Bab 10 Pembunuh Bayaran

by 4 wahyudi 12:26,Dec 28,2021
Keluarga Xie merupakan salah satu bangsawan yang memiliki pengaruh cukup besar di kekaisaran Yun, sebagian besar keluarga Xie memegang kursi pemerintahan sehingga membuat keluarga ini cukup dipandang jika dibandingkan dengan keluarga bangsawan lainnya.

Meskipun memiliki nama yang besar dan cukup disegani di antara bangsawan lain, nyatanya tak membuat keluarga Xie terbebas dari musuh musuhnya, perkembangan yang cukup baik bagi keluarga Xie justru mengundang lebih banyak musuh yang tidak suka dengan pencapaian yang mereka dapatkan.

Karena hal itulah beberapa musuh keluarga Xie memilih untuk mengirimkan pembunuh bayaran untuk menyingkirkan orang orang yang berpengaruh di keluarga Xie, salah satunya adalah Xie Mei.

Xie Mei merupakan seorang wanita cantik dengan tubuh yang berisi, usianya masih terbilang cukup muda tetapi bakat yang ditunjukkannya mampu membuat setiap pria tergila gila dengannya.

Xie Mei memiliki bisnis jual beli yang cukup besar di kekaisaran Yun, bukan hanya itu, kedekatannya dengan kaisar membuat bisnisnya dengan cepat diterima oleh masyarakat luas sehingga membuat beberapa pebisnis kecil terpaksa menggulung tikar karena bangkrut.

Hal itu juga yang memancing para pebisnis yang bangkrut untuk menyewa beberapa pembunuh untuk menghabisi wanita itu agar tidak menghalangi bisnis yang mereka jalani.

Saat ini di atas kamar penginapan Xie Mei, nampak seorang pria dengan penutup muka tengah mengawasi keadaan, dia tidak dapat bertindak gegabah karena terdapat pendekar di dalam penginapan itu yang kemungkinan akan menggagalkan rencananya.

Pria itu kemudian memindahkan beberapa atap bangunan agar ia dapat masuk kedalam kamar targetnya.

Ketika melihat Xie Mei sendirian di dalam kamar, pria itu kemudian segera melompat turun untuk menjalankan tugasnya.

Kemunculan sosok berjubah hitam dengan penutup muka membuat Xie Mei begitu terkejut, ditambah lagi sosok itu mengeluarkan dua buah belati dari balik jubahnya dan berjalan mendekat ke arahnya.

"Tolong!.... Tolong!" Ujar Xie Mei, pembunuh itu tak menghiraukan teriakan wanita itu, ia kemudian segera melompat ke arah Xie Mei sambil mengarahkan belatinya tepat ke arah wanita cantik itu.

Beruntung wanita itu masih dapat menghindari serangan yang dilancarkan oleh pembunuh itu sehingga serangan yang dilancarkan hanya mengenai kasur dan membuat kasur itu terkoyak.

Bersamaan dengan itu, pintu kamar seketika dibuka dan dua penjaga yang berjaga di depan kamar segera masuk membawa tombak di tangannya dengan panik, mereka menolehkan kepalanya ke arah pembunuh yang mencoba menyerang Xie Mei.

"Siapa disana, jangan bergerak!" Ujar salah satu penjaga sambil mengacungkan tombak yang berada di tangannya dan berjalan ke arah sosok berjubah hitam.

"Sekarang saatnya kalian beraksi!" Ujar sosok berjubah hitam dengan suara lantang, seketika dua orang dengan pakaian yang sama turun dari langit langit tepat di belakang kedua penjaga itu, dengan segera mereka menghujamkan belati yang mereka gunakan ke tubuh dua penjaga itu dari belakang hingga tembus ke perut.

Darah segar mengalir membasahi pakaian kedua penjaga itu sebelum keduanya jatuh ke lantai kehilangan nyawa.

"Nona Xie, tidak ada yang bisa anda lakukan sekarang!" Ujar sosok itu berjalan pendekar sambil menggesekkan kedua belatinya hingga menimbulkan suara yang mengintimidasi.

"Apa mau kalian!" Ujar Xie Mei menatap ketiga sosok berjubah hitam secara bergantian.

"Kami menginginkan nyawa anda nona Xie, mohon nona memberikannya secara sukarela!" Ujar salah satu dari mereka sambil membungkukkan badannya.

"Dasar penjahat!....Tolong!... Tolong!..." Teriak Xie Mei semakin histeris, di tengah keadaan yang begitu menakutkan ia hanya berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya dan membantunya.

"Berteriaklah sesuka hati nona, tidak akan ada yang datang untuk menolong karena kami sudah mengubah ruangan ini menjadi kedap suara, tidak akan ada seorang pun yang akan mendengar teriakan nona" Ujar salah satu sosok berjubah hitam.

Mendengar hal itu, tubuh Xie Mei dibuat semakin bergetar ketakutan, keringat dingin mulai membasahi tubuhnya ketika sosok berjubah itu berjalan semakin mendekat ke arahnya.

…...

Sementara itu, di dalam kamar Ren Duan dan Fu Kuang, nampak Ren Duan tidur sambil mengendus endus sesuatu.

Beberapa saat kemudian, Ren Duan membuka matanya tak percaya dengan bau yang masuk ke dalam hidungnya.

"Ini bau darah!" Ujar Ren Duan kemudian ia melompat dari tempat tidurnya dan menyambar pedang yang selalu ia bawa, ia kemudian beranjak mencari sumber bau yang dia cium.

Ia berlari menyusuri lorong lorong penginapan hingga dirinya sampai di sebuah kamar dimana pintunya terbuka cukup lebar, didalam ruangan itu juga nampak dua pasang kaki yang terkapar di lantai penginapan dengan darah yang mengalir membasahi lantai.

Ketika ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah ruangan itu, tubuhnya seolah olah menabrak sesuatu yang tidak terlihat membuat hidungnya sedikit memerah.

"Ini dinding kedap suara? Orang yang melakukan ini pasti adalah seorang pembunuh!" Ujar Ren Duan sambil memegang dinding transparan yang berada di depannya.

Dinding kedap suara merupakan sebuah alat dimana alat itu mampu menciptakan sebuah ruangan kedap suara, biasanya alat ini memiliki bentuk menyerupai sebuah kristal berwarna putih.

Ketika diaktifkan, alat itu akan menciptakan sebuah ruangan khusus dimana suara didalamnya tidak akan terdengar keluar, alat itu biasa difungsikan sebagai tempat berdiskusi antara pemimpin sekte maupun pedagang besar agar privasi mereka dapat terjaga dari orang luar.

Ren Duan kemudian mengepalkan tangan kanannya dan menyalurkan tenaga yang begitu besar ke tangan kanannya, ia kemudian memukulkan tangannya ke arah dinding kedap suara hingga membuat dinding itu hancur berkeping keping.

Barulah setelah dinding itu hancur, ia dapat mendengar dengan jelas teriakan minta tolong dari dalam kamar itu, dengan segera Ren Duan berlari masuk kedalam kamar.

"Berteriaklah sesuka hati nona, tidak akan ada yang datang untuk menolong karena kami sudah mengubah ruangan ini menjadi kedap suara, tidak akan ada seorang pun yang akan mendengar teriakan nona"

"Aneh sekali, kalian mengatakan bahwa tidak ada yang bisa mendengar teriakan nona ini, tetapi kenapa aku mendengarnya?" Ujar Ren Duan sambil tersenyum mengejek.

"Kau! Bagaimana kau bisa datang kesini!" Ujar salah satu pembunuh mengacungkan senjatanya ke arah Ren Duan.

"Jika kalian tidak sungkan, maka aku juga tidak akan sungkan!" Ujar Ren Duan kemudian ia menarik keluar pedangnya dan dengan cepat melesat ke arah salah satu pembunuh yang mengacungkan senjata ke arahnya.

Suara benturan antara senjata keduanya menimbulkan suara bising yang mengakibatkan banyak orang di dalam penginapan segera terbangun akibat dinding kedap suara yang dipasang oleh para pembunuh telah dihancurkan oleh Ren Duan.

Mereka dengan segera bergegas menuju ke sumber suara untuk melihat apa yang sedang terjadi dan begitu menyaksikan tengah terjadi pertarungan, dengan cepat mereka membubarkan diri agar tidak terlibat dalam pertarungan.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

42