Bab 8 Besok jam 9 pagi, jumpa di Biro Urusan Sipil
by Dennise
08:01,Nov 22,2022
“Kamu ingin mengatakan itu tidak aman?” Gaston Chi langsung mengatakan apa yang sedang dipikirkan olehnya, merasa dia sangat GR dan tersenyum dingin sarkastik.
“Jangan khawatir, aku tidak tertarik pada tubuhmu."
Gaya bicaranya sangat singkat jelas dan terang-terangan. Dia mana memikirkan perasaan orang lain.
Dennise Ye berpikir dalam hati, benar juga ya. Di film-film biasanya, fetish terhadap adik sendiri itu sangat ekstrim. Selain adik perempuannya, wanita lain tidak akan pernah masuk ke mata mereka.
Tapi film hanyalah film, jadi siapa yang tahu apakah itu asli atau palsu. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu fetish terhadap adik sendiri. Dia tidak yakin, jika pria dan wanita berada di ruangan yang sama…. Setelah dipikir-pikir, dia menjadi tidak tenang.
Dia telah menjaga kesuciannya selama dua puluh tahun, pertama kalinya yang paling berharga harus diberikan pada Taylor kesayangannya. Jika tidak, dia lebih baik menjadi perawan tua selama seumur hidup.
Gaston Chi merasa lucu saat melihat ekspresi Dennise Ye yang bimbang. Entah siapa yang melecehkannya di kamar mandi hari itu dan mengatakan mau membayarnya satu malam dengan empat ratus ribu? Kenapa malah bersikap seperti ini sekarang? Apakah semua wanita bermuka dua?
"Ini hanya untuk keperluan rencana, jangan berpikir terlalu banyak. Kamu tidak dapat membangkitkan hasratku."
Apakah pria ini mencoba meyakinkannya? Tapi Dennise Ye merasa aneh. Mengapa ini terdengar sangat aneh?
Bagaimanapun, dia juga merupakan seorang wanita cantik. Meskipun orang yang mengejarnya tidak sebanyak Callista Chi, tapi juga lumayan banyak, tahu? Dan itu karena pria-pria itu mengira dia sangat sombong, jadi mereka pun takut untuk mendekatinya.
Sebenarnya itu hanyalah sebuah kesalahpahaman. Dia sebenarnya bukan sombong, dia hanya malas berbicara, dan malas berurusan dengan orang yang tidak relevan, serta malas pdkt dengan orang yang tidak disukainya.
"Apakah kamu sudah tidak menginginkan Taylor Tang?" Perkataan Gaston Chi tepat pada sasaran.
“Tentu saja mau.” Ucap Dennise Ye tanpa berpikir panjang.
Kata-kata ini berhasil memancingnya. Gaston Chi bukanlah hal yang harus dikhawatirkannya. Yang terpenting adalah Taylor Tang. Dia ingin merebutnya kembali.
“Yasudah, aku anda menandatanganinya.” Dennise Ye menguatkan tekadnya, seolah takut akan menyesal. Dia bahkan tidak berani membaca konten lanjutan, dan segera menandatanganinya.
Setelah menandatanganinya, dia baru sadar dirinya telah berhasil dimanipulasi oleh Gaston Chi.
Sialan. Dia benar-benar merupakan pebisnis licik yang pandai memanfaatkan psikologi orang lain.
Gaston Chi juga menandatanganinya, kemudian memasukkan dokumen itu ke dalam laci, dan berkata dengan suaranya yang dingin dan dalam seperti biasanya: "Besok, jam sembilan pagi, bawalah KKmu dan sampai jumpa di Biro Urusan Sipil."
Wajahnya tanpa ekspresi, seolah sedang membicarakan bisnis, bukan pernikahan. Begitu acuh tak acuh.
Dennise Ye masih agak linglung, dan merasa sedikit kedinginan. Dia menjawab "Oh", lalu bangkit sedikit ragu: "Um ... bolehkah aku mengajukan pertanyaan?"
"Tidak!" Dia langsung menolaknya. Jelas sekali, dia tidak ingin beromong kosong dengannya.
Dennise Ye tak bisa berkata-kata. Orang ini benar-benar tidak ramah. Sebenarnya, dia hanya ingin tahu apakah dia dan Callista Chi memiliki hubungan darah. Jika mereka adalah saudara kandung, itu terlalu abnormal dan dia tidak bisa menerimanya. Setiap orang memiliki rasa ingin tahu, walau itu tidak ada hubungannya dengan dia. Tetap saja, dia sedikit penasaran.
Lupakan saja, nanti dia juga akan mengetahuinya.
Dennise Ye juga bolos kelas sore dan pulang setelah jam delapan lebih. Pelayan merebus air gula, dan dia minum beberapa mangkuk. Dia memiliki sifat yang cemas. Meskipun dia suka makan, jika hal yang dia pikirkan belum terselesaikan, dia akan selalu memikirkannya dan tidak selera makan. Dia hanya makan beberapa sendok pada siang hari. Ketika keluar dari Chi's Corp, dia baru menyadari perutnya sudah lapar hingga kram.
Dia duduk di depan meja dan linglung sejenak, kemudian mengeluarkan album foto dari laci. Itu adalah foto dirinya dan Taylor Tang.
Setiap musim panas, Daniel Tang akan membawa mereka jalan-jalan ke luar negeri.
Yang ini difoto saat di Louvre di Paris, yang ini difoto saat dirinya menunggang unta di Mesir, yang ini difoto saat mereka pergi ke Australia dan memeluk kanguru, dan yang ini... mereka berdua tersenyum begitu cerah.
Mereka telah mengunjungi begitu banyak tempat bersama, dan pernah membuat janji untuk berkeliling dunia dan pergi ke setiap sudut di dunia.
Dennise Ye menangis.
"Plop--" tetesan air mata seukuran kacang menetes di foto itu.
Jangan menyerah dan jangan sedih. Jika kamu mencintainya, kamu harus mendapatkanya kembali, tegas Dennise Ye pada dirinya sendiri. Menangis adalah hal yang paling tidak berguna, dia tidak selemah itu.
Apakah Taylor akan membencinya jika tahu dia berniat untuk menghancurkan pernikahan mereka?
Jika Taylor tahu dia akan menikah dengan orang lain besok ...
"Tuk tuk!"
"Dennise."
Suara Taylor Tang menyela pikirannya. Dennise Ye buru-buru menyeka air matanya dan menutup album.
"Kamu melihat foto-foto itu lagi. Sudah berapa kali kamu melihatnya, tidak bosan ya?" Taylor Tang bergurau dengannya sambil tersenyum. Pria berusia dua puluh tiga tahun ini memiliki pesona yang unik. Muda, murni, namun tidak kehilangan sikap kedewasaannya. Garis wajahnya sangat halus dan lembut.
Dennise Ye tersenyum kecut, memandangnya seperti sedang memikirkan sesuatu. Sudut matanya sedikit merah. Tapi karena tersinari oleh cahaya, jadi tampak tidak jelas.
"Apakah kamu masih ingat kita pernah berjanji untuk keliling dunia bersama?"
"Tentu saja."
Alis dan mata Taylor Tang yang disinari oleh cahaya tampak lebih lembut. Pakaian rumah santai yang putih, senyuman yang jernih dan hangat. Saat dia tersenyum, ada dua lesung pipit.
"Aku baru saja mengambil alih Tang's Corp, dan situasi masih sangat kacau. Aku bahkan memiliki waktu yang mepet untuk berbulan madu. Tahun depan ayo kita bertiga pergi bersama."
Tiga orang, heh, siapa yang mau bersama Callista Chi?
Seketika, Dennise Ye merasa seperti menelan seekor lalat. Dia berkata dengan dingin: "Aku tidak ingin menjadi nyamuk."
"Kalau begitu kamu cepat-cepat cari pacar, dengan begitu kamu tidak akan menjadi lalat lagi."
"Apakah kamu begitu berharap aku segera mencari pacar?" Dennise Ye bertanya balik: "Jika aku menikah besok, kamu lebih senang dong?"
"Iya, kalau begitu aku sudah bisa tenang ..."
Taylor Tang merasa itu tidak mungkin terjadi, jadi tidak berpikir banyak, dan bercanda dengannya.
Tidak pernah terpikirkan olehnya, kalimat ini akan menjadi kalimat terakhir yang dapat menjinakkan Dennise Ye.
Jantungnya terus tenggelam ke dasar kemudian memantul kembali. Dia memalingkan wajahnya dan membelakanginya. Cahaya membuat wajah sampingnya tampak dingin.
"Aku sudah mau beristirahat, keluarlah."
Taylor Tang ingin mengatakan ini belum jam sembilan, dan mau mengobrol lebih banyak, tetapi sikap Dennise Ye terhadapnya sangat aneh akhir-akhir ini, seolah-olah sedang menghindarinya. Dia tidak tahu kesalahan apa yang telah dia perbuat sehingga membuatnya tidak senang.
Seorang pria mana bisa memahami hati seorang wanita? Mungkin itu mirip dengan perubahan suasana hati yang disebabkan oleh PMS, yang tidak memiliki alasan apapun.
Saat ini, semakin banyak bicara akan semakin salah. Dia meregangkan bahunya: "Kalau begitu, istirahatlah yang baik."
Dia seperti biasanya ingin menyentuh kepala Dennise, tapi sepertinya ada penghalang tak terlihat di antara keduanya. Ujung jarinya sudah mau menyentuh rambutnya, tetapi dia menariknya kembali dan memasukkannya ke saku celana: "Selamat malam."
Setelah keluar dari kamar, tangan Taylor Tang masih berada di gagang pintu, alisnya sedikit berkerut.
Dia menyesali candaan tadi, karena itu bukanlah kata hatinya.
Dia pasti akan merasa kehilangan jika gadis kecilnya menikah dengan orang lain. Tapi sekarang sepertinya tidak cocok untuk kembali dan mengubah kata-katanya, jadi dia pun melupakannya begitu saja.
Lagi pula, Dennise hanya berkata demikian karena kesal. Bagaimana mungkin dia menikah besok?
“Jangan khawatir, aku tidak tertarik pada tubuhmu."
Gaya bicaranya sangat singkat jelas dan terang-terangan. Dia mana memikirkan perasaan orang lain.
Dennise Ye berpikir dalam hati, benar juga ya. Di film-film biasanya, fetish terhadap adik sendiri itu sangat ekstrim. Selain adik perempuannya, wanita lain tidak akan pernah masuk ke mata mereka.
Tapi film hanyalah film, jadi siapa yang tahu apakah itu asli atau palsu. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu fetish terhadap adik sendiri. Dia tidak yakin, jika pria dan wanita berada di ruangan yang sama…. Setelah dipikir-pikir, dia menjadi tidak tenang.
Dia telah menjaga kesuciannya selama dua puluh tahun, pertama kalinya yang paling berharga harus diberikan pada Taylor kesayangannya. Jika tidak, dia lebih baik menjadi perawan tua selama seumur hidup.
Gaston Chi merasa lucu saat melihat ekspresi Dennise Ye yang bimbang. Entah siapa yang melecehkannya di kamar mandi hari itu dan mengatakan mau membayarnya satu malam dengan empat ratus ribu? Kenapa malah bersikap seperti ini sekarang? Apakah semua wanita bermuka dua?
"Ini hanya untuk keperluan rencana, jangan berpikir terlalu banyak. Kamu tidak dapat membangkitkan hasratku."
Apakah pria ini mencoba meyakinkannya? Tapi Dennise Ye merasa aneh. Mengapa ini terdengar sangat aneh?
Bagaimanapun, dia juga merupakan seorang wanita cantik. Meskipun orang yang mengejarnya tidak sebanyak Callista Chi, tapi juga lumayan banyak, tahu? Dan itu karena pria-pria itu mengira dia sangat sombong, jadi mereka pun takut untuk mendekatinya.
Sebenarnya itu hanyalah sebuah kesalahpahaman. Dia sebenarnya bukan sombong, dia hanya malas berbicara, dan malas berurusan dengan orang yang tidak relevan, serta malas pdkt dengan orang yang tidak disukainya.
"Apakah kamu sudah tidak menginginkan Taylor Tang?" Perkataan Gaston Chi tepat pada sasaran.
“Tentu saja mau.” Ucap Dennise Ye tanpa berpikir panjang.
Kata-kata ini berhasil memancingnya. Gaston Chi bukanlah hal yang harus dikhawatirkannya. Yang terpenting adalah Taylor Tang. Dia ingin merebutnya kembali.
“Yasudah, aku anda menandatanganinya.” Dennise Ye menguatkan tekadnya, seolah takut akan menyesal. Dia bahkan tidak berani membaca konten lanjutan, dan segera menandatanganinya.
Setelah menandatanganinya, dia baru sadar dirinya telah berhasil dimanipulasi oleh Gaston Chi.
Sialan. Dia benar-benar merupakan pebisnis licik yang pandai memanfaatkan psikologi orang lain.
Gaston Chi juga menandatanganinya, kemudian memasukkan dokumen itu ke dalam laci, dan berkata dengan suaranya yang dingin dan dalam seperti biasanya: "Besok, jam sembilan pagi, bawalah KKmu dan sampai jumpa di Biro Urusan Sipil."
Wajahnya tanpa ekspresi, seolah sedang membicarakan bisnis, bukan pernikahan. Begitu acuh tak acuh.
Dennise Ye masih agak linglung, dan merasa sedikit kedinginan. Dia menjawab "Oh", lalu bangkit sedikit ragu: "Um ... bolehkah aku mengajukan pertanyaan?"
"Tidak!" Dia langsung menolaknya. Jelas sekali, dia tidak ingin beromong kosong dengannya.
Dennise Ye tak bisa berkata-kata. Orang ini benar-benar tidak ramah. Sebenarnya, dia hanya ingin tahu apakah dia dan Callista Chi memiliki hubungan darah. Jika mereka adalah saudara kandung, itu terlalu abnormal dan dia tidak bisa menerimanya. Setiap orang memiliki rasa ingin tahu, walau itu tidak ada hubungannya dengan dia. Tetap saja, dia sedikit penasaran.
Lupakan saja, nanti dia juga akan mengetahuinya.
Dennise Ye juga bolos kelas sore dan pulang setelah jam delapan lebih. Pelayan merebus air gula, dan dia minum beberapa mangkuk. Dia memiliki sifat yang cemas. Meskipun dia suka makan, jika hal yang dia pikirkan belum terselesaikan, dia akan selalu memikirkannya dan tidak selera makan. Dia hanya makan beberapa sendok pada siang hari. Ketika keluar dari Chi's Corp, dia baru menyadari perutnya sudah lapar hingga kram.
Dia duduk di depan meja dan linglung sejenak, kemudian mengeluarkan album foto dari laci. Itu adalah foto dirinya dan Taylor Tang.
Setiap musim panas, Daniel Tang akan membawa mereka jalan-jalan ke luar negeri.
Yang ini difoto saat di Louvre di Paris, yang ini difoto saat dirinya menunggang unta di Mesir, yang ini difoto saat mereka pergi ke Australia dan memeluk kanguru, dan yang ini... mereka berdua tersenyum begitu cerah.
Mereka telah mengunjungi begitu banyak tempat bersama, dan pernah membuat janji untuk berkeliling dunia dan pergi ke setiap sudut di dunia.
Dennise Ye menangis.
"Plop--" tetesan air mata seukuran kacang menetes di foto itu.
Jangan menyerah dan jangan sedih. Jika kamu mencintainya, kamu harus mendapatkanya kembali, tegas Dennise Ye pada dirinya sendiri. Menangis adalah hal yang paling tidak berguna, dia tidak selemah itu.
Apakah Taylor akan membencinya jika tahu dia berniat untuk menghancurkan pernikahan mereka?
Jika Taylor tahu dia akan menikah dengan orang lain besok ...
"Tuk tuk!"
"Dennise."
Suara Taylor Tang menyela pikirannya. Dennise Ye buru-buru menyeka air matanya dan menutup album.
"Kamu melihat foto-foto itu lagi. Sudah berapa kali kamu melihatnya, tidak bosan ya?" Taylor Tang bergurau dengannya sambil tersenyum. Pria berusia dua puluh tiga tahun ini memiliki pesona yang unik. Muda, murni, namun tidak kehilangan sikap kedewasaannya. Garis wajahnya sangat halus dan lembut.
Dennise Ye tersenyum kecut, memandangnya seperti sedang memikirkan sesuatu. Sudut matanya sedikit merah. Tapi karena tersinari oleh cahaya, jadi tampak tidak jelas.
"Apakah kamu masih ingat kita pernah berjanji untuk keliling dunia bersama?"
"Tentu saja."
Alis dan mata Taylor Tang yang disinari oleh cahaya tampak lebih lembut. Pakaian rumah santai yang putih, senyuman yang jernih dan hangat. Saat dia tersenyum, ada dua lesung pipit.
"Aku baru saja mengambil alih Tang's Corp, dan situasi masih sangat kacau. Aku bahkan memiliki waktu yang mepet untuk berbulan madu. Tahun depan ayo kita bertiga pergi bersama."
Tiga orang, heh, siapa yang mau bersama Callista Chi?
Seketika, Dennise Ye merasa seperti menelan seekor lalat. Dia berkata dengan dingin: "Aku tidak ingin menjadi nyamuk."
"Kalau begitu kamu cepat-cepat cari pacar, dengan begitu kamu tidak akan menjadi lalat lagi."
"Apakah kamu begitu berharap aku segera mencari pacar?" Dennise Ye bertanya balik: "Jika aku menikah besok, kamu lebih senang dong?"
"Iya, kalau begitu aku sudah bisa tenang ..."
Taylor Tang merasa itu tidak mungkin terjadi, jadi tidak berpikir banyak, dan bercanda dengannya.
Tidak pernah terpikirkan olehnya, kalimat ini akan menjadi kalimat terakhir yang dapat menjinakkan Dennise Ye.
Jantungnya terus tenggelam ke dasar kemudian memantul kembali. Dia memalingkan wajahnya dan membelakanginya. Cahaya membuat wajah sampingnya tampak dingin.
"Aku sudah mau beristirahat, keluarlah."
Taylor Tang ingin mengatakan ini belum jam sembilan, dan mau mengobrol lebih banyak, tetapi sikap Dennise Ye terhadapnya sangat aneh akhir-akhir ini, seolah-olah sedang menghindarinya. Dia tidak tahu kesalahan apa yang telah dia perbuat sehingga membuatnya tidak senang.
Seorang pria mana bisa memahami hati seorang wanita? Mungkin itu mirip dengan perubahan suasana hati yang disebabkan oleh PMS, yang tidak memiliki alasan apapun.
Saat ini, semakin banyak bicara akan semakin salah. Dia meregangkan bahunya: "Kalau begitu, istirahatlah yang baik."
Dia seperti biasanya ingin menyentuh kepala Dennise, tapi sepertinya ada penghalang tak terlihat di antara keduanya. Ujung jarinya sudah mau menyentuh rambutnya, tetapi dia menariknya kembali dan memasukkannya ke saku celana: "Selamat malam."
Setelah keluar dari kamar, tangan Taylor Tang masih berada di gagang pintu, alisnya sedikit berkerut.
Dia menyesali candaan tadi, karena itu bukanlah kata hatinya.
Dia pasti akan merasa kehilangan jika gadis kecilnya menikah dengan orang lain. Tapi sekarang sepertinya tidak cocok untuk kembali dan mengubah kata-katanya, jadi dia pun melupakannya begitu saja.
Lagi pula, Dennise hanya berkata demikian karena kesal. Bagaimana mungkin dia menikah besok?
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved