Bab 17 Habisi Dia!

by Dandelion 10:01,Apr 19,2023
Vika duduk di atas kursi panjang taman, dia menunggu dengan suasana hati yang tidak tenang.

Jordan memperhatikan Vika dari kejauhan, sekarang baru pukul 5 sore, masih ada waktu 2 jam untuk sampai ke jam 7.

Dia tidak ingin mengejutkan Vika, tapi dia juga merasa sangat bosan, jadi dia pun memainkan game hp sambil bersandar di atas gunung buatan.

Akhirnya waktu sudah menunjukan pukul 7 malam.

Di tengah angin malam ada seorang pria muda berambut pirang dan mengenakan anting-annting masuk ke taman, di belakangnya ada seorang pengawal bertubuh besar.

Pria berambut pirang itu menggosokan tangannya dengan senang saat melihat Vika duduk di atas kursi panjang, berkata : “Bagus Vika, akhirnya kamu datang juga!”

“Mana ibu aku?” Vika berdiri sambil melihat pria berambut pirang di hadapannya, lalu dia berbicara dengan nada bicara yang lemah dan sedikit kacau.

“Tenang saja, asalkan kamu menurut denganku, maka aku tidak akan melakukan apapun pada ibumu.”

Prai berambut pirang ini bernama Fredo, dia adalah anak pejabat kaya.

Beberapa hari lalu Fredo bertemu dengan Vika, lalu dia pun terpesona dengan kecantikan Vika. Kualitas wanita Lingya ternyata sangatlah tinggi, tapi wanita di sana tidak mudah untuk digoda. Saat melihat Vika yang lemah, Fredo pun mulai mengincarnya.

Tapi Vika terus menolak Fredo hingga membuat dia tidak sabar lagi dan memikirkan cara yang jahat.

Saat mengetahui ibu Vika sudah lama di rawat di rumah sakit, dia pun mencarinya di rumah sakit dan memanfaatkan keadaan ini untuk mengancam Vika.

Vika menggertakan giignya, berkata : “Fredo, jangan keterlaluan!”

“Keterlaluan? Haha, Vika aku akan mengatakan hal ini dengan jelas. Jika kamu mau tidur dengan aku sebanyak 8 atau 10 kali, maka aku janji kedepannya tidak akan ganggu kamu lagi, bagaimana?” kata Fredo sambil bercanda.

“Tidak!”

Sebelum Vika menjawab, terdengar suara ejean dari tengah hutan.

Muncul seorang pria muda yang mengenakan jas dari gunung buatan, orang itu adalah Jordan.

“Pak… Pak Jordan, kenapa kamu bisa datang kemari?” Vika tercenggang.

“Aku tidak tenang denganmu, jadi aku mengikutimu kemari.” Jordan tersenyum, lalu dia melihat ke arah Fredo.

“Vika, aku tidak menyangka kamu meamnggil pria kemari? Ternyata kamu dari awal sudah ada pacar, tapi kamu pura-pura terlihat polos di hadapan aku?” Fredo membentaknya dengan marah.

Vika langsung menarik baju Jordan, lalu berbicara dengan cemas : “Pak Jordan, pergilah dari sini, kamu tidak perlu pedulikan masalah aku!”

Dia tahu Fredo bukanlah orang baik, dia bisa melakukan apapun jadi dia tidak ingin melibatkan Jordan.

“Karena aku sudah datang kemari, maka aku akan membantu kamu mengatasi masalah ini. tenang saja, aku bisa mengatasinya dengan baik.” Jordan memasang wajah yang datar.

Fredo memandang remeh Jordan.

Jordan berumur 22 tahun, dia memiliki wajah yang tampan, mata yang tajam dan tinggi badan 180 CM sehingga memberikan rasa yang seram pada orang lain.

Siapa sangka Vika menggoda pria seperti ini, jadi Fredo pun sangat tidak senang pada Jordan.

Dia mengira anak muda jaman sekarang suka menunjukan dirinya sendiri di hadapan wanita cantik, kenyataannya dia ada hambatan baginya untuk merebut wanita.

Contohnya Jordan, dia sekarang terlihat sangat angkuh, seperti bisa melakukan apapun untuk Vika, tapi dia hanya perlu memberi pelajaran pada Jordan saja, lalu Jordan pasti akan meninggalkan Vika.

“Nak, aku tidak peduli siapa kamu, lebih baik kamu jangan ikut campur urusan aku, jika tidak aku akan mematahkan kaki kamu!” Fredo meremehkannya.

“Benarhkan? Aku takut sekali, kalau begitu cepatlah patahkan kaki aku.” Jordan berbicara sambil tertawa sinis.

Fredo marah besar saat melihat Jordan bersikap angkuh seperti ini, berkata : “Sialan, sepertinya kamu tidak akan menganggap aku serius kalau aku tidak memberi kamu pelajaran!”

Setelah selesai bicara Fredo langsung maju ke depan dan menampar wajah Jordan. Dia ingin membuat anak ini mengerti konsekuensi seperti apa yang akan di dapat kalau menyinggung dirinya!

“Plak!”

Terdengar suara tamparan yang keras, tapi sebelum Fredo menampar wajahnya, Jordan sudah menampar wajah Fredo lebih dahulu.

“Ahhh!”

Fredo sudah terlempar ke belakang sambil berteriak kesakitan. Wajah Fredo berubah bentuk hingga giginya copot karena tamparan ini.

Apakah ini sebuah tamparan? Ini adalah sebuah tendangan dari gajah liar afrika.

“Tuan Muda, apa kamu tidak apa-apa?” pengawal yang ada di belakangnya langsung berlari kemari dan membantu Fredo berdiri.

“Arghh! Kenapa kamu diam saja? Cepat habisi anak itu!” Fredo meraung sambil menunjuk Jordan.

Pengawal itu pun langsung berjalan ke arah Jordan.

“Ka… kamu jangan menyerang!” Vika sangat terkejut dan langsung menghadang dirinya di hadapan Jordan.

Pengawal itu mendorong Vika, lalu menekan lengan Jordan.

Jordan tidak menghindarinya.

Fredo merasa senang, lalu berteriak : “Cepat habisi dia!”

Pengawal itu tersenyum mengejek saat melihat Jordan tidak melawan, dia kira sehebat apa orang ini, ternyata dia hanya orang lemah saja.

Fredo membawa pengawal kemari karena khawatir Vika akan melawan. Tapi siapa sangka muncul seorang pria muda yang telah menampar dirinya, Fredo pun tidak akan bisa menerima hal ini kalau tidak memberi pelajaran kepadanya.

Pengawal itu menekan lengan kanan Jordan dengan keras, dia ingin menunjukan kualitas militernya dengan menjatuhkan anak ini hanya dengan satu serangan.

Tapi ekspresi wajah pengawal ini langsung berubah, tidak peduli seberapa kuat kekuatan yang dia gunakan, lengan anak ini seperti sebatang baja yang tidak bisa digerakan sama sekali.

Jordan tersenyum sinis, lalu dia memutar tangannya dan memelintir tangan pengawal itu dengan kuat!

“Krak!”

Terdengar suara retakan tulang, wajah pengawal itu langsung berubah menjadi merah keunguan, lalu dia berteriak dengan keras.

Jordan menendenga pengawal itu hingga ke bawah pohon besar, lalu dia pun langsung jatuh pingsan.

Fredo menarik nafas dinign, dia tidak menyangka kalau anak ini begitu kuat.

Saat melihat Jordan berjalan kemari, Fredo pun langsung mundur beberapa langkah ke belakang, dia mulai takut dengan kekuatan Jordan, lalu berkata : “Ja… jangan kemari, ayah aku adalah ketau biro keamanan daerah, dia memiliki pangkat tinggi! kamu akan habis jika melakukan sesuatu padaku!”

Jordan sangat tidak senang saat mendengar hal ini, masih baik jika dia mengancam dirinya dengan pejabat yang memiliki pangkat tinggi, tapi dia mengancam dirinya dengan pejabat pangkat biasa saja.

“Aku paling benci kalau ada orang yang mengancam aku.” Kemudian Jordan pun menampar Fredo lagi.

“Aa… aarghhh… sialan kamu! aku akan panggil orang!” Fredo menutup wajahnya sambil membentaknya.

“Masih tidak mau menyerah?” Jordan pun menamparnya belasan kali dengan wajah yang datar.

“Plak plak plak!”

“Jangan! Jangan tampar lagi! gigi aku akan habis! Aku salah, aku akan berlutut padamu, tolong lepaskan aku!”

Fredo sangat ketakutan hingga seluruh mulutnya mengeluarkan darah.

“Kali ini aku akan mengampuni kamu, jika kamu berani mengganggu Vika lagi, maka aku pasti tidak akan melepaskan kamu!” Jordan berbicara dengan wajah yang sinis.

Fredo pun langsung pergi dari taman dengan ketakutan.

Vika menepuk dadanya, kejadian tadi hampir membuatnya pingsan. Dia benar-benar tidak menyangka manajernya yang terlihat santai ini adalah orang yang kejam.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

140