Bab 19 Membantu Wanita yang Ditindas
by 4 wahyudi
12:36,Dec 28,2021
"Kembalikan pedang ku" Ujar wanita itu sambil berusaha merebut pedang nya kembali dari tangan murid pria yang telah mengambilnya, wanita itu berusaha meraih pedang yang murid pria itu sengaja diletakkan di atas kepala gadis itu untuk memprovokasinya.
Wanita itu terjatuh ketika ia berusaha meraih pedang itu karena murid pria itu dengan cepat menarik kembali pedang itu dan menyimpannya.
"Ayolah, bukankah kau menginginkan pedang ini kembali? Kalau begitu ambillah dariku!" Ujar murid pria itu sambil memainkan pedang di tangannya.
Semua orang yang ada di tempat itu hanya melihat kejadian itu tanpa ada seorangpun yang berniat membantu sang wanita untuk merebut pedangnya kembali.
Bukan karena pelatihan dari pemuda itu yang telah berada di tingkat pendekar murid bintang dua, tetapi dua orang yang berada disampingnya juga memiliki tingkat yang sama membuat semua orang enggan mencari masalah yang tidak berarti bagi mereka.
"Senior, aku mohon kembalikan pedang itu, aku membutuhkannya untuk melatih jurusku senior" Ujar wanita dengan nada sedih.
Sebenarnya wanita itu ingin melawan ketiga murid pria didepannya saat ini tetapi dengan tingkat pelatihannya saat ini, jika ia melawan mungkin nasibnya akan lebih buruk daripada ini.
"Kembalikan? Enak saja ini adalah pedang ku dan kenapa aku harus mengembalikannya kepadamu" Ujar Pemuda itu sambil tersenyum sinis ke arah sang wanita.
"Senior, bisakah senior mengembalikan pedangnya kepada senior ini, sakte pedang pelindung merupakan sakte aliran putih yang cukup terhormat, jika senior melakukan tindakan ini, secara tidak langsung senior telah merusak nama sakte" Ujar Hao Li ketika ia tiba di dekat keempatnya.
Hao Li tidak menunggu jawaban para murid pria itu dan memilih membantu murid wanita untuk berdiri dari tempatnya saat ini.
"Hahaha memang siapa kau, anak kecil sepertimu ingin mencari masalah dengan kami? Bahkan basis pelatihan mu hanya berada di tingkat Pendekar Murid Bintang Satu, apakah kau bisa melawanku!" Ujar murid pria itu sambil menunjuk Hao Li.
Suara tawa terdengar jelas di telinga Hao Li dari ketiga orang yang berada di depannya saat ini.
Sementara itu beberapa orang yang menyaksikan pertengkaran itu sejak awal bergegas pergi dari tempat itu agar tidak mendapatkan masalah.
"Hai anak kecil, jika kau sanggup mengambil pedang ini maka aku akan memberikannya kepadamu, tetapi jika gagal kau harus menyerahkan pedang itu kepadaku!" Ujar murid pria itu sambil menunjuk ke arah pedang yang tersemat di pinggang Hao Li.
"Mengertilah senior, aku tidak ingin ada pertarungan sesama murid disini" Ujar Hao Li dengan tenang, meskipun saat ini di depannya berdiri tiga orang dengan pelatihan lebih tinggi darinya ia nampak cukup tenang menghadapi situasi ini.
"Kalau kau tidak ingin bertarung maka berikanlah pedang itu kepadaku dengan suka rela" Ujar murid pria itu kemudian ia mengulurkan tangan ke arah pedang milik Hao Li.
Tetapi sebelum tangannya menyentuh pedang Hao Li, dengan cepat Hao Li menghentikan tangan murid pria itu dan mencengkramnya dengan sangat erat.
"Anak kecil, lepaskan tanganku atau aku akan menghajarmu disini" Ujar murid pria itu menaikkan nada suaranya.
"Orang yang tidak mau mendengarkan nasihat dari orang lain sepertimu, memang pantas untuk diberi pelajaran" Ujar Hao Li kemudian ia memperkuat cengkraman tangannya.
Suara gemeretak tulang dapat didengar dengan jelas oleh semua orang yang berada di sana diikuti oleh teriakan kesakitan murid pria yang memekakan telinga.
"Argh, lepaskan tanganku dasar sialan" Ujar Murid pria itu berusaha meronta dan menarik tangannya dari genggaman Hao Li.
Ketika Hao Li melepaskan cengkeramannya, murid pria itu seketika jatuh terjerembab ke belakang sambil memegangi tangannya.
Sontak saja kejadian itu menarik perhatian semua orang yang berada di sana baik didalam maupun diluar Paviliun Senjata, mereka berbondong bondong menuju ke arah Hao Li dan para murid pria untuk melihat apa yang terjadi.
Dalam waktu singkat para murid sakte telah berkumpul mengerumuni Hao Li dan keempat murid sebelumnya.
"Sialan kau, kau berani mencari masalah denganku, aku tidak akan memaafkanmu!" Ujar murid pria yang tangannya dicengkram oleh Hao Li sebelumnya.
Ia kemudian menarik pedang yang sempat ia perebutkan dengan wanita yang saat ini berada di belakang Hao Li, kemudian murid pria itu berlari ke arah Hao Li dengan pedang itu.
"Ketenangan sangat dibutuhkan dalam seni berpedang, dengan amarah pada dirimu, kau telah membuat pedang yang ada ditanganmu tumpul" Ujar Hao Li sambil menarik pedangnya keluar dan dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke arah pedang yang digunakan oleh murid pria yang menyerangnya.
"Tring" Suara benturan senjata yang cukup keras dapat didengar oleh semua orang yang ada disana, bersamaan dengan itu pedang yang digunakan oleh murid pria sebelumnya terlempar jauh ke atas sebelum jatuh dan menancap ditanah.
Hao Li dengan segera memindahkan pedang yang ada di tangannya tepat ke leher murid pria itu membuat riuh penonton semakin menjadi jadi.
Suara tepuk tangan mengisi tempat itu sementara tiga murid pria yang mengganggu wanita sebelumnya hanya bisa tertunduk malu karena hal ini.
"Lebih baik senior kembalikan pedang itu kepada pemiliknya atau aku akan bertindak lebih jauh!" Ujar Hao Li dengan tatapan dingin.
Murid pria yang melihat tatapan dingin dari Hao Li dengan segera meraih pedang yang menancap di tanah kemudian melemparkannya ke arah Hao Li.
"Aku akan mengingat semua ini, dalam kompetisi murid yang diselenggarakan dalam dua bulan lagi akan aku pastikan kau tidak bisa membuka matamu lagi, dan ingat ini baik baik, kau telah menyinggung keluarga Xin, jangan harap kau bisa hidup tenang" Ujar murid pria itu sebelum ia pergi bersama kedua rekannya.
Hao Li tidak memperdulikan hal itu, ia segera memungut pedang yang dilempar oleh murid pria itu kemudian ia memberikan pedang itu kepada wanita sebelumnya.
"Kenapa kau sampai sejauh ini, apakah kau tahu keluarga Xin merupakan keluarga kerajaan, jika kau menyinggungnya maka.. "
"Aku pamit terlebih dahulu senior, jaga diri anda baik baik" Ujar Hao Li sebelum ia bergegas meninggalkan tempat itu.
Bukannya Hao Li tidak ingin mendengar peringatan yang diberikan oleh wanita itu, tetapi ia sudah tahu sekuat apa keluarga Xin yang ada di kekaisaran Yun.
Meskipun kuat tetapi Hao Li sangat yakin bahwa mereka tidak akan bertahan lama karena banyak keluarga kerajaan maupun warga yang memusuhi mereka dan mencoba menghancurkan keluarga itu, jadi untuk apa ia merasa takut.
Semua orang disana hanya menatap kepergian Hao Li dengan perasaan kagum, anak sekecil itu sudah berani menegakkan keadilan sekaligus menyinggung keluarga kerajaan.
Sementara itu di depan paviliun terdapat dua orang yang sejak tadi mengawasi tingkah laku dari Hao Li.
"Memang pantas dia mendapatkan posisi murid inti, dari sikap, kemampuan, dan pelatihan kurasa tidak ada yang lebih baik darinya di sakte ini" Ujar Long Sujiao menatap kepergian Hao Li.
Wanita itu terjatuh ketika ia berusaha meraih pedang itu karena murid pria itu dengan cepat menarik kembali pedang itu dan menyimpannya.
"Ayolah, bukankah kau menginginkan pedang ini kembali? Kalau begitu ambillah dariku!" Ujar murid pria itu sambil memainkan pedang di tangannya.
Semua orang yang ada di tempat itu hanya melihat kejadian itu tanpa ada seorangpun yang berniat membantu sang wanita untuk merebut pedangnya kembali.
Bukan karena pelatihan dari pemuda itu yang telah berada di tingkat pendekar murid bintang dua, tetapi dua orang yang berada disampingnya juga memiliki tingkat yang sama membuat semua orang enggan mencari masalah yang tidak berarti bagi mereka.
"Senior, aku mohon kembalikan pedang itu, aku membutuhkannya untuk melatih jurusku senior" Ujar wanita dengan nada sedih.
Sebenarnya wanita itu ingin melawan ketiga murid pria didepannya saat ini tetapi dengan tingkat pelatihannya saat ini, jika ia melawan mungkin nasibnya akan lebih buruk daripada ini.
"Kembalikan? Enak saja ini adalah pedang ku dan kenapa aku harus mengembalikannya kepadamu" Ujar Pemuda itu sambil tersenyum sinis ke arah sang wanita.
"Senior, bisakah senior mengembalikan pedangnya kepada senior ini, sakte pedang pelindung merupakan sakte aliran putih yang cukup terhormat, jika senior melakukan tindakan ini, secara tidak langsung senior telah merusak nama sakte" Ujar Hao Li ketika ia tiba di dekat keempatnya.
Hao Li tidak menunggu jawaban para murid pria itu dan memilih membantu murid wanita untuk berdiri dari tempatnya saat ini.
"Hahaha memang siapa kau, anak kecil sepertimu ingin mencari masalah dengan kami? Bahkan basis pelatihan mu hanya berada di tingkat Pendekar Murid Bintang Satu, apakah kau bisa melawanku!" Ujar murid pria itu sambil menunjuk Hao Li.
Suara tawa terdengar jelas di telinga Hao Li dari ketiga orang yang berada di depannya saat ini.
Sementara itu beberapa orang yang menyaksikan pertengkaran itu sejak awal bergegas pergi dari tempat itu agar tidak mendapatkan masalah.
"Hai anak kecil, jika kau sanggup mengambil pedang ini maka aku akan memberikannya kepadamu, tetapi jika gagal kau harus menyerahkan pedang itu kepadaku!" Ujar murid pria itu sambil menunjuk ke arah pedang yang tersemat di pinggang Hao Li.
"Mengertilah senior, aku tidak ingin ada pertarungan sesama murid disini" Ujar Hao Li dengan tenang, meskipun saat ini di depannya berdiri tiga orang dengan pelatihan lebih tinggi darinya ia nampak cukup tenang menghadapi situasi ini.
"Kalau kau tidak ingin bertarung maka berikanlah pedang itu kepadaku dengan suka rela" Ujar murid pria itu kemudian ia mengulurkan tangan ke arah pedang milik Hao Li.
Tetapi sebelum tangannya menyentuh pedang Hao Li, dengan cepat Hao Li menghentikan tangan murid pria itu dan mencengkramnya dengan sangat erat.
"Anak kecil, lepaskan tanganku atau aku akan menghajarmu disini" Ujar murid pria itu menaikkan nada suaranya.
"Orang yang tidak mau mendengarkan nasihat dari orang lain sepertimu, memang pantas untuk diberi pelajaran" Ujar Hao Li kemudian ia memperkuat cengkraman tangannya.
Suara gemeretak tulang dapat didengar dengan jelas oleh semua orang yang berada di sana diikuti oleh teriakan kesakitan murid pria yang memekakan telinga.
"Argh, lepaskan tanganku dasar sialan" Ujar Murid pria itu berusaha meronta dan menarik tangannya dari genggaman Hao Li.
Ketika Hao Li melepaskan cengkeramannya, murid pria itu seketika jatuh terjerembab ke belakang sambil memegangi tangannya.
Sontak saja kejadian itu menarik perhatian semua orang yang berada di sana baik didalam maupun diluar Paviliun Senjata, mereka berbondong bondong menuju ke arah Hao Li dan para murid pria untuk melihat apa yang terjadi.
Dalam waktu singkat para murid sakte telah berkumpul mengerumuni Hao Li dan keempat murid sebelumnya.
"Sialan kau, kau berani mencari masalah denganku, aku tidak akan memaafkanmu!" Ujar murid pria yang tangannya dicengkram oleh Hao Li sebelumnya.
Ia kemudian menarik pedang yang sempat ia perebutkan dengan wanita yang saat ini berada di belakang Hao Li, kemudian murid pria itu berlari ke arah Hao Li dengan pedang itu.
"Ketenangan sangat dibutuhkan dalam seni berpedang, dengan amarah pada dirimu, kau telah membuat pedang yang ada ditanganmu tumpul" Ujar Hao Li sambil menarik pedangnya keluar dan dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke arah pedang yang digunakan oleh murid pria yang menyerangnya.
"Tring" Suara benturan senjata yang cukup keras dapat didengar oleh semua orang yang ada disana, bersamaan dengan itu pedang yang digunakan oleh murid pria sebelumnya terlempar jauh ke atas sebelum jatuh dan menancap ditanah.
Hao Li dengan segera memindahkan pedang yang ada di tangannya tepat ke leher murid pria itu membuat riuh penonton semakin menjadi jadi.
Suara tepuk tangan mengisi tempat itu sementara tiga murid pria yang mengganggu wanita sebelumnya hanya bisa tertunduk malu karena hal ini.
"Lebih baik senior kembalikan pedang itu kepada pemiliknya atau aku akan bertindak lebih jauh!" Ujar Hao Li dengan tatapan dingin.
Murid pria yang melihat tatapan dingin dari Hao Li dengan segera meraih pedang yang menancap di tanah kemudian melemparkannya ke arah Hao Li.
"Aku akan mengingat semua ini, dalam kompetisi murid yang diselenggarakan dalam dua bulan lagi akan aku pastikan kau tidak bisa membuka matamu lagi, dan ingat ini baik baik, kau telah menyinggung keluarga Xin, jangan harap kau bisa hidup tenang" Ujar murid pria itu sebelum ia pergi bersama kedua rekannya.
Hao Li tidak memperdulikan hal itu, ia segera memungut pedang yang dilempar oleh murid pria itu kemudian ia memberikan pedang itu kepada wanita sebelumnya.
"Kenapa kau sampai sejauh ini, apakah kau tahu keluarga Xin merupakan keluarga kerajaan, jika kau menyinggungnya maka.. "
"Aku pamit terlebih dahulu senior, jaga diri anda baik baik" Ujar Hao Li sebelum ia bergegas meninggalkan tempat itu.
Bukannya Hao Li tidak ingin mendengar peringatan yang diberikan oleh wanita itu, tetapi ia sudah tahu sekuat apa keluarga Xin yang ada di kekaisaran Yun.
Meskipun kuat tetapi Hao Li sangat yakin bahwa mereka tidak akan bertahan lama karena banyak keluarga kerajaan maupun warga yang memusuhi mereka dan mencoba menghancurkan keluarga itu, jadi untuk apa ia merasa takut.
Semua orang disana hanya menatap kepergian Hao Li dengan perasaan kagum, anak sekecil itu sudah berani menegakkan keadilan sekaligus menyinggung keluarga kerajaan.
Sementara itu di depan paviliun terdapat dua orang yang sejak tadi mengawasi tingkah laku dari Hao Li.
"Memang pantas dia mendapatkan posisi murid inti, dari sikap, kemampuan, dan pelatihan kurasa tidak ada yang lebih baik darinya di sakte ini" Ujar Long Sujiao menatap kepergian Hao Li.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved