Bab 10 Jarak antara mereka
by Dennise
08:01,Nov 22,2022
Pada bulan September, panasnya tak tertahankan, bahkan panasnya terlihat seperti mengepul di udara.
Pejalan kaki memegang payung dan berjalan dengan terburu-buru.
Sebuah meja kecil sederhana didirikan di jalan, ada beberapa handuk disana. Dennise Ye sedang bekerja keras membagikan selebaran.
"Halo, tolong follow aplikasi keuangan seluler kami, langsung operasikan saham dana, anda bisa dengan mudah mendapat uang di rumah. Jika scan barcode sekarang, anda bisa mendapatkan undian gratis..."
Cuaca panas membuat orang tidak ingin berlama-lama di luar, dan membuat mereka malas untuk mengulurkan tangan dan menerima selebaran itu. Semuanya menghindarinya seperti menghindari wabah penyakit.
Begitu kelasnya berakhir, Dennise Ye langsung datang kemari. Dari jam satu sampai sekarang, sudah dua jam dia berkoak-koak hingga mulutnya kering, tapi orang yang mengscan barcode bahkan tidak sampai 10 orang.
"Panas, panas sekali ..." Shella Xia bahkan tidak berhasil membaginya ke satu orangpun. Dia berkeringat deras karena kelelahan, dan wajahnya memerah karena panasnya matahari.
"Tinggal dibumbui saja, aku sudah menjadi daging bbq... Huh... dunia ini begitu dingin, hati orang-orang begitu dingin. Kami dua gadis kecil yang cantik menahan teriknya matahari, tapi tidak ada orang yang mengasihani kami. Apakah begitu sulit mengscan kode QR? Bahkan ada hadiah handuk gratis."
Dennise Ye juga kelelahan, jadi dia segera meminum dua teguk air dingin.
"Lihatlah, lenganku yang putih dan lembut sudah berubah menjadi kecokelatan, aku perlu mengoleskan tabir surya lagi. Benar-benar tidak sebanding kita berjemur di luar hanya untuk mendapat 400ribu. "Tabir surya Shella Xia sudah habis, dia pun membuka tas Dennise Ye, lalu melihat ada akta nikah.
Betapa kagetnya dia!
"Dennise? Kamu sudah menikah?" Dia menunjuk ke akta nikahnya dan bertanya dengan heran.
Dennise Ye linglung sejenak: "Tidak, harganya 18ribu,saya hanya membelinya untuk main-main."
"Lalu kenapa apa nama dan fotomu? Kamu kira aku bodoh?"
Dennise Ye tidak ingin mengungkit masalah ini pada awalnya, tetapi karena Shella Xia telah bertanya, dia tidak bisa menyembunyikannya, lalu menjawab "um", "Aku sudah menikah." Nada suaranya ringan, tetapi hatinya sangat rumit.
Shella Xia terus bertanya padanya. Dennise Ye menjelaskan sambil membagikan selebaran. Tentu saja, dia tak mengatakan detail sensitif, misalnya tujuan pernikahan mereka.
"Kakak Callista Chi? Kakak kandung? Kamu sudah gila?"
"Ssst, tenanglah, jangan terlalu berisik."
"Sahabat baikku sedang mencari kematian, kamu menyuruhku untuk tenang? Katakan yang sejujurnya, kamu melakukan semua ini karena ingin balas dendam pada Taylor Tang kan! Apakah kamu terlalu banyak menonton drama dan kecanduan? Itu hanyalah drama, semuanya palsu! Palsu tahu!"
"Callista Chi si jalang itu pasti akan menggila jika tahu kamu menikah dengan kakaknya."
Dennise Ye terkejut: "Kamu memanggilnya apa?"
Shella Xia terlalu emosional dan tidak sengaja keselip lidah, sudah terlambat untuk memperbaikinya, dia langsung berbicara blak-blakan: "Dulu hubungan kalian sangat dekat, jadi aku tidak berani mengatakan apa pun, tetapi sekarang kamu juga sudah melihat Callista Chi adalah seorang pelakor. Dia mendekatimu hanya untuk merebut Taylor Tang."
Bahkan Shella Xia yang "Polos-polos” juga dapat melihatnya. Bisa-bisanya dia tidak menyadarinya. Dennise Ye tidak tahu mengapa dia begitu bodoh sebelumnya.
“Kamu pintar dan bermulut tajam, tapi kurang pandai menilai orang.” Shella Xia merasa kesal padanya: "Demi membalas dendam pada mereka, bisa-bisanya kamu menikah sembarangan. Apakah itu sepadan?"
Dennise Ye mengatupkan bibirnya: "Lagipula, aku sudah menikah, mau gimana lagi..." Dia tidak punya pilihan lain selain menghadapi kesulitan yang akan datang.
Awalnya Shella Xia sangat agitatif, tetapi akhirnya dia tidak punya pilihan selain menerima kenyataan ini. "Hadeh, tidak ada jalan lain lagi sekarang. Tidak mungkin bercerai sekarang, kan? Kalau bercerai, kamu akan menjadi janda kembang, dan akan sulit menikah di masa depan."
"Mungkin inilah takdirmu. Kamu tidak ditakdirkan dengan Taylor Tang. Lagi pula, cepat atau lambat kamu akan menikah dengan seseorang. Lumayanlah menikah dengan Gaston Chi. Setidaknya dia kaya dan lebih tampan dari Taylor Tang."
"Kamu buta ya? Taylor lebih tampan." Dennise Ye berdebat kembali. Taylor-nya begitu sempurna, dia benar-benar merupakan replika dari pahlawan di dongeng-dongeng.
"Kamu itu telah dibutakan oleh cinta, jelas-jelas Gaston Chi lebih tampan."
Dennise Ye terus menyangkal: "Kamu yang buta. Wajahnya sangat tegas seperti dewa neraka. Tampan darimana? Taylor lebih lembut dan sopan."
"Pria ini disebut cool, lebih dewasa serta lebih macho. Pria seperti ini paling menarik wanita."
Dennise Ye tidak mau mendengarkan kata-kata pujian terhadap Gaston Chi. Dia mengambil kembali akta nikah dan memasukkannya ke dalam tas: "Apa yang dapat kamu lihat dari selembar foto? Kamu akan tahu betapa menyebalkannya dia ketika bertemu langsung dengannya."
"Benci tapi masih menikah dengannya? Aku paling suka pria dewasa seperti ini. Jika kamu tidak menyukainya, kasih aku aja deh?"
"Oke, oke, aku akan menyuruhnya mengangkatmu sebagai selirnya, oke?"
"Tidak masalah." Shella Xia dengan senang hati setuju: "Dua gadis melayani seorang suami, seperti zaman dulu. Saya paling zaman dulu-dulu."
"... Pusing, jangan berisik lagi, bagikan selebaranmu, jika tidak mencapai lima puluh lembar tidak akan dapat uang."
Pukul enam sore. Kota yang ramai ini menjadi padat. Lalu lintas juga sangat macet. Saat itu sudah mau petang, langit penuh dengan awan kemerahan, dan lampu neon berangsur-angsur menyala. Kota menyambut waktu terindah pada hari itu.
Gaston Chi tidak punya waktu menikmati pemandangan yang indah, pikirannya hanya tertuju pada pekerjaan. Sepanjang hari, dia bernegosiasi bisnis di luar, dan waktu senggang di jalan juga digunakan untuk bekerja. Dia sama sekali tidak beristirahat. Dia menikmati perasaan sibuk ini, dengan begitu, dia bisa melupakan beberapa hal yang mengganggu, seperti perasaan.
Kesibukan ini dapat mengalihkannya dari perasaan yang tersakiti karena wanita yang paling dia cintai telah menjadi istri orang lain.
Rasa sakitnya seperti tulang rusuk yang ditarik keluar dari tubuhnya.
Dia selalu menyembunyikan emosinya dalam-dalam dan begitu sempurna. Ketika orang lain melihatnya, raut wajahnya selalu sama. Tapi, seberapa kuatnya dia, dia juga adalah seorang manusia yang memiliki darah dan daging, bagaimana mungkin dia tidak bisa merasakan sakit?
Gaston Chi menutup emailnya, dan gadis di layar ponsel itu tersenyum manis di depan pohon Natal, dengan lingkaran cahaya keemasan di atas kepalanya, seperti seorang malaikat.
Itu adalah Callista Chi yang berusia sepuluh tahun.
Perasaan Gaston Chi campur aduk.
Asistennya, Ivan, melihatnya sedang luang, dan akhirnya memiliki kesempatan untuk berbicara. Dia pun mengatakan perkataan yang daritadi ingin diucapkannya: "CEO, selamat ya."
Gaston Chi heran.
"Anda menikah pada hari ini."
Setelah diingatkan oleh Ivan, Gaston Chi baru mengingatnya, lalu berkata dengan dingin: "Hal semacam ini tidak perlu diucapkan selamat."
"..." Ivan merasa bosnya merupakan orang yang tidak menarik, lalu terdiam.
Mungkin hanya bosnya seorang yang mendeskripsikan pernikahan dengan "hal semacam ini". Pantas saja bawahannya memanggilnya "robot".
Sebenarnya, suasana hati Gaston Chi buruk karena ada hubungannya dengan masalah ini. Wanita yang dicintainya menikah dengan orang lain, dan dia malah menikahi wanita yang tidak dicintainya.
Dia tidak bisa melupakan Callista Chi. Walau Callista Chi sudah menikah, dia akan merebutnya kembali. Dennise Ye hanyalah sebuah ketidaksengajaan, ketidaksengajaan yang tidak ada dalam rencana awalnya.
Di pesta pernikahan hari itu, dia melihatnya diam-diam menangis, tetapi dia tidak terlalu memedulikannya. Dia tidak pernah tertarik dengan urusan orang lain. Sampai ketika wanita ini menangis kewalahan dan melecehkannya di kamar mandi, dia baru nyadar wanita ini juga merasakan penderitaan yang sama sepertinya.
Dia membawanya ke hotel, melihatnya menangis kesakitan dalam mimpi, dan tiba-tiba muncul sebuah pemikiran untuk menikah.
Dia membuat keputusan ini kurang lebih karena bersimpati terhadapnya.
Mereka harus merebut kembali apa yang mereka inginkan.
Pejalan kaki memegang payung dan berjalan dengan terburu-buru.
Sebuah meja kecil sederhana didirikan di jalan, ada beberapa handuk disana. Dennise Ye sedang bekerja keras membagikan selebaran.
"Halo, tolong follow aplikasi keuangan seluler kami, langsung operasikan saham dana, anda bisa dengan mudah mendapat uang di rumah. Jika scan barcode sekarang, anda bisa mendapatkan undian gratis..."
Cuaca panas membuat orang tidak ingin berlama-lama di luar, dan membuat mereka malas untuk mengulurkan tangan dan menerima selebaran itu. Semuanya menghindarinya seperti menghindari wabah penyakit.
Begitu kelasnya berakhir, Dennise Ye langsung datang kemari. Dari jam satu sampai sekarang, sudah dua jam dia berkoak-koak hingga mulutnya kering, tapi orang yang mengscan barcode bahkan tidak sampai 10 orang.
"Panas, panas sekali ..." Shella Xia bahkan tidak berhasil membaginya ke satu orangpun. Dia berkeringat deras karena kelelahan, dan wajahnya memerah karena panasnya matahari.
"Tinggal dibumbui saja, aku sudah menjadi daging bbq... Huh... dunia ini begitu dingin, hati orang-orang begitu dingin. Kami dua gadis kecil yang cantik menahan teriknya matahari, tapi tidak ada orang yang mengasihani kami. Apakah begitu sulit mengscan kode QR? Bahkan ada hadiah handuk gratis."
Dennise Ye juga kelelahan, jadi dia segera meminum dua teguk air dingin.
"Lihatlah, lenganku yang putih dan lembut sudah berubah menjadi kecokelatan, aku perlu mengoleskan tabir surya lagi. Benar-benar tidak sebanding kita berjemur di luar hanya untuk mendapat 400ribu. "Tabir surya Shella Xia sudah habis, dia pun membuka tas Dennise Ye, lalu melihat ada akta nikah.
Betapa kagetnya dia!
"Dennise? Kamu sudah menikah?" Dia menunjuk ke akta nikahnya dan bertanya dengan heran.
Dennise Ye linglung sejenak: "Tidak, harganya 18ribu,saya hanya membelinya untuk main-main."
"Lalu kenapa apa nama dan fotomu? Kamu kira aku bodoh?"
Dennise Ye tidak ingin mengungkit masalah ini pada awalnya, tetapi karena Shella Xia telah bertanya, dia tidak bisa menyembunyikannya, lalu menjawab "um", "Aku sudah menikah." Nada suaranya ringan, tetapi hatinya sangat rumit.
Shella Xia terus bertanya padanya. Dennise Ye menjelaskan sambil membagikan selebaran. Tentu saja, dia tak mengatakan detail sensitif, misalnya tujuan pernikahan mereka.
"Kakak Callista Chi? Kakak kandung? Kamu sudah gila?"
"Ssst, tenanglah, jangan terlalu berisik."
"Sahabat baikku sedang mencari kematian, kamu menyuruhku untuk tenang? Katakan yang sejujurnya, kamu melakukan semua ini karena ingin balas dendam pada Taylor Tang kan! Apakah kamu terlalu banyak menonton drama dan kecanduan? Itu hanyalah drama, semuanya palsu! Palsu tahu!"
"Callista Chi si jalang itu pasti akan menggila jika tahu kamu menikah dengan kakaknya."
Dennise Ye terkejut: "Kamu memanggilnya apa?"
Shella Xia terlalu emosional dan tidak sengaja keselip lidah, sudah terlambat untuk memperbaikinya, dia langsung berbicara blak-blakan: "Dulu hubungan kalian sangat dekat, jadi aku tidak berani mengatakan apa pun, tetapi sekarang kamu juga sudah melihat Callista Chi adalah seorang pelakor. Dia mendekatimu hanya untuk merebut Taylor Tang."
Bahkan Shella Xia yang "Polos-polos” juga dapat melihatnya. Bisa-bisanya dia tidak menyadarinya. Dennise Ye tidak tahu mengapa dia begitu bodoh sebelumnya.
“Kamu pintar dan bermulut tajam, tapi kurang pandai menilai orang.” Shella Xia merasa kesal padanya: "Demi membalas dendam pada mereka, bisa-bisanya kamu menikah sembarangan. Apakah itu sepadan?"
Dennise Ye mengatupkan bibirnya: "Lagipula, aku sudah menikah, mau gimana lagi..." Dia tidak punya pilihan lain selain menghadapi kesulitan yang akan datang.
Awalnya Shella Xia sangat agitatif, tetapi akhirnya dia tidak punya pilihan selain menerima kenyataan ini. "Hadeh, tidak ada jalan lain lagi sekarang. Tidak mungkin bercerai sekarang, kan? Kalau bercerai, kamu akan menjadi janda kembang, dan akan sulit menikah di masa depan."
"Mungkin inilah takdirmu. Kamu tidak ditakdirkan dengan Taylor Tang. Lagi pula, cepat atau lambat kamu akan menikah dengan seseorang. Lumayanlah menikah dengan Gaston Chi. Setidaknya dia kaya dan lebih tampan dari Taylor Tang."
"Kamu buta ya? Taylor lebih tampan." Dennise Ye berdebat kembali. Taylor-nya begitu sempurna, dia benar-benar merupakan replika dari pahlawan di dongeng-dongeng.
"Kamu itu telah dibutakan oleh cinta, jelas-jelas Gaston Chi lebih tampan."
Dennise Ye terus menyangkal: "Kamu yang buta. Wajahnya sangat tegas seperti dewa neraka. Tampan darimana? Taylor lebih lembut dan sopan."
"Pria ini disebut cool, lebih dewasa serta lebih macho. Pria seperti ini paling menarik wanita."
Dennise Ye tidak mau mendengarkan kata-kata pujian terhadap Gaston Chi. Dia mengambil kembali akta nikah dan memasukkannya ke dalam tas: "Apa yang dapat kamu lihat dari selembar foto? Kamu akan tahu betapa menyebalkannya dia ketika bertemu langsung dengannya."
"Benci tapi masih menikah dengannya? Aku paling suka pria dewasa seperti ini. Jika kamu tidak menyukainya, kasih aku aja deh?"
"Oke, oke, aku akan menyuruhnya mengangkatmu sebagai selirnya, oke?"
"Tidak masalah." Shella Xia dengan senang hati setuju: "Dua gadis melayani seorang suami, seperti zaman dulu. Saya paling zaman dulu-dulu."
"... Pusing, jangan berisik lagi, bagikan selebaranmu, jika tidak mencapai lima puluh lembar tidak akan dapat uang."
Pukul enam sore. Kota yang ramai ini menjadi padat. Lalu lintas juga sangat macet. Saat itu sudah mau petang, langit penuh dengan awan kemerahan, dan lampu neon berangsur-angsur menyala. Kota menyambut waktu terindah pada hari itu.
Gaston Chi tidak punya waktu menikmati pemandangan yang indah, pikirannya hanya tertuju pada pekerjaan. Sepanjang hari, dia bernegosiasi bisnis di luar, dan waktu senggang di jalan juga digunakan untuk bekerja. Dia sama sekali tidak beristirahat. Dia menikmati perasaan sibuk ini, dengan begitu, dia bisa melupakan beberapa hal yang mengganggu, seperti perasaan.
Kesibukan ini dapat mengalihkannya dari perasaan yang tersakiti karena wanita yang paling dia cintai telah menjadi istri orang lain.
Rasa sakitnya seperti tulang rusuk yang ditarik keluar dari tubuhnya.
Dia selalu menyembunyikan emosinya dalam-dalam dan begitu sempurna. Ketika orang lain melihatnya, raut wajahnya selalu sama. Tapi, seberapa kuatnya dia, dia juga adalah seorang manusia yang memiliki darah dan daging, bagaimana mungkin dia tidak bisa merasakan sakit?
Gaston Chi menutup emailnya, dan gadis di layar ponsel itu tersenyum manis di depan pohon Natal, dengan lingkaran cahaya keemasan di atas kepalanya, seperti seorang malaikat.
Itu adalah Callista Chi yang berusia sepuluh tahun.
Perasaan Gaston Chi campur aduk.
Asistennya, Ivan, melihatnya sedang luang, dan akhirnya memiliki kesempatan untuk berbicara. Dia pun mengatakan perkataan yang daritadi ingin diucapkannya: "CEO, selamat ya."
Gaston Chi heran.
"Anda menikah pada hari ini."
Setelah diingatkan oleh Ivan, Gaston Chi baru mengingatnya, lalu berkata dengan dingin: "Hal semacam ini tidak perlu diucapkan selamat."
"..." Ivan merasa bosnya merupakan orang yang tidak menarik, lalu terdiam.
Mungkin hanya bosnya seorang yang mendeskripsikan pernikahan dengan "hal semacam ini". Pantas saja bawahannya memanggilnya "robot".
Sebenarnya, suasana hati Gaston Chi buruk karena ada hubungannya dengan masalah ini. Wanita yang dicintainya menikah dengan orang lain, dan dia malah menikahi wanita yang tidak dicintainya.
Dia tidak bisa melupakan Callista Chi. Walau Callista Chi sudah menikah, dia akan merebutnya kembali. Dennise Ye hanyalah sebuah ketidaksengajaan, ketidaksengajaan yang tidak ada dalam rencana awalnya.
Di pesta pernikahan hari itu, dia melihatnya diam-diam menangis, tetapi dia tidak terlalu memedulikannya. Dia tidak pernah tertarik dengan urusan orang lain. Sampai ketika wanita ini menangis kewalahan dan melecehkannya di kamar mandi, dia baru nyadar wanita ini juga merasakan penderitaan yang sama sepertinya.
Dia membawanya ke hotel, melihatnya menangis kesakitan dalam mimpi, dan tiba-tiba muncul sebuah pemikiran untuk menikah.
Dia membuat keputusan ini kurang lebih karena bersimpati terhadapnya.
Mereka harus merebut kembali apa yang mereka inginkan.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved