Bab 18 Orang Seperti Apakah Dia?

by Hailee 10:01,May 12,2021
Saat Bobby Liu menyuruhnya menikahinya, Austin Yang berkata ia hanya menganggap Hazel Liu sebagai adik sendiri, ia tak ingin menikahinya. Tapi sebenarnya ini semua karena kondisi fisiknya. Austin Yang tak ingin, setelah menikah dengannya, ia meninggal dan membuat Hazel Liu menjadi janda. Kini karena kesehatannya semakin membaik, tentu ia bersedia menikah dengan Hazel Liu.

Mereka berdua adalah teman masa kecil yang telah tumbuh bersama dan sangat mengenal satu sama lain. Hazel Liu juga sangat baik dan tulus, ia juga memperlakukan Rosy Chen seperti calon ibu mertuanya. Austin Yang sangat memperhatikan segalanya, mana mungkin ia tak memahami maksud Hazel Liu?

Maka Austin Yang telah berjanji pada diri sendiri, begitu kesehatannya membaik, ia akan menikahi Hazel Liu.

Tapi ia belum memberitahukan hal ini pada siapapun, bahkan saat ibunya, Rosy Chen, menyinggung tentang hal ini, ia menolaknya. Wajar saja jika Grace Chu mengetahui tentang Hazel Liu dari investigasinya, tapi dari mana ia bisa tahu Hazel Liu lah wanita yang ada di hatinya?

Dan meskipun nadanya bertanya, tapi ia terdengar sangat yakin. Austin Yang merasa ia telah mengetahui rahasianya.

Grace Chu terus melangkah maju, saat tubuhnya hampir bersentuhan dengan Austin Yang, Austin Yang dengan spontan melangkah mundur.

“Kau takut padaku?”

Bukannya takut, tapi Grace Chu benar-benar tampak seperti peri, sedangkan ia hanya manusia biasa, ia merasa minder berada terlalu dekat dengannya.

Tapi tentu saja Austin Yang takkan mengakuinya, “Takut apanya, takut pada bolamu?”

Perkataannya yang vulgar ini tak membuat Grace Chu marah, sebaliknya, ia menunjuk bibirnya sendiri, “Kalau kau tak takut, cium aku.”

Sebelum tiba di sini, Austin Yang merasa sangat geram pada Grace Chu dan hendak mendampratnya karena telah mengganggu Rosy Chen. Tapi saat menghadapi Grace Chu, ia merasa tak berdaya, bahkan merasa ingin secepatnya kabur dari sini.

Bukan karena Grace Chu menyeramkan, tapi karena ia sangat gugup berada di dekatnya.

Ia tak tahu bagaimana harus menjawab, wajahnya memerah. Jika Zoe Ye melihatnya, ia pasti akan terkejut. Rupanya Austin Yang yang tak tahu malu ini bisa juga tersipu.

Grace Chu menggelengkan kepala dan melangkah mundur, kembali ke kursinya. Ia meraih segelas milk tea lagi, menusukkan sedotannya, dan memegangnya dengan kedua tangan. Bibir mungilnya melakukan gerakan menyedot yang menggemaskan. Austin Yang mengernyit, apakah ia sedang mencemoohnya karena bersikap pengecut?

Amarahnya membara, ia segera menghampiri Grace Chu, merenggut gelas milk tea itu, dan menciumnya untuk membuktikan keberaniannya.

Tapi saat ia tinggal berjarak 2 cm darinya, Austin Yang berhenti. Keberanian yang telah dikumpulkannya sirna begitu saja saat menatap mata jernih Grace Chu yang berada sangat dekat dengannya. Grace Chu hanya memandangnya dengan tenang, sama sekali tak tampak gugup.

Saat Austin Yang menghentikan gerakannya, Grace Chu maju sedikit, bibirnya pun menyentuh bibir Austin Yang. Austin Yang terbelalak dan tak tahu harus berbuat apa. Dalam hati ia terus bertanya-tanya, sebenarnya seperti apakah orang yang sedang kutemui ini? Ia tampak secantik peri, tapi sikapnya seperti gadis kecil yang sangat dangkal. Bukankah katanya ia sangat cerdas?

Jika saat ini ada orang lain di tempat ini, mereka pasti sangat terkejut. Grace Chu, wanita tercantik di Beijing sekaligus putri dari keluarga terpandang, berinisiatif mencium seorang pria.

Tapi ia hanya mengecup Austin Yang sejenak lalu langsung menjauh, meraih milk tea di tangannya, dan berkata, “Jangan marah lagi.”

Lalu ia kembali menyedot milk tea nya.

Kesadaran Austin Yang mulai kembali. Wajahnya memerah, ia berbalik dan berjalan keluar dari paviliun, “Ibuku adalah wanita desa biasa, aku tak ingin ada orang yang mengganggu ketenangan hidupnya. Ini adalah pertama kali sekaligus terakhir kalinya.”

Setelah berkata, Austin Yang segera pergi. Ia tak pernah merasa secanggung itu. Ia tak ingin berlama-lama di sini dan semakin mempermalukan dirinya sendiri. Tapi ciuman Grace Chu tadi terus terngiang di pikirannya, ia tak bisa melupakannya.

Setelah Austin Yang pergi, Xander Chu melangkah keluar dari balik bebatuan di belakang paviliun sambil didampingi Miles Lv. Dengan ekspresi suram, ia duduk dan menggebrak meja batu itu, “Bocah sialan, aku bahkan tak tega menggebrak meja dan berbicara kasar padamu. Beraninya ia membentak dan berkata kasar padamu, benar-benar mencari mati.”

Ia terdiam sejenak. Melihat cucunya tak menjawab, Xander Chu tersenyum getir, “Cucuku, apakah kau serius? Meskipun kau pernah berkata, siapapun yang bisa menyembuhkan ayahmu, jika ia sudah tua, kau akan menganggapnya orang tua sendiri, dan jika ia masih muda, kau akan menikahinya. Tapi hingga saat ini belum ada yang berani menerima tantangan ini, kau tak perlu bersikap seperti itu.”

Tapi Grace Chu tetap tak menjawab, hanya menggigit sedotannya dan menyedot milk tea dengan serius.

Xander Chu sama sekali tak bisa bersikap tegas di hadapan cucu perempuan satu-satunya ini.

Meskipun Grace Chu tak menjawabnya, ia tetap berkata dengan sabar, “Dan dua tahun lalu, Keluarga Shen telah menyinggung bahwa Hendra Shen bermaksud menikahimu. Tapi kini kau malah menyukai Austin Yang si bocah sialan ini, ini akan membuatnya sangat marah. Kakek tak mengerti kenapa sejak kecil kau selalu sangat impulsif dan keras kepala!”

“Dan juga, ia belum menyetujui untuk menyembuhkan ayahmu, dan ia belum tentu berhasil menyembuhkannya. Kenapa kau tadi... kenapa kau menciumnya?”

Setelah menghabiskan milk tea nya, Grace Chu bangkit berdiri dengan anggun, “Sejak pertama kali melihatnya, aku sudah yakin padanya.”

Xander Chu merasa ini tidak masuk akal, ia tak melihat kelebihan apapun dari Austin Yang. Tapi ia tak tega membantah cucu perempuannya, “Tapi bagaimana dengan ayahmu?”

“Siapa bilang ia tak setuju menyembuhkannya?”

...

Zoe Ye menunggu tak jauh dari paviliun, ia takut Austin Yang akan menyinggung Grace Chu. Begitu melihatnya keluar, ia segera bertanya, “Kau tak menyinggung Grace Chu, kan?”

Jika Austin Yang memperlakukan Grace Chu seperti caranya memperlakukan dirinya, Zoe Ye tak dapat membayangkan akibatnya.

Austin Yang memandang ke sekeliling namun tak menemukan Marcela Qin, ia bertanya pada Zoe Ye, “Saat pertama kali bertemu denganmu, kau sangat dewasa dan selalu bersikap tenang. Kenapa kini kau jadi sering cemas?”

Zoe Ye mendengus, “Siapapun yang berhadapan denganmu tak mungkin bisa bersikap tetap tenang. Cepat katakan, apa yang kau bicarakan dengan Grace Chu, apakah kau menyinggungnya?”

Austin Yang menyentuh bibirnya, kembali teringat ciuman itu.

Tapi ia tak menceritakannya pada Zoe Ye. Zoe Ye tak mungkin percaya mendengar Grace Chu berinisiatif menciumnya. “Bawa aku menemui Liam Chu.”

“Apa katamu? Menemui siapa?”

Austin Yang merengut, “Aku lebih suka sikapmu yang dulu, tidak banyak basa-basi, tidak bertele-tele. Cepat bawa aku menemui ayah wanita cantik itu, aku ingin tahu masih berapa lama ia bisa bertahan hidup.”

Zoe Ye merasa sangat girang mendengarnya, ia tak lagi mempedulikan apa yang dikatakan Austin Yang pada Grace Chu. Tapi olokan Austin Yang bahwa ia terlalu bertele-tele juga membuatnya gusar, “Sialan.”

20 menit kemudian, di bagian paling belakang komplek Pusat Pengobatan Tradisional.

Untuk memenuhi permintaan Rosy Chen dan sebagai bentuk rasa hormatnya pada Xander Chu, akhirnya Austin Yang memutuskan untuk bertindak.

Saat ia dan Zoe Ye tiba di tempat itu, ia melihat belasan orang bersenjata lengkap berjaga di sekitarnya. Nicholas Ye dan beberapa pria paruh baya berusia sekitar 50an sedang berdiri di depan pintu, beberapa dari mereka menatapnya dengan ekspresi mencemooh.

Austin Yang tentu mengetahui apa yang sedang mereka pikirkan, tapi ia tak mempedulikannya. Ia menghampiri Nicholas Ye dan berkata, “Pria tua, dimanakah dia?”

Nicholas Ye merasa kikuk mendengarnya memanggilnya pria tua di hadapan begitu banyak orang. Sebelum ia sempat menjawab, beberapa orang telah melontarkan kegusarannya.

“Budaya kita adalah menghormati yang tua dan melindungi yang muda. Profesor Ye adalah seniormu, bagaimana bisa kau berbicara seperti itu kepadanya?”

“Sama sekali tak punya sopan santun, Tuan Besar Yang sangat memiliki tata krama, bagaimana bisa ia mempunyai cucu yang tak tahu aturan sepertimu?”

“Melihat sikapmu barusan, sepertinya Profesor Ye terlalu menganggap tinggi kemampuanmu. Kau tak mungkin punya cara untuk menangani Komandan Chu.”

“Benar, seseorang yang mempelajari pengobatan, pasti sebelumnya harus mempelajari tata krama. Begitu bicara, ia langsung menghina orang yang lebih tua. Sama sekali tak punya tata krama.”

“...”

Tiba-tiba, tempat yang awalnya tenang itu menjadi ribut. Mereka semua mengkritik Austin Yang. Tapi Austin Yang tampak acuh tak acuh, dengan nada setengah bercanda ia berkata, “Orang yang memiliki tata krama tak mungkin mengatai orang lain tak punya tata krama. Apalagi meremehkan kemampuan orang lain. Seperti kata kakekku, orang yang tak punya kemampuan selalu berusaha menemukan kekurangan orang lain.”

Ia menyindir orang-orang yang tadi mencemoohnya. Nicholas Ye tahu perdebatan ini takkan berakhir, maka ia segera berdeham dan dengan penuh wibawa berkata pada para petinggi Pusat Pengobatan Tradisional itu, “Sudah! Ini adalah tempat istirahat pasien Pusat Pengobatan Tradisional, harap menjaga ketenangan.”

Orang-orang itu hanya bisa menatap Austin Yang dengan ekspresi bersungut-sungut.

Nicholas Ye berkata, “Austin, ikut aku. Lihatlah kondisi Komandan Chu dulu, jika kau tak menemukan cara untuk menyembuhkannya, kami juga takkan menyalahkanmu. Bagaimanapun, kau masih sangat muda.”

Austin Yang mengikuti Nicholas Ye mengetuk pintu sebuah ruangan. Pintu terbuka dan seorang wanita dengan sikap yang sangat elegan melangkah keluar. Matanya sangat mirip dengan Grace Chu, ia adalah ibu Grace Chu, Yessy Kou.

Melihat Nicholas Ye membawa begitu banyak orang, Yessy Kou dengan sopan bertanya, “Profesor Ye, siapakah ia?”

“Ia adalah Austin Yang, satu-satunya penerus Tuan Besar Yang!”

Austin Yang segera memotong, “Aku cucu satu-satunya, tapi bukan penerusnya. Jangan terlalu menyanjungku.”

Yessy Kou menatap Austin Yang lalu tersenyum sopan, “Cucu Tuan Besar Yang sangat rendah hati, silahkan masuk.”

Ruangan itu tak terlalu besar, dan terdapat banyak sekali peralatan medis. Sebagian besar orang terpaksa menunggu di luar, hanya beberapa dokter senior yang ikut masuk bersama Nicholas Ye.

Austin Yang berjalan ke sisi ranjang dan menatap Liam Chu, ayah Grace Chu. Ia sangat kurus dan kulitnya tampak sangat kering, menunjukkan tanda-tanda dehidrasi. Ia juga sangat pucat. Detak jantungnya yang terekam di sebuah alat di sebelahnya juga termasuk sangat pelan, hanya sekitar seperempat dari kecepatan detak jantung orang normal.

Meskipun matanya terbuka, ia tak sanggup mengatakan apapun.

Nicholas Ye menjelaskan, “Saat ini jantungnya tak bisa menyuplai cukup darah. Ia juga harus bergantung pada ventilator untuk menangani hipoksia nya. Ia juga tak bisa makan dan hanya mendapatkan nutrisi dari infus. Kondisinya semakin memburuk. Ia harus menjalani operasi untuk mengeluarkan serpihan logam yang menusuk jantung dan pembuluh darahnya agar bisa pulih. Tapi kami tak yakin kami bisa menjamin jantung dan pembuluh darahnya takkan terluka ataupun mengalami pendarahan hebat saat mengeluarkan serpihan itu.”

Melihat kondisi suaminya yang berubah drastis, Yessy Kou berusaha menahan kesedihannya dan berkata, “Dulu berat badannya mencapai 80kg, 2 bulan terakhir ini, bisa mencapai 50kg saja sudah sangat bagus. Sungguh pilu melihatnya. Austin Yang, bisakah kau menyembuhkannya?”

Nicholas Ye, Zoe Ye, dan semua orang di ruangan itu menatap Austin Yang, bahkan Liam Chu yang sedang terbaring di ranjang juga menatap Austin Yang dengan penuh harap.

“Jangan menatapku seperti itu, aku benar-benar tak bisa menyembuhkan penyakit!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200