Bab 14 Tiba di Sakte Pedang Pelindung
by 4 wahyudi
12:31,Dec 28,2021
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya kelompok Ren Duan tiba di sakte Pedang Pelindung.
Sakte pedang pelindung merupakan sakte yang di bangun di daerah pegunungan dimana di sakte ini terdapat sebuah istana, sebuah aula, dua taman, tiga puncak gunung, delapan paviliun dan tiga asrama.
Satu istana biasa digunakan sebagai tempat patriark sakte tinggal dimana tempat itu biasanya akan digunakan untuk menyelesaikan masalah masalah yang terjadi pada sakte sekaligus membahas rencana yang akan mereka lakukan, istana yang dibangun pada puncak gunung tertinggi juga biasa digunakan sebagai tempat untuk memberikan hukuman kepada tetua yang melanggar aturan sakte atau berbuat kesalahan.
Satu Aula biasanya digunakan sebagai tempat berkumpulnya para murid sekaligus tempat dimana para murid yang bersalah mendapatkan hukuman, di Aula terdapat sebuah lonceng besar yang difungsikan sebagai pemberi kabar kepada para murid mengenai sesuatu yang terjadi ataupun mereka diminta untuk berkumpul.
Dua buah taman yaitu taman hijau spiritual dimana di taman ini terdapat hamparan rumput hijau yang membentang luas serta bunga bunga yang menghiasi setiap sudut dari teman, selanjutnya adalah taman buah spiritual dimana di wilayah taman ini, terdapat berbagai pohon yang memiliki bunga dan buah yang mampu memanjakan mata siapapun yang melihatnya, meskipun demikian, para murid tidak diperbolehkan berbuat seenaknya di taman ini karena semua yang ada di dalamnya adalah barang berharga.
Tiga puncak gunung yaitu gunung manusia, gunung bumi dan gunung langit dimana disetiap gunung merupakan tempat berlatih bagi setiap murid dari sakte pedang pelindung.
Delapan Paviliun diantaranya adalah Paviliun Senjata, Paviliun Pil Obat, Paviliun Kitab, Paviliun Koleksi, Paviliun Misi, Paviliun Penyiksaan dan Paviliun Tujuh Langit.
Sementara itu, tiga asrama yang terdapat pada Sakte Pedang Pelindung merupakan asrama untuk murid laki laki, asrama untuk murid wanita dan asrama untuk para tetua dimana asrama setiap tetua biasanya memiliki halaman yang lebih luas ketimbang asrama para murid.
Hao Li tersenyum cerah ketika ia melihat bangunan megah yang berdiri di depannya saat ini, sudah seratus tahun ia tidak melihat tempat yang membuatnya tumbuh menjadi pendekar kuat di kehidupan sebelumnya dan sekarang yang dia lihat membuat Hao Li harus meneteskan air mata.
Sementara itu, Dong sui yang melihat kemegahan bagunan yang ada didepannya saat ini hanya bisa berdecak kagum menyaksikan suasana sakte yang cukup padat akan murid murid yang sedang melakukan aktivitasnya.
Setelah tiba di depan gerbang, Dong Sui kemudian berjalan ke arah penjaga gerbang dan menunjukkan token giok yang dia bawa.
Setelah dipastikan bahwa token giok itu asli, rombongan Hao Li diizinkan masuk ke dalam sakte oleh penjaga gerbang yang bertugas kala itu.
"Luar biasa! Senior apakah ini sakte Pedang Pelindung yang senior maksud?" Tanya Dong Sui dengan semangat, baru kali ini ia melihat hal semegah itu sebab sejak kecil Dong Sui sudah terbiasa dengan kehidupan budak sehingga wajar baginya bertingkah demikian.
"Tentu saja, ini adalah sakte kami dan kebanggaan kami, meskipun saat ini masih merupakan sakte menengah, tetapi suatu hari kami percaya bahwa sakte kami akan naik menjadi sakte besar" Ujar Fu Kuang dengan semangat.
"Sebelum kalian kami ajak berkeliling, kami akan membawa kalian menemui patriark terlebih dahulu untuk melaporkan mengenai kedatangan kami sekaligus kalian" Ujar Ren Duan menjelaskan.
Tidak ada penolakan atas apa yang dikatakan oleh Ren Duan, mereka segera bergegas menuju ke puncak gunung untuk menemui salah satu tetua sakte dan memberikan laporan.
……..
Karena jarak puncak yang cukup tinggi, Dong Sui tidak dapat melanjutkan perjalanan dan terpaksa digendong oleh Ren Duan sementara tubuh Hao Li nampak sangat normal seperti tidak ada beban sama sekali ketika mereka menaiki tangga yang membawa mereka ke puncak gunung.
Disamping kanan dan kiri mereka, nampak pohon pinus yang tumbuh menjulang tinggi menantang langit dan beberapa bunga yang menghiasi jalanan menuju ke istana.
Setelah menaiki tangga sekitar satu jam lebih, mereka berempat telah tiba di depan sebuah istana dengan pintu yang terbuat dari perak dan patung singa yang berdiri memegang pedang di sudut kanan dan kiri pintu.
Meskipun saat ini sakte Pedang Pelindung merupakan sakte menengah, tidak menutup kemungkinan sakte ini akan berkembang menjadi Sakte besar dalam beberapa waktu menggunakan kekayaan yang mereka miliki.
Bahkan saat ini, sakte Pedang Pelindung memiliki aset dan sumber daya yang hampir menyamai sakte besar di kekaisaran Yun meskipun saat ini masih sedikit orang yang mengetahui akan hal itu.
Jika saja hal ini sampai bocor ke telinga sakte besar maupun telinga sakte aliran hitam, sudah pasti sakte Pedang Pelindung akan menjadi target penjarahan dari mereka semua karena kekayaan yang dimiliki oleh sakte ini.
Tanpa menunggu terlalu lama, mereka kemudian membuka pintu ruangan dan bergegas masuk ke dalam istana.
Di dalam ruangan yang sangat luas, terdapat sebuah singgasana yang cukup megah di tengah ruangan dengan seorang berjenggot putih panjang sedada duduk dalam sikap lotus, pria sepuh itu kemudian membuka matanya dan menemukan Ren Duan dan yang lainnya datang menghampiri mereka.
"Salam Patriark, maaf kami mengganggu kegiatan patriark tetapi kami ingin memberikan laporan mengenai tugas yang anda berikan patriark" Ujar Ren Duan sambil menangkupkan tangannya.
Pria sepuh itu tidak menjawab laporan yang diberikan oleh Ren Duan, tetapi pandangannya tidak lepas dari kedua anak yang dibawa oleh keduanya yakni Hao Li dan Dong Sui.
Ia menelusuri tubuh kedua anak Itu Secara bergantian hingga pandangannya jatuh tepat ke arah Hao Li hingga membuat matanya melebar.
"Dari mana kalian mendapat dua anak ini? Dan bagaimana asal usul mereka?" Tanya pria tua itu sambil menatap ke arah Ren Duan.
Begitu ia melihat Hao Li, ia begitu tertarik dengan anak itu karena dalam Usianya yang belum menginjak sepuluh tahun, ia sudah menginjak tahap pelatihan Pendekar Murid.
Bahkan sakte besar sekalipun belum tentu ada bakat seperti Hao Li karena mereka biasanya akan memulai pelatihan pada usia sepuluh tahun agar tubuh mereka mampu bertahan dari tekanan energi yang begitu besar.
"Mereka adalah Hao Li dan Dong Sui, Hao Li kami menemukannya di dalam hutan, kala itu kakinya sedang terluka dan dia menceritakan bahwa dirinya baru saja lolos dari kawanan bandit sementara Dong Sui kami membelinya dari pasar budak" Ujar Ren Duan menjelaskan.
Mendengar hal itu patriark sakte Pedang Pelindung hanya menganggukkan kepalanya kemudian ia kembali menatap keempatnya.
"Kalian bisa pergi, dan tinggalkan anak laki laki ini ditempat ini, aku memiliki urusan yang harus diselesaikan dengannya" Ujar Patriark sakte kemudian dengan taat diikuti oleh ketiganya meninggalkan Hao Li di tempat itu bersama patriark sakte.
"Anak muda, aku memiliki penawaran untukmu"
Sakte pedang pelindung merupakan sakte yang di bangun di daerah pegunungan dimana di sakte ini terdapat sebuah istana, sebuah aula, dua taman, tiga puncak gunung, delapan paviliun dan tiga asrama.
Satu istana biasa digunakan sebagai tempat patriark sakte tinggal dimana tempat itu biasanya akan digunakan untuk menyelesaikan masalah masalah yang terjadi pada sakte sekaligus membahas rencana yang akan mereka lakukan, istana yang dibangun pada puncak gunung tertinggi juga biasa digunakan sebagai tempat untuk memberikan hukuman kepada tetua yang melanggar aturan sakte atau berbuat kesalahan.
Satu Aula biasanya digunakan sebagai tempat berkumpulnya para murid sekaligus tempat dimana para murid yang bersalah mendapatkan hukuman, di Aula terdapat sebuah lonceng besar yang difungsikan sebagai pemberi kabar kepada para murid mengenai sesuatu yang terjadi ataupun mereka diminta untuk berkumpul.
Dua buah taman yaitu taman hijau spiritual dimana di taman ini terdapat hamparan rumput hijau yang membentang luas serta bunga bunga yang menghiasi setiap sudut dari teman, selanjutnya adalah taman buah spiritual dimana di wilayah taman ini, terdapat berbagai pohon yang memiliki bunga dan buah yang mampu memanjakan mata siapapun yang melihatnya, meskipun demikian, para murid tidak diperbolehkan berbuat seenaknya di taman ini karena semua yang ada di dalamnya adalah barang berharga.
Tiga puncak gunung yaitu gunung manusia, gunung bumi dan gunung langit dimana disetiap gunung merupakan tempat berlatih bagi setiap murid dari sakte pedang pelindung.
Delapan Paviliun diantaranya adalah Paviliun Senjata, Paviliun Pil Obat, Paviliun Kitab, Paviliun Koleksi, Paviliun Misi, Paviliun Penyiksaan dan Paviliun Tujuh Langit.
Sementara itu, tiga asrama yang terdapat pada Sakte Pedang Pelindung merupakan asrama untuk murid laki laki, asrama untuk murid wanita dan asrama untuk para tetua dimana asrama setiap tetua biasanya memiliki halaman yang lebih luas ketimbang asrama para murid.
Hao Li tersenyum cerah ketika ia melihat bangunan megah yang berdiri di depannya saat ini, sudah seratus tahun ia tidak melihat tempat yang membuatnya tumbuh menjadi pendekar kuat di kehidupan sebelumnya dan sekarang yang dia lihat membuat Hao Li harus meneteskan air mata.
Sementara itu, Dong sui yang melihat kemegahan bagunan yang ada didepannya saat ini hanya bisa berdecak kagum menyaksikan suasana sakte yang cukup padat akan murid murid yang sedang melakukan aktivitasnya.
Setelah tiba di depan gerbang, Dong Sui kemudian berjalan ke arah penjaga gerbang dan menunjukkan token giok yang dia bawa.
Setelah dipastikan bahwa token giok itu asli, rombongan Hao Li diizinkan masuk ke dalam sakte oleh penjaga gerbang yang bertugas kala itu.
"Luar biasa! Senior apakah ini sakte Pedang Pelindung yang senior maksud?" Tanya Dong Sui dengan semangat, baru kali ini ia melihat hal semegah itu sebab sejak kecil Dong Sui sudah terbiasa dengan kehidupan budak sehingga wajar baginya bertingkah demikian.
"Tentu saja, ini adalah sakte kami dan kebanggaan kami, meskipun saat ini masih merupakan sakte menengah, tetapi suatu hari kami percaya bahwa sakte kami akan naik menjadi sakte besar" Ujar Fu Kuang dengan semangat.
"Sebelum kalian kami ajak berkeliling, kami akan membawa kalian menemui patriark terlebih dahulu untuk melaporkan mengenai kedatangan kami sekaligus kalian" Ujar Ren Duan menjelaskan.
Tidak ada penolakan atas apa yang dikatakan oleh Ren Duan, mereka segera bergegas menuju ke puncak gunung untuk menemui salah satu tetua sakte dan memberikan laporan.
……..
Karena jarak puncak yang cukup tinggi, Dong Sui tidak dapat melanjutkan perjalanan dan terpaksa digendong oleh Ren Duan sementara tubuh Hao Li nampak sangat normal seperti tidak ada beban sama sekali ketika mereka menaiki tangga yang membawa mereka ke puncak gunung.
Disamping kanan dan kiri mereka, nampak pohon pinus yang tumbuh menjulang tinggi menantang langit dan beberapa bunga yang menghiasi jalanan menuju ke istana.
Setelah menaiki tangga sekitar satu jam lebih, mereka berempat telah tiba di depan sebuah istana dengan pintu yang terbuat dari perak dan patung singa yang berdiri memegang pedang di sudut kanan dan kiri pintu.
Meskipun saat ini sakte Pedang Pelindung merupakan sakte menengah, tidak menutup kemungkinan sakte ini akan berkembang menjadi Sakte besar dalam beberapa waktu menggunakan kekayaan yang mereka miliki.
Bahkan saat ini, sakte Pedang Pelindung memiliki aset dan sumber daya yang hampir menyamai sakte besar di kekaisaran Yun meskipun saat ini masih sedikit orang yang mengetahui akan hal itu.
Jika saja hal ini sampai bocor ke telinga sakte besar maupun telinga sakte aliran hitam, sudah pasti sakte Pedang Pelindung akan menjadi target penjarahan dari mereka semua karena kekayaan yang dimiliki oleh sakte ini.
Tanpa menunggu terlalu lama, mereka kemudian membuka pintu ruangan dan bergegas masuk ke dalam istana.
Di dalam ruangan yang sangat luas, terdapat sebuah singgasana yang cukup megah di tengah ruangan dengan seorang berjenggot putih panjang sedada duduk dalam sikap lotus, pria sepuh itu kemudian membuka matanya dan menemukan Ren Duan dan yang lainnya datang menghampiri mereka.
"Salam Patriark, maaf kami mengganggu kegiatan patriark tetapi kami ingin memberikan laporan mengenai tugas yang anda berikan patriark" Ujar Ren Duan sambil menangkupkan tangannya.
Pria sepuh itu tidak menjawab laporan yang diberikan oleh Ren Duan, tetapi pandangannya tidak lepas dari kedua anak yang dibawa oleh keduanya yakni Hao Li dan Dong Sui.
Ia menelusuri tubuh kedua anak Itu Secara bergantian hingga pandangannya jatuh tepat ke arah Hao Li hingga membuat matanya melebar.
"Dari mana kalian mendapat dua anak ini? Dan bagaimana asal usul mereka?" Tanya pria tua itu sambil menatap ke arah Ren Duan.
Begitu ia melihat Hao Li, ia begitu tertarik dengan anak itu karena dalam Usianya yang belum menginjak sepuluh tahun, ia sudah menginjak tahap pelatihan Pendekar Murid.
Bahkan sakte besar sekalipun belum tentu ada bakat seperti Hao Li karena mereka biasanya akan memulai pelatihan pada usia sepuluh tahun agar tubuh mereka mampu bertahan dari tekanan energi yang begitu besar.
"Mereka adalah Hao Li dan Dong Sui, Hao Li kami menemukannya di dalam hutan, kala itu kakinya sedang terluka dan dia menceritakan bahwa dirinya baru saja lolos dari kawanan bandit sementara Dong Sui kami membelinya dari pasar budak" Ujar Ren Duan menjelaskan.
Mendengar hal itu patriark sakte Pedang Pelindung hanya menganggukkan kepalanya kemudian ia kembali menatap keempatnya.
"Kalian bisa pergi, dan tinggalkan anak laki laki ini ditempat ini, aku memiliki urusan yang harus diselesaikan dengannya" Ujar Patriark sakte kemudian dengan taat diikuti oleh ketiganya meninggalkan Hao Li di tempat itu bersama patriark sakte.
"Anak muda, aku memiliki penawaran untukmu"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved