Bab 9 Mereka telah mendaftarkan pernikahan

by Dennise 08:01,Nov 22,2022
Keesokan paginya, Dennise Ye tiba di Biro Urusan Sipil dengan dua lingkaran hitam besar di bawah matanya. Waktunya 8:45, dia selalu datang lebih awal jika ada urusan yang penting. Ini sudah menjadi kebiasaan dan merupakan norma kesopanan. Terlebih lagi, dia tidak bisa tidur semalaman. Oleh karena itu, begitu fajar dia langsung bangun dan bersiap-siap.

Kemarin, dia membaca di Weibo bahwa sekarang adalah musim pernikahan. Setiap harinya, banyak sekali orang yang mengantri di luar Biro Urusan Sipil, bahkan mau menikah pun sulit. Tetapi, pada saat dia tiba disana, tidak ada seorang pun yang datang, tempat itu kosong melompong. Sebuah mobil mewah dengan nomor plat LU9999 diparkir di depannya.

Bugatti Veyron, seharga 50 juta yuan dan hanya ada sepuluh di dunia. Dennise Ye mengetahuinya karena mobil itu juga merupakan mobil favorit Taylor Tang, tetapi dia terlambat dan mobilnya sudah dibeli orang lain.

Keluarga Tang dan keluarga Chi adalah dua keluarga terbesar di Kota Lu, jadi pemilik mobil ini pasti adalah Gaston Chi — pria yang akan menjadi suaminya dan sekutunya.

Dia seperti sedang bermimpi, bermimpi buruk.

"Yang saya inginkan bukanlah data cantik di atas kertas, yang saya inginkan adalah hasil nyata. Jika saya hanya meminta data, saya bisa mencari seratus orang yang lebih baik darimu..."

Begitu Dennise Ye masuk, dia mendengar ceramah Gaston Chi.

Suaranya bass dan seksi. Sejujurnya itu sangat enak didengar, tapi terlalu dingin, lebih tajam dari angin musim dingin pada bulan 12.

Dia pasti adalah seorang bos yang sangat sulit dihadapi. Dennise Ye diam-diam merasa kasihan pada bawahannya.

"Saya akan menghadiri rapat sore hari. Suruh CEO Li beristirahat di hotel dulu. Saya akan tiba di sana dalam satu jam..."

Dennise Ye berdiri di samping, menunggunya menelepon. Pada hari mendaftarkan pernikahannya, dia masih mengurus pekerjaannya, benar-benar sangat gila kerja. Namun, bagi Gaston Chi, hal ini mungkin tidak ada bedanya dengan pekerjaan, dan tidak ada hubungannya dengan perasaan. itu hanyalah sebuah sarana baginya untuk mencapai tujuannya.

Biro Urusan Sipil kosong, hanya ada dia dan asistennya.

Di sampingnya ada secangkir teh, tehnya sudah dingin. Jelas sekali, dia datang lebih awal.

...Ternyata mendaftar pernikahan juga bisa menyewa tempat, pikir Dennise Ye dalam hatinya.

Gaston Chi telah menyelesaikan panggilan telepon, kemudian bangun dan melewatinya dengan tatapan acuh tak acuh seperti melihat orang yang lewat.

Dennise Ye bergidik saat auara dingin maskulinnya datang menghampirinya. Auranya begitu kuat hingga membuat orang secara tak sadar merasa terintimidasi.

Saat berada di ruang yang sama dengannya, hati Dennise Ye menjadi gugup, dan napasnya juga tertahankan. Dia tak bisa bersikap wajar. Apakah dia yakin dia tidak akan mati karena stres kronis atau serangan jantung selama satu tahun kedepan?

"Ayo mulai." Katanya sambil melewatinya.

“Umm.” Dennise Ye meremas tali tasnya dengan erat dan mengikutinya. Sosok punggungnya tinggi, dia mengenakan setelan lurus, membuatnya tampak semakin menakutkan. Tingginya 1,65 meter tidak pendek, tetapi jika dibandingkan dengan pria itu, dia seperti hewan peliharaan kecil dan auranya juga kalah darinya. Dia merasa tertekan olehnya.

Anggota stafnya adalah seorang wanita gemuk dengan wajah ramah: "Mohon tunjukkan KTP dan buku registrasi rumah tangga kedua belah pihak."

Dennise Ye buru-buru menyerahkannya. Gaston Chi punya diurus oleh asisten. Dia masih sibuk membalas email di ponselnya. Saat dia sibuk, alisnya sedikit mengernyit dan sangat fokus.

"Isi datanya terlebih dahulu ya."

“Oke, terima kasih.” Dennise Ye menunduk dan mengisinya dengan sungguh-sungguh.

Setelah mengisi sampai setengah, dia melirik Gaston Chi di sebelahnya. Gaston Chi sudah selesai mengisinya, sekilas saja terlihat dia adalah orang yang cepat dalam melakukan pekerjaannya. Baginya, waktu adalah uang, dan setiap detik bernilai jutaan yuan.

Tulisannya juga cantik. Nama "Gaston Chi" tampak flamboyan dan kuat, lebih mendominasi daripada Taylor Tang.

Tulisan mencerminkan diri seseorang.

"Mengisi data juga mau nyalin punya orang lain?"
Terdengar suara dinginnya, Dennise Ye membuka mulutnya dengan bodoh: "Hah?"

Dennise Ye melihat ke bawah, lalu menyadari dirinya menuliskan nama Gaston Chi.

Wajahnya memerah karena malu, sangat memalukan.

“Tidak apa-apa, suamimu sangat tampan, wajar saja kamu salfok.” Kakak gemuk itu memberinya formular baru sambil tersenyum.

"Terima kasih."

Dennise Ye segera menyelesaikannya di bawah tatapan Gaston Chi yang tidak sabar.

Berikutnya adalah janji sumpah, semuanya dilewati. Dennise Ye merasa seperti produk di jalur perakitan, yang dirakit oleh orang sesukanya.

"Ayo berfoto." Fotografer sudah berada di tempat.

Dennise Ye telah memeriksa prosedur pernikahan sehari sebelumnya. Dia pun tahu harus memakai pakaian yang berwarna ringan, putih adalah yang terbaik, jadi dia mengenakan kaus V-neck putih yang memperlihatkan lehernya.

Dia membuat persiapan bukan karena dia sangat peduli terhadap hal ini, tetapi karena dia merasa Gaston Chi adalah tipe orang yang sangat memiliki tuntutan tinggi pada dirinya sendiri dan orang lain, dan suka berurusan dengan orang pintar, jadi sebagai sekutunya, dia juga harus lebih menarik perhatian. Dia mempersiapankan semuanya dengan baik untuk menghindari kesalahan, seperti dokumen yang kurang atau semacamnya. Dia tidak yakin dirinya akan memiliki keberanian masuk ke Biro Urusan Sipil untuk kedua kalinya lagi.

Keduanya duduk di depan tirai merah.

Tubuh Dennise Ye kaku, seperti boneka kayu.

"Tolong dekatkan kepala kalian, lebih dekat lagi ..."

Gaston Chi tidak bergerak, dia benci berdekatan dengan orang lain. Lebih baik jangan melakukan kontak fisik.

Dennise Ye menyadarinya dan tidak punya pilihan, mendekatkan dirinya ke arah Gaston Chi secara sepihak.

"Kamu sudah mau menyentuh pundakku," Gaston Chi memberi peringatakan dengan wajah bencinya.

"Oh ... maaf." Dennise Ye merasa malu. Aneh sekali, padahal pria itu yang tak beretika, kenapa dia yang meminta maaf?

Fotografer tidak berhasil membujuknya, jadi dia pun terpaksa menerimanya: "Ayo, tersenyumlah ..."

"Sekali lagi."

Kedua kalinya cahaya menyala, Gaston Chi bangkit dan pergi. "Sudah selesai?"

"Yah, sudah hampir siap."

Dalam foto tersebut, Gaston Chi berwajah tegas tanpa ekspresi, sedangkan Dennise Ye tersenyum kaku, seperti dua aktor dengan kemampuan akting yang sangat buruk.

Kakak gemuk itu menempelkan foto mereka di akta nikah dan mencapnya dengan segel besi. Sungguh pasangan yang serasi, prianya tampan dan wanitanya cantik, tapi kenapa tidak terasa alami?

Masing-masing mendapat satu akta nikah. Dennise Ye memegangnya dan merasa sedikit linglung. Seluruh proses hanya memakan waktu kurang dari dua puluh menit, ini terlalu cepat baginya.

Buku merah seharga 18ribu menghubungkan hidupnya dengan pria lain.

Pernikahan yang khidmat dan sakral hanyalah selembar kertas tipis, ironis bukan?

Setelah meninggalkan Biro Urusan Sipil, Dennise Ye menarik napas dalam-dalam. Tadi, dia terus menahan napas di dalam dan sudah mau pingsan.

"Mau nebeng?" tanya Gaston Chi.

"Tidak perlu, ada stasiun bus di depan. Aku pergi sendiri ..."

"Sampai jumpa!" Sebelum dia selesai berbicara, Gaston Chi berjalan menuju mobil sambil melihat teleponnya.

Supir membuka pintu mobil, lalu dia masuk ke dalam, meninggalkannya dengan sisi wajah yang dingin dan arogan, tanpa menoleh ke belakang.

Dennise Ye terdiam. Apaan sih. Dia bilang tidak usah, pria itu bahkan tidak berpura-pura. Benar-benar tidak ramah. Bagaimanapun, mereka baru saja mendaftarkan pernikahan, baru saja jam pertama pernikahan...

Lupakan saja, toh tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Mereka adalah orang asing sejak awal. Karena tujuan yang sama terikat sementara dan akan berpisah satu tahun kemudian.

Sekutu adalah sekutu, bukan pasangan nyata, dan tidak perlu melibatkan perasaan apa pun.

Di depan Biro Urusan Sipil, mobil itu berbelok ke kanan, dan Dennise Ye berbelok ke kiri, perlahan-lahan menjauh.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

169