Bab 14 Orang yang bak Dewa tetapi memiliki mulut yang beracun
by Aurora
10:27,Sep 07,2021
Layla Tsu hanya merasa sedikit tidak nyaman. Graysen Lu terlalu dekat dengannya, Graysen begitu dekat hingga dia bisa mencium aroma tubuh Graysen Lu yang segar dan dingin, aroma dingin yang sangat sulit diungkapkan ini sangat harum.
Dia sedikit bergerak. Ketika dia mendongkak dia melihat kedua orang tadi sedang tercengang.
Bibir lembut Layla Tsu bergerak melewati rahang Graysen Lu.
Karena saat ini Graysen Lu sedang menundukkan kepalanya untuk berbicara dengannya dan Layla Tsu juga kebetulan mendongkak.
Melody Meng yang sedang berdiri di samping tentu saja tidak melewatkan adegan ini.
Kedua matanya seolah akan mengeluarkan api, menurutnya Layla Tsu memang sengaja merayu Graysen.
Kalau tidak, di depan keramaian, mengapa bibir Layla Tsu bisa kebetulan mencium tempat itu?
Telinga Layla Tsu sedikit merah dan perlahan-lahan rona merah itu menjadi semakin mencolok dan memabukkan seolah dia telah menggunakan perona wajah.
Graysen Lu melihatnya dan merasa telinga gadis kecil yang bulat dan kecil itu sekarang terlihat memerah dan sangat imut, melihatnya membuatnya ingin menjulurkan tangan dan menekan-nekannya.
Dia menggerakkan jari-jarinya dan menatap penjaga toko. Ekspresi wajahnya acuh tak acuh dan sorot matanya dingin: "Mengapa kamu tidak membungkusnya untuk Nona Tsu?"
Layla Tsu menyerahkan kalung itu dan penjaga toko bergegas mengambil kartunya.
Layla Tsu tidak berencana berlama-lama di sini.
Melody Meng menatap Graysen Lu dengan ekspresi wajah terluka.
"Kak Seven~"
Graysen Lu berkata dengan dingin, "Kamu memanggilku Kak Seven? Memangnya kamu pantas?"
Mata Melody Meng langsung memerah dan dia menatap Layla Tsu. Dia sangat ingin menembakknya dengan puluhan ribu anak panah.
“Nona Tsu, tunggu sebentar.” saat melihat Layla Tsu hendak pergi, Graysen Lu bergegas berkata dengan lembut.
Graysen Lu baru saja membantunya. Layla Tsu berpikir, menghancurkan jembatan setelah menyeberangi sungai sama sekali bukan gayanya . Oleh karena itu, ketika dia mendengar Graysen Lu memanggilnya, dia menjawab dengan patuh: "Baik, Tuan Lu."
Dia berdiri diam lalu mendongkak untuk melihat Graysen Lu, setelah itu dia mengalihkan pandangannya dengan sedikit tidak nyaman.
Beberapa hari tidak bertemu sepertinya Graysen Lu menjadi semakin tampan.
Hari ini dia masih mengenakan pakaian formal. Tubuhnya tegak, kakinya panjang, bahunya lebar, serta pinggulnya dan pinggangnya ramping.
Kelihatannya Melody Meng menyukai Graysen Lu. Begitu Graysen Lu masuk, Melody Meng langsung terlihat lemah lembut dan pemalu, tetapi dia tidak disukai oleh Graysen Lu.
Bahkan saat dia memanggilnya Kak Seven, dia ditegur.
Penjaga toko itu merasa cemas, hari ini dia salah melihat? Di Kota Feng Cheng Keluarga Meng juga merupakan keluarga kaya yang terpandang.
Setiap kali Melody Meng datang ke sini untuk membeli perhiasan, dia membeli barang senilai puluhan miliyar tanpa berkedip. Dia sudah tidak asing lagi dengan Melody Meng dan dia selalu berusaha menyanjungnya. Namun, tak disangka Layla Tsu yang terlihat asing, malah memiliki dukungan bos besar?
Yang terdengar hanya suara Graysen Lu memberi tahu Moreno Cui , asisten yang berada disampingnya : "Potong bonus kuartal manajer dan kepala toko di toko ini. Sementara dia, langsung berhentikan saja."
Sudut bibir Layla Tsu terangkat dan membentuk senyuman. Dia melihat semua kejadian ini dengan ekspresi wajah tidak berdosa dan tidak terlihat terkejut.
Meskipun dia masih sangat muda, dia sudah sering melihat hal seperti ini. Hal yang paling tabu dalam berbisnis adalah membeda-bedakan pelanggan.
Meskipun kamu memiliki penglihatan yang bagus, akan ada saat di mana kamu membuat penilaian yang salah.
Penjaga toko ini jelas sekali melanggar profesionalisme dalam bekerja. Tidak, dia sama sekali tidak profesional dalam bekerja.
Mata penjaga toko itu langsung memerah: "Tuan Lu, saya salah, bisakah Anda memberi saya satu kesempatan lagi."
Dia tidak ingin kehilangan kesempatan kerja ini.
Butuh banyak jerih payah baginya untuk bisa masuk ke toko perhiasan ini. Perhiasan yang berada di bawah naungan Graysen Lu sangat populer dan penjualannya selalu sangat baik. Komisi dalam satu bulan yang bisa dia perolah di sini sangat mengesankan, tidak kurang dari gaji beberapa pekerja kerah putih senior.
“Beri kamu kesempatan lagi? Lalu membiarkan mata anjingmu memandang rendah orang?” kata Graysen Lu, mulutnya sangat beracun.
“Sebelumnya saat kamu menjalani pelatihan, apakah telingamu sedang mengipasi nyamuk atau otakmu kemasukan air? Asalkan pelanggan masuk ke toko, mereka adalah Raja. Apakah ada Raja yang dibedakan menjadi beberapa tingkatan? Siapa yang duluan dan siapa yang belakangan, apakah aturan seperti ini masih perlu aku ajarkan padamu? Siapa pun yang duluan memilih yang berhak mendapatkannya. Ataukah kamu mengira jika kamu menyenangkan Nona Meng, karirmu akan melejit? Aku tidak tahu karyawan di tokoku perlu menyenangkan orang luar?"
Penjaga toko itu dimarahi hingga tidak kuasa menahan air mata.
Mengerikan sekali, Tuan Lu sangat mengerikan.
Tanpa sadar Moreno Cui berdiri sedikit lebih jauh dari Graysen Lu.
Tuan Muda Ketujuh Keluarga Lu ini berada di peringkat ketujuh di antara kerabat dalam keluarga dan merupakan yang paling muda. Karena memiliki paras yang terlalu luar biasa, sejak kecil dia selalu disayangi.
Siapa pun yang memiliki sesuatu yang baik akan memikirkannya terlebih dahulu.
Tuan Muda Ketujuh ini terlihat seperti Dewa, tetapi dia terkenal memiliki mulut yang beracun dan dia tidak pernah berbicara dengan lembut kepada orang lain.
Dimarahi habis-habisan olehnya karena melakukan kesalahan dan melanggar prinsip merupakan hal yang sering terjadi.
Dia adalah orang yang memiliki dua prinsip. Terhadap orang-orang yang dia sukai, dia akan melindunginya dengan segala cara, dan terhadap hal atau orang yang tidak dia sukai, dia akan he he he.
Jelas sekali, Nona Tsu ini adalah orang yang penting di dalam hati Graysen Lu. Baru bertemu dia langsung melindunginya.
Melody Meng hampir tidak bisa mempercayai telinganya.
Graysen Lu memarahi seorang penjaga toko demi Layla Tsu?
Penjaga toko itu menangis dan melirik Layla Tsu. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu, asalkan dia meminta maaf dan meminta pengampunan dari Layla Tsu dan jika Layla Tsu membantunya meminta ampun, maka Graysen Lu pasti akan mengampuninya.
Dia melangkah maju dan menarik tangan Layla Tsu, tetapi Layla Tsu menyingkir dengan ekspresi wajah datar.
Hasilnya, Layla Tsu mundur dan menabrak dinding daging milik Graysen Lu yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.
Di musim panas pakaian yang dikenakannya tidak banyak. Meskipun Graysen Lu mengenakan dua lapisan pakaian, tetapi saat ini jasnya terbuka dan mereka hanya terhalang oleh pakaian yang tipis, Layla Tsu bisa merasakan kehagatan suhu tubuh pria itu. Seperti kompor, panasnya yang membara seakan bisa membakar seseorang.
Graysen Lu tanpa sadar menjulurkan tangan untuk menangkap Layla Tsu. Sepasang tangan yang besar dengan sopan menopang bahu Layla Tsu.
Telapak tangannya kering dan hangat. Layla Tsu hanya merasa di bagian bahunya yang dipegang olehnya seolah-olah dialiri dengan listrik. Di saat yang sama, juga terasa terbakar dan panas. Dia bergerak dengan tidak nyaman.
Saat ini Layla Tsu terlihat seolah-olah sedang berinisiatif menyerahkan diri ke dalam pelukannya.
Untungnya, Graysen Lu juga segera melepaskan Layla Tsu.
Penjaga toko itu menangis dan berkata, "Nona Tsu, Anda adalah orang yang berhati besar. Saya memiliki mata tetapi tidak mengenali Gunung Tai, tolong beri tahu Tuan Lu untuk tidak memecat saya~"
Melihat Layla Tsu terlihat masih muda, dia merasa Layla pasti belum pernah melihat dunia.
Dia masih muda, pasti merasa dunia sangat indah dan tidak dapat menerima penghinaan. Selain itu dia juga mendapat permohonan seseorang di depan Graysen Lu, bagaimanapun juga dia pasti akan berusaha meninggalkan kesan murah hati dan lembut kepadanya.
Graysen Lu mengerutkan dahinya, orang ini benar-benar tidak tahu diri dan masih ingin mempersulit Layla Tsu.
Dia melihat Layla Tsu mengangkat alisnya. Sepasang mata nan indah itu sedikit menyipit lalu suara yang lembut dan manis terdengar di telinga orang-orang. Suaranya yang segar seperti meminum seteguk es jus semangka di musim panas yang panas mengalun dengan merdu: "Apakah kamu telah lakukan sesuatu sehingga membutuhkan maaf dariku? Apakah karena aku memasuki toko dan kamu mengira aku tidak punya uang jadi kamu mengabaikanku? Ataukah kamu ingin menyenangkan Nona Meng jadi bersikeras tidak mau membungkuskan kalung untukku dan memproses pembayaranku? Tidak masalah, lagipula aku sudah mendapatkan kalung ini."
Begitu topik pembicaaan berubah, Layla Tsu melanjutkan berkata: "Mengenai Tuan Lu memberhentikanmu atau tidak, Tuan Lu memiliki pertimbangannya sendiri, apakah itu merupakan sesuatu yang bisa aku campuri?"
Dia sedikit bergerak. Ketika dia mendongkak dia melihat kedua orang tadi sedang tercengang.
Bibir lembut Layla Tsu bergerak melewati rahang Graysen Lu.
Karena saat ini Graysen Lu sedang menundukkan kepalanya untuk berbicara dengannya dan Layla Tsu juga kebetulan mendongkak.
Melody Meng yang sedang berdiri di samping tentu saja tidak melewatkan adegan ini.
Kedua matanya seolah akan mengeluarkan api, menurutnya Layla Tsu memang sengaja merayu Graysen.
Kalau tidak, di depan keramaian, mengapa bibir Layla Tsu bisa kebetulan mencium tempat itu?
Telinga Layla Tsu sedikit merah dan perlahan-lahan rona merah itu menjadi semakin mencolok dan memabukkan seolah dia telah menggunakan perona wajah.
Graysen Lu melihatnya dan merasa telinga gadis kecil yang bulat dan kecil itu sekarang terlihat memerah dan sangat imut, melihatnya membuatnya ingin menjulurkan tangan dan menekan-nekannya.
Dia menggerakkan jari-jarinya dan menatap penjaga toko. Ekspresi wajahnya acuh tak acuh dan sorot matanya dingin: "Mengapa kamu tidak membungkusnya untuk Nona Tsu?"
Layla Tsu menyerahkan kalung itu dan penjaga toko bergegas mengambil kartunya.
Layla Tsu tidak berencana berlama-lama di sini.
Melody Meng menatap Graysen Lu dengan ekspresi wajah terluka.
"Kak Seven~"
Graysen Lu berkata dengan dingin, "Kamu memanggilku Kak Seven? Memangnya kamu pantas?"
Mata Melody Meng langsung memerah dan dia menatap Layla Tsu. Dia sangat ingin menembakknya dengan puluhan ribu anak panah.
“Nona Tsu, tunggu sebentar.” saat melihat Layla Tsu hendak pergi, Graysen Lu bergegas berkata dengan lembut.
Graysen Lu baru saja membantunya. Layla Tsu berpikir, menghancurkan jembatan setelah menyeberangi sungai sama sekali bukan gayanya . Oleh karena itu, ketika dia mendengar Graysen Lu memanggilnya, dia menjawab dengan patuh: "Baik, Tuan Lu."
Dia berdiri diam lalu mendongkak untuk melihat Graysen Lu, setelah itu dia mengalihkan pandangannya dengan sedikit tidak nyaman.
Beberapa hari tidak bertemu sepertinya Graysen Lu menjadi semakin tampan.
Hari ini dia masih mengenakan pakaian formal. Tubuhnya tegak, kakinya panjang, bahunya lebar, serta pinggulnya dan pinggangnya ramping.
Kelihatannya Melody Meng menyukai Graysen Lu. Begitu Graysen Lu masuk, Melody Meng langsung terlihat lemah lembut dan pemalu, tetapi dia tidak disukai oleh Graysen Lu.
Bahkan saat dia memanggilnya Kak Seven, dia ditegur.
Penjaga toko itu merasa cemas, hari ini dia salah melihat? Di Kota Feng Cheng Keluarga Meng juga merupakan keluarga kaya yang terpandang.
Setiap kali Melody Meng datang ke sini untuk membeli perhiasan, dia membeli barang senilai puluhan miliyar tanpa berkedip. Dia sudah tidak asing lagi dengan Melody Meng dan dia selalu berusaha menyanjungnya. Namun, tak disangka Layla Tsu yang terlihat asing, malah memiliki dukungan bos besar?
Yang terdengar hanya suara Graysen Lu memberi tahu Moreno Cui , asisten yang berada disampingnya : "Potong bonus kuartal manajer dan kepala toko di toko ini. Sementara dia, langsung berhentikan saja."
Sudut bibir Layla Tsu terangkat dan membentuk senyuman. Dia melihat semua kejadian ini dengan ekspresi wajah tidak berdosa dan tidak terlihat terkejut.
Meskipun dia masih sangat muda, dia sudah sering melihat hal seperti ini. Hal yang paling tabu dalam berbisnis adalah membeda-bedakan pelanggan.
Meskipun kamu memiliki penglihatan yang bagus, akan ada saat di mana kamu membuat penilaian yang salah.
Penjaga toko ini jelas sekali melanggar profesionalisme dalam bekerja. Tidak, dia sama sekali tidak profesional dalam bekerja.
Mata penjaga toko itu langsung memerah: "Tuan Lu, saya salah, bisakah Anda memberi saya satu kesempatan lagi."
Dia tidak ingin kehilangan kesempatan kerja ini.
Butuh banyak jerih payah baginya untuk bisa masuk ke toko perhiasan ini. Perhiasan yang berada di bawah naungan Graysen Lu sangat populer dan penjualannya selalu sangat baik. Komisi dalam satu bulan yang bisa dia perolah di sini sangat mengesankan, tidak kurang dari gaji beberapa pekerja kerah putih senior.
“Beri kamu kesempatan lagi? Lalu membiarkan mata anjingmu memandang rendah orang?” kata Graysen Lu, mulutnya sangat beracun.
“Sebelumnya saat kamu menjalani pelatihan, apakah telingamu sedang mengipasi nyamuk atau otakmu kemasukan air? Asalkan pelanggan masuk ke toko, mereka adalah Raja. Apakah ada Raja yang dibedakan menjadi beberapa tingkatan? Siapa yang duluan dan siapa yang belakangan, apakah aturan seperti ini masih perlu aku ajarkan padamu? Siapa pun yang duluan memilih yang berhak mendapatkannya. Ataukah kamu mengira jika kamu menyenangkan Nona Meng, karirmu akan melejit? Aku tidak tahu karyawan di tokoku perlu menyenangkan orang luar?"
Penjaga toko itu dimarahi hingga tidak kuasa menahan air mata.
Mengerikan sekali, Tuan Lu sangat mengerikan.
Tanpa sadar Moreno Cui berdiri sedikit lebih jauh dari Graysen Lu.
Tuan Muda Ketujuh Keluarga Lu ini berada di peringkat ketujuh di antara kerabat dalam keluarga dan merupakan yang paling muda. Karena memiliki paras yang terlalu luar biasa, sejak kecil dia selalu disayangi.
Siapa pun yang memiliki sesuatu yang baik akan memikirkannya terlebih dahulu.
Tuan Muda Ketujuh ini terlihat seperti Dewa, tetapi dia terkenal memiliki mulut yang beracun dan dia tidak pernah berbicara dengan lembut kepada orang lain.
Dimarahi habis-habisan olehnya karena melakukan kesalahan dan melanggar prinsip merupakan hal yang sering terjadi.
Dia adalah orang yang memiliki dua prinsip. Terhadap orang-orang yang dia sukai, dia akan melindunginya dengan segala cara, dan terhadap hal atau orang yang tidak dia sukai, dia akan he he he.
Jelas sekali, Nona Tsu ini adalah orang yang penting di dalam hati Graysen Lu. Baru bertemu dia langsung melindunginya.
Melody Meng hampir tidak bisa mempercayai telinganya.
Graysen Lu memarahi seorang penjaga toko demi Layla Tsu?
Penjaga toko itu menangis dan melirik Layla Tsu. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu, asalkan dia meminta maaf dan meminta pengampunan dari Layla Tsu dan jika Layla Tsu membantunya meminta ampun, maka Graysen Lu pasti akan mengampuninya.
Dia melangkah maju dan menarik tangan Layla Tsu, tetapi Layla Tsu menyingkir dengan ekspresi wajah datar.
Hasilnya, Layla Tsu mundur dan menabrak dinding daging milik Graysen Lu yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.
Di musim panas pakaian yang dikenakannya tidak banyak. Meskipun Graysen Lu mengenakan dua lapisan pakaian, tetapi saat ini jasnya terbuka dan mereka hanya terhalang oleh pakaian yang tipis, Layla Tsu bisa merasakan kehagatan suhu tubuh pria itu. Seperti kompor, panasnya yang membara seakan bisa membakar seseorang.
Graysen Lu tanpa sadar menjulurkan tangan untuk menangkap Layla Tsu. Sepasang tangan yang besar dengan sopan menopang bahu Layla Tsu.
Telapak tangannya kering dan hangat. Layla Tsu hanya merasa di bagian bahunya yang dipegang olehnya seolah-olah dialiri dengan listrik. Di saat yang sama, juga terasa terbakar dan panas. Dia bergerak dengan tidak nyaman.
Saat ini Layla Tsu terlihat seolah-olah sedang berinisiatif menyerahkan diri ke dalam pelukannya.
Untungnya, Graysen Lu juga segera melepaskan Layla Tsu.
Penjaga toko itu menangis dan berkata, "Nona Tsu, Anda adalah orang yang berhati besar. Saya memiliki mata tetapi tidak mengenali Gunung Tai, tolong beri tahu Tuan Lu untuk tidak memecat saya~"
Melihat Layla Tsu terlihat masih muda, dia merasa Layla pasti belum pernah melihat dunia.
Dia masih muda, pasti merasa dunia sangat indah dan tidak dapat menerima penghinaan. Selain itu dia juga mendapat permohonan seseorang di depan Graysen Lu, bagaimanapun juga dia pasti akan berusaha meninggalkan kesan murah hati dan lembut kepadanya.
Graysen Lu mengerutkan dahinya, orang ini benar-benar tidak tahu diri dan masih ingin mempersulit Layla Tsu.
Dia melihat Layla Tsu mengangkat alisnya. Sepasang mata nan indah itu sedikit menyipit lalu suara yang lembut dan manis terdengar di telinga orang-orang. Suaranya yang segar seperti meminum seteguk es jus semangka di musim panas yang panas mengalun dengan merdu: "Apakah kamu telah lakukan sesuatu sehingga membutuhkan maaf dariku? Apakah karena aku memasuki toko dan kamu mengira aku tidak punya uang jadi kamu mengabaikanku? Ataukah kamu ingin menyenangkan Nona Meng jadi bersikeras tidak mau membungkuskan kalung untukku dan memproses pembayaranku? Tidak masalah, lagipula aku sudah mendapatkan kalung ini."
Begitu topik pembicaaan berubah, Layla Tsu melanjutkan berkata: "Mengenai Tuan Lu memberhentikanmu atau tidak, Tuan Lu memiliki pertimbangannya sendiri, apakah itu merupakan sesuatu yang bisa aku campuri?"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved