Bab 6 Kedatangan Bunga Kampus

by Hellosir 10:01,Jul 21,2022
Bagaimanapun ia tidak menyangka, para murid preman yang semenit lalu masih sangat sombong ingin memukuli Aleks itu, saat ini sudah terkapar di atas lantai sambil berteriak kesakitan.

Saat ini, selain Si Gendut dan Aleks yang masih berdiri, hanya tersisa Leon sendirian yang wajahnya tampak sangat terkejut bukan kepalang.

"Tuan Muda Chen, kali ini aku benar-benar mengakui kesalahanku, aku tidak akan mengulanginya lagi......"

Melihat Aleks yang tampak seperti iblis itu sedang berjalan mendekati dirinya selangkah demi selangkah, Leon benar-benar sangat ketakutan, ia pun segera berteriak minta maaf.

"Krak!"

"Ah! Lenganku......"

Di Elf Bar kemarin, Aleks sudah melepaskan Leon satu kali, namun kali ini, Aleks tidak ingin memberi kesempatan pada Leon lagi, ia langsung mematahkan satu lengannya.

Sebenarnya Aleks tidak ingin menunjukkan kemampuannya seperti ini, tapi ia menyadari, terkadang memang ada orang yang sejak lahir memang ingin mencari masalah, kalau dia tidak membereskannya dengan cara yang keras, mungkin lain kali Leon akan mencari masalah dengannya lagi.

Semua orang di sana pun tercengang, tak disangka ternyata Aleks sekuat itu. Bisa-bisanya ia mengalahkan dua puluhan preman serta bos mereka. Melihat Leon yang kesakitan dan bergulung-gulung di atas lantai itu, seketika mereka pun bersyukur, bersyukur bahwa Aleks hanya memukuli mereka.

Setelah para murid yang berada di luar kelas mendengar teriakan keras Leon, mereka pun mengira bahwa itu adalah suara teriakan Aleks.

"SI Aleks itu benar-benar bodoh, beraninya dia mengganggu Tuan Muda Leon, sepertinya kali ini habislah dia!"

"Dengarkan saja suaranya sampai berubah seperti itu. Anak itu benar-benar sial!"

"Sepertinya kali ini Aleks akan tinggal beberapa saat di rumah sakit."

......

Kejadian di dalam kelas adalah kejadian yang sama sekali tidak akan pernah dibayangkan oleh para mahasiswa itu.

"Tenang saja, aku hanya membuat lenganmu dilokasi saja. Kalau aku tidak ingin mematahkannya, maka tidak akan patah." kata Aleks dengan santai.

Mendengar perkataan Aleks, seketika Leon pun berhenti berteriak dan tercengang, belum sampai ia tersadar, ia pun mendengar suara tulang yang digerakkan lagi.

"Eh? Lenganku tidak sakit lagi, sudah sembuh!" Leon menggerak-gerakkan lengannya, lalu menyadari ternyata bisa digerakkan lagi, hanya bagian sendinya yang agak sedikit tidak nyaman.

"Krak!" Namun belum sampai Leon selesai menikmati rasanya sendinya pulih kembali, suara teriakan Leon pun terdengar lagi, lengan yang baru saja dikembalikan oleh Aleks itu seketika dislokasi lagi, dan bagian sendinya sangat sakit.

Aleks tidak segera mengakhiri permainan mendislokasikan dan memperbaiki lokasi sendi dan tulang Leon itu, ia memainkan lengan Leon berkali-kali, orang-orang yang dibawah loleh Leon itu membelalakkan mata mereka lebar-lebar, suara teriakan Leon itu menusuk pandangan dan pendengaran mereka semua.

Tiba-tiba, terbesit sebuah pikiran di dalam kepala mereka semua, murid bernama Aleks Chen di hadapan mereka ini, adalah seorang ibils, mereka hanya ingin segera pergi meninggalkan tempat ini.

Perasaan di antara ingin hidup dan ingin mati ini terukir dalam di hati Leon, dia bersumpah seumur hidupnya ini dia tidak akan berani membuat masalah dengan Aleks lagi, caranya untuk memberikan orang lain pelajaran yang seperti ini benar-benar sangat gila.

Tidak hanya Leon yang berpikir demikian, para murid preman yang terkapar di atas lantai pun juga berpikir demikian.

Meskipun mereka tidak mendapatkan "perlakuan" yang sama seperti Leon, tetapi mereka juga sangat ketakutan, karena mereka takut bahwa berikutnya merekalah yang akan seperti itu.

Ada beberapa orang yang mencoba untuk melarikan diri, tapi kedua kakinya terasa berat sekali, bagaimanapun mereka tidak dapat melangkahkan kaki mereka.

SI Gendut yang berdiri di samping dan melihat semua kejadian itu, benar-benar tercengang, dia merasa dirinya baru pertama kali mengenal Aleks Chen, sangatlah asing.

Aleks Chen yagn dulu dikenal oleh Si Gendut, adalah seorang laki-laki yang sangat lemah lembut dan tenang, sedangkan Aleks Chen yang sekarang tampak gila seperti iblis.

Beberapa menit kemudian, setelah Aleks melihat kedua mata Leon yang sudah mulai pucat itu, barulah ia melepaskan Leon, dia tahu, dengan "perlakuannya" ini, anak ini tidak akan berani membuat masalah lagi dengannya kelak.

Tubuh Leon yang telah dilepaskan oleh Aleks itu pun langsung terkapar di atas lantai, sekujur tubuhnya penuh dengan keringat dingin, saat ini dia hanya merasakan satu perasaan saja, yaitu perasaan seperti baru saja berlalu-lalang di pintu kematian.

"Tuan Besar, kami tahu kami salah, kelak kami pasti akan putar balik jika bertemu dengan Anda."

"Tuan Besar, anggap saja kami sebagai kentut, tolong lepaskan kami!"

"Tuan Besar......"

Melihat Aleks melepaskan Leon, orang-orang yang lain pun mengira bahwa kali ini adalah giliran mereka, semuanya ketakutan dan mulai memohon ampun, bahkan ada pra berbadan kekar yang penakut langsung menangis tersedu-sedu di tempat, wajahnya penuh dengan air mata dan ingus, seolah Aleks telah menyiksa mereka habis-habisan.

"Minggir!"

Aleks melihat semua orang di sana dengan dingin sejenak, lalu melontarkan sebuah kata.

Mendengar perkataan Aleks, kedua puluh orang murid preman itu pun merasa sangat lega, dan langsung berlari keluar tanpa berkata apa-apa.

Tapi tepat satu detik sebelum mereka membuka pintu kelas itu, Aleks memanggil mereka lagi.

Semua orang langsung terhenti, tidak ada yang berani bergerak.

Mereka langsung memiliki sebuah pemikiran yang sama, "Sudah kuduga mana mungkin iblis ini akan melepaskan kita, sepertinya dia akan segera membereskan kita semua!"

"Aku tidak berharap masalah ini tersebar keluar, satu lagi, kalau kalian tidak ingin dibalas oleh Leon Yang, sebaiknya kalian bawa dia pergi juga!"

Yang tidak mereka sangka, Aleks hanya ingin agar mereka tidak menyebarkan kejadian hari ini keluar, dan membawa Leon pergi juga, setelah itu barulah mereka menghela nafas lega, mereka merasa bahwa diri mereka baru saja berada dalam sebuah mimpi buruk yang panjang.

Setelah kedua puluh orang lebih murid preman itu berlari keluar dari kelas dengan wajah yang ketakutan setengah mati, para murid yang menunggu di luar untuk menonton adegan yang mengasyikkan pun tercengang seketika.

"Wah!"

Setelah mereka melihat membuka pintu dan melihat Aleks dan Si Gendut yang tidak terluka sama sekali, semua orang tampak sangat terkejut.

"Ya Tuhan! Apa aku sedang bermimpi? Aleks tidak dipukuli?" Ada orang yang dengan refleks mencubit pipinya sendiri, ia ingin tahu apakah dirinya sedang bermimpi.

"Dua puluh orang lebih murid preman yang tadi, keluar dari kelas dengan wajah yang luka dan lebam, tapi Aleks dan Si Gendut duduk di dalam kelas dengan tenang sambil membaca buku, siapa yang bisa memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas tadi?"

"Tadi jelas-jelas aku mendengar suara teriakan keras, apakah suara teriakan tadi bukanlah suara teriakan Aleks dan Si Gendut? Dan Aleks telah mengalahkan dua puluh orang lebih? Hebat sekali? Tidak bisa, aku telah jatuh cinta padanya!" kata salah seorang murid perempuan sambil memandangi Aleks dengan mata berbunga-bunga.

Setelah itu barulah para murid laki-laki di kelas mereka menyadari bahwa pemikiran mereka sangatlah konyol, seketika tatapan mata mereka melihat Aleks sudah berubah dari yang sebelumnya, ada yang takut, ada pula yang hormat.

Sedangkan para murid perempuan, mata mereka semua berbunga-bunga, ingin rasanya mereka menelan Aleks yang tampan itu bulat-bulat.

"Kak Aleks, kau keren sekali!"

"Kak Aleks, aku ingin melahirkan anak denganmu......"

Tiba-tiba ada beberapa murid perempuan yang berteriak histeris, hal itu membuat semua murid laki-laki di fakultas mereka memandangi Aleks dengan tatapan mata yang iri.

"Jangan memandangiku seperti itu, apa kau tidak mengenaliku lagi?" kata Aleks sambil menatap ke arah Si Gendut dengan kesal, "Kita adalah sahabat, sama seperti dulu, jangan berpikir terlalu banyak."

Setelah mendengar ucapan Aleks, Si Gendut pun menganggukkan kepalanya dengan tercengang.

Aleks tahu, melihat dirinya yang menakutkan tadi, Si Gendut pasti akan ketakutan dan menjauh darinya, oleh karena itu saat ia mengatakan kata sahabat, ia sengaja menekankan kata itu.

Lalu, beberapa orang yang sangat penasaran pun menanyai Si Gendut apa yang sebenarnya terjadi, saat Si Gendut tidak tahu harus menjawab apa, Aleks yang duduk di sebelahnya berkata dengan santai, "Orang-orang tadi, ada yang mengenali bahwa Si Gendut kita ini adalah seorang tuan muda yang low-profile, oleh karena itu ia meminta maaf dan langsung pergi, kalian tidak usah banyak tanya lagi."

Mendengar perkataan Aleks, semua orang pun tercengang, semua rasa takut dan hormat pada Aleks pun langsung menghilang seketika, sekarang mereka malah merasa hormat pada Si Gendut, dan mulai berlagak baik di hadapan Si Gendut.

Si Gendut yang mendengar perkataan Aleks itu pun langsung tercengang, tapi setelah melihat Aleks tersenyum dan mengangguk ke arahnya, ia pun terpaksa menghadapi orang-orang yang penasaran itu.

"Huh, sudah kuduga, mana mungkin Aleks tiba-tiba berubah menjadi sehebat itu, ternyata karena Kak Gendut!"

"Tadi aku masih berkata bahwa aku ingin melahirkan anak dengannya."

Beberapa gadis pun mulai merasa jijik pada Aleks, dan malah pergi mencari Si Gendut, hal ini membuat Si Gendut yang tidak punya pacar itu menjadi salah tingkah.

Aleks berbuat seperti itu, di satu sisi agar dirinya dapat melanjutkan kehidupannya yang tenang kelak, di sisi lain agar mulai saat ini tidak akan ada lagi orang yang berani mengganggu SI Gendut yang lemah.

Pagi pun berlalu dengan cepat, orang-orang yang datang untuk berteman dengan Si Gendut juga semakin banyak.

Baru saja pelajaran pertama selesai, terdengar suara keributan di lorong tiba-tiba.

"Wah, bukankah itu adalah Ketua dari Empat Bunga Universitas Chengan, Elsha Tang?"

Mendengar nama Elsha Tang, Aleks pun sedikit tercengang, Elsha Tang, nama itu sepertinya sangat familiar, tapi ia juga tidak ingat ia pernah mendengarnya di mana.

"Ah! Wanita impianku......"

"Dewi Tang, kau ingin pergi ke mana?"

Ada beberapa murid mesum yang melontarkan pertanyaan, Elsha langsung melemparkan tatapan kesalnya.

Tapi tatapan mata itu di mata para murid mesum itu berubah artinya.

"Wah! Kenapa aku merasa Elsha sedang memandangiku, apakah dia menyukaiku, kebahagiaan ini datangnya cepat sekali!"

"Dasar tidak tahu malu, minggir sana, jelas-jelas Elsha sedang memandangiku!"

Seketika ada dua orang yang tidak tahu diri mulai bertengkar.

Orang-orang yang awalnya mengelilingi Si Gendut di dalam kelas pun juga segera berlari keluar untuk melihat keramaian di luar.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi, kenapa aku merasa bahwa Dewi Tang sedang berjalan ke arah kelas kita! Apakah dia telah menyadari keberadaanku yang tampan ini, dan sengaja datang kemari untuk menemuiku?"

Setelah para murid laki-laki melihat Elsha yang berjalan ke arah kelas mereka, dan tatapan matanya sedang melihat ke dalam kelas seperti sedang mencari seseorang, seketika mereka pun mulai gede rasa.

Baru saja Aleks mengangkat kepalanya, tatapan matanya pun langsung bertepatan dengan tatapan mata Elsha Tang Sang Ketua dari Empat Bunga Universitas Chengnan, setelah melihat Elsha, barulah Aleks teringat. Namun sesaat ketika Elsha melihat Aleks, wajahnya yang dingin pun akhirnya memancarkan senyuman, lalu ia pun segera berjalan selangkah demi selangkah ke arah Aleks.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60