Bab 3 Bersama-Sama di Tengah Kesulitan
by Helix
10:01,Apr 08,2021
Suhu udara di lautan sangat tinggi. Tidak butuh waktu lama bagi tubuh pramugari untuk mengeluarkan bau busuk di bawah terik matahari.
Jordan Fang tahu bahwa mayat ini tidak bisa lagi dibiarkan tinggal di lempengan pesawat. Saat ini, ia tidak punya pilihan selain membuang tubuhnya ke laut. Sungguh tidak mungkin untuk membiarkannya tetap tinggal!
“Maaf, semoga kamu tenang di sana…...”
Sembari menatap mayat yang sudah sangat pucat, Jordan Fang membungkuk padanya dengan tangan terlipat sebanyak tiga kali. Ini bisa dianggap tanda hormatnya. Pria itu kemudian mendorongnya ke laut.
Melihat mayat yang terapung menjauh, perasaannya sungguh tidak nyaman. Barusan setidaknya masih ada satu mayat yang “menemani”-nya, tetapi sekarang ia kembali tersisa sendirian di tengah langit dan laut yang tidak berujung.
Semakin kesepian, seseorang akan semakin tidak bisa menahan diri untuk berpikir macam-macam. Rasa panas, lapar, dan dehidrasi membuat situasi ini semakin serius. Saat ini, Jordan Fang hanya ingin langit cepat gelap demi lenyapnya terik matahari di atas kepala. Panas terik matahari benar-benar membuat manusia merasa tidak tertahankan.
Dan dengan beginilah, ia membiarkan lempengan bergerak mengikuti arus laut tanpa memedulikan arahnya. Tanpa sadar, Jordan Fang pingsan.
Ketika tersadar kembali, matahari masih tinggi di atas kepalanya. Ia kemudian tahu bahwa dirinya baru saja kehilangan kesadaran secara sesaat. Itu adalah respons stres fisik, tetapi sekaligus juga peringatan dari tubuhnya bahwa ia tidak akan bertahan lama jika situasinya masih begini.
Kesendirian terus menghancurkan tekad Jordan Fang untuk bertahan. Tepat ketika niatnya itu mau runtuh, ia tiba-tiba melihat seseorang tergeletak di sebuah kotak yang mengambang tidak jauh dari dirinya.
“Ada orang!”
Jordan Fang, yang bibirnya telah pecah-pecah, bangkit berdiri dengan bersemangat.
Di lautan luas ini, jika ada yang selamat seperti dirinya, itu akan menjadi hal yang membahagiakan. Ia tidak harus menghadapi lautan dalam kesendirian lagi!
Agar bisa semakin cepat mendekati kotak itu, seperti baru saja meminum penambah energi, Jordan Fang mendayung-dayungkan tangannya ke air dengan sekuat tenaga. Sejatinya, tindakan ini sama sekali tidak memberi dampak. Lempengannya daritadi bisa bergerak sepenuhnya karena gelombang laut.
Ketika semakin dekat dan akhirnya bisa melihat sosok yang terbaring di atas kotak, Jordan Fang tidak bisa menahan untuk mengeluarkan seruan.
“Zoey Li!”
“Itu Zoey Li!”
Tidak peduli seliar apa pikirannya berkelana, ia tidak pernah mengira bahwa orang yang akan ia temui di atas kotak adalah Zoey Li.
Mampu bertemu dengan seorang kenalan di lautan yang tidak berujung ini lebih mengasyikkan dari apa pun. Pada saat ini, adrenalin Jordan Fang meroket. Seperti berganti orang, tenaga dan semangatnya pulih secara signifikan.
Ketika sosok Zoey Li tiba di sisinya, Jordan Fang segera mengangkatnya ke atas reruntuhan pesawat bersamaan dengan kotak perak.
Melihat rambutnya yang berantakan dan basah oleh air laut, wajahnya yang pucat, dan pipinya yang sedikit bengkak, hati Jordan Fang agak terguncang. Jangan-jangan, Zoey Li juga telah tidak bernyawa……
Dengan cemas, ia memeriksa nafasnya dengan jari. Tidak ada aliran udara!
“Tamatlah…...”
Hati Jordan Fang seketika dingin. Sudah susah-susah bertemu Zoey Li di tengah lautan, atasnnya itu ternyata sudah tidak bernyawa. Ah, sungguh menyedihkan dan tragis!
Namun, Jordan Fang tidak berpasrah begitu saja. Tidak mau menerima kemungkinan bahwa Zoey Li telah wafat, ia menyentuh lehernya dengan tangannya lagi. Kali ini, ada kejutan yang tidak terduga. Meskipun sangat lemah, denyut Zoey Li bisa terdeteksi!
“Masih bisa diselamatkan, masih bisa!”
Pada saat ini, Jordan Fang gembira hingga kesulitan mengekspresikannya. Asal orangnya masih hidup, harapan masihlah terjaga.
Setelah memeriksa tubuh Zoey Li, ia menemukan bahwa perutnya sangat bengkak. Ini pasti karena dia menelan terlalu banyak air laut saat tenggelam.
Dalam proses pengeluaran air, Zoey Li sempat muntah. Setelah muntah, dia pingsan lagi.
“Jangan wafat, dong!”
“Hei, bangunlah!”
“Zoey Li, bangunlah demi aku. Tahukah kamu betapa layak dibencinya kamu? Biasanya berpenampilan angkuh dan selalu memasang wajah dingin, bagaimana kamu bisa mati dengan mudah......”
Jordan Fang terus melakukan tindakan pertolongan ini hingga harapannya tidak berbekas. Ia menatap sosok Zoey Li dengan sedih. Melihat tampilan wajahnya yang juga tidak berubah, ia dalam hati berkata pada dirinya sendiri bahwa wanita ini tidak akan pernah bangun lagi.
Ketika memikirkan ini, terlepas dari sikap keras si wanita padanya, air mata si pria tidak bisa berhenti menetes.
Dalam situasi putus asa ini, menyaksikan orang yang dikenal perlahan-lahan meninggal di hadapan namun tidak bisa berbuat apa-apa, orang sekuat apa pun tidak akan sanggup.
Setelah melakukan penyelamatan terakhir, Jordan Fang berhenti menekan dadanya. Seperti kehilangan tenaga, ia berbaring di atas lempengan pesawat. Bola matanya telah kehilangan cahaya.
Ketika Jordan Fang masih terpukul dengan usahanya yang tidak membuahkan hasil, kelopak mata Zoey Li sedikit gemetar. Wanita itu kemudian membuka mata dengan perlahan.
“Di mana ini? Apakah aku sudah mati?”
Ingin berbicara, Zoel Li menyadari dirinya terlalu lemah untuk bersuara.
“Ada di manakah aku ini? Apakah ini kendaraan untuk membawaku ke alam baka?”
Yang mengejutkannya adalah ada orang lain di sebelahnya. Matahari begitu menyilaukan sehingga ia tidak bisa melihat orang ini dengan jelas untuk beberapa saat. Setelah membiasakan matanya, wanita itu menyadari bahwa sosok ini adalah pria yang seharusnya terbang ke Los Angeles bersamanya!
Melihat mata merah Jordan Fang dan air matanya yang jatuh, Zoey Li sangat bingung: “Orang ini sedang menangis? Atau apakah ia mengiraku sudah mati, jadi menangis untukku?”
Meski tubuhnya sangat lemah, demi memberi tahu Jordan Fang bahwa dia masih hidup, Zoey Li dengan sekuat tenaga menusuk-nusuk kaki Jordan Fang dengan kukunya.
Merasakan sesuatu di kakinya, si pria secara naluriah melirik ke si wanita.
Pada saat ini, melihat mata Zoey Li terbuka, mata keduanya bertemu. Jordan Fang tiba-tiba tersenyum, menangis kegirangan, dan memeluk Zoey Li. Ia juga tertawa terbahak-bahak.
Di atas lautan tidak berbatas, Jordan Fang akhirnya tidak perlu sendirian.
“Sungguh baik, kamu masih hidup, kamu masih hidup!” Jordan Fang begitu bersemangat hingga kesulitan berkata-kata yang lain: “Bagus jika kamu masih bernyawa, bagus……”
“Kamu…... cepat lepaskan…...”
Zoey Li yang lemah tidak tahan dengan pelukan Jordan Fang sama sekali. Sekali ia menggerakkan tangan untuk mendorong kepalanya, ia merasa langit seperti berputar.
Si pria tersadar bahwa dirinya terlalu bersemangat. Ia buru-buru melepaskannya dan meminta maaf: “Maaf! Melihatmu masih bertahan, aku luar biasa terkejut dan bersemangat.”
Berselang beberapa saat, Zoey Li menyadari bahwa pakaian atasnya terbuka. Pipinya yang pucat tiba-tiba memerah. Ia menatap Jordan Fang dengan gusar sebagai tanda meminta penjelasan.
“Maaf, maaf, aku tadi menaikkanmu dari laut. Lalu, berhubung kamu tidak sadarkan diri, aku memutuskan melakukan tindakan penyelamatan.” Jordan Fang takut Zoey Li akan salah paham, jadi buru-buru menjelaskan lagi: “Itu hanya penekanan-penekanan biasa. Sama sekali bukan……”
Zoey Li bukanlah orang yang tidak bisa bertoleransi. Tahu bahwa dirinya telah diselamatkan oleh Jordan Fang, meski agak gusar dengan pakaiannya yang terbuka, ia tetap memahami niat baik pria tersebut dalam menolongnya. Dengan wajah merah, ia berujar: “Terima kasih, terima kasih kamu...”
Jordan Fang tahu bahwa mayat ini tidak bisa lagi dibiarkan tinggal di lempengan pesawat. Saat ini, ia tidak punya pilihan selain membuang tubuhnya ke laut. Sungguh tidak mungkin untuk membiarkannya tetap tinggal!
“Maaf, semoga kamu tenang di sana…...”
Sembari menatap mayat yang sudah sangat pucat, Jordan Fang membungkuk padanya dengan tangan terlipat sebanyak tiga kali. Ini bisa dianggap tanda hormatnya. Pria itu kemudian mendorongnya ke laut.
Melihat mayat yang terapung menjauh, perasaannya sungguh tidak nyaman. Barusan setidaknya masih ada satu mayat yang “menemani”-nya, tetapi sekarang ia kembali tersisa sendirian di tengah langit dan laut yang tidak berujung.
Semakin kesepian, seseorang akan semakin tidak bisa menahan diri untuk berpikir macam-macam. Rasa panas, lapar, dan dehidrasi membuat situasi ini semakin serius. Saat ini, Jordan Fang hanya ingin langit cepat gelap demi lenyapnya terik matahari di atas kepala. Panas terik matahari benar-benar membuat manusia merasa tidak tertahankan.
Dan dengan beginilah, ia membiarkan lempengan bergerak mengikuti arus laut tanpa memedulikan arahnya. Tanpa sadar, Jordan Fang pingsan.
Ketika tersadar kembali, matahari masih tinggi di atas kepalanya. Ia kemudian tahu bahwa dirinya baru saja kehilangan kesadaran secara sesaat. Itu adalah respons stres fisik, tetapi sekaligus juga peringatan dari tubuhnya bahwa ia tidak akan bertahan lama jika situasinya masih begini.
Kesendirian terus menghancurkan tekad Jordan Fang untuk bertahan. Tepat ketika niatnya itu mau runtuh, ia tiba-tiba melihat seseorang tergeletak di sebuah kotak yang mengambang tidak jauh dari dirinya.
“Ada orang!”
Jordan Fang, yang bibirnya telah pecah-pecah, bangkit berdiri dengan bersemangat.
Di lautan luas ini, jika ada yang selamat seperti dirinya, itu akan menjadi hal yang membahagiakan. Ia tidak harus menghadapi lautan dalam kesendirian lagi!
Agar bisa semakin cepat mendekati kotak itu, seperti baru saja meminum penambah energi, Jordan Fang mendayung-dayungkan tangannya ke air dengan sekuat tenaga. Sejatinya, tindakan ini sama sekali tidak memberi dampak. Lempengannya daritadi bisa bergerak sepenuhnya karena gelombang laut.
Ketika semakin dekat dan akhirnya bisa melihat sosok yang terbaring di atas kotak, Jordan Fang tidak bisa menahan untuk mengeluarkan seruan.
“Zoey Li!”
“Itu Zoey Li!”
Tidak peduli seliar apa pikirannya berkelana, ia tidak pernah mengira bahwa orang yang akan ia temui di atas kotak adalah Zoey Li.
Mampu bertemu dengan seorang kenalan di lautan yang tidak berujung ini lebih mengasyikkan dari apa pun. Pada saat ini, adrenalin Jordan Fang meroket. Seperti berganti orang, tenaga dan semangatnya pulih secara signifikan.
Ketika sosok Zoey Li tiba di sisinya, Jordan Fang segera mengangkatnya ke atas reruntuhan pesawat bersamaan dengan kotak perak.
Melihat rambutnya yang berantakan dan basah oleh air laut, wajahnya yang pucat, dan pipinya yang sedikit bengkak, hati Jordan Fang agak terguncang. Jangan-jangan, Zoey Li juga telah tidak bernyawa……
Dengan cemas, ia memeriksa nafasnya dengan jari. Tidak ada aliran udara!
“Tamatlah…...”
Hati Jordan Fang seketika dingin. Sudah susah-susah bertemu Zoey Li di tengah lautan, atasnnya itu ternyata sudah tidak bernyawa. Ah, sungguh menyedihkan dan tragis!
Namun, Jordan Fang tidak berpasrah begitu saja. Tidak mau menerima kemungkinan bahwa Zoey Li telah wafat, ia menyentuh lehernya dengan tangannya lagi. Kali ini, ada kejutan yang tidak terduga. Meskipun sangat lemah, denyut Zoey Li bisa terdeteksi!
“Masih bisa diselamatkan, masih bisa!”
Pada saat ini, Jordan Fang gembira hingga kesulitan mengekspresikannya. Asal orangnya masih hidup, harapan masihlah terjaga.
Setelah memeriksa tubuh Zoey Li, ia menemukan bahwa perutnya sangat bengkak. Ini pasti karena dia menelan terlalu banyak air laut saat tenggelam.
Dalam proses pengeluaran air, Zoey Li sempat muntah. Setelah muntah, dia pingsan lagi.
“Jangan wafat, dong!”
“Hei, bangunlah!”
“Zoey Li, bangunlah demi aku. Tahukah kamu betapa layak dibencinya kamu? Biasanya berpenampilan angkuh dan selalu memasang wajah dingin, bagaimana kamu bisa mati dengan mudah......”
Jordan Fang terus melakukan tindakan pertolongan ini hingga harapannya tidak berbekas. Ia menatap sosok Zoey Li dengan sedih. Melihat tampilan wajahnya yang juga tidak berubah, ia dalam hati berkata pada dirinya sendiri bahwa wanita ini tidak akan pernah bangun lagi.
Ketika memikirkan ini, terlepas dari sikap keras si wanita padanya, air mata si pria tidak bisa berhenti menetes.
Dalam situasi putus asa ini, menyaksikan orang yang dikenal perlahan-lahan meninggal di hadapan namun tidak bisa berbuat apa-apa, orang sekuat apa pun tidak akan sanggup.
Setelah melakukan penyelamatan terakhir, Jordan Fang berhenti menekan dadanya. Seperti kehilangan tenaga, ia berbaring di atas lempengan pesawat. Bola matanya telah kehilangan cahaya.
Ketika Jordan Fang masih terpukul dengan usahanya yang tidak membuahkan hasil, kelopak mata Zoey Li sedikit gemetar. Wanita itu kemudian membuka mata dengan perlahan.
“Di mana ini? Apakah aku sudah mati?”
Ingin berbicara, Zoel Li menyadari dirinya terlalu lemah untuk bersuara.
“Ada di manakah aku ini? Apakah ini kendaraan untuk membawaku ke alam baka?”
Yang mengejutkannya adalah ada orang lain di sebelahnya. Matahari begitu menyilaukan sehingga ia tidak bisa melihat orang ini dengan jelas untuk beberapa saat. Setelah membiasakan matanya, wanita itu menyadari bahwa sosok ini adalah pria yang seharusnya terbang ke Los Angeles bersamanya!
Melihat mata merah Jordan Fang dan air matanya yang jatuh, Zoey Li sangat bingung: “Orang ini sedang menangis? Atau apakah ia mengiraku sudah mati, jadi menangis untukku?”
Meski tubuhnya sangat lemah, demi memberi tahu Jordan Fang bahwa dia masih hidup, Zoey Li dengan sekuat tenaga menusuk-nusuk kaki Jordan Fang dengan kukunya.
Merasakan sesuatu di kakinya, si pria secara naluriah melirik ke si wanita.
Pada saat ini, melihat mata Zoey Li terbuka, mata keduanya bertemu. Jordan Fang tiba-tiba tersenyum, menangis kegirangan, dan memeluk Zoey Li. Ia juga tertawa terbahak-bahak.
Di atas lautan tidak berbatas, Jordan Fang akhirnya tidak perlu sendirian.
“Sungguh baik, kamu masih hidup, kamu masih hidup!” Jordan Fang begitu bersemangat hingga kesulitan berkata-kata yang lain: “Bagus jika kamu masih bernyawa, bagus……”
“Kamu…... cepat lepaskan…...”
Zoey Li yang lemah tidak tahan dengan pelukan Jordan Fang sama sekali. Sekali ia menggerakkan tangan untuk mendorong kepalanya, ia merasa langit seperti berputar.
Si pria tersadar bahwa dirinya terlalu bersemangat. Ia buru-buru melepaskannya dan meminta maaf: “Maaf! Melihatmu masih bertahan, aku luar biasa terkejut dan bersemangat.”
Berselang beberapa saat, Zoey Li menyadari bahwa pakaian atasnya terbuka. Pipinya yang pucat tiba-tiba memerah. Ia menatap Jordan Fang dengan gusar sebagai tanda meminta penjelasan.
“Maaf, maaf, aku tadi menaikkanmu dari laut. Lalu, berhubung kamu tidak sadarkan diri, aku memutuskan melakukan tindakan penyelamatan.” Jordan Fang takut Zoey Li akan salah paham, jadi buru-buru menjelaskan lagi: “Itu hanya penekanan-penekanan biasa. Sama sekali bukan……”
Zoey Li bukanlah orang yang tidak bisa bertoleransi. Tahu bahwa dirinya telah diselamatkan oleh Jordan Fang, meski agak gusar dengan pakaiannya yang terbuka, ia tetap memahami niat baik pria tersebut dalam menolongnya. Dengan wajah merah, ia berujar: “Terima kasih, terima kasih kamu...”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved