnya aku tertidur pulas sampai fajar menyingsing, Mas Brian pun ikut terlelap dengan posisi kami saling berpelukan.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved