Bab 1 Diselingkuhi

by Hellosir 10:01,Jul 21,2022
Beberapa hari yang lalu ada sebuah berita, seorang pria melihat sebuah perselingkuhan di depan matanya, dan meledak tiba-tiba. Karena si pelakor itu adalah pacarnya sendiri. Bagaimanapun Aleks tidak pernah menyangka. Kejadian seperti ini terjadi pada dirinya sendiri.

Pacar Aleks, Nella Xia, wajahnya sangat tirus, kakinya pajang dan mulus, rupanya sangat polos dan manis, mereka berdua saling berkenalan di malam pesta penyambutan murid baru semester pertama.

Saat baru jadian waktu itu, teman-teman di sekitarnya selalu meledek mereka seperti sekuntum bunga cantik yang terjatuh ke atas tahi sapi, bahkan teman yang cukup dekat dengan Aleks pun bertanya bagaimana rasanya meniduri Nella Xia.

Karena suatu alasan, Aleks bekerja paruh waktu untuk mengantar makanan di sekitar sekolah. Oleh karena itu, olokan bunga cantik yang terjatuh ke atas tahi sapi semakin banyak.

Namun yang membuat Aleks tidak menyangka, Nella yang tampaknya sangat polos dan tertutup itu, ternyata adalah seorang wanita jalang, kalau bukan karena harus mengantarkan makanan ke hotel yang ada di seberang sekolah, mungkin sampai sekarang Aleks tetap akan dibohongi habis-habisan.

Malam itu, pukul sebelas lebih, Aleks menerima sebuah pesanan dari platform. Pesanan itu cukup menarik, di catatannya tertulis untuk membawakannya sekotak Durex.

Dulu ia juga pernah mendapatkan catatan-catatan pesanan yang aneh-aneh, tapi ini pertama kalinya ada catatan yang meminta kondom.

Demi mendapatkan ulasan yang baik, Aleks pun membawa sekotak Durex ke lokasi tujuan sesuai dengan permintaan sang pelanggan, namun sebuah kejadian yang menyedihkan pun dimulai.

Saat Aleks mengetuk pintu, pintu pun terbuka, ia melihat pacarnya, Nella, sedang mengenakan sebuah baju handuk berwarna putih, dengan rambutnya yang basah ia muncul di depan pintu.

Mata mereka pun saling bertatapan, suasana pun membeku. Pesanan makanan dan Durex yang ada di tangan Aleks pun terjatuh ke atas lantai tanpa sadar. Suara benturan barang dan lantai itu terdengar seolah sedang menertawakan dirinya.

Saat itu, terdengar suara percikan air dari kamar mandi, jelas sekali masih ada orang yang sedang mandi di dalam sana. Dan di atas rak sepatu di belakang Nella, ada sepasang sepatu kulit pria Freema yang harganya tiga ribu RMB lebih.

Meski berpikir dengan menggunakan pantat pun, juga sudah tahu bahwa orang yang sedang mandi di dalam sana adalah seorang pria, mereka memesan makanan dan sekotak Durex, jelas sekali bahwa mereka hendak melakukan sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.

"Aleks!" Setelah tercengang beberapa saat, barulah Nella berteriak terkejut, lalu ia segera menjelaskan, "A... Aleks, tidak seperti apa yang kau pikirkan, aku......"

Tanpa mendengarkan penjelasan Nella, Aleks langsung mendorongnya.

Nella tahu apa yang akan dilakukan Aleks, ia segera memeluk lengan Aleks dengan panik dan berteriak, "Aleks, apa yang ingin kau lakukan? Sahabatku sedang mandi di dalam, kau tidak boleh masuk!"

Aleks tidak menyangka, pacarnya yang biasanya sangat penurut dan tampak polos itu, masih saja ingin berusaha untuk menutupi kenyataannya.

"Haha, yang ada di dalam kamar mandi itu adalah sahabatmu? Kau membuka kamar dengan sahabatmu? Kalau pun begitu, beritahu aku, untuk apa kalian memesan Durex? Untuk ditiup jadi balon?" Aleks menatap Nella dengan penuh ejekan, Aleks menaikkan nada bicaranya, "Kalaupun kalian memang ingin meniupnya menjadi balon, bagaimana dengan sepasang Freema pria ini? Apa kau pikir aku ini bodoh?"

Mungkin karena ekspresi wajah Aleks terlalu mengerikan, tatapan mata Nella penuh dengan ketakutan, ia pun mundur ke belakang beberapa langkah.

Pria mana pun, dalam keadaan seperti ini, pasti tidak akan tenang, begitupula dengan Aleks, ia langsung menendang pintu kamar mandi itu dengan keras.

Namun Nella segera berlari kemari, menutup pintu kamar mandi itu dengan kedua tangannya, Aleks segera menahan tenaganya agar tidak mengenai Nella.

"Aleks Chen, kita sudah jadian satu tahun lebih, apa kau setidak percaya itu padaku?" Nella menatap Aleks dengan putus asa.

Menatap wajah Nella yang penuh dengan keputusasaan, hati kecil Aleks pun terkejut, apakah dirinya benar-benar telah salah sangka pada Nella? Yang ada di dalam kamar mandi itu memang adalah sahabatnya?

Tapi begitu teringat bahwa pesanannya meminta untuk dibawakan kondom, serta sepatu kulit mahal pria yang ada di atas rak sepatu, Aleks pun sangat ingin meminta penjelasan.

Aleks menarik nafas dalam-dalam, berusaha keras untuk mengendalikan emosinya, "Baik, kalau kau berkata bahwa yang ada di kamar mandi itu adalah sahabatmu, suruh dia bicara sekarang, jika memang benar suara wanita, aku akan pergi sekarang juga."

"Aleks Chen, yang ada di kamar mandi itu benar-benar adalah sahabatku, kenapa kau tidak percaya......"

"Sayang, apa yang terjadi?"

Tepat saat Nella ingin mengelak, sebuah suara pria pun terdengar dari dalam kamar mandi, lalu muncullah seorang pria muda yang hanya mengenakan sebuah handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya, yang sedang membuka pintu kamar mandi.

Perkataan Nella yang ingin menjelaskan itu pun terpotong, Aleks menatap Nella dengan penuh ejekan, "Inilah sahabatmu?"

"Sial, siapa kau? Cepat keluar sana!" Pria itu menyadari sesuatu dan segera berteriak pada Aleks.

Seketika itu Aleks pun marah besar, di dunia ini sepertinya tidak ada orang yang lebih menyedihkan dari dirinya, wanita yang selalu ia cintai itu tidur dengan pria lain, dan dia harus mengantarkan kondom yang akan mereka gunakan.

Ia menarik nafas dalam-dalam, tatapan matanya tampak dingin, lalu seketika, pria itu pun langsung terkapar di atas lantai, tinjuan dan tendangan pun mendarat ke tubuh pria itu tanpa ampun.

"Jangan!" Nella berteriak sambil menangis, "Hentikan! Kumohon hentikan! Hentikan!"

Aleks seperti seekor monster yang marah besar, setelah ia selesai meluapkan kemarahannya, ia pun tenang perlahan-lahan, ia menatap ke arah pria yang terkapar di atas lantai seperti seekor anjing yang mati, tatapan matanya tampak datar.

"Kenapa?" Aleks menyulut sepuntung rokok, bersandar di depan pintu, dan membuang asap rokoknya, menatap ke arah wanita yang dulu ia cintai itu.

Nella menggigit bibirnya erat-erat, ia tak berani menatap mata Aleks, setelah terdiam sejenak, ia pun membuat keputusan, ia melihat ke arah Aleks, lalu berkata dengan sangat panik, "Karena kau miskin! Saat aku bersamamu, apa kau pernah membelikanku hadiah yang harganya lebih dari lima ratus RMB? Kau hanyalah seorang pengantar makanan, kenapa aku harus menghabiskan masa mudaku yang indah pada orang sepertimu ini? Kenapa?"

"Haha, miskin? Ternyata selama ini kau selalu merendahkanku, merendahkanku yang hanya seorang pengantar makanan." Aleks mengejek dirinya sendiri, lalu membalikkan tubuhnya dan pergi.

Aleks juga adalah seorang pria yang pernah menghadapi angin dan badai, meskipun ia pernah mencintai wanita ini, tapi semua perbuatan wanita ini, serta semua perkataannya, sudah melukai hatinya dengan sangat dalam, ia dulu bisa menerimanya, sekarang juga bisa melepaskannya.

Menatap bayangan punggung Aleks yagn kecewa itu, tatapan mata Nella sama sekali tidak tampak sedih.

"Nella, kau adalah wanita pertama yang kusukai di sini, aku mengantarkan makanan bukan karena aku miskin, sebenarnya, aku bisa memenuhi semua permintaanmu, tapi sekarang sudah terlambat, karena kau tidak pantas!" Saat Aleks pergi, tiba-tiba sebuah suara pun terlontarkan dari mulutnya.

Entah mengapa, saat Nella mendengar perkataan itu, tiba-tiba ia pun merasa sedikit menyesal telah meninggalkan Aleks.

"Dia bilang dia bisa memenuhi semua permintaanku? Mana mungkin?" Nella berguman sendiri seolah ingin menghibur dirinya sendiri.

Saat pergi, Aleks tampak sangat santai, tapi hanya dirinya sendiri yang tahu sesakit apa hatinya, meskipun hubungan mereka hanya beberapa bulan saja, tapi Aleks benar-benar mencintainya dengan sepenuh hati.

Seperti yang ia katakan, ia bisa memenuhi segala permintaan Nella, tapi ia malah memilih pekerjaan paruh waktu seperti mengantarkan makanan, dia bukannya menyamar sebagai babi untuk menerkam harimau, melainkan ingin menjalani kehidupan yang sederhana, namun bagaimanapun ia tidak menyangka, ketulusannya malah dipermainkan, hanya karena dirinya terlihat miskin.

Aleks berjalan seorang diri di pinggir jalan, entah berapa lama kemudian, Aleks pun tiba di sebuah bar yang sangat familiar, karena sudah datang kemari, Aleks pun minum sedikit, kalau tidak wanita itu pasti akan mengatainya tidak berperasaan.

Setelah masuk ke dalam bar, Aleks mencari sebuah sudut yang sepi dengan sangat cepat.

"Kak Aleks, kau datang!" Seorang pelayan berkemeja hitam pun berjalan kemari dengan membawa segelas Brandy dingin.

"Ya, aku datang!" Aleks mengangguk sambil tersenyum tipis, lalu menerima gelas itu dan meneguknya sampai habis.

Melihat Aleks yang langsung meneguk Brandy itu sampai habis, sang pelayan pun tampak kasihan, "Kak Aleks, kau ini namanya menyia-nyiakan harta berharga! Kau langsung meneguk gajiku selama sebulan hanya dalam sekali telan, kasar sekali."

"Kak Zhao, beri aku sebotol Remy Martin." Aleks malas untuk bercanda dan langsung berkata seperti itu.

Tiba-tiba, seorang wanita berambut panjang pun duduk di tempat yang tak jauh dari Aleks, kedatangan wanita itu langsung menarik perhatian sebagian besar para pria di sana, rupa wanita itu memang sangat cantik, sekelas wanita tercantik di sekolah-sekolah.

Tepat setelah wanita cantik berambut panjang itu duduk, beberapa pria kekar di meja sebelah pun langsung bersemangat seperti melihat seekor mangsa, salah seorang pria botak yang mengenakan kalung rantai emas di lehernya pun berjalan ke arah wanita cantik itu sambil membawa dua gelas Brandy.

"Nona cantik, ini untukmu." kata pria botak itu sambil duduk di sebelah wanita cantik itu, tatapan matanya pun melirik ke arah dada sang wanita.

Wanita cantik berambut panjang itu melirik ke arah pria botak dengan jijik dan berkata, "Aku bisa beli sendiri, tidak perlu kau beri."

"Haha, aku lihat kau sendirian cukup kesepian, ayo temani Kakak untuk minum sebentar!" tawa pria botak itu dengan wajah mesum.

"Apa setelah aku meminumnya, aku harus menemanimu bernyanyi? Setelah bernanyi, apa aku harus menemanimu tidur?" sindir wanita cantik itu.

"Benar, memang begitu, tak kusangka Nona adalah orang yang cukup mengerti juga ya, haha!" Pria botak itu tercengang, lalu tertawa terbahak-bahak.

"Minggir!" Belum sampai suara tawa pria botak itu berhenti, sang wanita cantik langsung menyiramkan Brandy yang harganya tidak murah itu ke wajah si pria botak.

Suara tawanya pun langsung terhenti, wajah sang pria botak berubah muram seketika, sekitarnya penuh dengan orang-orang yang menonton keramaian.

"Menarik! Aku memang suka menaklukan wanita sepertimu ini, malam ini aku pasti akan melahapmu!" Pria botak itu mengulurkan tangannya dan mengusap Brandy di wajahnya, ekspresi wajahnya tampak sangat mesum, ia tersenyum dan berkata, "Kawan-kawan, bawa dia!"

Setelah itu, pria botak itu pun langsung mengulurkan tangannya dan menarik lengan wanita itu.

Tatapan mata Aleks tampak dingin, ia mengambil Remy Martin yang masih belum ia buka di atas mejanya tadi, dan ia lemparkan, brak, botol Remy Martin itu pun mendarat di kepala si pria botak, seisi bar pun tercengang!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60