Bab 6 Sewa!
by Hellos
10:01,Jun 08,2022
Vinci melihat tatapan mata Janice, tampaknya sedikit bersedih, namun ia tidak ingin mengganggunya, ia membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah keponakannya, "Vincy, hari ini di sekolah, apa yang diajarkan oleh Bu Guru?"
Vincy mengedip-ngedipkan matanya dengan nakal, "Paman, aku tidak ingin memberitahumu."
Vinci berjalan ke sebelah Vincy, lalu menepuk kepalanya dengan pelan, ia membungkukkan badannya sambil menatapnya, "Apa kau tidak ingin berbicara dengan Paman sekarang? Atau kau sedang marah dengan Paman!"
Di dalam hati Vincy, paman ini jauh lebih baik dari ayahnya sendiri, bagaimanapun, ayahnya tidak pernah berpikir untuk memperlakukannya seperti ini seumur hidupnya, dan ayahnya sering sekali mengeluh tentang dirinya.
Namun sekarang, semua yang ia lihat, ia merasakannya seperti sebuah mimpi, untung saja ibunya tidak peduli akan semua ini, kalau tidak, ia pasti akan merasa bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.
Vinci melihat wajah Vincy yang hampir menangis itu, dan langsung memeluknya, dan menggendongnya ke dalam kamar, meletakkannya di atas ranjang, memandanginya dengan lembut, "Apa yang terjadi? Melihat rupamu yang hampir menangis seperti ini, apa Paman membuatmu takut?"
Vincy mengusap air matanya, segera menggelengkan kepalanya, "Paman, kau tidak membuatku takut, Vincy hanya merasa Vincy terlalu bahagia, dengan semua kejadian sebelumnya, aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi, Papa berhutang banyak sekali, semua orang melihatku dan Mama seperti pengganggu, bahkan mereka bersikap keterlaluan terhadap kami, karena aku tidak punya uang untuk sekolah, tapi Papa tidak pernah muncul, setelah Paman kembali, Vincy memiliki kehidupan yang baru, Vincy sangat senang."
"Anak bodoh, entah apapun yang terjadi, kau adalah keponakanku, apalagi, aku menganggapmu seperti putri kandungku sendiri, kelak jangan berpikiran yang tidak-tidak, selama Paman ada di sini, tidak ada orang yang berani mengganggumu." Vinci merasa sangat kasihan pada keponakannya ini, selama beberapa tahun ini, Kakak Ipar sudah hidup seperti ini, namun sekarang orang itu masih tetap saja mengganggu mereka, dirinya pasti tidak akan memaafkan mereka.
Vincy melompat dari atas ranjang, lalu menatap Vinci dengan serius, "Paman, sebenarnya kurasa Mama sangat menyukai Paman, tapi ada banyak hal yang Vincy tidak mengerti, kenapa kejadian dulu itu, semengerikan itu?"
"Vincy, Mamamu adalah istri kakakku, ada beberapa hal yang tentu saja kau tidak mengerti, tapi setelah kau dewasa nanti, kau pasti akan mengerti, jangan berpikir yang tidak-tidak, apalagi, ada beberapa hal yang tidak akan mungkin terjadi, oleh karena itu, jangan berharap yang tidak-tidak." Vinci hanya berharap anak ini tidak berpikiran macam-macam, kalau dirinya tidak bisa melihat hal ini dengan jelas, masalahnya pasti akan bertambah rumit.
Vincy menganggukkan kepalanya, menganggap tidak ada yang pernah terjadi, dan langsung keluar dari kamarnya.
Awalnya Kelly hendak memanggil mereka keluar untuk makan, saat ia mendengar perbincangan itu, ia pun tercengang, awalnya ia mengira bahwa kebahagiannya sepertinya akan berubah.
Seketika dirinya merasa bahwa dirinya bukanlah kakak ipar Vinci, namun hal itu tidak mungkin terjadi.
Saat memikirkan hal itu, ia pun hanya bisa tersenyum pahit.
Vinci benar-benar tidak menyangka, wanita ini bisa muncul di sini tiba-tiba, ia pun panik, "Kakak Ipar......"
Kelly berpura-pura tidak peduli, "Tak usah berkata apa-apa, ada banyak hal yang tentu saja aku bisa mengerti, kau juga tidak perlu memedulikannya."
Vinci tahu cepat atau lambat ia harus menghadapi masalah ini, meskipun dirinya sangat malu, tapi di saat seperti ini, sepertinya ada hal-hal yang perlu ia ucapkan dengan jelas, tapi hatinya tetap saja merasa sedikit tidak rela.
Janice berjalan kemari selangkah demi selangkah, begitu menyadari suasananya yang aneh, ia tidak berkata apa-apa, dan langsung menatap Vinci, "Adik kecil, aku memutuskan untuk tinggal di sini, apakah kalian keberatan?"
"Tentu saja tidak, kami sangat menyambut kedatanganmu di sini." Vinci benar-benar ingin semua kamarnya disewakan keluar, mana mungkin ia pilih-pilih orang, apalagi, mereka semua bergantung pada hal ini untuk mempertahankan hidup mereka.
Meskipun dengan hutang-hutang itu, kakaknya tidak tentu akan bisa bertahan hidup, tapi sekarang yang terpenting adalah kehidupan anaknya.
Kelly berbalik dan langsung masuk ke dapur, dan menyuguhkan masakannya, "Kalau Nona sudah memutuskan ingin itnggal di sini, kebetulan aku baru saja selesai masak, ayo makan bersama saja!"
"Kalau begitu, terima kasih banyak." Janice langsung duduk, dan langsung menganggap mereka seperti keluarga sendiri.
Lily berjalan masuk dari luar, begitu melihat wanita asing itu, ia pun mengerutkan alisnya, "Vinci, dia......"
"Lily, ini adalah tamu baru kita, Nona Janice Fang." kata Vinci sambil tersenyum, karena hal semacam ini sendiri tidak dapat dilakukan begitu saja, tetapi setiap orang harus memahami kebenaran dari apa yang mereka lakukan, tetapi jika tidak hati-hati, hal sederhana seperti itu akan sedikit berbeda, jadi pada saat ini, tidak perlu untuk bersikeras untuk mempertahankannya.
Kelly merasa hal ini tidak perlu diperjelas panjang lebar, tapi mereka harus tinggal dengan harmonis di rumah ini, oleh karena itu ia tersenyum dan berkata, "Kenapa kau pulang secepat ini? Tadi aku berencana untuk menyimpannya sedikit untukmu, sepertinya sekarang tidak perlu lagi."
"Karena aku sudah pulang, kita makan bersama saja, satu lagi, aku akan membayar biaya makananku, bagaimanapun kau juga cukup sulit." Lily tidak keberatan atas hal ini sama sekali, tapi ada beberapa hal yang harus dikatakan dengan jelas, daripada semua orang merasa tidak enak hati, dan yang terpenting adalah, jika ia tidak bertindak dengan hati-hati, semua hal ini akan berubah berbeda.
Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah ini, benar sekali apa yang ia katakan, ia sama sekali tidak bermaksud untuk menghina.
Dari awal Kelly memang sedikit kekurangan uang, oleh karena itu ia juga tidak ingin terus berbelit dalam masalah ini, ia hanya merasa masalah seperti ini tidaklah penting, yang jelas dirinya juga hanya bisa hidup dengan cara seperti ini sekarang, "Awalnya kukira kau tidak akan setahu diri ini, tak kusangka ternyata kau adalah orang yang sangat memahami orang lain!"
Vinci merasa sangat malu melihat masalah di antara kedua wanita itu, bagaimanapun dirinya terjepit di antara mereka, seolah dirinya sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.
Lalu, Vinci pun bangkit berdiri dengan malu! "Kurasa kita tidak perlu saling menyakiti satu sama lain hanya karena masalah seperti ini, lagipula yang terpenting adalah, masalah seperti ini adalah masalah yang sangat kecil, kalian tidak perlu memikirkannya, ya?"
"Kita tidak ada masalah apa-apa, aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya saja, kau berpikir terlalu banyak." Lily langsung duduk tanpa sungkan sedikit pun, dirinya juga akan membayar, kenapa dia harus bersikap sungkan pada orang itu?
Vincy mengedip-ngedipkan matanya dengan nakal, "Paman, aku tidak ingin memberitahumu."
Vinci berjalan ke sebelah Vincy, lalu menepuk kepalanya dengan pelan, ia membungkukkan badannya sambil menatapnya, "Apa kau tidak ingin berbicara dengan Paman sekarang? Atau kau sedang marah dengan Paman!"
Di dalam hati Vincy, paman ini jauh lebih baik dari ayahnya sendiri, bagaimanapun, ayahnya tidak pernah berpikir untuk memperlakukannya seperti ini seumur hidupnya, dan ayahnya sering sekali mengeluh tentang dirinya.
Namun sekarang, semua yang ia lihat, ia merasakannya seperti sebuah mimpi, untung saja ibunya tidak peduli akan semua ini, kalau tidak, ia pasti akan merasa bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.
Vinci melihat wajah Vincy yang hampir menangis itu, dan langsung memeluknya, dan menggendongnya ke dalam kamar, meletakkannya di atas ranjang, memandanginya dengan lembut, "Apa yang terjadi? Melihat rupamu yang hampir menangis seperti ini, apa Paman membuatmu takut?"
Vincy mengusap air matanya, segera menggelengkan kepalanya, "Paman, kau tidak membuatku takut, Vincy hanya merasa Vincy terlalu bahagia, dengan semua kejadian sebelumnya, aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini akan terjadi, Papa berhutang banyak sekali, semua orang melihatku dan Mama seperti pengganggu, bahkan mereka bersikap keterlaluan terhadap kami, karena aku tidak punya uang untuk sekolah, tapi Papa tidak pernah muncul, setelah Paman kembali, Vincy memiliki kehidupan yang baru, Vincy sangat senang."
"Anak bodoh, entah apapun yang terjadi, kau adalah keponakanku, apalagi, aku menganggapmu seperti putri kandungku sendiri, kelak jangan berpikiran yang tidak-tidak, selama Paman ada di sini, tidak ada orang yang berani mengganggumu." Vinci merasa sangat kasihan pada keponakannya ini, selama beberapa tahun ini, Kakak Ipar sudah hidup seperti ini, namun sekarang orang itu masih tetap saja mengganggu mereka, dirinya pasti tidak akan memaafkan mereka.
Vincy melompat dari atas ranjang, lalu menatap Vinci dengan serius, "Paman, sebenarnya kurasa Mama sangat menyukai Paman, tapi ada banyak hal yang Vincy tidak mengerti, kenapa kejadian dulu itu, semengerikan itu?"
"Vincy, Mamamu adalah istri kakakku, ada beberapa hal yang tentu saja kau tidak mengerti, tapi setelah kau dewasa nanti, kau pasti akan mengerti, jangan berpikir yang tidak-tidak, apalagi, ada beberapa hal yang tidak akan mungkin terjadi, oleh karena itu, jangan berharap yang tidak-tidak." Vinci hanya berharap anak ini tidak berpikiran macam-macam, kalau dirinya tidak bisa melihat hal ini dengan jelas, masalahnya pasti akan bertambah rumit.
Vincy menganggukkan kepalanya, menganggap tidak ada yang pernah terjadi, dan langsung keluar dari kamarnya.
Awalnya Kelly hendak memanggil mereka keluar untuk makan, saat ia mendengar perbincangan itu, ia pun tercengang, awalnya ia mengira bahwa kebahagiannya sepertinya akan berubah.
Seketika dirinya merasa bahwa dirinya bukanlah kakak ipar Vinci, namun hal itu tidak mungkin terjadi.
Saat memikirkan hal itu, ia pun hanya bisa tersenyum pahit.
Vinci benar-benar tidak menyangka, wanita ini bisa muncul di sini tiba-tiba, ia pun panik, "Kakak Ipar......"
Kelly berpura-pura tidak peduli, "Tak usah berkata apa-apa, ada banyak hal yang tentu saja aku bisa mengerti, kau juga tidak perlu memedulikannya."
Vinci tahu cepat atau lambat ia harus menghadapi masalah ini, meskipun dirinya sangat malu, tapi di saat seperti ini, sepertinya ada hal-hal yang perlu ia ucapkan dengan jelas, tapi hatinya tetap saja merasa sedikit tidak rela.
Janice berjalan kemari selangkah demi selangkah, begitu menyadari suasananya yang aneh, ia tidak berkata apa-apa, dan langsung menatap Vinci, "Adik kecil, aku memutuskan untuk tinggal di sini, apakah kalian keberatan?"
"Tentu saja tidak, kami sangat menyambut kedatanganmu di sini." Vinci benar-benar ingin semua kamarnya disewakan keluar, mana mungkin ia pilih-pilih orang, apalagi, mereka semua bergantung pada hal ini untuk mempertahankan hidup mereka.
Meskipun dengan hutang-hutang itu, kakaknya tidak tentu akan bisa bertahan hidup, tapi sekarang yang terpenting adalah kehidupan anaknya.
Kelly berbalik dan langsung masuk ke dapur, dan menyuguhkan masakannya, "Kalau Nona sudah memutuskan ingin itnggal di sini, kebetulan aku baru saja selesai masak, ayo makan bersama saja!"
"Kalau begitu, terima kasih banyak." Janice langsung duduk, dan langsung menganggap mereka seperti keluarga sendiri.
Lily berjalan masuk dari luar, begitu melihat wanita asing itu, ia pun mengerutkan alisnya, "Vinci, dia......"
"Lily, ini adalah tamu baru kita, Nona Janice Fang." kata Vinci sambil tersenyum, karena hal semacam ini sendiri tidak dapat dilakukan begitu saja, tetapi setiap orang harus memahami kebenaran dari apa yang mereka lakukan, tetapi jika tidak hati-hati, hal sederhana seperti itu akan sedikit berbeda, jadi pada saat ini, tidak perlu untuk bersikeras untuk mempertahankannya.
Kelly merasa hal ini tidak perlu diperjelas panjang lebar, tapi mereka harus tinggal dengan harmonis di rumah ini, oleh karena itu ia tersenyum dan berkata, "Kenapa kau pulang secepat ini? Tadi aku berencana untuk menyimpannya sedikit untukmu, sepertinya sekarang tidak perlu lagi."
"Karena aku sudah pulang, kita makan bersama saja, satu lagi, aku akan membayar biaya makananku, bagaimanapun kau juga cukup sulit." Lily tidak keberatan atas hal ini sama sekali, tapi ada beberapa hal yang harus dikatakan dengan jelas, daripada semua orang merasa tidak enak hati, dan yang terpenting adalah, jika ia tidak bertindak dengan hati-hati, semua hal ini akan berubah berbeda.
Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah ini, benar sekali apa yang ia katakan, ia sama sekali tidak bermaksud untuk menghina.
Dari awal Kelly memang sedikit kekurangan uang, oleh karena itu ia juga tidak ingin terus berbelit dalam masalah ini, ia hanya merasa masalah seperti ini tidaklah penting, yang jelas dirinya juga hanya bisa hidup dengan cara seperti ini sekarang, "Awalnya kukira kau tidak akan setahu diri ini, tak kusangka ternyata kau adalah orang yang sangat memahami orang lain!"
Vinci merasa sangat malu melihat masalah di antara kedua wanita itu, bagaimanapun dirinya terjepit di antara mereka, seolah dirinya sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.
Lalu, Vinci pun bangkit berdiri dengan malu! "Kurasa kita tidak perlu saling menyakiti satu sama lain hanya karena masalah seperti ini, lagipula yang terpenting adalah, masalah seperti ini adalah masalah yang sangat kecil, kalian tidak perlu memikirkannya, ya?"
"Kita tidak ada masalah apa-apa, aku hanya mengatakan apa yang sebenarnya saja, kau berpikir terlalu banyak." Lily langsung duduk tanpa sungkan sedikit pun, dirinya juga akan membayar, kenapa dia harus bersikap sungkan pada orang itu?
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved