Bab 7 Incaran Serigala

by 4 wahyudi 12:22,Dec 28,2021
Keadaan malam itu bulan bersinar cukup terang sehingga Hao Li mampu melihat cukup jelas di malam hari tanpa adanya halangan apapun meskipun dengan jarak yang terbatas.

Malam itu keadaan di dalam hutan binatang buas cukup sunyi karena memang sebagian besar binatang memiliki penglihatan yang buruk di malam hari, tetapi hal itu tidak membuat Hao Li menurunkan kewaspadaannya.

Binatang nokturnal yang hidup di dalam hutan binatang buas lebih berbahaya dibanding dengan binatang binatang yang aktif pada siang hari.

Mereka tidak segan untuk menyerang siapapun atau makhluk apapun yang berani mendekati mereka baik kuat maupun lemah.

Karena alasan inilah Hao Li berjalan pelan selangkah demi selangkah agar tidak menimbulkan suara bising yang mampu menarik perhatian binatang binatang buas itu.

Katika Hao Li sibuk mengendap endap agar tidak memancing binatang buas di dalam hutan, lolongan serigala terdengar jelas di dekatnya membuat ia sadar bahwa dirinya saat ini tengah terkepung.

Hao Li mencoba menolehkan kepalanya mencoba mencari sumber suara dan benar saja, Hao Li menemukan beberapa pasang mata yang mengawasi dirinya dari kejauhan membuatnya hanya bisa menggertakan giginya.

"Aku baru lepas dari satu masalah kenapa datang masalah yang baru!" Tanpa berpikir panjang Hao Li segera berlari menjauh dari tempatnya berdiri sebelumnya dan benar saja, kawanan serigala melompat keluar dari semak semak dan mengejar Hao Li yang saat ini berlari tunggang langgang mencoba menyelamatkan diri.

Dengan langkah anginnya, Hao Li melewati pepohonan-pepohonan hutan dengan sangat cepat sambil sesekali menolehkan kepalanya ke belakang.

"Kecepatan serigala serigala ini tidak bisa diremehkan, jika seperti ini terus kemungkinan aku tidak akan selamat" Ujar Hao Li, keringat dingin mulai membasahi pipinya bersamaan dengan meningkatnya detak jantung Hao Li akibat dikejar oleh kawanan serigala .

Ketika Hao Li merasa tidak ada harapan untuk selamat, ia melihat secercah cahaya api unggun dari kejauhan membuatnya tersenyum bahagia.

Tidak mungkin seorang yang tidak bisa beladiri bermalam di dalam hutan binatang buas yang dipenuhi oleh binatang binatang berbahaya, bahkan salah satu dari binatang buas itu mampu membunuh seseorang dengan sangat mudah.

Hao Li kemudian berlari ke arah api unggun untuk meminta bantuan, tetapi sebelum sampai di tempat itu, seekor serigala melompat menuju ke arah Hao Li dan menikamnya membuat Hao Li terjatuh ke atas tanah dengan seekor serigala yang berdiri di atasnya sambil meneteskan air liurnya.

"TOLONG! TOLONG!" Teriak Hao Li berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya dan menolongnya dari kawanan serigala itu.

...

"Kuang, apakah kau mendengar teriakan minta tolong?"

"Ya aku mendengar teriakan itu, sepertinya ada anak kecil yang tengah berada dalam masalah, kita harus segera menolongnya"

"Aku setuju, entah apa yang dilakukan oleh anak kecil itu di dalam hutan yang sangat berbahaya seperti ini, yang jelas kita harus menolongnya"

Dua orang yang tengah menikmati ayam bakar di api unggun mulai beranjak dari tempatnya setelah mendengar teriakan minta tolong Hao Li, sebagai seorang pendekar, mereka tidak bisa membiarkan seseorang berada dalam bahaya, terlebih yang mereka dengar saat ini adalah suatu seorang anak kecil.

Dengan pedang yang tersarung rapi di pinggang mereka sudah membuktikan bahwa kekuatan yang dimiliki keduanya tidaklah biasa sebab hanya beberapa orang yang memiliki senjata dan bisa membawanya kemanapun, terlebih dua orang ini berani masuk kedalam hutan yang bahkan para bandit yang menyerang keluarga Hao Li sebelumnya tidak berani untuk mendekatinya.

Keduanya menatap sala satu dahan pohon yang cukup besar di dekat mereka dan bergerak dengan cepat melewati setiap dahan menuju ke sumber suara, gerakan mereka sangat terampil, bahkan tidak ada daun yang jatuh meskipun mereka menginjak dahan pohon dengan berat badan mereka saat ini dan dengan langkah yang cepat.

....

Ketika Hao Li tengah sibuk mencari pertolongan, seekor serigala mulai menggigit kaki kirinya membuat Hao Li begitu terbelalak.

Rasa sakit yang siang tadi baru saja hilang kembali muncul bahkan berkali kali lebih menyakitkan daripada sebelumnya.

Hao Li tidak pernah menyangka bahwa niatnya untuk mencari makanan untuk mengisi perut justru berakhir dengan menjadi makanan bagi binatang binatang liar di dalam hutan binatang buas.

Entah kenapa ia merasa bahwa hari ini merupakan hari yang paling sial sekaligus paling menyedihkan yang pernah ia alami selama hidupnya.

Ketika Hao Li berniat mengucapkan selamat tinggal kepada dunia untuk selamanya, sekelebat bayangan melintas didepan matanya dan membantu dirinya lepas dari serigala serigala itu.

Tetapi sebelum pandangannya jelas, Hao Li terlebih dahulu kehilangan kesadaran dan jatuh pingsan di tempat itu dengan luka yang lumayan lebar.

"Kuang, kau bawa anak itu menjauh dari tempat ini, aku akan menahan serigala serigala ini" Ujar seorang pemuda dengan jubah putih berlambang dua buah pedang yang menyilang di depan sebuah perisai.

Dari perawakannya pemuda itu berusia sekitar enam belas tahun tetapi dari aura yang terpancar di dalam tubuhnya, bisa dikatakan ia adalah murid sebuah sakte karena terpancar energi kuat dari dalam tubuhnya.

"Kau yakin bisa menghadapi semua serigala serigala ini? Meskipun kau kuat tetapi jangan memaksakan dirimu seperti ini" Ujar Pemuda dengan jubah yang sama dengan perut yang sedikit buncit dan hidung yang agak besar.

Kedua pemuda itu tak lain adalah Fu Kuang dan Ren Duan, keduanya merupakan seorang murid dalam di sakte kelas menengah yang berada tak jauh dari hutan binatang buas.

"Kau tenang saja, serigala serigala ini tak lebih dari seekor anjing dimataku, kau bisa menungguku di api unggun untuk sementara waktu" Ujar Ren Duan kemudian ia menarik pedangnya yang tersemat di pinggangnya dan melesat menuju ke arah para serigala.

"Kalau begitu hati hati" Ujar Fu Kuang lantas ia membopong tubuh Hao Li kemudian segera berlari menuju ke arah api unggun yang baru saja mereka buat.

"Serigala serigala kecil, aku akan mengajak kalian bermain main sebentar sambil memenuhi kantong uangku!" Ujar Ren Duan setelah menebas salah satu serigala sambil menatap ke arah kawanan serigala yang lain.

Mereka menatap ke arah Ren Duan dengan tatapan ketakutan setelah melihat rekan mereka meregang nyawa di tangan Ren Duan hanya dalam beberapa serangan.

Dengan cepat serigala serigala yang ada di tempat itu berlarian menyelamatkan diri dari Ren Duan yang menatap tajam ke arah mereka.

"Hai, jangan lari! Sial Aku pikir akan mendapatkan banyak uang dari menghabisi serigala serigala ini, tetapi sepertinya aku hanya dapat seekor" Ujar Ren Duan sambil menatap tubuh seekor serigala yang sudah terkulai lemas tak bernyawa.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42