Bab 7 Bekerja sama dengannya
by Dennise
08:01,Nov 22,2022
Setelah mendengar ini, sekretaris wanita itu memutar matanya dan bersikap sinis: “Jika orang manapun menyuruhku menyampaikan pesan, saya sudah dipecat ratusan kali.” Dia cukup cantik, tapi bagaimana mungkin CEO jatuh cinta dengan seorang wanita miskin? Dia pasti datang untuk meminta uang.
"Aku temannya Callista Chi. Sebelumnya aku pernah melihatmu. Pada saat itu, CEOnya masih merupakan CEO Qin."
Sekretaris wanita itu menatapnya dengan curiga. Nona Chi sangat berkelas, bagaimana mungkin dia berteman dengan orang biasa? "Aku tidak punya kesan. Jika kamu mengatakan kamu adalah teman Nona Chi, kamu kira aku akan percaya begitu saja? Kalau begitu aku berteman baik dengan Paris Hilton."
Tanpa basa-basi, Dennise Ye langsung menunjukkan fotonya bersama Callista Chi.
Sekretaris wanita itu memegang ponselnya dan membuka matanya lebar-lebar untuk melihatnya dengan cermat. Itu merupakan foto asli dan bukan hasil photoshop. Keduanya terlihat sangat mesra dan saling berpelukan. Sikapnya berubah seketika: "Oh, saya sudah ingat, ternyata Anda ya. Saya tidak tidur nyenyak tadi malam, jadi kurang konsen hari ini. Maaf ya."
Karena sebuah foto, derajatnya ditingkatkan dari "orang manapun" menjadi "Anda". Manusia benar-benar adalah makhluk yang pandai beradaptasi. Dennise Ye juga sudah terbiasa dengan hal seperti ini dan malas mengkritiknya.
“Saya akan bertanya pada CEO, harap tunggu sebentar.” Sekretaris wanita itu mengangkat telepon rumah dan bertanya dengan hormat: "CEO, seorang wanita yang bernama Dennise Ye sedang mencarimu. Oke...aku mengerti"
"Aku sudah boleh masuk kan "Ucap Dennise Ye dan hendak masuk.
"Maaf sekali, CEO sedang sibuk, bisakah Anda menunggu di luar sebentar?"
Sekretaris wanita menyeduh secangkir kopi dan meminta Dennise Ye untuk duduk di sofa koridor dan menunggunya.
Satu jam kemudian, kantor CEO dalam keadaan tertutup.
Dua jam kemudian, pintu masih tertutup.
Dennise Ye melirik jam tangannya, sudah jam sebelas. Dia sedikit tidak sabar. Dia bukanlah orang yang sabaran, dan dia sangat terburu-buru ingin menyelesaikan hal ini secepatnya.
"Tuutt--"
Telepon bergetar, itu adalah panggilan dari Callista Chi.
Tulisan "Callista imut" muncul di layar ponselnya. Dia merasa itu sangat konyol.
Dennise Ye merasa dia sangat mengganggu dan tidak ingin menjawab. Dia ingin memblokirnya, tetapi Callista Chi menelepon tiga kali berturut-turut.
“Ada apa?” Jawab Dennise Ye dengan nada dingin.
"Dennise, kenapa kamu belum pulang? Kupikir kamu masih tidur di kamar, tadi saat aku memanggilmu untuk makan siang, ternyata kamu sudah keluar. Bukankah kamu juga tenggelam kemarin malam? Apakah ada yang tidak enak? Kamu seharusnya beristirahat di rumah saja." Suara burung yang jernih itu terdengar sangat perhatian dan lembut.
"Saya baik-baik saja."
"Yah, fisikmu lebih kuat daripada aku. Taylor melihat aku sedang tidak enak badan jadi sangat khawatir dan tidak membangunkanku, menemaniku sepanjang waktu bahkan ingin membawaku ke rumah sakit. Dia terlalu menghawatirkanku."
Dennise Ye melihat ke arah lampu dan mengerutkan kening.
"Kemarin aku melihatmu tenggelam dan ingin menyelamatkanmu, tetapi aku terlalu panik dan malah tenggelam. Setelah Taylor menggendongku ke permukaan, aku segera menyuruhnya untuk menyelamatkanmu, tetapi dia terus bertanya apakah aku baik-baik saja. Aku sudah mendesaknya tapi dia tidak mau pergi. Untung saja ayah bisa berenang dan pergi menyelamatkanmu. Kalau tidak….aku bahkan tidak berani membayangkannya. Yang penting kamu baik-baik sajalah.”
Dia bicara sebanyak ini hanya untuk pamer, ketika mereka berdua tenggelam pada saat yang bersamaan, Taylor Tang memilih untuk menyelamatkannya, dan dia lebih penting baginya.
Dennise Ye bukan orang bodoh, dia sangat memahaminya.
Mengapa sebelumnya dia tidak mengetahui, Callista Chi adalah seorang pelakor yang paling dia benci? Sudah dua tahun berlalu, dia benar-benar sangat pandai berakting.
"Kamu sudah selesai berbicara?"
"Apakah kamu marah? Aku benar-benar mendesak Taylor untuk menyelamatkanmu, tapi dia..."
“Aku sibuk, sudahin saja.” Dennise Ye menutup telepon.
Bagaimana Taylor-nya bisa jatuh ke tangan pelacur yang munafik? Dia harus merebutnya kembali!
Dennise Ye menjadi lebih bertekad dan menunggu dengan sabar.
Dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore, pintu kantor CEO terus tertutup, tidak ada yang keluar masuk. Jelas kali, Gaston Chi bukan sedang sibuk, tetapi ingin menunjukkan kekuasaannya pada Dennise Ye.
Sekretaris takut dia sudah mau marah karena menunggu kelamaan, jadi dia membawakan kue dan kopi, serta mengobrol dengannya, lalu memesankan makan siang untuknya.
"Nona Ye, Nona Ye. CEO mempersilakan Anda masuk."
Dennise Ye sudah mengantuk dan mau tidur, lalu langsung terbangun.
Gaston Chi sedang memproses dokumen ketika sekretaris mengetuk pintu dan masuk.
Dennise Ye memandang Gaston Chi yang sedang "duduk tegak" di kursi kulit yang berkualitas premium, dan tanpa sadar menegakkan punggungnya. Jika tidak, dia akan tampak lebih rendah darinya.
Gaston Chi di depannya terasa lebih jauh dari terakhir kali dia melihatnya. Di belakangnya adalah pusat keuangan paling tinggi di Kota Lu, dengan deretan gedung pencakar langit yang bersinar terang. Tapi cahaya dari dirinya sendiri tidak kalah, malah lebih menyilaukan dari mereka, bagai seorang dewa yang berdiri di atas altar. Agung, kuat, dan tak terjangkau.
Dennise Ye secara tidak sadar membandingkannya dengan Taylor Tang. Keduanya sebanding dalam fitur wajah, tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Taylor Tang lebih muda dan memiliki fitur wajah yang sangat indah, sedangkan Gaston Chi lebih dingin dan garis wajahnya lebih tajam. Pupil biru gelap itu sangat menarik perhatian dan menyentuh hati orang-orang.
Adapun pembawaanya... Dennise Ye tidak ingin mengakui Gaston Chi lebih matang dan lebih jantan.
Itu karena dia lebih tua. Taylor-nya tidak mungkin kalah dari pria tua yang dingin.
"Aku sudah bilang sebelumnya, kamu akan datang mencariku."
Pada saat Dennise Ye sedang tidak fokus, Gaston Chi mulai berbicara.
Begitu dia berbicara, terdengar sangat menyebalkan... seolah-olah dia adalah hukum dari seluruh alam semesta. Rasa dominasi dan superioritasnya keluar dari dirinya dan melebur ke setiap kata yang diucapkan. Dennise Ye benar-benar tidak menyukainya.
Dia duduk di kursi seberang, lalu meletakkan tasnya disamping.
"Demi Taylor, aku secara terpaksa bekerja sama denganmu." Dennise Ye menekankan bahwa dia bukan bekerja sama dengannya karena dirinya.
Gaston Chi sedang melihat dokumen dengan serius, lalu mendorong selembar surat kontrak ke hadapannya.
"Jika tidak ada masalah, tanda tanganilah." Nada bicaranya formal, seperti kesan pertama Dennise Ye terhadap kantornya. Walau sederhana dan low profile, tetap berkelas. Tetapi kantornya sangat dingin dan membuat orang merasa tertindas.
Dia pasti adalah orang yang tidak memiliki perasaan, bukan, dia adalah robot.
Dennise Ye mengevaluasi kontrak tersebut dengan cermat. Disana tertera durasi kontrak maksimum adalah satu tahun, yang bertujuan untuk memisahkan Taylor Tang dan Callista Chi.
Kelihatannya sangat tidak bermoral, tetapi ketika dia memikirkan wajah munafik Callista Chi..., dia menjadi palak. Biarin saja, setelah mereka berhasil terpisahkan baru dibahas nanti.
Dennise Ye terus melihat ke bawah.
"Tinggal serumah?" Dia pun berseru.
“Apakah ada masalah?” Tatapan Gaston Chi masih tertuju pada dokumen itu, dingin dan acuh tak acuh. Dia bahkan tidak melihatnya sedikitpun.
"Tentu saja. Kami boleh menikah, tapi tidak boleh tinggal bersama. "
Dirinya yang menolak dengan keras hanya mendapat tatapan dingin dari Gaston Chi. Tatapan matanya tampak seperti melihat hewan bodoh yang terkejut. Gaston Chi mengangkat alisnya dengan malas: "Bisakah kamu siap siaga 24 jam sehari?"
"Tentu saja tidak, aku bukan anjing yang kamu pelihara."
"Jadi, kamu sudah tahu pentingnya tinggal serumah?"
"..."
"Jika berakting harus lebih professional. Jika tinggal pisah setelah menikah, apakah kamu yakin tidak akan menimbulkan kecurigaan?"
Dennise Ye tidak memikirkan hingga begitu terperici, tapi setelah mendengar perkataannya, sepertinya juga masuk akal. "Ta... tapi tidak nyaman ..."
"Maksudmu tidak aman?" Gaston Chi langsung berkata secara blak-blakan.
"Aku temannya Callista Chi. Sebelumnya aku pernah melihatmu. Pada saat itu, CEOnya masih merupakan CEO Qin."
Sekretaris wanita itu menatapnya dengan curiga. Nona Chi sangat berkelas, bagaimana mungkin dia berteman dengan orang biasa? "Aku tidak punya kesan. Jika kamu mengatakan kamu adalah teman Nona Chi, kamu kira aku akan percaya begitu saja? Kalau begitu aku berteman baik dengan Paris Hilton."
Tanpa basa-basi, Dennise Ye langsung menunjukkan fotonya bersama Callista Chi.
Sekretaris wanita itu memegang ponselnya dan membuka matanya lebar-lebar untuk melihatnya dengan cermat. Itu merupakan foto asli dan bukan hasil photoshop. Keduanya terlihat sangat mesra dan saling berpelukan. Sikapnya berubah seketika: "Oh, saya sudah ingat, ternyata Anda ya. Saya tidak tidur nyenyak tadi malam, jadi kurang konsen hari ini. Maaf ya."
Karena sebuah foto, derajatnya ditingkatkan dari "orang manapun" menjadi "Anda". Manusia benar-benar adalah makhluk yang pandai beradaptasi. Dennise Ye juga sudah terbiasa dengan hal seperti ini dan malas mengkritiknya.
“Saya akan bertanya pada CEO, harap tunggu sebentar.” Sekretaris wanita itu mengangkat telepon rumah dan bertanya dengan hormat: "CEO, seorang wanita yang bernama Dennise Ye sedang mencarimu. Oke...aku mengerti"
"Aku sudah boleh masuk kan "Ucap Dennise Ye dan hendak masuk.
"Maaf sekali, CEO sedang sibuk, bisakah Anda menunggu di luar sebentar?"
Sekretaris wanita menyeduh secangkir kopi dan meminta Dennise Ye untuk duduk di sofa koridor dan menunggunya.
Satu jam kemudian, kantor CEO dalam keadaan tertutup.
Dua jam kemudian, pintu masih tertutup.
Dennise Ye melirik jam tangannya, sudah jam sebelas. Dia sedikit tidak sabar. Dia bukanlah orang yang sabaran, dan dia sangat terburu-buru ingin menyelesaikan hal ini secepatnya.
"Tuutt--"
Telepon bergetar, itu adalah panggilan dari Callista Chi.
Tulisan "Callista imut" muncul di layar ponselnya. Dia merasa itu sangat konyol.
Dennise Ye merasa dia sangat mengganggu dan tidak ingin menjawab. Dia ingin memblokirnya, tetapi Callista Chi menelepon tiga kali berturut-turut.
“Ada apa?” Jawab Dennise Ye dengan nada dingin.
"Dennise, kenapa kamu belum pulang? Kupikir kamu masih tidur di kamar, tadi saat aku memanggilmu untuk makan siang, ternyata kamu sudah keluar. Bukankah kamu juga tenggelam kemarin malam? Apakah ada yang tidak enak? Kamu seharusnya beristirahat di rumah saja." Suara burung yang jernih itu terdengar sangat perhatian dan lembut.
"Saya baik-baik saja."
"Yah, fisikmu lebih kuat daripada aku. Taylor melihat aku sedang tidak enak badan jadi sangat khawatir dan tidak membangunkanku, menemaniku sepanjang waktu bahkan ingin membawaku ke rumah sakit. Dia terlalu menghawatirkanku."
Dennise Ye melihat ke arah lampu dan mengerutkan kening.
"Kemarin aku melihatmu tenggelam dan ingin menyelamatkanmu, tetapi aku terlalu panik dan malah tenggelam. Setelah Taylor menggendongku ke permukaan, aku segera menyuruhnya untuk menyelamatkanmu, tetapi dia terus bertanya apakah aku baik-baik saja. Aku sudah mendesaknya tapi dia tidak mau pergi. Untung saja ayah bisa berenang dan pergi menyelamatkanmu. Kalau tidak….aku bahkan tidak berani membayangkannya. Yang penting kamu baik-baik sajalah.”
Dia bicara sebanyak ini hanya untuk pamer, ketika mereka berdua tenggelam pada saat yang bersamaan, Taylor Tang memilih untuk menyelamatkannya, dan dia lebih penting baginya.
Dennise Ye bukan orang bodoh, dia sangat memahaminya.
Mengapa sebelumnya dia tidak mengetahui, Callista Chi adalah seorang pelakor yang paling dia benci? Sudah dua tahun berlalu, dia benar-benar sangat pandai berakting.
"Kamu sudah selesai berbicara?"
"Apakah kamu marah? Aku benar-benar mendesak Taylor untuk menyelamatkanmu, tapi dia..."
“Aku sibuk, sudahin saja.” Dennise Ye menutup telepon.
Bagaimana Taylor-nya bisa jatuh ke tangan pelacur yang munafik? Dia harus merebutnya kembali!
Dennise Ye menjadi lebih bertekad dan menunggu dengan sabar.
Dari jam sembilan pagi sampai jam lima sore, pintu kantor CEO terus tertutup, tidak ada yang keluar masuk. Jelas kali, Gaston Chi bukan sedang sibuk, tetapi ingin menunjukkan kekuasaannya pada Dennise Ye.
Sekretaris takut dia sudah mau marah karena menunggu kelamaan, jadi dia membawakan kue dan kopi, serta mengobrol dengannya, lalu memesankan makan siang untuknya.
"Nona Ye, Nona Ye. CEO mempersilakan Anda masuk."
Dennise Ye sudah mengantuk dan mau tidur, lalu langsung terbangun.
Gaston Chi sedang memproses dokumen ketika sekretaris mengetuk pintu dan masuk.
Dennise Ye memandang Gaston Chi yang sedang "duduk tegak" di kursi kulit yang berkualitas premium, dan tanpa sadar menegakkan punggungnya. Jika tidak, dia akan tampak lebih rendah darinya.
Gaston Chi di depannya terasa lebih jauh dari terakhir kali dia melihatnya. Di belakangnya adalah pusat keuangan paling tinggi di Kota Lu, dengan deretan gedung pencakar langit yang bersinar terang. Tapi cahaya dari dirinya sendiri tidak kalah, malah lebih menyilaukan dari mereka, bagai seorang dewa yang berdiri di atas altar. Agung, kuat, dan tak terjangkau.
Dennise Ye secara tidak sadar membandingkannya dengan Taylor Tang. Keduanya sebanding dalam fitur wajah, tetapi masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Taylor Tang lebih muda dan memiliki fitur wajah yang sangat indah, sedangkan Gaston Chi lebih dingin dan garis wajahnya lebih tajam. Pupil biru gelap itu sangat menarik perhatian dan menyentuh hati orang-orang.
Adapun pembawaanya... Dennise Ye tidak ingin mengakui Gaston Chi lebih matang dan lebih jantan.
Itu karena dia lebih tua. Taylor-nya tidak mungkin kalah dari pria tua yang dingin.
"Aku sudah bilang sebelumnya, kamu akan datang mencariku."
Pada saat Dennise Ye sedang tidak fokus, Gaston Chi mulai berbicara.
Begitu dia berbicara, terdengar sangat menyebalkan... seolah-olah dia adalah hukum dari seluruh alam semesta. Rasa dominasi dan superioritasnya keluar dari dirinya dan melebur ke setiap kata yang diucapkan. Dennise Ye benar-benar tidak menyukainya.
Dia duduk di kursi seberang, lalu meletakkan tasnya disamping.
"Demi Taylor, aku secara terpaksa bekerja sama denganmu." Dennise Ye menekankan bahwa dia bukan bekerja sama dengannya karena dirinya.
Gaston Chi sedang melihat dokumen dengan serius, lalu mendorong selembar surat kontrak ke hadapannya.
"Jika tidak ada masalah, tanda tanganilah." Nada bicaranya formal, seperti kesan pertama Dennise Ye terhadap kantornya. Walau sederhana dan low profile, tetap berkelas. Tetapi kantornya sangat dingin dan membuat orang merasa tertindas.
Dia pasti adalah orang yang tidak memiliki perasaan, bukan, dia adalah robot.
Dennise Ye mengevaluasi kontrak tersebut dengan cermat. Disana tertera durasi kontrak maksimum adalah satu tahun, yang bertujuan untuk memisahkan Taylor Tang dan Callista Chi.
Kelihatannya sangat tidak bermoral, tetapi ketika dia memikirkan wajah munafik Callista Chi..., dia menjadi palak. Biarin saja, setelah mereka berhasil terpisahkan baru dibahas nanti.
Dennise Ye terus melihat ke bawah.
"Tinggal serumah?" Dia pun berseru.
“Apakah ada masalah?” Tatapan Gaston Chi masih tertuju pada dokumen itu, dingin dan acuh tak acuh. Dia bahkan tidak melihatnya sedikitpun.
"Tentu saja. Kami boleh menikah, tapi tidak boleh tinggal bersama. "
Dirinya yang menolak dengan keras hanya mendapat tatapan dingin dari Gaston Chi. Tatapan matanya tampak seperti melihat hewan bodoh yang terkejut. Gaston Chi mengangkat alisnya dengan malas: "Bisakah kamu siap siaga 24 jam sehari?"
"Tentu saja tidak, aku bukan anjing yang kamu pelihara."
"Jadi, kamu sudah tahu pentingnya tinggal serumah?"
"..."
"Jika berakting harus lebih professional. Jika tinggal pisah setelah menikah, apakah kamu yakin tidak akan menimbulkan kecurigaan?"
Dennise Ye tidak memikirkan hingga begitu terperici, tapi setelah mendengar perkataannya, sepertinya juga masuk akal. "Ta... tapi tidak nyaman ..."
"Maksudmu tidak aman?" Gaston Chi langsung berkata secara blak-blakan.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved