Bab 6 Menjadi Kambing Hitam
by Josh
10:01,Oct 15,2021
Pagi-pagi, Stella Lin terbangun dari mimpi.
Di dalam kamar hanya tersisa dia sendirian.
Dia duduk dengan letih, berselimutkan selimut dengan ekspresi kesepian, kemabukan kemarin malam membuat kepalanya sedikit sakit.
Tiba-tiba, di ekor matanya dia melihat selembar kertas di kepala kasur.
Dia mengambil melihatnya, seketika membuat rasa dipermalukan di hatinya kembali meledak.
“Kamu.... Seharusnya pernah berlatih yoga bukan?”
Walaupun George Chen sudah pergi, dia tetap dapat merasakan ejekan yang kuat dari jejak tulisan itu.
Dia menggaruk rambutnya dengan kesal, Stella Lin memiliki perasaan kesal karena tidak tahu harus melampiaskan amarah ke mana.
Namun yang membuatnya bersyukur adalah lawan sudah meninggalkan tulisan seperti ini, maka masalah kemarin malam seharusnya bisa dibilang sudah dimaafkan.
Kebetulan di saat ini, Hector Wang menelepon.
“Stella, Stella, kamu cepat online lihat nilai pertarunganku, kemarin malam aku sangat hebat, sepuluh kali berturut-turut mendapat MVP!”
Suara Hector Wang di ujung telepon terdengar bersemangat, membuat Stella Lin gila, kemarin malam pacarmu menjadi MVP semalaman, kamu masih hanya memikirkan game?
Dia langsung meledak : “Hector Wang, kamu sudah umur berapa, apa masih begitu kekanak-kanakkan? Menyuruhmu menyiapkan mahar menikah, kapan kamu menyiapkannya untukku? Sebenarnya kamu masih ingin bertunangan tidak? Ingin menikah denganku tidak?”
Hector Wang di ujung telepon sedikit tidak mengerti, dia terdiam beberapa detik, lalu berkata dengan terburu-buru : “Stella kamu jangan marah, keluarga kami sudah sangat bekerja keras mengumpulkan uang, semuanya salah George Chen , si brengsek itu tidak berguna, segera, aku akan segera menikahimu.”
George Chen?!
Tubuh mungil Stella Lin gemetar, orang kemarin malam juga bernama George Chen!
Secara naluriah, dia bertanya : “Siapa George Chen? Apa George Chen yang kamu katakan itu sangat kaya?”
“Kaya apanya!”
Hector Wang memaki : “Dia adalah kakak iparku yang sampah itu, seorang pria miskin, setelah kakakku menikah dengannya ikut tinggal di rumah kontrakan dengannya, bila dia punya uang maka mudah diatur.”
Stella Lin menggelengkan kepala, menertawakan dirinya, George Chen di mulut Hector Wang jelas tidak mungkin pemilik kartu bank bertatahkan Redbud China itu.
“Stella, kamu tunggu dulu, orang tuaku dan kakakku sudah sedang membantu kita mengumpulkan uang, akan segera terkumpul cukup.”
Hector Wang di ujung telepon sepertinya juga marah saat mengungkit George Chen : “Bila bukan kakak ipar bajinganku itu, oh, tidak benar, mantan kakak iparku yang tidak berguna itu, kita berdua sekarang sudah bisa menikah.”
“Apa hubungannya dengannya?” Stella Lin bingung.
“Dia menikahi kakakku, dia menjadi kakak iparku, aku sebagai adiknya ini akan menikah, bukankah dia seharusnya membantu? Dia malah terus menghabiskan uang untuk ibunya yang hampir mati di rumah sakit, tidak hanya tidak membantuku, masih bercerai dengan kakakku, menurutmu dia bajingan bukan?”
Bibir Stella Lin tergagap, tiba-tiba ada perasaan tidak nyaman.
Dia dengan tidak sabar berkata : “Sampai sini dulu, kemarin malam aku lembur semalaman, aku tidur sebentar dulu.” Lalu memutus telepon.
Satu minggu selanjutnya, George Chen bolak-balik dari rumah kontrakan dan rumah sakit, fokus menjaga ibunya.
Setelah melakukan transplantasi hati, pemulihan tubuh ibunya dalam tahap yang stabil, berdasarkan penilaian dokter, dia bisa segera pulang ke rumah untuk istirahat.
Mengenai masalah Stella Lin, dia tidak peduli sama sekali.
Kejadian malam itu hanyalah keinginan sesaat, bila bukan bertemu Hector Wang, ditambah ucapan ejekan dan hinaan Hector Wang padanya, dia sama sekali tidak akan menggunakan kesempatan untuk menyulitkannya.
Hari ini pagi-pagi, George Chen menjaga ibunya semalaman, bersiap kembali ke rumah istirahat sebentar, baru berjalan keluar dari rumah sakit, dia menerima telepon dari perusahaan.
“George Chen, sebenarnya kamu pergi ke mana?” Baru mengangkat telepon, di ujung telepon terdengar suara teriakan pria.
George Chen mengernyitkan kening, di ujung telepon adalah atasan paling tinggi di Perusahaan Real Estate tempatnya bekerja, Si Tua Li.
Di awal saat ibunya sakit keras, dia memohon pada Si Tua Li untuk memberi izin cuti seminggu, beberapa waktu ini terjadi satu demi satu hal, melupakan perihal izin cuti.
“Maaf Si Tua Li, ibuku masuk rumah sakit.” Kata George Chen.
“Apa sudah mati? Apa ibumu sudah mati? Bila tidak mati kamu kembali bekerja!”
Si Tua Li hampir meraung : “Sial, kamu meminta cuti seminggu, aku yang melakukan semua hal, aku setiap hari membantumu membereskan masalah, kamu cepat kembali, lakukan pekerjaan-pekerjaan itu!”
Brak!
Telepon diputus.
“Membereskan masalah? Sebenarnya siapa yang membereskan masalah untuk siapa?”
George Chen tertawa, tatapannya sedikit dingin.
Dia bukannya tidak memiliki kemampuan, saat di sekolah nilainya tinggi di setiap mata pelajaran, bila bukan memikirkan ibu dan keluarga, dia sungguh-sungguh punya kemampuan belajar di luar negeri tanpa perlu ujian, meraih dunia yang lebih luas.
Setelah lulus kuliah, dia bekerja di Perusahaan Real Estate ini, dalam tiga tahun, dia masuk menjadi pengelola perusahaan, menjadi wakil manajer perusahaan.
Bila bukan karena GM di paling atas adalah Si Tua Li, dalam tiga tahun, keberhasilannya tidak hanya ini.
Sedangkan alasan Si Tua Li bisa dengan mudah menutupi kemampuannya sangatlah sederhana, yaitu dia adalah adik ipar CEO perusahaan.
Hanya hubungan tingkat ini saja sudah cukup membuat Si Tua Li yang tidak memiliki kemampuan dan hanya tahu menggoda wanita memiliki posisi stabil sebagai GM.
Beberapa tahun ini, semua hal besar dan kecil perusahaan, mana ada satupun yang tidak dia urus?
Keputusan yang diambil tanpa berpikir dan masalah mana yang dibuat Si Tua Li yang tidak dia selesaikan di belakang?
Yang lebih lucu adalah, CEO perusahaan malah sangat percaya dengan “Kemampuan” Si Tua Li ini, hingga membuatnya bertahun-tahun ini menanggung banyak akibat untuk Si Tua Li.
Di dalam perusahaan, para pegawai diam-diam memberinya nama “Kambing hitam”.
Bila bukan karena gaji wakil manajer yang baik, dia sambil harus mengobati ibunya, sambil harus melayani Della Wang sekeluarga, dia sudah lama berhenti.
Mengeluarkan kartu bank bertatahkan Redbud China, tatapan George Chen berbinar, dengan dingin tertawa : “Sebuah kartu memiliki uang tunai satu miliar RMB, walaupun aku sangat tidak suka cara mengganti rugi dengan uang seperti ni, namun tidak bisa tidak dikatakan, punya uang sungguh bisa membuat orang percaya diri, memiliki lebih banyak pilihan.”
Dingtai Corp.
George Chen baru berjalan masuk perusahaan dengan buru-buru, sudah ditarik Si Tua Li yang panik ke dalam kantor wakil manajer.
Setelah dengan suara “Brak” menutup pintu kantor, Si Tua Li duduk di atas kursi dengan ekspresi murung, kedua kakinya diletakkan di atas meja kantor, sambil menyilangkan kaki, lalu menyalakan sebatang cerutu dengan ekspresi khawatir.
George Chen mengernyit, dia tidak merokok, juga sangat benci bau rokok.
“Bila aku tidak menelepon, kira-kira kamu tidak akan kembali bukan?” Si Tua Li mengeluarkan asap dari mulutnya, tertawa dingin, tangan kirinya mengusap pelan puncak kepalanya yang sedikit botak.
“Tidak, sejujurnya karena masalah ibuku, aku sangat sibuk.” Kata George Chen.
Sebenarnya Si Tua Li juga hanya berusia empat puluh tahun lebih, hanya saja terlalu sering bermain wanita, tubuhnya menjadi lemah, di usia muda ujung kepalanya sudah botak, jadi baru mendapatkan julukan “Si Tua Li”
“He he!”
Si Tua Li tertawa dingin, memicingkan mata berkata : “George Chen, jangan bilang aku sebagai kakak tidak mengingatkanmu, ibumu itu adalah orang penyakitan, aku tahu semua urusanmu selama dua tahun ini, daripada terus menahan orang tua untuk hidup dan menderita, lebih baik membiarkannya pergi dengan gembira, kamu juga bisa fokus sepenuhnya dalam pekerjaan.”
Di mata George Chen muncul kilasan bengis, dia berusaha keras menahan api amarah, bertanya : “Kamu buru-buru menyuruhku kemari, ada masalah apa?”
Brak!
Si Tua Li membanting sebuah dokumen di atas meja, dengan datar berkata : “Kakak iparku sore nanti akan datang ke perusahaan untuk inspeksi, ini adalah kontrak Proyek Rekonstruksi Kota Kumuh di Barat Kota, sialan, hal ini seharusnya kamu yang pergi untuk negosiasi, kamu cuti jadi hanya bisa aku yang mengurusnya, masalah ini yang utama tetap harus menyalahkanmu!”
“Pihak sana sangat bisa minum, membuatku mabuk, menyiksa semalaman, membuatku menandatangani kontrak dengan nilai tinggi ini.”
George Chen juga tidak melihat kontrak, hal yang sama, Si Tua Li tidak hanya melakukannya sekali.
Beberapa gelas arak putih masuk ke dalam perut, begadang semalaman, jangankan kontrak dengan harga tinggi, walaupun menandatangani kontrak dengan harga selangit pun, dia tidak merasa terkejut.
Melihat George Chen tidak bergerak, Si Tua Li menurunkan kakinya dan duduk dengan tegak : “Masalah ini, kamu tahu harus bagaimana melakukannya bukan?”
“Ingin aku menjadi kambing hitam lagi?” George Chen memicingkan mata, dalam tatapannya ada rasa dingin.
Bum!
Telapak tangan Si Tua Li menggebrak meja, memarahi : “Omong kosong apa? Kambing hitam apa? Aku ini sedang peduli padamu, memujimu, kamu kira siapa yang memiliki kualifikasi melakukan hal ini? George Chen bukannya aku membicarakanmu, jadi orang yang paling penting adalah tahu berterima kasih dan membalas budi, kamu baru lulus tiga tahun, bila bukan aku yang menjagamu, hanya dengan kemampuanmu, apa kamu bisa duduk di posisi sekarang?”
George Chen sangat marah dan tertawa, aku sangat berterima kasih padamu!
Bila bukan karena kamu menjagaku, aku sudah lama menjadi GM.
Di dalam kamar hanya tersisa dia sendirian.
Dia duduk dengan letih, berselimutkan selimut dengan ekspresi kesepian, kemabukan kemarin malam membuat kepalanya sedikit sakit.
Tiba-tiba, di ekor matanya dia melihat selembar kertas di kepala kasur.
Dia mengambil melihatnya, seketika membuat rasa dipermalukan di hatinya kembali meledak.
“Kamu.... Seharusnya pernah berlatih yoga bukan?”
Walaupun George Chen sudah pergi, dia tetap dapat merasakan ejekan yang kuat dari jejak tulisan itu.
Dia menggaruk rambutnya dengan kesal, Stella Lin memiliki perasaan kesal karena tidak tahu harus melampiaskan amarah ke mana.
Namun yang membuatnya bersyukur adalah lawan sudah meninggalkan tulisan seperti ini, maka masalah kemarin malam seharusnya bisa dibilang sudah dimaafkan.
Kebetulan di saat ini, Hector Wang menelepon.
“Stella, Stella, kamu cepat online lihat nilai pertarunganku, kemarin malam aku sangat hebat, sepuluh kali berturut-turut mendapat MVP!”
Suara Hector Wang di ujung telepon terdengar bersemangat, membuat Stella Lin gila, kemarin malam pacarmu menjadi MVP semalaman, kamu masih hanya memikirkan game?
Dia langsung meledak : “Hector Wang, kamu sudah umur berapa, apa masih begitu kekanak-kanakkan? Menyuruhmu menyiapkan mahar menikah, kapan kamu menyiapkannya untukku? Sebenarnya kamu masih ingin bertunangan tidak? Ingin menikah denganku tidak?”
Hector Wang di ujung telepon sedikit tidak mengerti, dia terdiam beberapa detik, lalu berkata dengan terburu-buru : “Stella kamu jangan marah, keluarga kami sudah sangat bekerja keras mengumpulkan uang, semuanya salah George Chen , si brengsek itu tidak berguna, segera, aku akan segera menikahimu.”
George Chen?!
Tubuh mungil Stella Lin gemetar, orang kemarin malam juga bernama George Chen!
Secara naluriah, dia bertanya : “Siapa George Chen? Apa George Chen yang kamu katakan itu sangat kaya?”
“Kaya apanya!”
Hector Wang memaki : “Dia adalah kakak iparku yang sampah itu, seorang pria miskin, setelah kakakku menikah dengannya ikut tinggal di rumah kontrakan dengannya, bila dia punya uang maka mudah diatur.”
Stella Lin menggelengkan kepala, menertawakan dirinya, George Chen di mulut Hector Wang jelas tidak mungkin pemilik kartu bank bertatahkan Redbud China itu.
“Stella, kamu tunggu dulu, orang tuaku dan kakakku sudah sedang membantu kita mengumpulkan uang, akan segera terkumpul cukup.”
Hector Wang di ujung telepon sepertinya juga marah saat mengungkit George Chen : “Bila bukan kakak ipar bajinganku itu, oh, tidak benar, mantan kakak iparku yang tidak berguna itu, kita berdua sekarang sudah bisa menikah.”
“Apa hubungannya dengannya?” Stella Lin bingung.
“Dia menikahi kakakku, dia menjadi kakak iparku, aku sebagai adiknya ini akan menikah, bukankah dia seharusnya membantu? Dia malah terus menghabiskan uang untuk ibunya yang hampir mati di rumah sakit, tidak hanya tidak membantuku, masih bercerai dengan kakakku, menurutmu dia bajingan bukan?”
Bibir Stella Lin tergagap, tiba-tiba ada perasaan tidak nyaman.
Dia dengan tidak sabar berkata : “Sampai sini dulu, kemarin malam aku lembur semalaman, aku tidur sebentar dulu.” Lalu memutus telepon.
Satu minggu selanjutnya, George Chen bolak-balik dari rumah kontrakan dan rumah sakit, fokus menjaga ibunya.
Setelah melakukan transplantasi hati, pemulihan tubuh ibunya dalam tahap yang stabil, berdasarkan penilaian dokter, dia bisa segera pulang ke rumah untuk istirahat.
Mengenai masalah Stella Lin, dia tidak peduli sama sekali.
Kejadian malam itu hanyalah keinginan sesaat, bila bukan bertemu Hector Wang, ditambah ucapan ejekan dan hinaan Hector Wang padanya, dia sama sekali tidak akan menggunakan kesempatan untuk menyulitkannya.
Hari ini pagi-pagi, George Chen menjaga ibunya semalaman, bersiap kembali ke rumah istirahat sebentar, baru berjalan keluar dari rumah sakit, dia menerima telepon dari perusahaan.
“George Chen, sebenarnya kamu pergi ke mana?” Baru mengangkat telepon, di ujung telepon terdengar suara teriakan pria.
George Chen mengernyitkan kening, di ujung telepon adalah atasan paling tinggi di Perusahaan Real Estate tempatnya bekerja, Si Tua Li.
Di awal saat ibunya sakit keras, dia memohon pada Si Tua Li untuk memberi izin cuti seminggu, beberapa waktu ini terjadi satu demi satu hal, melupakan perihal izin cuti.
“Maaf Si Tua Li, ibuku masuk rumah sakit.” Kata George Chen.
“Apa sudah mati? Apa ibumu sudah mati? Bila tidak mati kamu kembali bekerja!”
Si Tua Li hampir meraung : “Sial, kamu meminta cuti seminggu, aku yang melakukan semua hal, aku setiap hari membantumu membereskan masalah, kamu cepat kembali, lakukan pekerjaan-pekerjaan itu!”
Brak!
Telepon diputus.
“Membereskan masalah? Sebenarnya siapa yang membereskan masalah untuk siapa?”
George Chen tertawa, tatapannya sedikit dingin.
Dia bukannya tidak memiliki kemampuan, saat di sekolah nilainya tinggi di setiap mata pelajaran, bila bukan memikirkan ibu dan keluarga, dia sungguh-sungguh punya kemampuan belajar di luar negeri tanpa perlu ujian, meraih dunia yang lebih luas.
Setelah lulus kuliah, dia bekerja di Perusahaan Real Estate ini, dalam tiga tahun, dia masuk menjadi pengelola perusahaan, menjadi wakil manajer perusahaan.
Bila bukan karena GM di paling atas adalah Si Tua Li, dalam tiga tahun, keberhasilannya tidak hanya ini.
Sedangkan alasan Si Tua Li bisa dengan mudah menutupi kemampuannya sangatlah sederhana, yaitu dia adalah adik ipar CEO perusahaan.
Hanya hubungan tingkat ini saja sudah cukup membuat Si Tua Li yang tidak memiliki kemampuan dan hanya tahu menggoda wanita memiliki posisi stabil sebagai GM.
Beberapa tahun ini, semua hal besar dan kecil perusahaan, mana ada satupun yang tidak dia urus?
Keputusan yang diambil tanpa berpikir dan masalah mana yang dibuat Si Tua Li yang tidak dia selesaikan di belakang?
Yang lebih lucu adalah, CEO perusahaan malah sangat percaya dengan “Kemampuan” Si Tua Li ini, hingga membuatnya bertahun-tahun ini menanggung banyak akibat untuk Si Tua Li.
Di dalam perusahaan, para pegawai diam-diam memberinya nama “Kambing hitam”.
Bila bukan karena gaji wakil manajer yang baik, dia sambil harus mengobati ibunya, sambil harus melayani Della Wang sekeluarga, dia sudah lama berhenti.
Mengeluarkan kartu bank bertatahkan Redbud China, tatapan George Chen berbinar, dengan dingin tertawa : “Sebuah kartu memiliki uang tunai satu miliar RMB, walaupun aku sangat tidak suka cara mengganti rugi dengan uang seperti ni, namun tidak bisa tidak dikatakan, punya uang sungguh bisa membuat orang percaya diri, memiliki lebih banyak pilihan.”
Dingtai Corp.
George Chen baru berjalan masuk perusahaan dengan buru-buru, sudah ditarik Si Tua Li yang panik ke dalam kantor wakil manajer.
Setelah dengan suara “Brak” menutup pintu kantor, Si Tua Li duduk di atas kursi dengan ekspresi murung, kedua kakinya diletakkan di atas meja kantor, sambil menyilangkan kaki, lalu menyalakan sebatang cerutu dengan ekspresi khawatir.
George Chen mengernyit, dia tidak merokok, juga sangat benci bau rokok.
“Bila aku tidak menelepon, kira-kira kamu tidak akan kembali bukan?” Si Tua Li mengeluarkan asap dari mulutnya, tertawa dingin, tangan kirinya mengusap pelan puncak kepalanya yang sedikit botak.
“Tidak, sejujurnya karena masalah ibuku, aku sangat sibuk.” Kata George Chen.
Sebenarnya Si Tua Li juga hanya berusia empat puluh tahun lebih, hanya saja terlalu sering bermain wanita, tubuhnya menjadi lemah, di usia muda ujung kepalanya sudah botak, jadi baru mendapatkan julukan “Si Tua Li”
“He he!”
Si Tua Li tertawa dingin, memicingkan mata berkata : “George Chen, jangan bilang aku sebagai kakak tidak mengingatkanmu, ibumu itu adalah orang penyakitan, aku tahu semua urusanmu selama dua tahun ini, daripada terus menahan orang tua untuk hidup dan menderita, lebih baik membiarkannya pergi dengan gembira, kamu juga bisa fokus sepenuhnya dalam pekerjaan.”
Di mata George Chen muncul kilasan bengis, dia berusaha keras menahan api amarah, bertanya : “Kamu buru-buru menyuruhku kemari, ada masalah apa?”
Brak!
Si Tua Li membanting sebuah dokumen di atas meja, dengan datar berkata : “Kakak iparku sore nanti akan datang ke perusahaan untuk inspeksi, ini adalah kontrak Proyek Rekonstruksi Kota Kumuh di Barat Kota, sialan, hal ini seharusnya kamu yang pergi untuk negosiasi, kamu cuti jadi hanya bisa aku yang mengurusnya, masalah ini yang utama tetap harus menyalahkanmu!”
“Pihak sana sangat bisa minum, membuatku mabuk, menyiksa semalaman, membuatku menandatangani kontrak dengan nilai tinggi ini.”
George Chen juga tidak melihat kontrak, hal yang sama, Si Tua Li tidak hanya melakukannya sekali.
Beberapa gelas arak putih masuk ke dalam perut, begadang semalaman, jangankan kontrak dengan harga tinggi, walaupun menandatangani kontrak dengan harga selangit pun, dia tidak merasa terkejut.
Melihat George Chen tidak bergerak, Si Tua Li menurunkan kakinya dan duduk dengan tegak : “Masalah ini, kamu tahu harus bagaimana melakukannya bukan?”
“Ingin aku menjadi kambing hitam lagi?” George Chen memicingkan mata, dalam tatapannya ada rasa dingin.
Bum!
Telapak tangan Si Tua Li menggebrak meja, memarahi : “Omong kosong apa? Kambing hitam apa? Aku ini sedang peduli padamu, memujimu, kamu kira siapa yang memiliki kualifikasi melakukan hal ini? George Chen bukannya aku membicarakanmu, jadi orang yang paling penting adalah tahu berterima kasih dan membalas budi, kamu baru lulus tiga tahun, bila bukan aku yang menjagamu, hanya dengan kemampuanmu, apa kamu bisa duduk di posisi sekarang?”
George Chen sangat marah dan tertawa, aku sangat berterima kasih padamu!
Bila bukan karena kamu menjagaku, aku sudah lama menjadi GM.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved