Bab 4 Putra Ketiga Keluarga Xiong!
by Hellos
10:01,Jun 08,2022
Kelly yang tiba-tiba muncul di depan kamar itu langsung membuat Vinci Panik.
Dia segera melepaskan pelukan Lily, dan melihat ke arah Kelly, tatapan matanya tampak sangat panik dan campur aduk.
"Kakak Ipar......"
Mendengar perkataan itu, Lily segera membalikkan kepalanya dan melihat ke arah pintu.
Bola mata Kelly menyusut, hatinya terasa sedih, ia segra berkata, "Makanannya sudah siap, ayo cepat turun untuk makan."
Vinci menganggukkan kepalanya, ia memanggil Lily sejenak, lalu ketiga orang itu pun turun bersama.
Makan malam mereka sangat beragam, kelihatan sekali Kelly membuatnya dengan sepenuh hati.
Enam sayuran dan satu sup, bagi tiga orang dewasa dan satu anak kecil sudah jelas sangat cukup.
Setelah memakannya satu suap, Vinci pun tersenyum, matanya juga bersinar.
"Masakan Kakak Ipar masih saja seenak ini." Kita beruntung sekali!
Mendengar perkataan Vinci itu, Kelly tersenyum senang.
Ia menyumpit sepotong paha ayam dan ia letakkan ke mangkuk Vinci.
"Kalau enak, makanlah yang banyak, jangan sungkan dengan kami. Apapun yang kau sukai, aku akan membuatkannya setiap hari untukmu."
Mata Lily pun bersinar, ia menyumpit sayuran dan ia letakkan ke mangkuk Vinci.
"Makan sayur juga, makan daging dan sayur baru akan lebih sehat."
Vinci pun mengangguk dengan refleks.
TIba-tba, Kelly menyumpit sepotong ikan dan ia letakkan ke mangkuk Vinci.
"Makan ikan juga. Nih! Lihatlah sekurus apa dirimu, makanlah lebih banyak."
Lily juga tidak mau kalah dan mengambik semangkuk sup dan ia taruh di hadapan Vinci.
"Minum sup."
Seketika Vinci pun merasa bingung, mereka ini sedang makan atau sedang cemburu?
Melihat kedua orang itu, ia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit, lalu mengambil dua potong daging dan ia letakkan ke dalam mangkuk kedua orang itu.
"Kakak Ipar, lihatlah sekurus apa kau sekarang, kau lah yang seharusnya banyak makan daging."
"Lily, kau juga, jangan memikirkan diet terus, kau juga harus makan yang banyak."
Lalu, ia mengambil sepotong ikan dan ia letakkan ke mangkuk Vincy, dengan lembut ia berkata, "Puteri kecil kita juga harus makan lebih banyak lagi, ya kan."
Perkataannya itu membuat hati Kelly penuh dengan kehangatan, ia melihat ke arah Lily sejenak, lalu tersenyum dan mengambilkan sayur untuk Lily.
"Daging dan sayur sangat sehat, Lily, ayo makan."
Seketika hati Lily pun merasa bersalah, apakah dirinya terlalu keji?
Ia sedikit merasa bersalah, lalu mengambil semangkuk sup dan ia letakkan di hadapan Kelly.
"Kak Kelly juga harus minum sup, kelak kalau ada sesuatu, katakan saja padaku, aku akan membantumu."
Seketika itu, suasana di antara kedua wanita itu sudah tidak penuh dengan aura pertengkaran atau pun kecemburuan, sangatlah hangat, bahkan Vinci pun merasa saat ini sangat hangat.
Setelah makan malam, Kelly membereskan meja makan, Lily juga membantunya.
Vinci sedang bermain dengan Vincy.
Seketika, seisi rumah itu pun penuh dengan kehangatan dan keharmonisan, membuat mata Kelly yang sedang mencuci piring itu memerah.
Selama ini permintaannya tidaklah banyak, hidup dengan tenang saja sudah cukup......
Lily tahu jelas bagaimana keadaan keluarga Vinci, setelah dia datang kemari hari ini, tanpa perlu tanya pun ia sudah bisa menebaknya, saat ia melihat mata Kelly yang memerah sekarang ini, ia semakin merasa bersalah, kenapa dirinya harus bersikap seperti itu pada Kelly.
Malamnya, tiga orang yang sangat sibuk hari ini telah tertidur pulas.
Malam ini, adalah malam ternyenyak pagi Kelly, malam yang paling mendebarkan selama delapan tahun ini bagi Lily, setiap kali ia teringat bahwa Vinci tinggal di seberangnya, hatinya pun terasa sangat gembira dan penuh dengan manisnya madu.
Namun malam ini, adalah malam yang paling membingungkan bagi Vinci, selama tinggal di markas tentara delapan tahun ini, yang ia pikirkan setiap hari adalah misi dan tugasnya, seketika ia harus kembali ke kehidupan biasa seperti ini, ia tercepit di antara dua wanita yang dulu pernah ia sukai lagi, perasaan ini sangat manis, tapi juga membuatnya bingung......
Padahal dia mengundurkan diri dari markan tentara karena......
Keesokan harinya, saat langit baru saja terang, Vinci sudah bangun, setelah ia menyiapkan sarapan, ia pun olahraga di halaman.
Pukul tujuh, Kelly dan Lily pun bangun.
Saat sarapan, Vinci bertany apada Lily, "Omong-omong, bukankah kau memang adalah orang di kabupaten ini? Kenapa kau masih harus menyewa rumah?"
Lily menjelaskan, "Beberapa tahun lalu keluargaku sudah pindah, ayah ibuku ada di kota, karena aku mengajar di sini, aku harus menyewa rumah di sini, lihatlah sekarang, hanya dengan keluar dan belok saja, aku sudah sampai ke tempat kerjaku."
Kelly tersenyum, lalu berkata, "Kabar Paman dan Bibi baik kan?"
Lily segera mengangguk, "Sangat baik, setiap hari mereka masih bisa cekcok."
Meskipun begitu, wajah Lily masih tampak tersenyum bahagia.
Tepat saat ketiga orang itu berbincang-bincang ria, terdengar suara ketukan pintu dair luar.
Kelly tercengang, lalu bergumam, "Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini."
Kata Kelly sambil berjalan keluar untuk membuka pintu.
"Wah, Kelly, sudah lama tak bertemu!"
Seketika, wajah kecil Kelly pun berubah pucat.
Mendengar suara yang familiar itu, Vinci pun segera berlari keluar dengan panik.
Dia lagi!
Sesampainya di luar pintu, ia pun melihat seorang pria kekar berdiri di depan, di belakangnya ada segerombolan preman.
"Darius!"
Vinci berteriak keras, lalu segera berlari ke sebelah Kelly dan menariknya ke belakang tubuhnya.
Begitu melihat Vinci, pria kekar itu pun tercengang, lalu tertawa.
"Bawahanku bilang kau sudah kembali, aku tidak percaya, tak kusangka kau benar-benar sudah kembali."
Vinci menatapnya dengan dingin, tatapan matanya penuh dengan kebencian yang mendalam.
Benar dugaannya, kakaknya itu ternyata meminjam uang pada orang ini lagi!
Kakaknya itu benar-benar tidak berguna, tidak mau memperbaiki kesalahannya, bahkan ia selalu berhutang pada satu orang yang sama!
Pria kekar itu bernama Darius Xiong, karena dia merupakan anak ketiga dari Keluarga Xiong, oleh karena itu ia disebut pula dengan Xiong Ketiga.
"Setiap kali aku melihatmu, aku merasa bahwa pukulan kakakku dulu benar-benar terlalu ringan, kenapa dia tidak memukulimu sampai mati."
Darius tertawa, lalu cemberut.
"Kakakmu yang payah itu, kalau bukan karena meneguk sebotol Erguotou, dia pasti tidak akan berani menyentuhku, mana mungkin dia memukuliku sampai mati."
Vinci benar-benar tidak ingin bicara lagi dengan Darius.
"Kalau kau ingin menagih hutang pada kakakku, cari saja dia, jangan cari kami, kalau tidak aku akan memukulimu setiap kali aku melihatmu!"
Darius melambai-lambaikan tangannya, lalu tertawa, "Jangan terburu-buru untuk mengusirku, hari ini aku bukan datang untuk menagih hutang."
Hn? Vinci mengerutkan alisnya, lalu bertanya dengan bingung, "Kalau begitu apa tujuanmu?"
Darius tersenyum dan melihat ke arah Kelly, sampai-sampai membuat jantung Kelly berdebar kencang.
Vinci langsung mendorong Darius, lalu berkata dengan kesal, "Ada apa, katakan saja padaku, satu lagi, jangan menatap Kakak Iparku dengan tatapan matamu yang mesum itu."
"Haha."
Darius tidak marah, dan malah tertawa, "Aku memang datang untuk membicarakan sesuatu denganmu."
"Kalau kau setuju, hutang satu juta tiga ratus ribu RMB itu kuanggap lunas juga boleh."
Mana mungkin dia sebaik ini?
"Katakan dulu."
"Hehe." Darius tertawa lagi, ia menatap ke arah tubuh Kelly dan berkata, "Aku ingin menikah dengan Kakak Iparmu, aku tidak hanya akan melunaskan hutang satu juta tiga ratus ribu RMB itu, aku juga akan memberi uang tiga ratus ribu RMB lagi untuk uang susunya, bagaimana!"
Dia segera melepaskan pelukan Lily, dan melihat ke arah Kelly, tatapan matanya tampak sangat panik dan campur aduk.
"Kakak Ipar......"
Mendengar perkataan itu, Lily segera membalikkan kepalanya dan melihat ke arah pintu.
Bola mata Kelly menyusut, hatinya terasa sedih, ia segra berkata, "Makanannya sudah siap, ayo cepat turun untuk makan."
Vinci menganggukkan kepalanya, ia memanggil Lily sejenak, lalu ketiga orang itu pun turun bersama.
Makan malam mereka sangat beragam, kelihatan sekali Kelly membuatnya dengan sepenuh hati.
Enam sayuran dan satu sup, bagi tiga orang dewasa dan satu anak kecil sudah jelas sangat cukup.
Setelah memakannya satu suap, Vinci pun tersenyum, matanya juga bersinar.
"Masakan Kakak Ipar masih saja seenak ini." Kita beruntung sekali!
Mendengar perkataan Vinci itu, Kelly tersenyum senang.
Ia menyumpit sepotong paha ayam dan ia letakkan ke mangkuk Vinci.
"Kalau enak, makanlah yang banyak, jangan sungkan dengan kami. Apapun yang kau sukai, aku akan membuatkannya setiap hari untukmu."
Mata Lily pun bersinar, ia menyumpit sayuran dan ia letakkan ke mangkuk Vinci.
"Makan sayur juga, makan daging dan sayur baru akan lebih sehat."
Vinci pun mengangguk dengan refleks.
TIba-tba, Kelly menyumpit sepotong ikan dan ia letakkan ke mangkuk Vinci.
"Makan ikan juga. Nih! Lihatlah sekurus apa dirimu, makanlah lebih banyak."
Lily juga tidak mau kalah dan mengambik semangkuk sup dan ia taruh di hadapan Vinci.
"Minum sup."
Seketika Vinci pun merasa bingung, mereka ini sedang makan atau sedang cemburu?
Melihat kedua orang itu, ia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit, lalu mengambil dua potong daging dan ia letakkan ke dalam mangkuk kedua orang itu.
"Kakak Ipar, lihatlah sekurus apa kau sekarang, kau lah yang seharusnya banyak makan daging."
"Lily, kau juga, jangan memikirkan diet terus, kau juga harus makan yang banyak."
Lalu, ia mengambil sepotong ikan dan ia letakkan ke mangkuk Vincy, dengan lembut ia berkata, "Puteri kecil kita juga harus makan lebih banyak lagi, ya kan."
Perkataannya itu membuat hati Kelly penuh dengan kehangatan, ia melihat ke arah Lily sejenak, lalu tersenyum dan mengambilkan sayur untuk Lily.
"Daging dan sayur sangat sehat, Lily, ayo makan."
Seketika hati Lily pun merasa bersalah, apakah dirinya terlalu keji?
Ia sedikit merasa bersalah, lalu mengambil semangkuk sup dan ia letakkan di hadapan Kelly.
"Kak Kelly juga harus minum sup, kelak kalau ada sesuatu, katakan saja padaku, aku akan membantumu."
Seketika itu, suasana di antara kedua wanita itu sudah tidak penuh dengan aura pertengkaran atau pun kecemburuan, sangatlah hangat, bahkan Vinci pun merasa saat ini sangat hangat.
Setelah makan malam, Kelly membereskan meja makan, Lily juga membantunya.
Vinci sedang bermain dengan Vincy.
Seketika, seisi rumah itu pun penuh dengan kehangatan dan keharmonisan, membuat mata Kelly yang sedang mencuci piring itu memerah.
Selama ini permintaannya tidaklah banyak, hidup dengan tenang saja sudah cukup......
Lily tahu jelas bagaimana keadaan keluarga Vinci, setelah dia datang kemari hari ini, tanpa perlu tanya pun ia sudah bisa menebaknya, saat ia melihat mata Kelly yang memerah sekarang ini, ia semakin merasa bersalah, kenapa dirinya harus bersikap seperti itu pada Kelly.
Malamnya, tiga orang yang sangat sibuk hari ini telah tertidur pulas.
Malam ini, adalah malam ternyenyak pagi Kelly, malam yang paling mendebarkan selama delapan tahun ini bagi Lily, setiap kali ia teringat bahwa Vinci tinggal di seberangnya, hatinya pun terasa sangat gembira dan penuh dengan manisnya madu.
Namun malam ini, adalah malam yang paling membingungkan bagi Vinci, selama tinggal di markas tentara delapan tahun ini, yang ia pikirkan setiap hari adalah misi dan tugasnya, seketika ia harus kembali ke kehidupan biasa seperti ini, ia tercepit di antara dua wanita yang dulu pernah ia sukai lagi, perasaan ini sangat manis, tapi juga membuatnya bingung......
Padahal dia mengundurkan diri dari markan tentara karena......
Keesokan harinya, saat langit baru saja terang, Vinci sudah bangun, setelah ia menyiapkan sarapan, ia pun olahraga di halaman.
Pukul tujuh, Kelly dan Lily pun bangun.
Saat sarapan, Vinci bertany apada Lily, "Omong-omong, bukankah kau memang adalah orang di kabupaten ini? Kenapa kau masih harus menyewa rumah?"
Lily menjelaskan, "Beberapa tahun lalu keluargaku sudah pindah, ayah ibuku ada di kota, karena aku mengajar di sini, aku harus menyewa rumah di sini, lihatlah sekarang, hanya dengan keluar dan belok saja, aku sudah sampai ke tempat kerjaku."
Kelly tersenyum, lalu berkata, "Kabar Paman dan Bibi baik kan?"
Lily segera mengangguk, "Sangat baik, setiap hari mereka masih bisa cekcok."
Meskipun begitu, wajah Lily masih tampak tersenyum bahagia.
Tepat saat ketiga orang itu berbincang-bincang ria, terdengar suara ketukan pintu dair luar.
Kelly tercengang, lalu bergumam, "Siapa yang datang pagi-pagi seperti ini."
Kata Kelly sambil berjalan keluar untuk membuka pintu.
"Wah, Kelly, sudah lama tak bertemu!"
Seketika, wajah kecil Kelly pun berubah pucat.
Mendengar suara yang familiar itu, Vinci pun segera berlari keluar dengan panik.
Dia lagi!
Sesampainya di luar pintu, ia pun melihat seorang pria kekar berdiri di depan, di belakangnya ada segerombolan preman.
"Darius!"
Vinci berteriak keras, lalu segera berlari ke sebelah Kelly dan menariknya ke belakang tubuhnya.
Begitu melihat Vinci, pria kekar itu pun tercengang, lalu tertawa.
"Bawahanku bilang kau sudah kembali, aku tidak percaya, tak kusangka kau benar-benar sudah kembali."
Vinci menatapnya dengan dingin, tatapan matanya penuh dengan kebencian yang mendalam.
Benar dugaannya, kakaknya itu ternyata meminjam uang pada orang ini lagi!
Kakaknya itu benar-benar tidak berguna, tidak mau memperbaiki kesalahannya, bahkan ia selalu berhutang pada satu orang yang sama!
Pria kekar itu bernama Darius Xiong, karena dia merupakan anak ketiga dari Keluarga Xiong, oleh karena itu ia disebut pula dengan Xiong Ketiga.
"Setiap kali aku melihatmu, aku merasa bahwa pukulan kakakku dulu benar-benar terlalu ringan, kenapa dia tidak memukulimu sampai mati."
Darius tertawa, lalu cemberut.
"Kakakmu yang payah itu, kalau bukan karena meneguk sebotol Erguotou, dia pasti tidak akan berani menyentuhku, mana mungkin dia memukuliku sampai mati."
Vinci benar-benar tidak ingin bicara lagi dengan Darius.
"Kalau kau ingin menagih hutang pada kakakku, cari saja dia, jangan cari kami, kalau tidak aku akan memukulimu setiap kali aku melihatmu!"
Darius melambai-lambaikan tangannya, lalu tertawa, "Jangan terburu-buru untuk mengusirku, hari ini aku bukan datang untuk menagih hutang."
Hn? Vinci mengerutkan alisnya, lalu bertanya dengan bingung, "Kalau begitu apa tujuanmu?"
Darius tersenyum dan melihat ke arah Kelly, sampai-sampai membuat jantung Kelly berdebar kencang.
Vinci langsung mendorong Darius, lalu berkata dengan kesal, "Ada apa, katakan saja padaku, satu lagi, jangan menatap Kakak Iparku dengan tatapan matamu yang mesum itu."
"Haha."
Darius tidak marah, dan malah tertawa, "Aku memang datang untuk membicarakan sesuatu denganmu."
"Kalau kau setuju, hutang satu juta tiga ratus ribu RMB itu kuanggap lunas juga boleh."
Mana mungkin dia sebaik ini?
"Katakan dulu."
"Hehe." Darius tertawa lagi, ia menatap ke arah tubuh Kelly dan berkata, "Aku ingin menikah dengan Kakak Iparmu, aku tidak hanya akan melunaskan hutang satu juta tiga ratus ribu RMB itu, aku juga akan memberi uang tiga ratus ribu RMB lagi untuk uang susunya, bagaimana!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved