Bab 8 Aku Menyukaimu (Bagian Satu)

by Fakhrusnissa 17:03,Jul 07,2021
"ich

ag

dich (Aku menyukaimu)." Ekspresi Quina serius, membaca dengan lambat dan tepat.

"ich......" Ezikra menggaruk kepalanya, menunjukkan senyuman tampan yang bermaksud meminta maaf, berkata: "Maaf, Bu Quina, apakah kamu boleh membacanya sekali lagi?"

"Oh, boleh." Quina tanpa mencurigainya dan mengangguk, membaca sekali lagi, "ich

ag

dich."

"ich

ag

dich

auch!" (Aku juga menyukaimu)"

Ezikra selesai bicara, berdiri dari kursi, tersenyum tipis menunjukkan senyuman iblis, seperti rubah yang licik.

Eh? Quina tercengang, mengerjapkan matanya, baru sadar rupanya dia sudah dijebak.

Melihat Ezikra dengan tatapan penuh makna melihatnya, dia langsung panik, teringat dengan seorang murid wanita yang kaya raya menyatakan perasaan kepada seorang guru pria, berpacaran, pada akhirnya guru pria ini diperingati oleh pihak keluarga wanita, lalu dipecat oleh sekolah......

Quina langsung menggunakan nada memuji, tersenyum dan berkata, "Bagus, memang murid berprestasi, kamu sangat pintar, kalau tidak ada masalah lagi, Ibu kembali ke kantor dulu."

Ezikra tiba-tiba menjulurkan tangan menarik pergelangannya yang kecil, menarik kembali Quina yang buru-buru ingin pergi, langsung menindihnya di dinding.

Buku yang ada di dalam pelukan Quina langsung terjatuh ke bawah tanah, pupilnya yang bersinar langsung terkejut, sampai tidak berani bernapas.

"Kamu......"

"Apakah Ibu tidak mengerti bahasa Jerman yang aku katakan tadi?" Ezikra mencengkram kedua tangannya dan menahan di atas dinding, tinggi badannya 185 sentimeter melihat ke bawah, melihat Quina yang ekspresinya terkejut seperti kelinci.

Berkata lagi, "Kalau begitu aku katakan dengan bahasa Indonesia, Bu Quina, aku juga menyukaimu."

"Bukan......Tunggu, aku tidak suka padamu." Quina menjelaskan dengan buru-buru.

"Kamu tadi sudah mengatakannya, bahkan mengatakan dua kali, ini cukup menunjukkan bahwa Bu Quina juga menyukaiku." Ezikra tersenyum cerah, membuat orang tak bisa mengalihkan pandangan.

Dia memandang wajah putih dan cantik Quina, pupil mata indah yang berada di bawah bulu matanya, seperti berisikan seluruh keindahan alam semesta, hidung yang mancung membuat orang ingin menyentuhnya, juga bibir tipis itu......

Melihat Quina yang lucu dan menggoda seperti ini, Ezikra hanya merasakan hatinya meleleh.

Dia menyukai Quina, sejak pertama kali berjumpa dengannya.

" Ezikra, aku adalah gurumu, kamu bertanya, aku bertugas menjawab pertanyaanmu. Dan juga, aku tidak menyukaimu." Quina mengerutkan keningnya dan menolak dengan tenang, juga mengingatkan hubungan mereka berdua, "Tolong lepaskan aku!"

Dia berusaha 3ingin terlepas dari telapak tangan besar yang mengunci pergelangan tangannya, malah menyadari kekuatannya sangat pas, tidak bisa membuatnya terlepas juga tak akan menyakiti dirinya.

Ezikra tidak terpengaruhi olehnya, tersenyum jahat, "Tidak apa-apa! Yang penting aku suka Bu Quina saja, dan juga Bu Quina begitu pintar, mulai sekarang belajar menyukaiku sangat mudah."

Quina yang muda, cantik, dan lucu sangat disukai murid pria, pria yang menyukainya juga tidak sedikit.

Oleh karena itu, Ezikra bolak balik menyingkirkan para pria itu agar tidak membawakan gangguan untuknya.

Agar membuatnya putus asa, Quina hanya bisa berkata, "Menyukaiku juga tak berguna, aku hari Sabtu lalu sudah menikah."

Pupil gelap Ezikra menghitam dan dingin, namun, dengan cepat dasar matanya menjadi hangat lagi.

Melihat jarinya yang kosong, dia tersenyum berkata, "Bu Quina, bukankah alasanmu terlalu berlebihan?"

"Entah kau percaya atau tidak, Guru sudah menikah, tolong lupakan semua niat jahatmu." Quina menegaskan dengan serius.

"Kalau begitu, Bu Quina coba katakan siapa namanya? Apa pekerjaannya? Umur berapa?" Ezikra bertanya dengan hangat.

Tapi jelas-jelas senyuman yang begitu hangat malah membuat orang merasa dingin.

Quina meskipun biasanya tidak peka, tapi saat ini dia bisa merasakan perubahan suasana hatinya, napasnya langsung tersedak,

Saat ini Ezikra memberinya aura paranoid dan mengerikan seolah akan membunuhnya.

Takut kalau dia akan melakukan hal tidak baik pada Ezra, dia berpikir sebentar dan berkata, "Umur 31 tahun, sisanya tidak bisa diberitahu."

"Hahaha......" Ezikra sepertinya mendengar kekonyolan terbaik tahun ini, tawa tanpa henti, berkata, "Pria tua berumur 31 tahun? Pria mesum dengan dewi kecil? Ibu Quina bahkan juga melenceng, setidaknya bohonglah dengan umur yang berdekatan denganmu baru sepadan denganmu, haha......"

Pria tua?

Pria mesum?

Tatapan Quina menjadi ganas.

Meskipun dia juga pernah bilang Ezra adalah pria tua, tapi mendengar orang lain mengatainya begitu, dia tidak senang.

Ezra hanya berumur 31 tahun, penampilannya layak 27 atau 28 tahun, bahkan sangat tampan, juga dewasa dan stabil, kalau bukan kekurangannya, bisa dinilai 100......

"Kamu lepaskan aku, aku mau pergi makan." Ucap Quina, tidak ingin memedulikannya lagi.

Ezikra menarik senyumannya, dengan wajah serius berkata, "Bu Quina, aku tidak suka mendengarmu mengatakan 'kamu menikah', 'kamu punya pacar', tapi pasanganmu malah bukan aku atau semacam lelucon, kamu berjanji kalau kamu tak akan mengatakannya lagi, maka aku akan melepaskanmu."

Mendengar dia mengatakan bahwa dia sudah menikah, Ezikra pun panik, seperti melihat benda kesayangannya pergi dari genggamannya.

Untungnya ini hanyalah alasannya untuk menolak.

"Aku sudah bilang aku sungguh sudah menikah." Quina menatapnya tak berdaya.

Terpaksa ketiga kali mengatakan kenyataan yang tidak ingin dia akui bahwa dia sudah menikah, dia merasa sangat resah.

Udara di sekitar tiba-tiba turun.

Seluruh aura tubuh Ezikra menyelimuti, tangan Ezikra yang mencengkram tangan Quina menguat, tiba-tiba menggertaknya.

Mungkin dia takut dengan perubahan wajahnya, Quina menoleh bersamaan mengangkat lututnya dan menendang selangkahannya--

"Bu Quina, kamu......"

Ezikra membungkuk dan mendengus, memegang bagian selangkangannya, seluruh dahinya penuh keringat.

Dia tidak menyangka kelinci yang biasanya lemah lembut juga bisa kepanikan menggigit orang.

Melihat wajah tampan Ezikra kesakitan, Quina dalam sekejap menyesal, dia sungguh tidak berpikir memukul bagiannya......

" Ezikra, kamu tidak apa-apa? Aku, aku tidak sengaja....." Tanyanya dengan wajah pucat, tak tahu harus bagaimana.

"Bu Quina, masa depanku hancur di tanganmu, kamu tidak bisa tidak bertanggung jawab." Ezikra mengerutkan kening, wajahnya sangat suram.

Untungnya dia tak begitu kuat, kalau tidak dia sungguh akan hancur.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

1112