Bab 9 Taman Bermain.
by Taurus girls
10:02,Aug 05,2023
Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah kediaman kami,aku selalu teringat dengan wanita yang bersama dengan mamanya Mas Brian tadi, siapa ya wanita itu apa jangan-jangan dia itu anaknya Pa Darsono yang mau di jodohkan dengan Mas Brian, kenapa kok hatiku mendadak gelisah begini ada apa ini.
Aku sampai di rumah sepintas kulirik jam yang melingkar di salah satu tanganku, waktu menunjukkan sudah pukul 4 sore,rumah kok sepi sekali, mungkin anak anakku pada istirahat di kamar mereka,aku langsung masuk ke kamar,mau shalat ashar sekalian istirahat sejenak.
Di tempat yang berbeda mamanya Mas Brian lagi gelisah sekali karena penasaran dengan apa yang di lihatnya hari ini, untuk mengurai rasa gelisahnya, akhirnya wanita paruh baya itu menghubungi putranya, Biran Aditama.
"Assalamualaikum... Brian."sapa mamanya Mas Brian lebih dulu begitu sambungan telponnya terhubung dengan sang putra.
"Waallaikum salam,Ma....!!ada apa menelpon Brian,apa ada sesuatu yang penting."tanya Mas Brian dari seberang sana, sedikit bingung kenapa mamanya secara tiba tiba telepon dirinya di saat jam kantor,tidak seperti biasanya.
"Brian... Selama ini istrimu itu kamu kasi kartu kredit yang warna apa, karena tadi waktu mama belanja mall yang menjual aksesoris untuk wanita,mama lihat seorang wanita menggunakan kartu kredit berwarna platinum di atas kartu kreditnya itu ada nama Al Humaira Razak."tanya mamanya Mas Brian dengan tanpa basa-basi lebih lebih dulu.
"Iya Maa... Humaira memang Brian kasihkan kartu kredit tapi yang biasa,mama mungkin salah liat kali,kan nama Al Humaira Razak bukan hanya istrinya Brian saja,maa...?? bisa saja kan nama sama tapi orangnya berbeda...."sahut Mas Brian dengan santai.
"Iya juga, mungkin mama salah orang,bisa jadi nama sama tapi beda orang seperti katamu tadi Brian,oke mama tutup dulu ya, Assalamualaikum.."
"Waallaikum salam... Ma."bro Mas Brian, keningnya mengerut, hanya karena perihal kartu kredit, mamanya sampai menghubunginya di jam lagi sibuk kerja.
"Mama ada ada saja deh nanti sebentar setelah pulang aku coba tanya Humaira apa benar dia memiliki kartu kredit berwarna platinum karena setahu aku kartu kreditnya yang biasa, itupun aku yang berikan."lirih Mas Brian sendirian,dan langsung melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda karena mendapatkan teleponnya dari ibunya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore sudah waktunya pulang kantor,Mas Brian sebentar lagi sampai.Selesai shalat ashar dan istirahat sejenak,aku langsung ke dapur untuk menyiapkan makan malam, karena Mas Brian lebih suka semua kebutuhannya aku yang siapkan walaupun ada bibi tapi tetap saja,aku yang siapkan menu makanan yang kami konsumsi sehari hari.
"Assalamualaikum, sayang...".sapa Mas Brian sambil berlalu masuk ke dalam rumah.
"Waallaikum salam...Mas..."aku menyalami tangan Mas Brian sudah menjadi kebiasaan suamiku sejak kami menikah setiap pulang dari kantor Mas Brian selalu memeluk dan mencium pucuk kepalaku sejenak.
Mas Brian langsung aku antara ke kamar karena di mau membersihkan diri dulu.
"Sayang...mas mau mandi dulu ya nanti setelah itu kita ngobrol ada yang Mas akan bicarakan dengan kamu."
"Iya Mas... nanti aku tunggu di ruang keluarga."Mas Brian langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah menyiapkan baju ganti untuk Mas Brian aku langsung ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk kami berdua,aku lihat Mas Brian sudah ada di ruang keluarga,aku segera samperin Mas Brian di sana dan mengobrol bersama.
"Sayang...tadi keluar ke mana saja, soalnya mama tadi hubungi aku katanya,tadi siang ada orang belanja bayarnya pakai kartu kredit berwarna platinum dan di kartu kredit itu ada namanya,mama bilang nama sama persis dengan nama kamu, sayang.."tanya Mas Brian sambil menatapku dengan intens.
"Iya Mas ...tadi aku memang keluar jalan sama teman lama teman kuliahku dulu, Winda Septiani,Mas kenal kan orangnya,dulu waktu kita menikah dia,juga hadir.Aku sama Winda,makan, shopping,lalu ke salon bareng ,setelah itu kami pulang,Mas...?? mama salah orang mungkin,bisa saja kan nama sama tapi beda orang lagian kartu kredit ku yang biasa,itu juga Mas yang berikan."sahutku dengan santai dan tenang.
Belum saatnya aku memberitahukan apa saja yang aku lakukan selama Mas Brian tidak berada di rumah.Aku masih menutupi semua tentang semua bisnis dan perusahaan yang aku miliki kepada Mas Brian karena aku masih kesal sama mama dan papanya,mereka memandang status sosial orang dari segi ekonomi bukan dari kepribadiannya.
"Tadi juga aku sudah jelaskan sama mama mungkin dia salah liat,tidak mungkin kan kamu memiliki kartu kredit berwarna platinum, orang kamu hanya di rumah saja, nggak kemana mana, yang memiliki kartu kredit seperti itu kan hanya segelintir orang, yang memiliki bisnis berskala besar..."
Obrolan kami sempat terhenti karena kedatangan ke dua buah hatiku.
"Ayah... Bunda...besok kan hari libur gimana kalau kita pergi jalan jalan ke taman bermain, Kakak sama Adik...sudah lama tidak ke sana.Selama ini kalau libur kita hanya di rumah saja, tidak kemana mana.."cerocos ke duanya sambil memelukku dan Mas Brian secara bergantian.
"Iya... in syaa Allah besok kita pergi ke taman bermain." Aku sama Mas Brian menyanggupi permintaan mereka berdua.
Jam 7 pagi aku lihat Mas Brian dan kedua buah hatiku sudah pada rapi semua tinggal aku yang belum siap siap .
"Bunda, ayo .. buruan,ini Ayah,kakak sama adik sudah rapi dan siap jalan."ketus ke dua buah hatiku itu menceramahiku karena aku belum siap siap juga.Sementara Mas Brian hanya senyum senyum saja saat melihat tingkah kedua buah hati kami itu.
"Iya...kakak sama adik tunggu sebentar ya Bunda mau siap siap dulu." Aku langsung ke kamar untuk mengganti pakaian yang aku kenakan,kebetulan hari ini,mau jalan jalan ke taman bermain jadi aku pakai celana jeans sama blazer dilapisi kardigan untuk pasminanya aku pilih warna yang senada dengan blazer yang aku.Walaupun aku berhijab tapi selalu memperhatikan penampilan dan fashion yang aku pakai.
"Ayo... kita jalan sekarang, Bunda sudah siap ini." Aku langsung menggandeng tangan kedua buah hatiku untuk masuk ke dalam mobil,Mas Brian sudah menunggu kami di depan pintu mobil yang telah dia buka sebelumnya.
"Bunda... hari ini cantik sekali, kakak kalau besar nanti mau seperti Bunda selalu tampil cantik dan penuh kasih sayang." puji putri sulungku itu dengan senyum lebarnya, wajahku pun langsung merona,malu karena pujian yang di lontarkan oleh Almere barusan.Aku lihat Mas Brian sepintas menatap ke arah ku, dengan senyum manisnya, semakin membuatku merona saja.
"Ayah... masih lama nggak sampai di taman bermainnya soalnya adik sudah tidak sabar ini,pengen main komedi putar.Bunda... hari ini itu banyak teman teman Adik yang datang ke sana."Al Jazair sangat antusias sekali untuk bermain berbeda dengan Almeera dia diam diam saja, tidak berkomentar sedikit pun.
"Sabar...ya adik nanti pasti sampai juga."Mas Brian menenangkan hati anak laki-lakinya.Selang beberapa menit kemudian kami sudah memasuki area parkiran yang ada di taman bermain.
"Kakak,Adik,Bunda... ayo,turun kita sudah sampai di taman bermain ini."titah Mas Brian yang sudah turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk kami bertiga.Begitu keluar dari dalam mobil Al Jazair langsung menuju tempat komedi putar karena dia sangat senang sekali naik komedi putar, sementara Mas Brian, Aku dan Almeera hanya mengikutinya dari belakang.
"Kakak... Ayo temani Adik naik komedi putar, sudah lama kan kita tidak main ke sini."teriak Al Jazair yang sudah menarik salah satu tangannya Almere, mereka pun sudah ada di atas komedi putar, wahana yang sangat disukai oleh Al Jazair.Aku sama Mas Brian mengawasi mereka dari bawah saja.
"Sayang.. hari ini cantik sekali,tidak ada yang berubah dengan penampilannya kamu,walaupun sudah memiliki dua anak, wajah kamu itu selalu terlihat cantik dan fresh"puji Mas Brian menatapku sambil menatapku dengan intens.
Blush.
"Mas... Trimakasih atas pujiannya."mukaku langsung memerah karena pujian yang di lontarkan oleh Mas Brian,aku tersenyum sambil membuang muka ke arah lain untuk membuang rasa grogiku.
Pada saat Aku sama Mas Brian lagi bersenda gurau tiba-tiba ada seorang wanita datang menghampiri kami dan langsung menyapa Mas Brian,aku perhatikan muka wanita itu sepertinya wanita yang sama dengan yang aku lihat di mall tempat penjualan tas 'wanita ini kan yang bersama dengan mamanya Mas Brian di mall waktu itu'batinku melirik sekilas ke wanita yang sedang mengajak Mas Brian ngobrol sejenak.
"Hai.. Mas Brian..apa kabar sudah lama kita tidak bertemu...!!Mas,ini istrinya ya...??"wanita tersebut menoleh ke arah ku sambil menyodorkan tangannya.
"Hai,Juga...iya,aku istrinya Mas Brian,Al Humaira Razak, panggil saja Humaira."akuu memperkenalkan diri lebih dulu lalu ku jabat tangan wanita itu.
"Saya..Alma Wardani, panggil saja Alma, saya putrinya Pak Darsono teman Papanya Mas Brian."sahut dengan santai.
'Oo.. pantas saja dia sangat akrab dengan mamanya Mas Brian, tenyata wanita ini toh, yang mau di jodohkan dengan suamiku, kalau aku perhatikan,dia cantik sih, hanya saja dia minim akhla, kerena dia dengan santainya mendekati pria yang telah beristri, pelakor memang memiliki seribu satu macam cara untuk mendapatkan gebetannya.'aku bermonolog dalam hati sambil melengkungkan bibirku dengan samar.
Aku sampai di rumah sepintas kulirik jam yang melingkar di salah satu tanganku, waktu menunjukkan sudah pukul 4 sore,rumah kok sepi sekali, mungkin anak anakku pada istirahat di kamar mereka,aku langsung masuk ke kamar,mau shalat ashar sekalian istirahat sejenak.
Di tempat yang berbeda mamanya Mas Brian lagi gelisah sekali karena penasaran dengan apa yang di lihatnya hari ini, untuk mengurai rasa gelisahnya, akhirnya wanita paruh baya itu menghubungi putranya, Biran Aditama.
"Assalamualaikum... Brian."sapa mamanya Mas Brian lebih dulu begitu sambungan telponnya terhubung dengan sang putra.
"Waallaikum salam,Ma....!!ada apa menelpon Brian,apa ada sesuatu yang penting."tanya Mas Brian dari seberang sana, sedikit bingung kenapa mamanya secara tiba tiba telepon dirinya di saat jam kantor,tidak seperti biasanya.
"Brian... Selama ini istrimu itu kamu kasi kartu kredit yang warna apa, karena tadi waktu mama belanja mall yang menjual aksesoris untuk wanita,mama lihat seorang wanita menggunakan kartu kredit berwarna platinum di atas kartu kreditnya itu ada nama Al Humaira Razak."tanya mamanya Mas Brian dengan tanpa basa-basi lebih lebih dulu.
"Iya Maa... Humaira memang Brian kasihkan kartu kredit tapi yang biasa,mama mungkin salah liat kali,kan nama Al Humaira Razak bukan hanya istrinya Brian saja,maa...?? bisa saja kan nama sama tapi orangnya berbeda...."sahut Mas Brian dengan santai.
"Iya juga, mungkin mama salah orang,bisa jadi nama sama tapi beda orang seperti katamu tadi Brian,oke mama tutup dulu ya, Assalamualaikum.."
"Waallaikum salam... Ma."bro Mas Brian, keningnya mengerut, hanya karena perihal kartu kredit, mamanya sampai menghubunginya di jam lagi sibuk kerja.
"Mama ada ada saja deh nanti sebentar setelah pulang aku coba tanya Humaira apa benar dia memiliki kartu kredit berwarna platinum karena setahu aku kartu kreditnya yang biasa, itupun aku yang berikan."lirih Mas Brian sendirian,dan langsung melanjutkan pekerjaannya yang tadi sempat tertunda karena mendapatkan teleponnya dari ibunya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore sudah waktunya pulang kantor,Mas Brian sebentar lagi sampai.Selesai shalat ashar dan istirahat sejenak,aku langsung ke dapur untuk menyiapkan makan malam, karena Mas Brian lebih suka semua kebutuhannya aku yang siapkan walaupun ada bibi tapi tetap saja,aku yang siapkan menu makanan yang kami konsumsi sehari hari.
"Assalamualaikum, sayang...".sapa Mas Brian sambil berlalu masuk ke dalam rumah.
"Waallaikum salam...Mas..."aku menyalami tangan Mas Brian sudah menjadi kebiasaan suamiku sejak kami menikah setiap pulang dari kantor Mas Brian selalu memeluk dan mencium pucuk kepalaku sejenak.
Mas Brian langsung aku antara ke kamar karena di mau membersihkan diri dulu.
"Sayang...mas mau mandi dulu ya nanti setelah itu kita ngobrol ada yang Mas akan bicarakan dengan kamu."
"Iya Mas... nanti aku tunggu di ruang keluarga."Mas Brian langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah menyiapkan baju ganti untuk Mas Brian aku langsung ke dapur untuk menyiapkan minuman dan makanan ringan untuk kami berdua,aku lihat Mas Brian sudah ada di ruang keluarga,aku segera samperin Mas Brian di sana dan mengobrol bersama.
"Sayang...tadi keluar ke mana saja, soalnya mama tadi hubungi aku katanya,tadi siang ada orang belanja bayarnya pakai kartu kredit berwarna platinum dan di kartu kredit itu ada namanya,mama bilang nama sama persis dengan nama kamu, sayang.."tanya Mas Brian sambil menatapku dengan intens.
"Iya Mas ...tadi aku memang keluar jalan sama teman lama teman kuliahku dulu, Winda Septiani,Mas kenal kan orangnya,dulu waktu kita menikah dia,juga hadir.Aku sama Winda,makan, shopping,lalu ke salon bareng ,setelah itu kami pulang,Mas...?? mama salah orang mungkin,bisa saja kan nama sama tapi beda orang lagian kartu kredit ku yang biasa,itu juga Mas yang berikan."sahutku dengan santai dan tenang.
Belum saatnya aku memberitahukan apa saja yang aku lakukan selama Mas Brian tidak berada di rumah.Aku masih menutupi semua tentang semua bisnis dan perusahaan yang aku miliki kepada Mas Brian karena aku masih kesal sama mama dan papanya,mereka memandang status sosial orang dari segi ekonomi bukan dari kepribadiannya.
"Tadi juga aku sudah jelaskan sama mama mungkin dia salah liat,tidak mungkin kan kamu memiliki kartu kredit berwarna platinum, orang kamu hanya di rumah saja, nggak kemana mana, yang memiliki kartu kredit seperti itu kan hanya segelintir orang, yang memiliki bisnis berskala besar..."
Obrolan kami sempat terhenti karena kedatangan ke dua buah hatiku.
"Ayah... Bunda...besok kan hari libur gimana kalau kita pergi jalan jalan ke taman bermain, Kakak sama Adik...sudah lama tidak ke sana.Selama ini kalau libur kita hanya di rumah saja, tidak kemana mana.."cerocos ke duanya sambil memelukku dan Mas Brian secara bergantian.
"Iya... in syaa Allah besok kita pergi ke taman bermain." Aku sama Mas Brian menyanggupi permintaan mereka berdua.
Jam 7 pagi aku lihat Mas Brian dan kedua buah hatiku sudah pada rapi semua tinggal aku yang belum siap siap .
"Bunda, ayo .. buruan,ini Ayah,kakak sama adik sudah rapi dan siap jalan."ketus ke dua buah hatiku itu menceramahiku karena aku belum siap siap juga.Sementara Mas Brian hanya senyum senyum saja saat melihat tingkah kedua buah hati kami itu.
"Iya...kakak sama adik tunggu sebentar ya Bunda mau siap siap dulu." Aku langsung ke kamar untuk mengganti pakaian yang aku kenakan,kebetulan hari ini,mau jalan jalan ke taman bermain jadi aku pakai celana jeans sama blazer dilapisi kardigan untuk pasminanya aku pilih warna yang senada dengan blazer yang aku.Walaupun aku berhijab tapi selalu memperhatikan penampilan dan fashion yang aku pakai.
"Ayo... kita jalan sekarang, Bunda sudah siap ini." Aku langsung menggandeng tangan kedua buah hatiku untuk masuk ke dalam mobil,Mas Brian sudah menunggu kami di depan pintu mobil yang telah dia buka sebelumnya.
"Bunda... hari ini cantik sekali, kakak kalau besar nanti mau seperti Bunda selalu tampil cantik dan penuh kasih sayang." puji putri sulungku itu dengan senyum lebarnya, wajahku pun langsung merona,malu karena pujian yang di lontarkan oleh Almere barusan.Aku lihat Mas Brian sepintas menatap ke arah ku, dengan senyum manisnya, semakin membuatku merona saja.
"Ayah... masih lama nggak sampai di taman bermainnya soalnya adik sudah tidak sabar ini,pengen main komedi putar.Bunda... hari ini itu banyak teman teman Adik yang datang ke sana."Al Jazair sangat antusias sekali untuk bermain berbeda dengan Almeera dia diam diam saja, tidak berkomentar sedikit pun.
"Sabar...ya adik nanti pasti sampai juga."Mas Brian menenangkan hati anak laki-lakinya.Selang beberapa menit kemudian kami sudah memasuki area parkiran yang ada di taman bermain.
"Kakak,Adik,Bunda... ayo,turun kita sudah sampai di taman bermain ini."titah Mas Brian yang sudah turun lebih dulu dan membukakan pintu mobil untuk kami bertiga.Begitu keluar dari dalam mobil Al Jazair langsung menuju tempat komedi putar karena dia sangat senang sekali naik komedi putar, sementara Mas Brian, Aku dan Almeera hanya mengikutinya dari belakang.
"Kakak... Ayo temani Adik naik komedi putar, sudah lama kan kita tidak main ke sini."teriak Al Jazair yang sudah menarik salah satu tangannya Almere, mereka pun sudah ada di atas komedi putar, wahana yang sangat disukai oleh Al Jazair.Aku sama Mas Brian mengawasi mereka dari bawah saja.
"Sayang.. hari ini cantik sekali,tidak ada yang berubah dengan penampilannya kamu,walaupun sudah memiliki dua anak, wajah kamu itu selalu terlihat cantik dan fresh"puji Mas Brian menatapku sambil menatapku dengan intens.
Blush.
"Mas... Trimakasih atas pujiannya."mukaku langsung memerah karena pujian yang di lontarkan oleh Mas Brian,aku tersenyum sambil membuang muka ke arah lain untuk membuang rasa grogiku.
Pada saat Aku sama Mas Brian lagi bersenda gurau tiba-tiba ada seorang wanita datang menghampiri kami dan langsung menyapa Mas Brian,aku perhatikan muka wanita itu sepertinya wanita yang sama dengan yang aku lihat di mall tempat penjualan tas 'wanita ini kan yang bersama dengan mamanya Mas Brian di mall waktu itu'batinku melirik sekilas ke wanita yang sedang mengajak Mas Brian ngobrol sejenak.
"Hai.. Mas Brian..apa kabar sudah lama kita tidak bertemu...!!Mas,ini istrinya ya...??"wanita tersebut menoleh ke arah ku sambil menyodorkan tangannya.
"Hai,Juga...iya,aku istrinya Mas Brian,Al Humaira Razak, panggil saja Humaira."akuu memperkenalkan diri lebih dulu lalu ku jabat tangan wanita itu.
"Saya..Alma Wardani, panggil saja Alma, saya putrinya Pak Darsono teman Papanya Mas Brian."sahut dengan santai.
'Oo.. pantas saja dia sangat akrab dengan mamanya Mas Brian, tenyata wanita ini toh, yang mau di jodohkan dengan suamiku, kalau aku perhatikan,dia cantik sih, hanya saja dia minim akhla, kerena dia dengan santainya mendekati pria yang telah beristri, pelakor memang memiliki seribu satu macam cara untuk mendapatkan gebetannya.'aku bermonolog dalam hati sambil melengkungkan bibirku dengan samar.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved