Bab 12 Aku Merasa Kasihan

by Tatiana Angelique 16:37,Aug 19,2021
Aswin dapat membaca pikirannya dalam sekali pandang, terutama ketika memikirkan sebelum dia pergi, dia sudah memakinya bukan seorang laki-laki, perkataan ini masih terngiang di telinga, wajah Aswin langsung menjadi lebih gelap.

Melihat tubuh wanita yang indah dan lembut ini, pandangan mata pria ini mulai mengarah ke bawah, nafasnya pun menjadi lebih berantakan.

Tania memejamkan mata dan mulai tidak sadarkan diri.

Tidak tahu berapa banyak minuman yang tidak seharusnya diminum yang diberikan oleh bawahan Bonny, juga tidak tahu berapa banyak waktu yang diperlukan supaya obat yang ada di dalam tubuh wanita ini bisa terurai.

Tania mengalami terlalu banyak kejadian yang menakutkan kemarin, tubuhnya menjadi sangat lelah dan dia pun langsung tertidur nyenyak.

Aswin sudah memiliki jam biologis, seperti biasanya dia akan bangun pagi hari, memandang ekspresi wanita yang tertidur dengan nyenyak di sampingnya, dia merasa sedikit kasihan.

Tania tidur dan baru terbangun pada siang hari, kepalanya masih terasa sangat berat dan pusing.

Dia duduk di tempat tidur, melihat ke sekeliling, menemukan ini adalah ruangan kamar Aswin. Dan dia mulai mengingat kejadian kemarin malam, pria itulah yang menyelamatkannya.

Tania melepaskan selimut dan menemukan bahwa da tidak mengenakan apapun, seluruh tubuhnya dipenuhi bekas ciuman. Sepertinya pria ini bukan seorang impoten seperti yang dikatakan Henny, rahasia yang tersembunyi sedalam ini, membuat orang tidak bisa melihatnya.

Dia melihat ada jubah mandi baru, yang sudah dilipat di ujung tempat tidur, dia mengambil, memakainya dan pergi ke kamar mandi.

Ketika terakhir kali Tania meninggalkan tempat ini, dia sudah membawa seluruh pakaiannya, kemeja yang kemarin dia kenakan juga sudah robek, dia tidak tahu apa yang harus dikenakan. Dia berpikir ingin mengambil sebuah kemeja pria itu untuk menutupi tubuhnya.

Dia berjalan ke ruang ganti dan melihat di sebelah kiri sudah tergantung dengan rapi satu deret pakaian wanita, ketika melihat ini adalah pakaian dari Hermes Official, dia sangat akrab karena sejak lahir dia terus mengenakan ini hingga Yuni menikah dan masuk ke keluarga Dalmian, kemudian semua pakaiannya diambil oleh Henny.

Tania membuka laci di bawah lemari, di dalam nya juga disimpan pakaian dalam wanita dan ini adalah ukuran miliknya.

Dia mengenakan sebuah pakaian berwarna krem, ketika turun ke bawah, dia melihat Aswin yang sedang berdiri di ruang tamu sedang berbicara di telepon.

Dia yang sebelumnya terus melihatnya di kursi roda, kemarin sama sekali tidak memperhatikan tubuh pria ini, dia baru menemukan selain pria ini mempunyai wajah tampan seperti diukir sempurna oleh Tuhan, dia juga memiliki tubuh yang dapat membuat semua pria di dunia cemburu, tubuh tinggi, kurus dan tampan.

Pria itu mengenakan setelan jas hitam jahitan tangan bermutu tinggi, berharga dan menarik, selain itu juga memancarkan aura yang kuat.

Aswin menutup panggilan, membalikkan kepala dan mengerti Tania baru saja turun, dia pun berkata dengan tenang: "Karena kamu sudah kembali, kalau begitu kamu tidak perlu pergi dari sini, tinggallah disini, jangan membuat masalah."

Tania awalnya masih memiliki rasa syukur atas raja kematian berwajah dingin ini, ketika mendengar perkataan seperti ini dia pun merasa frustasi.

“Sejak kapan aku pergi dan membuat masalah? Mengapa semuanya harus disalahkan kepadaku?" Kedua mata wanita ini berair, dengan wajah yang sedih berkata, " Jika bukan karenamu, bagaimana aku bisa ditarik dan memiliki hubungan dengan Tuan Ketiga Raharja ? Jika bukan karenamu, nenekku sudah bisa mendapatkan perawatan yang lebih baik! Jika bukan karena aku harus menikah denganmu, bagaimana aku bisa masuk ke dalam kandang ini?"

Wajah Aswin dingin, namun ketika mendengar serentetan pertanyaan dari Tania, dia pun mulai meleleh, semua masalah ini memang terjadi dan dimulai karenanya.

"Aku bisa berjanji padamu, membiarkan nenekmu untuk dipindahkan ke Rumah Sakit Raharja, namun kamu harus melakukan tugasmu sebagai Nyonya Raharja."

Terakhir kali dia diharuskan untuk menjadi seorang yang tidak terlihat dan kali ini dia harus melakukan tugas sebagai Nyonya Raharja, sepertinya pria di depannya ini terus menganggap dirinya sebagai sebuah peralatan saja.

Karena dia masih memiliki nilai sebagai sebuah alat, dia bersedia menukarkan nilai dirinya ini untuk kondisi perawatan neneknya yang lebih baik.

"Aku bisa setuju bertahan di keluarga Raharja, namun harus memiliki sebuah batas waktu, ketika kamu sudah tidak memerlukanku sebagai alat untuk menangani orang lain, kamu harus melepaskanku pergi, tentu saja, aku tidak akan menjadi lintah di keluarga Raharja, aku bisa pergi mencari uang di luar, membayarmu atas bantuan yang sudah kamu berikan."

Aswin mendengus singkat, wanita ini benar-benar naif! Apakah seorang Presdir Perusahaan Raharja yang bermartabat membutuhkan bayaran dari seorang wanita?

"Jika kamu pergi bekerja dan dikenal oleh orang luar, bukankah itu akan membuat seluruh orang di kota Tateyama menertawakanku dan mengkritikku sebagai seorang yang menindas wanita lemah?"

"Aku akan menjaga rahasia, tidak akan melakukan apapun yang dapat mempermalukanmu."

Selain keluarga Dalmian dan Raharja mereka, tidak ada yang tahu dia sudah menikah dengan Aswin, bahkan nama di akta nikah pun bukan menggunakan namanya.

“Tidak boleh bekerja.” Aswin berkata dengan nada yang tidak bisa dibantah.

“ Aswin, jangan pernah berpikir hanya aku yang bisa memohon kepadamu, bukankah kamu harus menunjukkan kasih sayang suami istri di hadapan anggota keluarga Raharja ? Kamu seharusnya juga mengerti mengapa Tuan Ketiga Raharja berani melakukan ini padaku, karena dia tahu kamu terpaksa menikahiku, dalam pandanganmu sama sekali tidak ada aku, jika berita bahwa aku meninggalkan keluarga Raharja ini tersebar, kemungkinan pengaruh terhadap reputasimu sebagai seorang Presdir cukup besar kan?"

Beberapa hari tidak bertemu, wanita ini benar-benar menjadi lebih berani, beraninya dia mengancamnya!

"Aku bisa berjanji untuk membiarkanmu pergi bekerja, hanya saja kamu hanya diperbolehkan bekerja di Grup Perusahaan Raharja."

Tania yang mendengar ini pun langsung menyetujui dengan cepat.

Dia hanya membutuhkan sebuah pekerjaan, saat ini dia bisa makan dan tinggal di keluarga Raharja, namun ketika dia sudah meninggalkan keluarga Raharja di masa depan, jika dia tidak memiliki kemampuan bekerja sedikitpun, bagaimana dia bisa menjaga dia dan neneknya selama sisa hidupnya?

Mbok Chusnul berjalan masuk ke ruang tamu, bertanya pada Aswin apakah dia ingin makan sekarang.

Aswin berkata dengan dingin, "Tidak perlu."

Setelah mengatakan ini, pria itu melangkahkan kakinya yang panjang dan meninggalkan tempat.

Mbok Chusnul memandang Tania dan berkata sambil tersenyum, " Nyonya bisa kembali adalah hal yang baik. Sejak pagi tuan muda sudah menyuruh dapur untuk membuat makanan, menunggumu untuk bisa makan bersama-sama, mungkin dia ada pekerjaan mendadak, kalau begitu kamu makanlah sendiri. Walaupun temperamen Tuan muda tidak terlalu baik, namun dia sangat baik terhadap kami bawahannya, lebih baik turuti permintaannya, tuan muda akan mengerti niat baik anda. "

Tania berpikir dalam hati, dia tidak tahu bahwa Aswin dibuat pergi karena marah kepadanya kan?

Mbok Minah tahu bahwa dia baru bangun, pasti merasa lapar, " Nyonya, kamu bisa makan sekarang."

Ketika Tania memasuki ruang makan, dia mencium aroma yang harum, ternyata ada Sup Tofu yang dia sukai, ini adalah makanan yang sering dibuat nenek untuknya, selain itu ada makanan acar dan kepiting... semua adalah makanan yang dia sukai.

Sebelumnya Mbok Minah mengatakan Aswin lah yang mengatur dapur untuk memasak ini. Dia biasanya sangat jarang makan bersama dengan pria itu, bahkan waktu pertemuan biasa pun bisa dihitung, ketika bertemu juga tidak pernah memberinya wajah yang gembira, ternyata dia mengetahui makanan yang dia sukai, membuat Tania menjadi lebih tidak mengerti.

Setelah Tania makan siang, dia keluar dari Bay Garden dan langsung pergi ke Rumah Sakit Raharja.

Begitu dia memasuki lobi rumah sakit, resepsionis wanita langsung menyambutnya, dengan wajah menyanjung berkata, " Nona Dalmian, akhirnya kamu datang, kami sudah menunggu anda, prosedur rawat inap nenek kamu sudah selesai dikerjakan, kapan kamu mengaturkannya, kami akan langsung mengatur mobil untuk menjemput pasien ke sini."

Sepertinya Aswin sudah membantu mengaturkan ini untuknya, rasa antusias resepsionis wanita ini membuat tubuhnya tidak nyaman, karena beberapa hari yang lalu dia masih diusir olehnya, setiap kali datang dia memilki ekspresi wajah yang berbeda, benar-benar membuatnya kesulitan.

"Kalau begitu lakukan sekarang, aku ingin memindahkan nenek secepatnya."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1119