Bab 16 Wanita Tercantik

by Hailee 10:01,May 12,2021
Sudah jam 11 lebih.

Zoe Ye yang baru tidur jam 4 subuh baru bangun. Agar Austin Yang tak melihat sesuatu yang tak seharusnya dilihatnya, ia berganti pakaian yang lebih tertutup, baru kemudian keluar dari kamar dan bersiap untuk mandi.

Tapi begitu keluar dari kamar, ia terkejut mendapati beberapa macam masakan lezat telah terhidang di meja makan. Ia mendengar suara Austin Yang, “Begitu bangun tadi pagi, aku merasa lapar. Karena kau hanya punya mie instan, aku mengambil 100RMB uangmu dan membeli bahan makanan. Mandilah dulu lalu makanlah selagi masih hangat.”

Karena sudah terbiasa hidup sendiri, Zoe Ye biasanya hanya makan mie instan atau membungkus makanan dari luar. Ia tak pernah menyangka seseorang akan memasakkannya seperti ini.

Melihat Austin Yang melakukan hal ini, ia merasa terharu, rupanya bajingan ini tak terlalu bajingan, ia masih tahu bagaimana cara memperlakukan wanita.

Tapi mendengar Austin Yang menggunakan uangnya, Zoe Ye merengut, “Kurang ajar!”

Ia bukan marah karena Austin Yang mengambil uangnya tanpa ijin, tapi karena semua uangnya berada di tasnya, dan tas itu ada di kamarnya. Berarti Austin Yang memasuki kamarnya saat ia sedang tidur. Ia sudah menyentuh dadanya berkali-kali, dan kini lagi-lagi masuk ke kamarnya saat ia sedang tidur, entah apa yang dilakukannya?

Austin Yang merengut, “Kau sungguh keterlaluan, aku bersikap buruk padamu, kau marah, aku bersikap baik padamu, kau juga marah. Apakah kau sudah hampir menopause?”

“Lain kali, jangan memasuki kamarku tanpa ijin. Dan, anggap kau tak melihat apa yang kau lihat!”

Zoe Ye berjalan ke kamar mandi sambil mengumpat. Rasa terharunya barusan telah sirna, ia ingin liburan sekolah segera usai. Agar ia bisa segera menyingkirkan Austin Yang ke asrama sekolah dan tak perlu khawatir ia akan menyentuh dadanya setiap hari.

Austin Yang baru menyadari, Zoe Ye salah paham, mengira ia melakukan sesuatu padanya saat memasuki kamarnya.

Tapi ia belum sepenuhnya pulih, memangnya apa yang akan ia lakukan?

Ia mengangkat bahu, menghampiri meja makan, dan duduk. Baru saja ia duduk, pintu kamar mandi terbuka dan Zoe Ye menghampirinya dengan ekspresi suram, “Austin Yang, di mana pakaian dalamku yang di dalam ember?”

Biasanya, hanya pakaian luarnya yang dicucinya di mesin cuci. Pakaian dalamnya dicucinya sendiri dengan tangan. Ia biasa merendamnya dalam air sabun semalaman dan baru menguceknya keesokan paginya. Tapi pakaian dalam yang kemarin direndamnya tiba-tiba menghilang. Hanya ada dirinya dan Austin Yang di rumah ini. Ia langsung curiga, Austin Yang memiliki fantasi yang aneh-aneh.

Austin Yang yang sedang menyendok supnya menunjuk ke arah balkon, “Kukira kau lupa, maka tadi pagi aku mencucikannya untukmu. Tidakkah kau merasa senang?”

Senang apanya, bajingan!

Itu adalah pakaian dalamnya, dan Austin Yang mencucinya dengan tangan. Ia tak tahu lagi harus berkata apa, ia hanya bisa menghentakkan kakinya dan berseru dengan geram, “Dasar mesum, lain kali jangan sentuh barang-barangku.”

Ia kembali ke kamar mandi dan membanting pintunya. Austin Yang merengut, lalu lanjut makan.

10 menit kemudian, Zoe Ye telah selesai mandi dan keluar. Ia duduk di seberang Austin Yang dengan ekspresi dingin. Ia menatap masakan-masakan yang telah dimasakkan Austin Yang, dan pakaian dalam yang telah dicucikannya.

Ia menggigit bibirnya dan bertanya, “Apakah kepalamu terbentur?”

Tidak membuatnya marah pagi-pagi saja sudah cukup bagus. Tapi kini ia bahkan berbelanja bahan makanan dan memasak untuknya, juga mencucikan pakaian dalamnya. Meskipun Zoe Ye belum lama mengenal Austin Yang, ia tahu ia tidak sebaik itu.

Setelah menghabiskan nasi di mangkoknya, Austin Yang menunjuk masakan di atas meja dan berkata, “Makanlah dulu, baru kuceritakan.”

“Tak apa jika kau tak mau menceritakannya.”

Dengan dingin, Zoe Ye meraih nasi yang telah disiapkannya dan memakannya. Meskipun Austin Yang yang memasaknya, tapi semua ini menggunakan uangnya. Ia tak ingin menyia-nyiakan uangnya hanya karena jengkel pada Austin Yang.

Setelah memakannya, ia baru tahu rupanya masakan Austin Yang sangat lezat. Ia menghabiskan 2 mangkok nasi dan seluruh masakan itu tanpa sisa.

Austin Yang yang sejak tadi duduk di seberangnya tersenyum, “Wanita sungguh bermuka dua, bilang tak mau makan, tapi akhirnya makan sangat banyak. Mungkinkah kau bilang kau membenciku, tapi sebenarnya kau menyukaiku?”

Wajah Zoe Ye memerah, ia sendiri juga tak menyangka ia akan makan sebanyak itu. Ia berpura-pura tak mendengarnya.

“Katakan, kenapa tiba-tiba kau bersikap sangat baik?”

Austin Yang bersandar dan menyalakan rokoknya, “Kalian ingin aku menyelamatkan Liam Chu, putra kedua Jenderal Xander Chu, komandan militer ibukota?”

Zoe Ye terkejut, “Bagaimana kau bisa mengetahuinya?”

Kemarin Rosy Chen menelepon dan memberitahukan semuanya padanya. Tapi Austin Yang terlalu enggan untuk menceritakannya. “Apa penyakitnya? Beritahu aku.”

Sambil mengerutkan kening, Zoe Ye langsung menjawab, “Luka lama.”

Kejadiannya sudah lebih dari 30 tahun lalu. Liam Chu yang baru berusia 16 tahun mengikuti ayahnya bertarung di perbatasan. Ia langsung bertugas di garis depan, berusaha membela negaranya bersama para tentara lain.

Tapi dalam sebuah misi, ia disergap oleh tentara Vietnam dan tanpa sengaja memasuki ladang ranjau. Ratusan orang yang mendampingi Liam Chu mengalami luka berat. Ia sendiri juga terkena ledakan ranjau, dan ratusan serpihan logam tertancap ke tubuhnya.

Saat itu Dominic Yang lah yang mengoperasinya. Ia telah mengeluarkan seluruh serpihan itu dari tubuh Liam Chu, tapi masih ada 1 serpihan yang tak berhasil dikeluarkannya.

Mendengarnya, Austin Yang kembali teringat rekaman kakeknya dan memotong cerita Zoe Ye, “Serpihan terakhir itu menancap di jantungnya. Salah sedikit saja, bisa-bisa akan melukai jantungnya. Komandan Chu telah melewati banyak operasi, ia telah kehilangan banyak darah dan kondisinya sangat lemah. Dan saat itu peralatan medis belum terlalu canggih. Maka kakekku menyerah dan tak melanjutkan operasi. Tapi ia menggunakan metode lain untuk mencegah serpihan itu melukai jantungnya, dan menunggu kondisinya memulih sebelum melakukan operasi itu.”

Ia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Tapi begitu pulih, Komandan Chu langsung kembali ke garis depan. Saat pemberontakan itu berhasil diredakan, kakekku telah meninggalkan Pusat Pengobatan Tradisional dan kembali ke kampung halamannya.”

“Benar, bagaimana kau bisa mengetahuinya?”

Austin Yang menatap dada Zoe Ye, tapi segera memalingkan pandangannya saat mendapati Zoe Ye menatapnya dengan dingin. “Kakekku lah dokter yang menanganinya. Ia pernah memberitahuku.”

Karena jengkel Austin Yang selalu jelalatan menatapnya, Zoe Ye melipat kedua tangannya di depan dada, “Kini, lebih dari 30 tahun telah berlalu, Paman Liam telah berusia 50an. Kondisi tubuhnya tak sebaik dulu. Posisi serpihan yang dulu tak terlalu melukainya itu kini juga telah bergeser. Tak hanya menusuk jantungnya, serpihan ini juga menyumbat pembuluh darahnya. Membuatnya menderita hipoksia dan sering pingsan.”

Ekspresi Zoe Ye menjadi lebih serius, “Masalahnya, serpihan itu menyatu dengan jantung dan pembuluh darahnya. Para dokter di Pusat Pengobatan Tradisional dan Pusat Pengobatan Modern telah berunding bersama dan memikirkan banyak rencana, tapi semuanya tak berhasil. Karena Tuan Besar Chu menuntut Paman Liam tak boleh cacat ataupun meninggal, maka semua tak berani bersikap gegabah. Mereka hanya bisa berusaha mencegah situasinya memburuk.”

Setelah menceritakan kondisinya, Zoe Ye menatap Austin Yang yang tampak agak janggal hari ini, “Bagaimana kau bisa tahu ialah orang yang harus kau sembuhkan? Dan kenapa kau berinisiatif membicarakan hal ini?”

“Aku baru 19 tahun, dan semua dokter di Pusat Pengobatan Tradisional tak sanggup melakukannya, kenapa kalian menganggap aku akan sanggup melakukannya?”

Austin Yang tak menjawab pertanyaan Zoe Ye, melainkan balik bertanya. Zoe Ye menjawab, “Karena kau adalah cucu Dominic Yang. Saat itu ia menemukan suatu cara, hanya saja waktunya kurang tepat. Sebagai cucunya, meskipun kau tak bisa mengeluarkan serpihan itu, seharusnya ada cara lain untuk membuatnya tak membahayakan nyawa Paman Liam. Karena untuk mengeluarkannya, akan ada 99% kemungkinan terjadi pendarahan hebat. Ia akan mati kehabisan darah jika kau tak hati-hati.”

Austin Yang mematikan puntung rokoknya dan bertanya, “Seperti apakah sosok Grace Chu?”

“Kau mengenal Grace?”

Zoe Ye tampak heran, Austin Yang hanya menatapnya tanpa mengatakan apapun, Zoe Ye akhirnya menjawab, “Ia adalah putri Paman Liam, ia sangat cantik, ia dianggap wanita tercantik di Beijing. Selain cantik, ia juga cerdas. Ia juga adalah satu-satunya anak perempuan di antara generasi ketiga Keluarga Chu. Semua berebut mendapatkan cintanya. Tanpa mengandalkan kekuasaan Keluarga Chu, ia diterima di Universitas Beijing di usia 15 tahun dan mendapatkan gelar S2 di usia 20 tahun. 4 tahun kemudian, aset perusahaannya telah mencapai 1 miliar RMB!”

Zoe Ye menceritakan hal ini dengan perasaan campur aduk. Gadis yang berusia setahun lebih muda darinya ini benar-benar memberikan tekanan berat baginya. Menceritakan prestasinya selalu membuatnya merasa tak ada apa-apanya.

Grace Chu lah yang kemarin menelepon Rosy Chen dan memintanya membujuk putranya, karena itulah Austin Yang sangat penasaran terhadapnya. Kini, bahkan wanita sehebat Zoe Ye saja menceritakan Grace Chu dengan penuh kekaguman. Ini membuat Austin Yang semakin tak sabar untuk bertemu wanita paling cantik di Beijing.

“Aku sudah menjawab seluruh pertanyaanmu, kini katakan padaku, ada apa denganmu hari ini?”

Austin Yang meregangkan tubuhnya lalu bangkit berdiri, ia kembali tampak jahil dan acuh tak acuh, “Suruh Grace Chu menemuiku di Pusat Pengobatan Tradisional, aku ingin melihat, seperti apakah wanita tercantik di Beijing.”

Setelah memastikan ia tidak salah dengar, Zoe Ye mendelik menatap Austin Yang, “Rupanya kepalamu benar-benar telah terbentur.”

Grace Chu, wanita tercantik di Beijing, wanita yang sangat cantik dan cerdas. Jangankan di Beijing, di seluruh penjuru China, entah berapa banyak pemuda kelas atas berusaha mendekatinya. Beraninya Austin Yang menyuruhnya menemuinya di Pusat Pengobatan Tradisional, memangnya ia siapa?

Tunggu?

Setelah mencerna perkataan Austin Yang, ekspresi Zoe Ye menjadi suram, “Apakah kau bersedia pergi ke Pusat Pengobatan Tradisional hanya karena ingin bertemu Grace Chu?”

Austin Yang menoleh, “Ia jauh lebih cerdas darimu, kemarin ia menelepon ibuku.”

Sambil menggelengkan kepala, Zoe Ye kembali teringat semua yang telah dilakukannya. Ia menggunakan berbagai cara untuk membujuk Austin Yang untuk menyembuhkan Liam Chu, dan semuanya tak berhasil.

Kini hanya dengan satu telepon dari Grace Chu, Austin Yang bersedia pergi ke Pusat Pengobatan Tradisional. Zoe Ye merasa sangat geram dan kecewa.

Tapi ia juga penasaran, bagaimana Grace Chu bisa meyakinkan Rosy Chen untuk membantunya, ia juga pernah memikirkan cara ini, tapi ia tak tahu bagaimana caranya membujuk Rosy Chen. Dan awalnya, Rosy Chen jugalah yang telah membujuk Austin Yang agar mau pergi ke Beijing, ia tak ingin kembali merepotkannya.

Tapi Grace Chu dengan mudah melakukannya!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200