Bab 3 Suka pamer kemesraan bakal cepat mati
by Dennise
08:01,Nov 22,2022
Penampilan Dennise Ye tampak kusam, jadi dia pergi mencari Shella Xia dan mengganti pakaiannya. Ketika dia pulang ke kediaman Tang, kebetulan sudah sampai jam makan siang.
Callista Chi juga berada di sana. Mereka sekeluarga tertawa bahagia.
Dennise Ye berdiri di ruang tamu yang begitu akrab baginya, tetapi dia merasa seperti orang luar. Dia benar-benar sangat kesal.
Dia merasa Callista Chi bukan hanya merebut Taylor Tang-nya, tetapi juga keluarganya, meskipun dia tidak begitu diterima dalam keluarga ini. Lebih tepatnya, dia berada dalam dua partai.
Dia adalah seorang yatim piatu yang diasuh di keluarga Tang sejak kecil. Merly Chen dan Thalia Tang tidak begitu menyukainya dan terus mencari masalah dengannya. Dia sudah terbiasa dan tidak sakit hati, karena Daniel Tang dan Taylor Tang sangat menyayanginya, jadi dia selalu merasa bahagia.
Tapi sekarang kebahagiaan ini direbut oleh Callista Chi.
Dennise Ye menertawakan dirinya sendiri, mungkin itu bukan direbut oleh Callista Chi, tapi itu sama sekali bukan miliknya, seperti pantulan bulan di air, yang merupakan ilusi. Cintanya pada Taylor Tang hanyalah angan-angannya.
Tenggorokannya terasa sakit dan serak.
"Dennise sudah pulang ya, kami baru saja mau mulai makan, ayo datang kemari, duduklah di sampingku." Daniel Tang menyapanya dengan hangat: "Bibi Zhang, tambahkan sebuah mangkuk dan sumpit."
"Baik tuan."
Merly Chen dan Thalia Tang tampak kesal.
Dennise Ye merasa sangat tertekan pada saat ini. Dia mana ada mood untuk makan? Dia ingin mencari sebuah pojok persembunyian dan menjilat lukanya. Saat dia hendak menolak ...
"Dennise, kemarilah." Taylor Tang tersenyum alami, memperlihatkan gigi putih yang indah. Saat dia tersenyum, sudut matanya sedikit melengkung, begitu lembut.
“Iya, saat kamu tidak berada di sini, aku merasa itu sangat disayangkan. Untungnya kamu sudah pulang.” Callista Chi juga menyambung perkataannya, terlihat seperti seorang istri yang baik.
Dennise Ye menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berguna. Padahal dia sudah merasa sangat sedih dan tertekan, tapi tidak bisa menolak Taylor Tang. Dia tidak akan pernah bisa menolaknya.
Dennise Ye mengangguk, berjalan mendekat dan duduk di sebelah Daniel Tang. Merly Chen buru-buru berpindah posisi, seolah-olah dia mengidap penyakit menular.
"Bu, makan ya."
"Ayah, minumlah sup terlebih dahulu untuk menghangatkan tubuh."
Callista Chi memanggil dengan manis, dan suaranya yang lebih jernih daripada burung.
Merly Chen sangat puas dengan latar belakang keluarga, penampilan dan moral menantu perempuan ini. Dia terus memujinya: "Callista sangat cantik, berbudi luhur dan berkelas. Tidak heran dia adalah nona dari keluarga terpelajar. Jadi, penting sekali latar belakang keluarga seseorang. Beberapa orang ingin menirunya, tetapi gagal."
Seperti biasanya, Merly Chen tidak lupa untuk menyerangnya.
Dennise Ye tidak mengatakan sepatah kata pun, dan makan tanpa berselera.
Memangnya dia tidak tahu Callista Chi itu cantik?
Dua tahun yang lalu, ketika Callista Chi mendekatinya untuk pertama kali, dia sangat terkesima. Kulit Callista Chi lebih putih dari porselen, dan fitur wajahnya seperti hasil lukisan yang sangat halus, lebih halus dari boneka. Dia berbicara dengan lembut, suaranya manis dan jernih, seperti seseorang yang tumbuh besar dengan meminum air embun. Dia begitu cantik seperti tak pernah tercemari oleh asap debu.
Dennise Ye merupakan orang yang agak malas dan tidak pernah berinisiatif untuk berteman dengan orang lain. Satu-satunya teman baiknya adalah Shella Xia. Dia tidak menolak sikap inisiatif Callista Chi yang ingin bergaul dengannya, tapi juga bukan termasuk begitu suka padanya, itu karena sikapnya easygoing dan tidak sombong. Tapi dia perlahan-lahan menyadari Callista Chi memiliki kehidupan layaknya seorang putri, tetapi dia tidak memiliki sindrom princess. Dia hanya lebih lemah lembut, tapi dia baik hati, keduanya perlahan-lahan menjadi sahabat baik.
Callista Chi cantik dan lembut, serta dapat membangkitkan keinginan pria untuk melindunginya. Pria yang mengejarnya berbaris hingga ujung belahan bumi. Meski Dennise Ye juga cantik, dia lebih dingin sehingga dijuluki "Si cantik yang dingin".
Kelembutannya hanya untuk Taylor Tang seorang.
Tapi sekarang Taylor Tang sudah menjadi suami Callista Chi.
Taylor Tang dan Callista Chi saling pamer hubungan, madu pun bisa menetes dari pandangan mereka berdua.
Kebalikannya, Dennis Ye sangat cemburu hingga berapi-api. Dia bahkan berpikir dalam hati "Suka pamer hubungan bakal cepat mati".
Jika mereka bercerai, dia sama sekali tidak keberatan menjadi istri kedua Taylor Tang. Bahkan jika mereka bercerai pada pagi harinya, dia bisa meregistrasikan pernikahan dengannya pada sore hari.
Dia mencintai Taylor Tang, mencintainya hingga bisa gila dan bisa mengabaikan segalanya.
Callista Chi tersenyum manis. Dennise Ye semakin jengkel saat melihatnya. Dia merasa Callista Chi mendekatinya hanya untuk Taylor Tang. Itu seperti duri yang menusuk di ujung hatinya. Duri itu menusuk semakin dalam.
Taylor Tang adalah kesayangan Dennise Ye. Dia dapat melihat pesonanya, jadi tentu saja pesona itu juga dapat menarik perhatian banyak gadis.
Taylor Tang sangat hebat, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dia selalu meraih juara satu. Dia adalah anak orang kaya, tampan, jago sepak bola dan jago main alat musik, bahkan pemeran utama anime tidak sesempurna dirinya. Setiap kali dia bermain bola, lapangan dipenuhi dengan gadis-gadis dari sekolah mereka dan sekolah lain. Dia juga sering mendapat surat cinta hingga satu kamar tidak cukup untuk menampungnya.
Dennise Ye juga bisa cemburu, tetapi dia tahu dia tidak bisa menghentikan gadis lain untuk menyukainya, tetapi Callista Chi yang memanfaatkannya untuk mendekati Taylor Tang adalah masalah lain. Tidak ada orang yang suka dimanfaatkan orang lain, terutama pria yang dicintainya selama dua belas tahun direbut olehnya.
"Ayam buatan ibu sangat enak." Callista Chi makan dengan anggun dan elegan, layaknya seorang putri.
"Iyakan? Enak sekali loh. Ibu sangat jarang memasak, tapi dia memasak untuk kakak ipar. Aku memiliki kesempatan memakan ini juga berkat dirimu." Thalia Tang tersenyum.
Callista Chi lembut dan manis, dia sangat menyukainya. Namun hal yang lebih penting, Callista Chi adalah senjata ajaibnya untuk memancing emosi Dennise Ye.
"Menantu perempuan adalah putriku. Sekarang saya memiliki dua putri dan seorang putra. Saya merasa puas."
"Terima kasih Bu. Aku dan Taylor akan berbakti padamu."
Daniel Tang mengangguk sambil tersenyum, matanya tertuju pada wajah Dennise Ye, kemudian melihat wajahnya sangat muram. Tatapannya tak beremosi dan lingkaran matanya sangat gelap. Dia pun bertanya dengan penuh perhatian: "Apakah pelajaran tahun keempat sangat sulit? Kamu tampak semakin kurus dan pucat."
Thalia Tang memutar matanya dan tersenyum mencibirnya. Dia putus cinta, tentu saja seperti orang yang mau mati. Siapa suruh dia tak tahu diri dan menginginkan kakaknya? Kakaknya adalah pewaris Tang's Corp yang bernilai ratusan miliar yuan, bagaimana mungkin dia menikahi seorang anak yatim piatu? Dasar tak tahu malu.
Dennise Ye menggelengkan kepalanya dan memaksakan diri untuk tersenyum: "Saya baik-baik saja."
Sebaliknya, pasutri baru itu penuh kasih sayang dan hubungan mereka sangat manis.
Dennise Ye hampir membenamkan wajahnya di mangkuk nasi, dan sudah tidak bisa mengabaikannya.
"Bakso kukus tersisa satu, Taylor, makanlah."
"Tidak, kamu makan saja. Bukankah kamu suka bakso?"
"Tapi kamu juga menyukainya."
"Aku suka kamu yang memakannya."
"Tapi aku senang jika kamu memakannya."
Keduanya terus memasing bakso itu.
Cukup sudah!
Dennise Ye tidak tahan lagi, dia mengambil bakso itu dan memasukkannya ke dalam mulut.
Callista Chi tersenyum canggung, dan Taylor Tang hanya tersenyum: "Makanlah pelan-pelan."
“Aku sudah kenyang, kalian makan pelan-pelan saja.” Dennise Ye langsung menelannya, menundukkan kepalanya dan berlari ke atas. Dia tidak berani berhenti, karena takut begitu dia berhenti, air matanya akan keluar dan dia akan menangis di tempat.
Di lantai dua, kamar tidur Taylor Tang telah diubah menjadi kamar pernikahan barunya dengan Callista Chi. Foto pernikahan dirinya dengan Callista Chi digantung di dinding putih. Callista Chi mengenakan gaun pengantin seputih salju, dan bersandar di pelukannya, tersenyum malu-malu. Keduanya saling bertatapan dan memamerkan cinta mereka.
Itu sangat menusuk mata.
Callista Chi juga berada di sana. Mereka sekeluarga tertawa bahagia.
Dennise Ye berdiri di ruang tamu yang begitu akrab baginya, tetapi dia merasa seperti orang luar. Dia benar-benar sangat kesal.
Dia merasa Callista Chi bukan hanya merebut Taylor Tang-nya, tetapi juga keluarganya, meskipun dia tidak begitu diterima dalam keluarga ini. Lebih tepatnya, dia berada dalam dua partai.
Dia adalah seorang yatim piatu yang diasuh di keluarga Tang sejak kecil. Merly Chen dan Thalia Tang tidak begitu menyukainya dan terus mencari masalah dengannya. Dia sudah terbiasa dan tidak sakit hati, karena Daniel Tang dan Taylor Tang sangat menyayanginya, jadi dia selalu merasa bahagia.
Tapi sekarang kebahagiaan ini direbut oleh Callista Chi.
Dennise Ye menertawakan dirinya sendiri, mungkin itu bukan direbut oleh Callista Chi, tapi itu sama sekali bukan miliknya, seperti pantulan bulan di air, yang merupakan ilusi. Cintanya pada Taylor Tang hanyalah angan-angannya.
Tenggorokannya terasa sakit dan serak.
"Dennise sudah pulang ya, kami baru saja mau mulai makan, ayo datang kemari, duduklah di sampingku." Daniel Tang menyapanya dengan hangat: "Bibi Zhang, tambahkan sebuah mangkuk dan sumpit."
"Baik tuan."
Merly Chen dan Thalia Tang tampak kesal.
Dennise Ye merasa sangat tertekan pada saat ini. Dia mana ada mood untuk makan? Dia ingin mencari sebuah pojok persembunyian dan menjilat lukanya. Saat dia hendak menolak ...
"Dennise, kemarilah." Taylor Tang tersenyum alami, memperlihatkan gigi putih yang indah. Saat dia tersenyum, sudut matanya sedikit melengkung, begitu lembut.
“Iya, saat kamu tidak berada di sini, aku merasa itu sangat disayangkan. Untungnya kamu sudah pulang.” Callista Chi juga menyambung perkataannya, terlihat seperti seorang istri yang baik.
Dennise Ye menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berguna. Padahal dia sudah merasa sangat sedih dan tertekan, tapi tidak bisa menolak Taylor Tang. Dia tidak akan pernah bisa menolaknya.
Dennise Ye mengangguk, berjalan mendekat dan duduk di sebelah Daniel Tang. Merly Chen buru-buru berpindah posisi, seolah-olah dia mengidap penyakit menular.
"Bu, makan ya."
"Ayah, minumlah sup terlebih dahulu untuk menghangatkan tubuh."
Callista Chi memanggil dengan manis, dan suaranya yang lebih jernih daripada burung.
Merly Chen sangat puas dengan latar belakang keluarga, penampilan dan moral menantu perempuan ini. Dia terus memujinya: "Callista sangat cantik, berbudi luhur dan berkelas. Tidak heran dia adalah nona dari keluarga terpelajar. Jadi, penting sekali latar belakang keluarga seseorang. Beberapa orang ingin menirunya, tetapi gagal."
Seperti biasanya, Merly Chen tidak lupa untuk menyerangnya.
Dennise Ye tidak mengatakan sepatah kata pun, dan makan tanpa berselera.
Memangnya dia tidak tahu Callista Chi itu cantik?
Dua tahun yang lalu, ketika Callista Chi mendekatinya untuk pertama kali, dia sangat terkesima. Kulit Callista Chi lebih putih dari porselen, dan fitur wajahnya seperti hasil lukisan yang sangat halus, lebih halus dari boneka. Dia berbicara dengan lembut, suaranya manis dan jernih, seperti seseorang yang tumbuh besar dengan meminum air embun. Dia begitu cantik seperti tak pernah tercemari oleh asap debu.
Dennise Ye merupakan orang yang agak malas dan tidak pernah berinisiatif untuk berteman dengan orang lain. Satu-satunya teman baiknya adalah Shella Xia. Dia tidak menolak sikap inisiatif Callista Chi yang ingin bergaul dengannya, tapi juga bukan termasuk begitu suka padanya, itu karena sikapnya easygoing dan tidak sombong. Tapi dia perlahan-lahan menyadari Callista Chi memiliki kehidupan layaknya seorang putri, tetapi dia tidak memiliki sindrom princess. Dia hanya lebih lemah lembut, tapi dia baik hati, keduanya perlahan-lahan menjadi sahabat baik.
Callista Chi cantik dan lembut, serta dapat membangkitkan keinginan pria untuk melindunginya. Pria yang mengejarnya berbaris hingga ujung belahan bumi. Meski Dennise Ye juga cantik, dia lebih dingin sehingga dijuluki "Si cantik yang dingin".
Kelembutannya hanya untuk Taylor Tang seorang.
Tapi sekarang Taylor Tang sudah menjadi suami Callista Chi.
Taylor Tang dan Callista Chi saling pamer hubungan, madu pun bisa menetes dari pandangan mereka berdua.
Kebalikannya, Dennis Ye sangat cemburu hingga berapi-api. Dia bahkan berpikir dalam hati "Suka pamer hubungan bakal cepat mati".
Jika mereka bercerai, dia sama sekali tidak keberatan menjadi istri kedua Taylor Tang. Bahkan jika mereka bercerai pada pagi harinya, dia bisa meregistrasikan pernikahan dengannya pada sore hari.
Dia mencintai Taylor Tang, mencintainya hingga bisa gila dan bisa mengabaikan segalanya.
Callista Chi tersenyum manis. Dennise Ye semakin jengkel saat melihatnya. Dia merasa Callista Chi mendekatinya hanya untuk Taylor Tang. Itu seperti duri yang menusuk di ujung hatinya. Duri itu menusuk semakin dalam.
Taylor Tang adalah kesayangan Dennise Ye. Dia dapat melihat pesonanya, jadi tentu saja pesona itu juga dapat menarik perhatian banyak gadis.
Taylor Tang sangat hebat, dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, dia selalu meraih juara satu. Dia adalah anak orang kaya, tampan, jago sepak bola dan jago main alat musik, bahkan pemeran utama anime tidak sesempurna dirinya. Setiap kali dia bermain bola, lapangan dipenuhi dengan gadis-gadis dari sekolah mereka dan sekolah lain. Dia juga sering mendapat surat cinta hingga satu kamar tidak cukup untuk menampungnya.
Dennise Ye juga bisa cemburu, tetapi dia tahu dia tidak bisa menghentikan gadis lain untuk menyukainya, tetapi Callista Chi yang memanfaatkannya untuk mendekati Taylor Tang adalah masalah lain. Tidak ada orang yang suka dimanfaatkan orang lain, terutama pria yang dicintainya selama dua belas tahun direbut olehnya.
"Ayam buatan ibu sangat enak." Callista Chi makan dengan anggun dan elegan, layaknya seorang putri.
"Iyakan? Enak sekali loh. Ibu sangat jarang memasak, tapi dia memasak untuk kakak ipar. Aku memiliki kesempatan memakan ini juga berkat dirimu." Thalia Tang tersenyum.
Callista Chi lembut dan manis, dia sangat menyukainya. Namun hal yang lebih penting, Callista Chi adalah senjata ajaibnya untuk memancing emosi Dennise Ye.
"Menantu perempuan adalah putriku. Sekarang saya memiliki dua putri dan seorang putra. Saya merasa puas."
"Terima kasih Bu. Aku dan Taylor akan berbakti padamu."
Daniel Tang mengangguk sambil tersenyum, matanya tertuju pada wajah Dennise Ye, kemudian melihat wajahnya sangat muram. Tatapannya tak beremosi dan lingkaran matanya sangat gelap. Dia pun bertanya dengan penuh perhatian: "Apakah pelajaran tahun keempat sangat sulit? Kamu tampak semakin kurus dan pucat."
Thalia Tang memutar matanya dan tersenyum mencibirnya. Dia putus cinta, tentu saja seperti orang yang mau mati. Siapa suruh dia tak tahu diri dan menginginkan kakaknya? Kakaknya adalah pewaris Tang's Corp yang bernilai ratusan miliar yuan, bagaimana mungkin dia menikahi seorang anak yatim piatu? Dasar tak tahu malu.
Dennise Ye menggelengkan kepalanya dan memaksakan diri untuk tersenyum: "Saya baik-baik saja."
Sebaliknya, pasutri baru itu penuh kasih sayang dan hubungan mereka sangat manis.
Dennise Ye hampir membenamkan wajahnya di mangkuk nasi, dan sudah tidak bisa mengabaikannya.
"Bakso kukus tersisa satu, Taylor, makanlah."
"Tidak, kamu makan saja. Bukankah kamu suka bakso?"
"Tapi kamu juga menyukainya."
"Aku suka kamu yang memakannya."
"Tapi aku senang jika kamu memakannya."
Keduanya terus memasing bakso itu.
Cukup sudah!
Dennise Ye tidak tahan lagi, dia mengambil bakso itu dan memasukkannya ke dalam mulut.
Callista Chi tersenyum canggung, dan Taylor Tang hanya tersenyum: "Makanlah pelan-pelan."
“Aku sudah kenyang, kalian makan pelan-pelan saja.” Dennise Ye langsung menelannya, menundukkan kepalanya dan berlari ke atas. Dia tidak berani berhenti, karena takut begitu dia berhenti, air matanya akan keluar dan dia akan menangis di tempat.
Di lantai dua, kamar tidur Taylor Tang telah diubah menjadi kamar pernikahan barunya dengan Callista Chi. Foto pernikahan dirinya dengan Callista Chi digantung di dinding putih. Callista Chi mengenakan gaun pengantin seputih salju, dan bersandar di pelukannya, tersenyum malu-malu. Keduanya saling bertatapan dan memamerkan cinta mereka.
Itu sangat menusuk mata.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved