Bab 6 Mengancam Demi Uang

by Tatiana Angelique 16:36,Aug 19,2021
Di rumah kakek Raharja kemarin, Tania tidak mendapat kesempatan untuk berbicara secara pribadi dengan Reiner.

Tapi bukan berarti tidak mendapatkan apa-apa, Aswin bahkan tidak mengetahui bahwa Henny bertunangan dengan Angrety di luar negeri untuk menghindari pertunangan dengannya.

Pagi-pagi sekali Tania sudah pergi ke rumah Dalmian, begitu dia tiba di pintu rumah Dalmian, dia melihat Henny yang sudah berpakaian rapi, seperti akan pergi.

“Kenapa kamu kembali?” Henny menatap Tania dengan tatapan menghina. Menikah dengan keluarga Raharja, kamu masih mengenakan pakaian lama, benar-benar tidak ada sedikit pun aura Nyoya keluarga Raharja.

"Ini adalah rumahku, mengapa aku tidak bisa kembali." Tania meniru nada bicara Henny kepadanya terakhir kali: "Oh iya, ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, pergilah dan panggil Ayah untuk turun.."

Henny tidak tahu apa yang ingin Tania lakukan, tampaknya ada sesuatu yang sudah dia persiapkan, lalu naik ke atas untuk memanggil Hartono, Yuni juga ikut turun bersama Hartono.

“ Tania sudah kembali.” Yuni dengan seyuman palsunya mengungkapkan keprihatinannya terhadap Tania.

Kemarahan Hartono terhadap Tania belum reda, dia tidak memperlihatkan wajah yang baik.

"Semua anggota keluarga sudah disini, ada masalah apa, cepat katakan, " desak Henny.

Tania mengambil secangkir kopi yang ada di atas meja dan mencicipinya dengan perlahan, "Ini adalah kopi yang dibawa pulang dari Eropa. Memiliki tekstur dan rasa yang lembut."

Yuni memandang Hartono dan memberi isyarat padanya untuk berbicara.

Sebelum Hartono membuka mulutnya untuk berbicara, Tania berkata dengan datar: " Aswin mengira dia menikah dengan Henny. Jika dia tahu bahwa adik sudah bertunangan dengan orang lain dan mengetahui bahwa dia ditipu, tidak tahu apa yang akan dilakukannya kepada keluarga Dalmian."

Pupil Henny sedikit menyusut, menegakkan badannya, "Apa yang ingin kamu lakukan? Bahkan jika dia tahu bahwa aku sudah bertunangan, kamu sendiri yang bersedia menikah dengannya, jika seperti itu, kamulah orang yang berbohong padanya."

"Aku adalah orang yang seranjang dengannya sekarang, jadi tergantung dia akan percaya padamu atau padaku."

Ketika empat orang di ruang tamu sedang berbicara, Mbok Darmo datang untuk melapor bahwa Angrety sudah datang.

Ketika Angrety melihat Tania sedang duduk di sofa, senyum di wajahnya perlahan menghilang, dia merasakan suasana di sekitarnya yang kurang baik.

Ini adalah pertama kalinya Tania melihat Angrety dan Tania setelah mereka berdua bertunangan. Melihat senyum di wajah Angrety, Tania merasa jijik, hampir memuntahkan kopi yang diminumnya tadi, tetapi dia tidak melupakan tujuannya mengapa dia datang hari ini.

Tania Dengan cepat memperbaiki suasana hatinya, lalu tersenyum dengan acuh tak acuh: "Tuan muda Delmas juga datang, kebetulan sekali, kita dapat bersama-sama membicarakan ini."

Angrety tidak memahami situasi saat ini dengan jelas, dan hanya melihat Henny.

“Apa yang kamu inginkan, katakan saja.” Hartono langsung bertanya.

"Sebenarnya aku tidak ingin lagi berurusan dengan orang-orang menjijikkan seperti kalian, tetapi karena kamu sendiri yang berjanji akan membantu pengobatan nenek, jadi jangan ingkari janjimu, jika kamu ngingkarinya, aku tidak tahu apa yang akan aku katakan kepada Aswin."

" Tania, semua ini dapat kita bicarakan dengan baik. Merawat nenek juga tanggung jawabku. Kamu yang mengurus semua prosedur perpidahan rumah sakit nenek, aku yang akan bertanggung jawab atas biaya pengobatannya, oke?"

Hartono tidak ingin mengekspos terlalu banyak urusan keluarga Dalmian di depan Angrety, jadi harus cepat membuat keputusan. Tentu saja, dia sebelumnya sudah mencari tahu bahwa tidak semua orang bisa masuk ke Rumah Sakit Raharja. Sekarang Aswin tidak membantunya, tapi nanti belum tentu uang yang akan aku keluarkan ini benar-benar digunakan.

Tania sudah mencapai tujuannya dan tidak ingin tinggal terlalu lama, jadi dia bangkit dan pergi.

Angrety yang pada awalnya datang ke rumah Dalmian untuk menjemput Henny juga langsung pergi, mereka berdua adalah orang yang memiliki uang dan ingin pergi melihat gaun pengantin, mempersiapkan segala urusan pernikahan.

Yuni mengantar mereka untuk pergi, lalu kembali dan berkata: "Kamu memindahkan wanita tua itu ke Rumah Sakit Raharja, berencana untuk membiayai semua pengobatan selama sisa hidupnya, kamu seperti tidak tahu saja seberapa mahal biaya perawatan dan pengobatan dirumah sakit itu."

"Jangan khawatir, aku hanya mengiyakannya dulu, agar dia tidak bicara hal-hal yang tidak masuk akal lagi, akan ada solusi yang lebih baik. Hartono menghisap cerutu di mulutnya dan mengeluarkan kepulan asap, berkata :" sebelumnya aku sudah mencari tahu tentang rumah sakit itu, hanya mempunyai uang saja belum tentu bisa masuk, jika memang nanti tidak bisa masuk ke Rumah Sakit Raharja, maka itu bukan kesalahan kita. "

"Lalu bagaimana jika Aswin mengirim wanita tua itu ke Rumah Sakit Raharja ?"

"Kamu bodoh ya, jika dia yang membantu wanita tua itu untuk masuk ke Rumah Sakit Raharja, apakah dia masih akan menagih biaya pengobatan?"

Benar juga, memang suamiku yang paling hebat, Hal yang tidak mungkin kurang dari Aswin adalah uang.” Yuni langsung memijat bahu dan punggung Hartono sebagai penghargaan atas kepandaian Hartono.

Setelah Tania meninggalkan rumah Dalmian, dia langsung pergi ke Rumah Sakit Raharja.

Setibanya di rumah sakit, wanita yang bertugas di resepsionis bertanya, "Apakah kamu sudah membuat janji?"

"Tidak ada janji, bagaimana cara membuat janji?"

Ketika Nona resepsionis melihat pakaiannya, dia tahu bahwa Tania bukan klien rumah sakit ini, jadi dia menunduk ke bawah kembali melihat komputernya dan mengabaikan Tania.

Tania mengetuk meja resepsionis, "Nona, aku sedang bertanya kepadamu."

Nona itu tampak kesal, melemparkan lembar aturan rumah sakit, "Rumah sakit kami menerapkan sistem keanggotaan, kamu harus masuk keanggotaan dulu, kamu harus memiliki pengantar untuk masuk keanggotaan. Tidak semua orang bisa datang ke rumah sakit kami untuk mendapatkan perawatan."

Tania melihat prosesnya dan masih harus mencari seorang pengantar, apa yang bisa dia lakukan?

Dia kembali ke rumah sakit dan meminta bantuan dokter yang merawat neneknya. Perawat mengatakan kepadanya bahwa dokter telah pergi ke luar negeri dan tidak akan berada ditempat untuk sementara waktu.

Tania meninggalkan rumah sakit dengan ekspresi lesu lalu berjalan menuju trotoar dengan linglung, tanpa melihat lampu lalu lintas di depannya berubah menjadi merah, kendaraan di jalan sudah mulai melaju.

Sebuah mobil yang sedang melaju cepat datang dan hendak menabraknya. Tiba-tiba sebuah kekuatan menariknya dengan kuat ke belakang, keduanya jatuh ke tanah.

Tania Baru menyadari bahwa dia hampir saja mengalami kecelakaan mobil.

Dia melihat orang yang menyelamatkannya di sebelahnya, "Kakak pertama."

Barney bangkit sambil membantu Tania bangkit, "Apa yang terjadi padamu, kamu hampir melamun ke tengah jalan, itu terlalu berbahaya."

“Terima kasih kak, apakah kamu terluka?” dia baru saja terselamatkan, namun Barney terjatuh lumayan keras.

"Aku baik-baik saja, hanya luka luar saja."

Tania melihat lengan Barney lecet, bertanya dengan gugup: " Didekat sini ada rumah sakit, jadi mari kita pergi ke rumah sakit untuk mengobati lukamu."

"Tidak." Barney memakai tas punggungnya lalu mengambil tabung lukisan hitam di tanah. "aku akan mengikuti acara konferensi kaligrafi dan melukis, tidak baik jika datang terlambat."

“Kakak, apakah kamu membutuhkan bantuanku?” Tania melihat bahwa dia membawa begitu banyak barang, untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya, dia juga ingin membantunya.

"Oke. Kebetulan asistenku tidak datang hari ini, jadi sementara kamu saja yang membantuku."

Ketika dia tiba di acara konfersi kaligrafi dan melukis, Tania baru mengetahui bahwa Barney adalah seorang anak muda yang sangat berbakat dan populer, dia sudah lama tidak mengikuti berita tentang kaligrafi dan lukisan, jadi dia bahkan tidak pernah mendengar namanya.

Setelah menyelesaikan kegiatannya, Barney ingin mengantar Tania kembali ke Bay Garden.

Namun Tania menolak, mengatakan bahwa dia akan kembali ke rumah sakit.

"Apakah ada sesuatu yang kamu pikirankan? Tadi sore Kamu tampak sangat gelisah, apakah ada masalah? Jika kamu butuh bantuanku, katakan saja."

Oh iya, dia juga bermarga Raharja.

Tania tampak melihat harapan lagi.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1119