Bab 7 Aku Sudah Menikah (Bagian Pertama)
by Fakhrusnissa
17:03,Jul 07,2021
"Adik ketiga!" Eldric Okto berteriak dengan memperingati, sengaja dengan tenang bertanya, "Adik Kedua, katanya kamu sudah menikah......Apa benar?"
Anak kedua dilahirkan dengan fisik alergi heteroseksual, selain istrinya, jika langsung berkontak dengan wanita, kulitnya akan menimbulkan reaksi alergi.
Beberapa tahun ini mereka terus mencari dokter terkenal, tapi karena kondisinya lebih unik, ada banyak dokter yang tidak tahu harus bagaimana.
Ezra tanpa mengatakan apa pun langsung meletakkan akta pernikahan di atas meja.
Vito memiliki mata dan tangan yang cepat, tapi masih belum menyentuh akta pernikahan, tangannya tertarik kembali oleh tatapan serius Eldric 。
Mengambil akta pernikahan berwarna merah itu, kedua tangan Eldric sedikit gemetaran.
"Sayang, kamu lihat dulu." Dia menyodorkan akta pernikahan ini kepada sang Istri, sebenarnya dia tidak berani membukanya.
Mata Calenia sedikit basah, mengumpulkan keberanian begitu besar baru membuka akta pernikahan dengan tangan gemetaran.
Melihat stempel baja di atas akta pernikahan, dan juga foto dua orang di sana, air matanya langsung mengalir keluar, langsung menyodorkan akta pernikahan ke hadapan Eldric :
"Sayang, lihatlah, tuan muda kedua kita sungguh sudah menikah, istrinya juga lumayan cantik."
Vito mendengar demikian, langsung berlari ke sana melihat, matanya langsung menatap foto itu sesaat.
Tiba-tiba bertanya, "Kakak kedua, dimana kakak ipar kedua? Apakah akta pernikahan ini hanya untuk menyenangkan ayah dan ibu, jadi hanya pemalsuan?"
Suami istri Keluarga Okto berdua mendengar demikian, dalam sekejap langsung tercengang, langsung melihat Ezra.
Oh, benar, di mana istri dari anak keduanya?
"Hanya akta pernikahan, belum mengadakan acara, jadi, masih tinggal di rumah keluarganya." Ezra menjelaskan.
"Kalau begitu, nanti setelah makan malam bawa kami pergi lihat." Ucap Calenia dengan panik.
Tidak melihat langsung menantunya, dalam hatinya tidak tenang.
"Kita bicarakan lain waktu." Ezra belum selesai bicara, ponsel berdering.
Suami istri Keluarga Okto melihat ke sana, lalu menatap tajam Vito, layaknya ponselnya berdering adalah salahnya.
Vito ditatap tajam dengan sangat tidak adil, begitu melihat telepon dari asisten, sepertinya sedang menyalahkan panggilan teleponnya tidak tepat waktu, dengan nada tidak ramah, "Ada apa?"
"Presdir, akhirnya Anda menjawab telepon, sore ini kepala toko pusat KRC Jewelry Store menelepon kantor presdir, dia mengatakan bahwa Tuan muda Kedua membawa seorang wanita datang ke toko memilih cincin pernikahan, lalu memilih model ' Love Language ’, lalu Tuan muda Kedua menyuruh Kepala Toko memberitahu padamu untuk mengeluarkan semua model cincin pernikahan......" Asisten Gisa menjelaskan semua yang dia dengarkan tanpa kurang satu kata pun.
Vito mendengar demikian, dalam sekejap merasa pernikahan Tuan muda Keduanya memang benar adanya, jadi, memerintahkan: "Cepat keluarkan, yang sudah dijual langsung suruh orang tarik kembali."
Kakak Keduanya sejak lahir tidak bisa menyentuh wanita, tidak mudah sekarang bisa menikah.
Jadi, cincin pernikahan Kakak Ipar Keduanya harus yang satu-satunya.
"Sebelumnya tidak bisa menghubungi presdir, aku sudah menyuruh orang menyimpan model cincin itu, untungnya model cincin itu baru dipajang hari ini, masih belum terjual, sekarang meneleponmu hanya ingin memastikan." Asisten Gisa menjelaskan.
"Benar, Kakak Keduaku sudah menikah."
Vito mengakhiri panggilan, melirik sebentar, langsung melihat cincin pernikahan di jari manis Ezra.
"Adik ketiga, apakah terjadi sesuatu di perusahaan?" Mendengar dia mengatakan kata 'keluarkan' dan 'tarik kembali', Eldric bertanya dengan khawatir.
"Tidak, Asisten Gisa meneleponku bilang bahwa hari ini Kakak Kedua membawa Kakak Ipar Kedua datang ke toko pusat KRC Jewelry Store memilih cincin pernikahan, jadi, menyuruh orang untuk menyimpan semua model cincin itu." Vito menjelaskan sambil tersenyum.
Calenia langsung tak setuju dan berkata, "Cincin pernikahan menantu Keluarga Okto mana boleh sembarangan? Besok suruh desainer perhiasaan untuk merancang beberapa model, suruh Tuan muda Kedua bawa untuk Menantu Kedua pilih."
Putra Kedua bisa menikah, pasti diberkati leluhurnya, besok harus pergi berziarah.
"Baiklah, aku......" Vito belum selesai bicara.
"Tidak perlu." Ezra memotong perkataannya, menolak dengan dingin.
"Ah? Kakak Kedua, menurutku......"
"Minggu depan aku akan mencari waktu untuk membawanya keluar." Ezra yang sudah makan kenyang mengatakan demikian, menyimpan akta pernikahan, berdiri, dan meninggalkan ruangan, bersiap untuk kembali ke tempat kerja.
Meninggalkan suami istri Keluarga Okto dan Vito yang saling memandang.
"Adik Ketiga, nanti kamu utus orang cari dokumen menantu kedua kita." Eldric memerintah dengan tegas.
Masih harus menunggu sampai minggu depan? Mereka tidak sanggup menunggu.
Mengetahui nama, juga sudah mendaftar akta pernikahan, pasti mudah untuk diselidiki.
"Bukan......Ayah, kalau kamu langsung mencari Kakak Ipar Kedua, tidak takut nanti menakuti orangnya pergi? Nantinya Kakak Kedua pasti akan menyalahkanmu." Vito bertanya dengan terkejut.
Tapi sesungguhnya, dia juga ingin melihat orang asli Kakak Ipar Kedua.
Eldric hampir tidak menendangnya, "Suruh kamu pergi kerjakan, ya kerjakan, jangan basa-basi."
......
Keluarga Libra.
Quina duduk di depan meja, menundukkan kepala menuliskan bahan mengajar minggu depan.
Tiba-tiba, ponselnya berdering, membuatnya terkejut.
Dia mengambil ponsel melihat, nomor asing? Dia mengerutkan keningnya, ragu beberapa detik, baru menjawab, "Halo, dengan siapa?"
"Aku."
Mendengar suara pria yang rendah dan sejuk di telinga, Quina terkejut hampir menjatuhkan ponselnya.
Suami sahnya yang secara hukum?
"Ada apa mencariku?" Tanyanya dengan waspada.
"Memberitahumu, minggu depan datang ke rumahku untuk makan." Ucapnya dengan tegas.
"Tidak ada waktu, minggu depan aku tidak ada waktu......" Quina tanpa berpikir langsung menolak, masih belum selesai berbicara, terdengar suara 'tut tut tut' dari ujung telepon, artinya orang itu sudah menyudahi panggilan tersebut.
Quina menatap tajam ponsel itu, layaknya akan melubangi ponsel itu.
Ah ah ah!!!!!!
Kata enak didengarnya pergi ke rumahnya makan, sesungguhnya untuk bertemu orangtuanya, dilihat dari situasi ini, setelah bertemu orangtuanya, selanjutnya adalah pertemuan kedua belah pihak orangtua untuk membicarakan pernikahan......
------
Hari Senin.
Kelas sore terakhir.
Setelah usai kelas, para murid berurutan meninggalkan kelas dan pergi makan siang, sebagai guru magang Bahasa Jerman, Quina juga membereskan barangnya dan pergi.
"Bu Quina, ada kata yang aku tidak bisa, apakah kamu bisa mengajariku?" Ezikra Okto yang duduk di paling belakang tiba-tiba mengangkat tangan, dan bertanya dengan wajah memohon.
Kilau kaget melintas di tatapan Quina : Dengar-dengar latar belakang keluarga Ezikra sangat kuat, ada yang bilang dia berasal dari keluarga kaya nomor satu di Lausanne, benar atau tidak, tak ada yang tahu.
Biasanya dia sangat rendah hati, pada saat kelas, selain tidur, tidak ada lagi yang dia lakukan, hampir tidak pernah bersosialisasi dengan guru, tapi peringkatnya di kelas selalu juara satu dan lima besar secara keseluruhan, oleh karena itu, para Guru juga tidak pernah menghukumnya.
Tapi ada murid yang bertanya, Quina sebagai guru tentu dengan senang hati menjawab.
Ezikra menatapnya dengan penuh makna, saat semua murid sudah meninggalkan kelas, dia sengaja menggunakan pulpen menuliskan kata itu, lalu menunjukkan padanya------
Anak kedua dilahirkan dengan fisik alergi heteroseksual, selain istrinya, jika langsung berkontak dengan wanita, kulitnya akan menimbulkan reaksi alergi.
Beberapa tahun ini mereka terus mencari dokter terkenal, tapi karena kondisinya lebih unik, ada banyak dokter yang tidak tahu harus bagaimana.
Ezra tanpa mengatakan apa pun langsung meletakkan akta pernikahan di atas meja.
Vito memiliki mata dan tangan yang cepat, tapi masih belum menyentuh akta pernikahan, tangannya tertarik kembali oleh tatapan serius Eldric 。
Mengambil akta pernikahan berwarna merah itu, kedua tangan Eldric sedikit gemetaran.
"Sayang, kamu lihat dulu." Dia menyodorkan akta pernikahan ini kepada sang Istri, sebenarnya dia tidak berani membukanya.
Mata Calenia sedikit basah, mengumpulkan keberanian begitu besar baru membuka akta pernikahan dengan tangan gemetaran.
Melihat stempel baja di atas akta pernikahan, dan juga foto dua orang di sana, air matanya langsung mengalir keluar, langsung menyodorkan akta pernikahan ke hadapan Eldric :
"Sayang, lihatlah, tuan muda kedua kita sungguh sudah menikah, istrinya juga lumayan cantik."
Vito mendengar demikian, langsung berlari ke sana melihat, matanya langsung menatap foto itu sesaat.
Tiba-tiba bertanya, "Kakak kedua, dimana kakak ipar kedua? Apakah akta pernikahan ini hanya untuk menyenangkan ayah dan ibu, jadi hanya pemalsuan?"
Suami istri Keluarga Okto berdua mendengar demikian, dalam sekejap langsung tercengang, langsung melihat Ezra.
Oh, benar, di mana istri dari anak keduanya?
"Hanya akta pernikahan, belum mengadakan acara, jadi, masih tinggal di rumah keluarganya." Ezra menjelaskan.
"Kalau begitu, nanti setelah makan malam bawa kami pergi lihat." Ucap Calenia dengan panik.
Tidak melihat langsung menantunya, dalam hatinya tidak tenang.
"Kita bicarakan lain waktu." Ezra belum selesai bicara, ponsel berdering.
Suami istri Keluarga Okto melihat ke sana, lalu menatap tajam Vito, layaknya ponselnya berdering adalah salahnya.
Vito ditatap tajam dengan sangat tidak adil, begitu melihat telepon dari asisten, sepertinya sedang menyalahkan panggilan teleponnya tidak tepat waktu, dengan nada tidak ramah, "Ada apa?"
"Presdir, akhirnya Anda menjawab telepon, sore ini kepala toko pusat KRC Jewelry Store menelepon kantor presdir, dia mengatakan bahwa Tuan muda Kedua membawa seorang wanita datang ke toko memilih cincin pernikahan, lalu memilih model ' Love Language ’, lalu Tuan muda Kedua menyuruh Kepala Toko memberitahu padamu untuk mengeluarkan semua model cincin pernikahan......" Asisten Gisa menjelaskan semua yang dia dengarkan tanpa kurang satu kata pun.
Vito mendengar demikian, dalam sekejap merasa pernikahan Tuan muda Keduanya memang benar adanya, jadi, memerintahkan: "Cepat keluarkan, yang sudah dijual langsung suruh orang tarik kembali."
Kakak Keduanya sejak lahir tidak bisa menyentuh wanita, tidak mudah sekarang bisa menikah.
Jadi, cincin pernikahan Kakak Ipar Keduanya harus yang satu-satunya.
"Sebelumnya tidak bisa menghubungi presdir, aku sudah menyuruh orang menyimpan model cincin itu, untungnya model cincin itu baru dipajang hari ini, masih belum terjual, sekarang meneleponmu hanya ingin memastikan." Asisten Gisa menjelaskan.
"Benar, Kakak Keduaku sudah menikah."
Vito mengakhiri panggilan, melirik sebentar, langsung melihat cincin pernikahan di jari manis Ezra.
"Adik ketiga, apakah terjadi sesuatu di perusahaan?" Mendengar dia mengatakan kata 'keluarkan' dan 'tarik kembali', Eldric bertanya dengan khawatir.
"Tidak, Asisten Gisa meneleponku bilang bahwa hari ini Kakak Kedua membawa Kakak Ipar Kedua datang ke toko pusat KRC Jewelry Store memilih cincin pernikahan, jadi, menyuruh orang untuk menyimpan semua model cincin itu." Vito menjelaskan sambil tersenyum.
Calenia langsung tak setuju dan berkata, "Cincin pernikahan menantu Keluarga Okto mana boleh sembarangan? Besok suruh desainer perhiasaan untuk merancang beberapa model, suruh Tuan muda Kedua bawa untuk Menantu Kedua pilih."
Putra Kedua bisa menikah, pasti diberkati leluhurnya, besok harus pergi berziarah.
"Baiklah, aku......" Vito belum selesai bicara.
"Tidak perlu." Ezra memotong perkataannya, menolak dengan dingin.
"Ah? Kakak Kedua, menurutku......"
"Minggu depan aku akan mencari waktu untuk membawanya keluar." Ezra yang sudah makan kenyang mengatakan demikian, menyimpan akta pernikahan, berdiri, dan meninggalkan ruangan, bersiap untuk kembali ke tempat kerja.
Meninggalkan suami istri Keluarga Okto dan Vito yang saling memandang.
"Adik Ketiga, nanti kamu utus orang cari dokumen menantu kedua kita." Eldric memerintah dengan tegas.
Masih harus menunggu sampai minggu depan? Mereka tidak sanggup menunggu.
Mengetahui nama, juga sudah mendaftar akta pernikahan, pasti mudah untuk diselidiki.
"Bukan......Ayah, kalau kamu langsung mencari Kakak Ipar Kedua, tidak takut nanti menakuti orangnya pergi? Nantinya Kakak Kedua pasti akan menyalahkanmu." Vito bertanya dengan terkejut.
Tapi sesungguhnya, dia juga ingin melihat orang asli Kakak Ipar Kedua.
Eldric hampir tidak menendangnya, "Suruh kamu pergi kerjakan, ya kerjakan, jangan basa-basi."
......
Keluarga Libra.
Quina duduk di depan meja, menundukkan kepala menuliskan bahan mengajar minggu depan.
Tiba-tiba, ponselnya berdering, membuatnya terkejut.
Dia mengambil ponsel melihat, nomor asing? Dia mengerutkan keningnya, ragu beberapa detik, baru menjawab, "Halo, dengan siapa?"
"Aku."
Mendengar suara pria yang rendah dan sejuk di telinga, Quina terkejut hampir menjatuhkan ponselnya.
Suami sahnya yang secara hukum?
"Ada apa mencariku?" Tanyanya dengan waspada.
"Memberitahumu, minggu depan datang ke rumahku untuk makan." Ucapnya dengan tegas.
"Tidak ada waktu, minggu depan aku tidak ada waktu......" Quina tanpa berpikir langsung menolak, masih belum selesai berbicara, terdengar suara 'tut tut tut' dari ujung telepon, artinya orang itu sudah menyudahi panggilan tersebut.
Quina menatap tajam ponsel itu, layaknya akan melubangi ponsel itu.
Ah ah ah!!!!!!
Kata enak didengarnya pergi ke rumahnya makan, sesungguhnya untuk bertemu orangtuanya, dilihat dari situasi ini, setelah bertemu orangtuanya, selanjutnya adalah pertemuan kedua belah pihak orangtua untuk membicarakan pernikahan......
------
Hari Senin.
Kelas sore terakhir.
Setelah usai kelas, para murid berurutan meninggalkan kelas dan pergi makan siang, sebagai guru magang Bahasa Jerman, Quina juga membereskan barangnya dan pergi.
"Bu Quina, ada kata yang aku tidak bisa, apakah kamu bisa mengajariku?" Ezikra Okto yang duduk di paling belakang tiba-tiba mengangkat tangan, dan bertanya dengan wajah memohon.
Kilau kaget melintas di tatapan Quina : Dengar-dengar latar belakang keluarga Ezikra sangat kuat, ada yang bilang dia berasal dari keluarga kaya nomor satu di Lausanne, benar atau tidak, tak ada yang tahu.
Biasanya dia sangat rendah hati, pada saat kelas, selain tidur, tidak ada lagi yang dia lakukan, hampir tidak pernah bersosialisasi dengan guru, tapi peringkatnya di kelas selalu juara satu dan lima besar secara keseluruhan, oleh karena itu, para Guru juga tidak pernah menghukumnya.
Tapi ada murid yang bertanya, Quina sebagai guru tentu dengan senang hati menjawab.
Ezikra menatapnya dengan penuh makna, saat semua murid sudah meninggalkan kelas, dia sengaja menggunakan pulpen menuliskan kata itu, lalu menunjukkan padanya------
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved