Bab 20 Percaya Atau Tidak Aku Akan Membunuh Kamu?

by Dandelion 10:01,Apr 19,2023
Dalam ruang interogasi.

Jordan menjawab semua pertanyaan dua polisi ini tanpa ada beban sama sekali.

Mereka berdua tidak menyangka kalau Jordan begitu bekerja sama dengan mereka, Max juga memasang wajah yang mengejek, dia berpikir anak ini agak sedikit idiot jadi dia bisa memberikan hukuman pada anak ini dengan mudah.

“Nak, kamu tadi memukul Fredo bukan?” tanya polisi.

“Iya. Aku memukul dia karena kesalahan dia sendiri.” Jordan berbicara dengan santai.

Max marah besar dan langsung menggebrak meja di depannya, berkata : “Sialan, kamu sudah memukul anak aku dan masih bersikap angkuh?”

Jordan tersenyum, berkata : “Anak kamu jauh lebih angkuh dari aku, jadi dia pantas dipukuli! Tenang saja, aku pasti akan memukul anak kamu lagi kalau bertemu dengannya lagi.”

Semua polisi di interogasi tidak bisa menahan nafasnya saat mendengar hal ini.

Mereka tidak pernah bertemu dengan orang yang begitu sombong seperti Jordan.

Otot wajah Max berdenyut, dia marah hingga tertawa : “Oke, aku rasa kamu tidak akan menyerah kalau belum bertemu dengan peti mati! segera tanda tangani berkas ini, jika kamu berani macam-macam dengan aku, maka aku akan habisi kamu!”

Setelah selesai bicara Max melemparkan sebuah berkas kesalahan yang sudah disiapkan olehnya dari awal.

Jordan menggerutkan keningnya saat melihat berkas ini, semua hukuman yang ada di sana cukup membuatnya dipenjara.

“Pak, kamu memiliki kedudukan yang begitu besar hingga bisa mengatur begitu banyak kesalahan untukku, apakah kantor polisi sini tidak ada hukum?” kata Jordan dengan sinis.

“Aku adalah hukum di sini! jadi jangan uji kesabaran aku dan segera tanda tangani berkas ini!”

Max sekarang berumur 40 tahun lebih, dia termasuk petugas polisi senior, tapi dia tidak memiliki konstribusi apapun, sebaliknya dia malah begitu hebat menindas warga biasa.

Bisa menduduki posisi seperti ini hanya mengandalkan umur, orang ini biasanya sangat angkuh dan juga kasar. Selain itu Jordan juga memukul anaknya, jadi Max pasti akan menghabisi anak ini.

“Bagaimana kalau aku tidak mau tanda tangan?” Jordan memancarkan tatapan mata yang tajam.

Max marah besar karena dia tidak pernah bertemu dengan penjahat yang begitu berani seperti ini semenjak dia duduk di jabatannya!

Apakah anak ini menganggap dirinya lemah kalau tidak memberinya pelajaran?

“Tidak mau? Cih, aku akan buat kamu merasakan konsekuensi dari sikap sombongmu itu!” setelah selesai bicara Max berjalan ke arah Jordan.

Jordan duduk ruang interogasi dengan tangan kiri yang terborgol, seharusnya dia tidak akan bisa melawan lagi.

Max mengelilingi Jordan, kemudian dia menendang punggung Jordan dengan keras.

“Ting!”

Setelah terdengar suara nyaring, Jordan tidak apa-apa, sebaliknya Max yang menarik nafas dinign, dia merasa seperti ada benda keras di balik punggung Jordan! Rasa sakit yang besar ini hampir membuat Max jatuh.

Max menggunakan kekuatan yang besar, dia pikir kakinya saja begitu sakit seperti ini, jadi dia tidak bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh Jordan.

Tapi dia melihat Jordan masih duduk di tempat duduknya dengan baik, hal ini berhasil membuat Max marah karena malu. dulu dia bisa menjatuhkan penjahat dengan satu tendangan, tapi kali ini dia membuat kesalahan, jadi hal ini membuatnya merasa sangat malu.

Max langsung maju ke depan dang menarik rambut Jordan, lalu membentaknya : “Nak, aku rasa kamu tidak akan takut sebelum melihat kematian, tidak mau tanda tangan? Aku akan buat kamu merasakan konsekuensinya!”

Jordan tersenyum, awalnya dia merasa bisa mengatasi masalah ini dan tidak perlu terlalu sombong, tapi kali ini Max sudah benar-benar membuatnya marah.

“Kalian semua kemari dan hajar dia!” Max berteriak pada dua pesawat yang ada di di samping.

Dua polisi itu langsung berdiri dan tempat duduknya, mereka adalah anak buah Max, jadi ini bukan pertama kalinya dia melakukan ini.

Dua orang polisi itu tersenyum sinis sambil berjalan masuk ke ruang interogasi, kemudian salah satu polisi kepala botak berteriak : “Nak, jika kamu tidak ingin terlalu menderita, maka segeralah tanda tangani berkas ini!”

Jordan mengulurkan tangan kanannya dengan wajah yang datar, lalu dia mengetuk lambang kepolisian di topi polisi mereka, berkata : “Apakah kamu pantas mengenakan lambang ini?”

Polisi berkedudukan tinggi ini bernama Gerry Liu, ekspresi wajahnya langsung berubah menjadi gelap saat melihat Jordan mengetuk topi polisinya.

Gerry merasa sangat hebat saat mengenakan seragam ini, dia hanya memasang wajah yang takut saat berada di hadapan pemimpin, tapi orang biasa mana yang tidak takut dengannya?

Anak muda seperti dia saja berani bersikap angkuh.

Gerry langsung menahan tangan Jordan tanpa mengatakan apa-apa lagi, lalu tangan satunya lagi menekan pundak Jordan, dia ingin menaklukan Jordan hanya dengan satu tangannya.

Jordan memasang wajah yang buruk dan menangkap tangan Gerry, lalu mereka saling tarik hingga mengeluarkan suara retakan.

“Ahhh!!!”

Gerry meraung kesakitan, lalu dia memeluk lengannya sendiri dengan wajah yang pucat sambil bergulingan di tanah.

“Kamu cari mati!” polisi yang satunya lagi membentak dan langsung menyerang ke arah Jordan.

Jordan pun mengulurkan tangan kanannya untuk menghadapi tinjuan polisi ini.

Dua tinju ini saling bertabrakan, lalu jari tangan polisi itu patah dan langsung mengeluarkan suara kesakitan.

Jordan menghentikan gerakannya dan langsung menendang dua polisi itu hingga terjatuh ke tanah dan langsung jatuh pingsan.

Max sangat terkejut melihat ini, ekspresi wajahnya sedikit berubah dan langsung berteriak : “Kamu! berani sekali kamu menyerang polisi!

“Kamu bisa disebut polisi?” Jordan berdiri dan berbicara dengan wajah datar.

Jordan sedikit menggunakan tenaga, lalu borgol di tangan kanannya langsung lepas.

Max sedikit terkejut melihat ini, dia langsung mengeluarkan pistol tipe 64 dari pnggangnya, lalu diarahkan ke kepalanya, berkata : “Aku akan menembak kamu jika kamu berani sembarang bergerak!”

Jordan tersenyum sambil mengeluarkan aura dingin.

Jordan membuka pintu besi ruang interogasi lalu berjalan ke arah Max, sepertinya dia tidak peduli dengan pistol yang ada di tangan Max.

“Percaya atau tidak aku akan membunuh kamu kalau kamu maju selangkah kedepan lagi?” Max terkejut, anak ini sudah benar-benar gila! Dia bahkan tidak takut dengan pistol?

Jordan menggerakan kakinya dan langsung merebut pistol yang ada di tangan Max dengan cepat.

“Hah?” Max sangat terkejut saat melihat pistol yang ada di tangannya seketika menghilang.

Jordan membuang pistol tipe 64 ke tanah, lalu dia pun menendang perut Max.

“Ahhh!” Max berteriak kesakitan, lalu tubuhnya langsung terlepar 5 hingga 6 meter ke belakang hingga kepalannya terbentur dengan dingin, kemudian dia pun jatuh pingsan.

Jordan mengambil surat pengakuan bersalah yang ada di atas meja sambil tersenyum sinis setelah menjatuhkan 3 orang ini, sepertinya mereka sering menggunakan cara ini untuk menjebak warga biasa.

“Ting!”

Kemudian pintu ruang interogasi tiba-tiba dibuka oleh orang.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

140