Bab 3 Kejutan Ulang Tahun ku dan Ulang Tahun Pernikahan Kami.

by Taurus girls 08:56,Aug 03,2023
"Assalamualaikum Mas.. tadi Alia ke rumah katanya disuruh sama Mas Brian, untuk mengantarkan gamis untuk aku pakai di acara sebentar malam , Alia juga bilang katanya Mas sore ini tidak pulang nanti ketemu langsung di sana memang nya ada acara apa ya Mas..??"tanyaku, penasaran.

"Waallaikum salam Bunda.. oh itu kebetulan tadi Mas mampir di butik nya Alia, Mas lihat ada gamis model terbaru dan kayaknya cocok deh sama bunda ,Mas langsung beli saja sekalian minta tolong di antara ke rumah, nggak apa-apa kan...?? kalau sekali sekali Mas , ajak Bunda untuk dinner berdua, selama ini Mas kurang memberikan ruang waktu untuk Bunda,Mas terlalu sibuk dengan pekerjaan kantor,nanti dandan yang cantik ya Bunda"

" Iya Mas...aku senang sekali kalau Mas mau mengajak aku dinner,makasih juga Mas  sudah mau meluangkan waktu untuk aku, sudah dulu ya ini sudah waktunya shalat Maghrib,aku mau shalat dulu sekalian mau siap siap,Mas juga jangan lupa shalat , Assalamualaikum."

"Waallaikum salam,sama sama, sayang...??"Aku langsung tutup obrolan dengan Mas Brian, karena ini sudah  waktunya shalat Maghrib, begitu selesai shalat Maghrib aku langsung siap siap karena sopirnya Mas Brian sebentar lagi sampai.

Lho rumah kok sepi sekali pada kemana semua, coba aku cek kamarnya anak anak.

Tok tok tok.

" Almeera kamu di dalam nak?"sambil membuka pintu eh tidak ada juga ,coba aku cek ke kamarnya Aljazair siapa tau mereka berdua ada di sana.

Toko tok tok .

"Aljazair ada kakak di dalam Nak?"begitu buka pintu eh kosong juga ,kemana ini anak-anak apa mereka sama Bu Jumi ya. sambil berlalu ke ruang belakang bersebelahan dengan dapur ke kamarnya Bi Jumi.

Tok tok tok.

"Bi Jumi ada anak anak di dalam,ini aku  sudah cek kamar mereka tapi kok kosong semua." sambil buka pintu kamar Bi Jumi yah ini juga kosong pada kemana semua ini, untuk menghilangkan rasa khawatirku, yang sudah membuncah di dada aku coba menghubungi Almeera siapa tau Al Jazair ikut bersamanya.

"Assalamualaikum kakak lagi dimana."aku memburu Almeera dengan pertanyaan, begitu telponnya terhubung.

"Waallaikum salam Bunda.. maaf tadi kakak tidak sempat pamit sama Bunda kami lagi di toko buku,ini cari perlengkapan untuk menggambar, tadi di sekolah Pak guru menyampaikan akan ada lomba menggambar minggu depan ,ini di antara sama Bi Jumi,adik juga ikut."

" Yah sudahlah...kalau sudah selesai beli perlengkapan untuk menggambar nya langsung pulang ya, hati hati di jalan, oh  ya... Bunda mau keluar sudah di di jemput sama sopirnya Ayah ,Assalamualaikum."

"Waallaikum salam Bunda...hati hati Bunda" aku langsung keluar karna sudah di tunggu sama sopirnya Mas Brian.

Sepanjang perjalanan menuju hotel tempat Mas Brian menunggu,aku deg-degan sekali takut penampilan ku kali ini tidak sesuai dengan permintaan Mas Brian, di dalam mobil aku beberapa kali mengganti posisi dudukku dan membuang nafas agak keras sungguh aku gelisa sekali.

Mang Karyo beberapa kali melirik ke arah ku lewat kaca spion,aku hanya menunduk kan muka biar tidak terlalu grogi,untuk mengurangi rasa gelisah,ku ajak mang Karyo bercerita.

"Mang Kayo,,, gimana dengan penampilanku cantik nggak ,takut saja jangan sampai terlalu gimana gitu..."yanyaku sambil mengangkat muka .

"Menurut saya.. penampilan Ibu kali ini cantik sekali pasti Pak Brian pangling deh, pokoknya is the best."sahut Mang Karyo sambil tersenyum simpul.

"Ah,Mang Karyo ...bisa saja deh ,aku jadi malu."aku memalingkan muka keluar biar tidak terlalu grogi.

"Bu...ini kita sudah sampai, bapak sudah menunggu di dalam."

Mang Karyo langsung membukakan pintu mobil dan mempersilahkan aku turun dan untuk segera masuk kedalam hotel.

"Trimakasih ya Mang Karyo... Sudah mengantar aku ke sini."begitu pintu mobil terbuka aku langsung masuk ke dalam hotel.Aku langsung menuju ballroom hotel, di mana Mas Brian sudah menungguku.Lho ini ruangannya gelap sekali masa iya hotel yang sebesar ini mati lampu,kan tidak lucu .

Begitu aku buka pintu .Tak... tiba-tiba lampu menyala,aku kaget ternyata di dalam bukan hanya ada Mas Brian,tapi kedua buah hatiku Almeera dan Al Jazair ada juga,ada Bi Jumi, Mang Udin beserta keluarganya, Mang Karyo beserta keluarganya,ada juga sekretarisnya Mas Brian Mbak Marisa dan beberapa karyawan kantornya Mas Brian,ada juga  keluagany Mas Brian, Mas Rian beserta keluarganya dan Alia .Pas aku menoleh ke samping aku melihat Abah sama Ummi juga ada di sini.

Mas Brian langsung menyambut dan memelukku dan mengecup keningku

"Selamat ulang tahun sayang..semoga di ulang tahun Bunda yang ke 32 ini Allah senantiasa melimpahkan kebahagiaan dan satu lagi selamat ulang tahun pernikahan kita, sayang yang ke 11 ,semoga pernikahan kita ini ,akan langgeng sampai kita menua bersama hingga maut yang memisahkan kita, Aamiin.."Mas Brian memberikan sebua kotak kado.

"Aamiin... Trimakasih atas hadiah dan kadonya."aku langsung memeluk Mas Brian, penuh haru dan bahagia.

Kemudian satu persatu yang hadir di sini mengucapkan selamat kepada kami berdua tanpa terlewatkan seorang pun.

Aku langsung menitikkan air mata,ini seperti mimpi saja, walaupun di dasar hati ku yang paling dalam ada sejumput kekecewaan di setiap perayaan ulang tahunku dan ulang tahun pernikahanku dengan Mas Brian,mertuaku tidak pernah ada,mereka tidak pernah menghargaiku sebagai menantu alasannya, karna saya berasal dari kampung tidak selevel dengan mereka, yang notabene keluarga pengusaha.

"Bunda... maaf ya tadi sengaja keluar diam diam,ini semua ide Ayah, katanya mau kasi kejutan untuk Bunda."Almeera menghampiri aku sama Mas Brian,dia merasa bersalah sudah tidak jujur padaku.

"Iya tidak apa-apa kakak..."aku mengulas sebuah senyum kearah Almeera, agar dia merasa terlalu bersalah.

Kalau aku bisa meminta Ya Allah apa yang aku rasakan saat ini,jangan pernah berlalu dalam hidupku, tetap seperti saat ini.

Tiba-tiba Abah sama Ummi menghampiri kami berdua sambil memelukku  dan Mas Brian secara bergantian ,aku sejenak memperhatikan muka Abah,beliau menitikkan air matanya, menandakan kalau hatinya di landa kesedihan yang mendalam.

"Al Humaira anakku...kini usiamu sudah 32 tahun,usia yang cukup matang untuk seorang wanita,jadilah wanita yang tangguh, jadilah madrasah yang baik untuk anak anakmu dan jadilah rumah yang selalu suamimu tempat berpulang dan tinggal..."aku langsung memeluk lelaki yang menjadi cinta pertama ku ini sambil menangis.

"Trimakasih atas nasihat yang sudah Abah berikan untuk Humaira." Abah juga mengeratkan pelukannya kepadaku.

"Nak Brian... Sudah 11 tahun kalian berumah tangga,Abah mohon sayangilah Al Humaira sebagaimana saya menyayanginya,tolong jaga perasaan dan hatinya,aku tau sampai saat ini,kedua orangtuamu belum bisa menerima anaku Al Humaira, kalaupun ada masalah dalam rumah tangga itu hal yang wajar tolong kalian bicarakan baik-baik.".aku lihat Mas Brian juga menitikkan air matanya sambil memeluk Abah.

"Iya Abah ... insya Allah saya akan selalu mengingat pesan Abah."Abah dan Ummi pun kembali bergabung dengan keluarga yang lain.

Setelah acara selesai dan sudah pulang semua, kini tinggal aku dan Mas Brian,kami tidak pulang ke rumah ,Mas Brian mengajakku untuk bermalam di hotel,di kamar yang sama sewaktu kami menghabiskan malam pertama.

"Sayang... Malam ini kita bermalam di sini,di kamar yang telah menjadi saksi bisu di mana kita memulai hidup bersama,Mas ingin mengingat kembali nostalgia malam pertama kita,di sini sayang."Mas Brian telah mempersiapkan semuanya, kamar hotel telah di hiasi penuh dengan kelopak bunga mawar merah,dan ada juga lilin aromaterapi, membuat suasana kamar menjadi syahdu Mas Brian tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dia langsung menggendongku ala bridal style menuju tempat tidur yang dulu menjadi tempat peraduan kami untuk pertama kalinya menuju mahligai rumah tangga.

"Sayang ..apakah kamu senang dengan apa yang telah saya siapkan ini..??"mata Mas Brian menatap mukaku dengan tatapan penuh cinta

"Mas...aku bahagia sekali."Aku berusaha menetralkan degup jantungku yang berdetak lebih kencang,aku meremang seketika karena sentuhan bibir Mas Brian yang telah membungkam mulutku, secara perlahan aku membalas mengulum bibir Mas Brian, paguttan yang semula saling menuntut kini berubah semakin panjang dan menuntut untuk lebih dari sekedar ciuman saja.

Sentuhan sentuhan lembut Mas Brian membuat diriku melayang melambung tinggi ke awang-awang, mereguk indah dan manisnya madu pernikahan. Ah... Mas Brian semua pesonamu selalu saja menenggelamkan diriku hingga sedikit pun tak mampu untuk menolaknya.

"Makasih Bunda..."lenguhan panjang terucap dari bibir Mas Brian ada senyum bahagia berbinar di mata kami berdua bersamaan dengan jatuhnya tubuh Mas Brian yang terkulai lemas karena kelelahan usai 'pertempuran' kami barusan.

Mas Brian memang bukan tipe laki-laki yang suka melontarkan rayuan gombal dan sok romantis, tapi suamiku itu selalu membuktikan dengan perbuatannya. Dalam kehidupan kami berumah tangga Mas Brian selalu melakukan hal hal kecil,yang mungkin menurut orang lain itu sangat sederhana tapi itu sudah cukup membuatku bahagia seperti yg sering  Mas Brian lakukan setiap menjelang tidur Mas Brian selalu mencium kening dan kedua pipiku.

"Sayang... Bangun shalat subuh dulu ini sudah jam lima,ayo sana mandi Mas sudah menyiapkan air hangat,baru kita shalat bersama."Begitu buka mata aku lihat Mas Brian sudah siap dengan baju kokonya .

"Hm.. iya Mas .."walaupun tulangku rasanya remuk semua, ini dikarenakan ulahnya Mas Brian semalam aku harus bangun menyeret kakiku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi aku langsung mengambil pakaian lalu bsrsiap untuk  melakukan shalat subuh berjamaah.

Setelah kami menunaikan shalat subuh,aku kembali merebahkan diri sambil menunggu pagi datang menyapa, tiba-tiba saja Mas Brian iku berbaring di sampingku dengan posisi memelukku dari belakang.









Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

171