Bab 5 Masuk Ke Hutan Binatang Buas

by 4 wahyudi 12:20,Dec 28,2021
"Pergi!" Teriak Hao Bingyun membentak keduanya karena mereka tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya.

Nie Anwei kemudian berbalik dan menyerahkan cincin perak yang sebelumnya diberikan oleh Hao Bingyun kepada Hao Li dan menyuruhnya untuk segera pergi dari sana.

"Li'er, kau larilah secepatnya, ibu akan menyusul" Ujar Nie Anwei sambil menyerahkan cincin yang ada di tangannya.

"Ibu, jangan pergi" Ujar Hao Li berusaha menahan tangan Nie Anwei, tetapi tindakan itu tidak ditepis oleh Nie Anwei,

"Jika kau memiliki kesempatan pergilah ke kekaisaran Han dan temui kakekmu, dia akan mengurusmu dan memberikan semua kebutuhan yang kau perlukan!" Ujar Nie Anwei kemudian dia berdiri di samping suaminya dan membiarkan Hao Li pergi dari sana.

"Tidak, aku tidak boleh pergi! ayah dan ibu berada dalam masalah, aku tidak bisa meninggalkan mereka berdua" Batin Hao Li yang mana dalam pikiran yang berkecamuk Hao Li hanya bisa terdiam di tempatnya saat ini.

"Pergilah Li'er, masa depan ada ditanganmu dan jika kau ada di sini perubahan tidak akan pernah terjadi" Sekilas Hao Li mendengar suara ibunya dan ketika dia menoleh ke arah ibunya dia menemukan ibunya hanya fokus terhadap orang orang yang menghadang mereka saat ini.

"Benar, aku tidak bisa berada di sini, masa depan dunia persilatan ada di tanganku, aku tidak bisa membiarkan semua kejadian sebelumnya terulang lagi!" Hao Li mulai berbalik dan berlari pergi dari sana.

Dia benar benar bisa merasakan sebuah penyesalan karena harus meninggalkan orang tuanya sendirian menghadapi orang orang itu tapi dia tidak memiliki pilihan lain.

Kejadian di masa depan akan memakan banyak korban jiwa dan dia yang memiliki memori mengenai masa depan tidak akan membiarkan masa depan terulang kembali.

"Jangan biarkan anak itu lari, kalian berdua kejar anak itu dan jika perlu bunuh dia" Ujar salah satu dari mereka memerintahkan dua orang bersenjata panah dan sebilah pedang untuk menangkap Hao Li karena anak itu bisa menjadi ancaman bagi mereka.

Jika Hao Li melaporkan apa yang mereka lakukan pada pemerinta kota terdekat maka mereka bisa menjadi buron di seluruh kekaisaran Yun.

Dengan segera, dua orang yang ditunjuk segera berlari mengejar Hao Li masuk ke dalam hutan.

"Lebih baik kalian menuruti apa keinginan kami jika tidak ingin anak kalian meregang nyawa di tangan kami" Ujar salah satu penjahat sambil menatap tajam ke arah Hao Bingyun dan istrinya.

"Kau pikir kami bisa dibodohi, aku yakin dengan putraku, dia tidak akan mati ditangan kalian" Ujar Hao Bingyun kemudian kemudian ia berlari ke arah para penjahat.

"Kau pikir dengan kemampuanmu saat ini dapat mengalahkan kami, kau hanya semut yang datang mengantarkan nyawamu" Ujar salah satu dari mereka kemudian menghujamkan pedang yang berada di tangannya ke arah Hao Bingyun.

Pedang itu melesat begitu cepat hingga menusuk perut Hao Bingyun hingga tembus sampai punggungnya, darah segar menyembur dari mulut Hao Bingyun sesaat setelah pedang itu menusuk perutnya.

"Tidak!" Teriak Nie Anwei kemudian dia bergegas menghampiri tubuh Hao Bingyun yang sudah tergeletak tak bernyawa di atas tanah dengan darah yang mengalir dari perutnya.

Tetapi sebelum ia sampai pada Hao Bingyun, para penjahat terlebih dahulu memegang tangan Nie Anwei membuat Nie Anwei memberontak berusaha melepaskan diri.

"Nona, lebih baik kau lupakan suamimu dan bersenang senang dengan kami" Ujar salah satu dari mereka menjulurkan lidahnya seolah olah Nie Anwei merupakan makanan yang lezat.

"Lepaskan aku, lepaskan, dasar Binatang" Ujar Nie Anwei berusaha melepaskan diri.

Ketika Nie Anwei mengatakan hal itu, para penjahat yang lain segera datang menghampiri dirinya membuat Nie Anwei semakin panik.

Saat itulah, ia melihat sebuah belati tersemat di pinggang salah satu penjahat membuat ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya, ketika penjahat yang memiliki belati itu mendekat ke arahnya, dengan cepat Nie Anwei menarik belati itu dan menghujamkannya kepeperutnya.

Tindakan itu mengejutkan seluruh orang yang berada disana, mereka tidak menyangka bahwa Nie Anwei berani melakukan tindakan bunuh diri demi melindungi harga dirinya.

"Sial, kita tidak mendapatkannya, kalian cepat cari barang berharga yang ada di dalam kereta kudanya, sepertinya kereta kuda itu juga bagus, kita bawa saja semuanya, dan untuk orang itu, kau bunuh saja dia" Ujar salah satu dari mereka menunjuk ke arah kusir.

"Jangan, jangan bunuh saya, saya mohon" Ujar kusir itu tetapi tidak digubris oleh orang orang itu, sebuah pedang dengan cepat melayang dan memenggal kepala kusir itu membuat darah mengalir deras dan mengakhiri nyawa sang kusir.

…….

Hao Li berlari memasuki hutan dengan seluruh tenaga yang dia miliki, meskipun tenaga yang dimiliki oleh Hao Li saat ini masih sangat minim, tetapi kecepatannya dalam berlari tidak perlu diragukan lagi.

Bahkan dengan kecepatannya saat ini, Hao Li mampu mengimbangi kecepatan dari orang orang yang mengejarnya sehingga ia sulit untuk ditangkap.

"Jurus langkah kabut memang sangat berguna, beruntung aku mempelajari jurus ini sebelumnya, jika tidak kemungkinan aku sudah ditangkap oleh mereka sejak tadi" Guman Hao Li sambil terus berlari melewati pepohonan.

Sementara itu, dua orang yang mengejar Hao Li dibuat cukup kesal dengan kecepatan berlari yang ditunjukkan oleh anak kecil itu.

"Apakah anak itu keturunan citah, larinya bahkan secepat angin tanpa menggunakan tenaga dalam" Ujar pria yang mengenakan pedang menatap ke arah Hao Li.

"Secepat apapun dia, dia tidak akan bisa menghindari panahku" Ujar yang lain kemudian ia segera menarik tali busurnya dan meletakkan anak panahnya tepat di tali busur itu.

Ketika pria itu melepaskan anak panahnya, seketika anak panah itu melesat dengan cepat melewati pepohonan dan semak belukar di dalam hutan hingga anak panah itu tepat mengenai betis kaki kanan Hao Li.

Hao Li terjatuh ketika anak panah itu mengenai kakinya, darah segar mulai membasahi celana yang dikenakan oleh Hao Li saat ini.

"Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka, aku harus segera pergi dari sini" Ujar Hao Li kemudian ia bangkit dari tempatnya dan melanjutkan langkah kakinya.

Meskipun masih dapat berlari, tetapi kecepatan yang ditunjukkan oleh Hao Li menjadi banyak berkurang ketika kakinya terkena anak panah.

Hao Li terus berlari hingga ia memasuki sisi hutan yang lebih gelap dibandingkan dengan hutan sebelumnya membuat dua orang yang mengejarnya menghentikan langkahnya.

"Anak itu sudah gila, bahkan kita belum tentu mampu bertahan di hutan binatang buas itu" Ujar pria bersenjata panah menggelengkan kepalanya.

"Kita katakan saja pada mereka bahwa anak itu sudah mati" Ujar pria bersenjata pedang menanggapi sebelum mereka berbalik dan pergi.

....

Hao Li terus berlari masuk ke dalam hutan binatang buas, sebenarnya ia tahu bahaya dari tindakannya saat ini, tetapi ia merasa tidak ada pilihan lain selain melakukan hal itu karena dua orang yang mengejarnya memiliki kekuatan yang tidak bisa ia lawan untuk saat ini.

Ketika dirasa jarak orang orang yang mengejarnya sudah cukup jauh, Hao Li baru berhenti kemudian ia mencari tempat aman dan jauh dari jangkauan binatang buas yang kemungkinan besar dapat memperparah lukanya saat ini.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42