Bab 4: Mengaku-aku
by Kael Draven
14:53,Feb 28,2025
Elias bertanya, "Apa pengobatan ini hanya untuk meredakan gejala sementara waktu, atau bisa menyembuhkan pasien sepenuhnya?"
Victor menjawab, "Sudah sembuh total, benar-benar sembuh total. Anak itu sekarang tidak mengalami masalah lagi dan keluarganya sangat puas dengan hasil pengobatan ini."
"Terima kasih, Dokter. Saya tidak menyangka kemampuan medis Anda begitu luar biasa," ujar Elias.
Elias, yang tidak mengetahui kebenaran, berkata sambil tersenyum kepada Arthur, "Pak Arthur, rumah sakit Anda memiliki seorang ahli."
Victor berkata dengan senyum lebar di wajahnya, "Pak Elias, terima kasih atas pujiannya. Sebagai seorang dokter, ini adalah pekerjaan saya."
Meski nada bicaranya terdengar rendah hati, sebenarnya hatinya sangat gembira. Dia merasa masa depannya akan cerah jika mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kesehatan.
Sekarang, ada lowongan untuk posisi wakil direktur di Rumah Sakit Oakhaven dan Victor mungkin bisa mendapatkannya.
Elias tidak berkata apa-apa lagi. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor. "Pak Samuel, saya punya kabar baik untuk Anda. Dokter Victor dari Rumah Sakit Oakhaven telah menyembuhkan penyakit ini. Bawalah putra Anda ke sini segera."
Kemudian dia menelepon lagi. "Pak Ruben, segera beri tahu rumah sakit lain dan pindahkan semua anak dengan penyakit khusus ini ke Rumah Sakit Oakhaven. Dokter Victor Haitao di sini telah menemukan pengobatan yang efektif."
Victor benar-benar tercengang saat mendengar ini. Dia pikir pasien tadi adalah satu-satunya kasus khusus dan dia bisa mengambil keuntungan dari kejadian ini. Namun, dia tidak menyangka akan ada begitu banyak pasien yang menderita penyakit ini.
Arthur tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi dia bertanya, "Pak Elias, apa yang terjadi? Mengapa ada begitu banyak kasus serupa?"
Elias berkata, "Anak-anak yang sakit ini adalah siswa SD Central Oakhaven. Sore ini, seorang siswa terjangkit penyakit yang bersumber dari kelelawar dan sebagai akibatnya, 12 siswa lainnya mengalami demam tinggi dan koma."
"Dari hasil pemeriksaan awal, dapat disimpulkan bahwa pasien terinfeksi oleh virus jenis baru yang belum terklasifikasi. Hingga saat ini, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit ini."
Pak Elias menambahkan, "Saya telah mengusahakan berbagai cara dengan membawa anak-anak ini ke berbagai rumah sakit di Oakhaven. Saya sangat berharap ada tenaga medis yang mampu menyembuhkan penyakit ini."
"Upaya penyembuhan di rumah sakit lain tidak membuahkan hasil. Tapi, Dokter Victor secara tak terduga mampu menyembuhkan pasien dengan hasil yang sangat memuaskan. Keberhasilan ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Rumah Sakit Oakhaven."
Dia kemudian berkata kepada Victor, "Dokter Victor, selama Anda dapat menyembuhkan semua anak-anak ini, saya akan memberi Anda penghargaan besar."
"Ba … baik ..."
Victor panik dan berkeringat dingin. Dia baru saja mengklaim telah menyembuhkan pasien, padahal Lucian-lah yang sebenarnya melakukannya. Victor sama sekali tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan penyakit tersebut.
Melihat ekspresinya, Arthur bertanya, "Ada apa, Dokter Victor? Apakah ada masalah?"
"Tidak … tidak … tidak apa-apa."
Dalam situasi ini, Victor tidak memiliki opsi untuk menarik kembali pernyataan yang telah ia buat. Oleh karena itu, ia harus menerima konsekuensi dari tindakan dan keputusannya.
Dia tidak sepenuhnya asing dengan pengobatan tradisional. Dia pernah mempelajari pengobatan tradisional dan memiliki sedikit pengetahuan tentang akupunktur. Kebetulan, saat membantu merawat anak kecil tadi, dia mengamati titik-titik akupunktur yang dilakukan Lucian dan mengingatnya dengan baik.
Dia percaya bahwa akupunktur yang dilakukan menggunakan teknik yang sama seharusnya dapat menyembuhkan penyakit ini.
Memikirkan hal ini, dia merasa jauh lebih tenang.
Pada saat ini, Arthur melihat Lucian dan Diana berdiri di sampingnya dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan kedua orang ini?"
Victor segera berkata, "Mereka adalah pasien yang baru saja sembuh. Mereka sedang menunggu untuk berdiskusi dengan saya mengenai masalah biaya pengobatan."
Arthur berkata, "Kalau ada yang ingin kalian bicarakan, kita bicara di luar saja. Ini bangsal IGD, orang luar tidak boleh masuk begitu saja."
"Ya, ya, saya akan meminta mereka untuk pergi sekarang." Victor berbalik dan berkata, "Kita bisa membicarakan biaya pengobatan nanti. Aku akan memberitahumu setelah aku selesai."
Niat Vitor sangat jelas. Selama kebohongannya tidak ketahuan, urusan biaya pengobatan bisa diatur dengan mudah.
Senyum sinis muncul di bibir Lucian. Awalnya, dia ingin membongkar kejahatan orang ini, tetapi sekarang dia tidak terburu-buru.
Apabila Victor ingin mendapatkan penghargaan atas pencapaian yang dilakukan oleh Lucian, maka dia harus menunjukkan kapabilitas yang sesuai. Mari kita ikuti perkembangan selanjutnya.
Lucian mengantar ibunya ke luar bangsal IGD dan mencari bangku untuk duduk.
Diana berkata, "Nak, kita sekarang punya empat puluh juta. Mari kita bicara dengan Dokter Victor dan lihat apakah kita bisa menggunakan uang ini untuk membayar biaya pengobatan."
Lucian menyampaikan penolakan, "Tidak, Bu. Biaya yang dikenakannya sangat tinggi. Kita tidak dapat terus mentolerir kebiasaan buruknya. Kita tidak akan memberinya sepeser pun."
Saat ibu dan anak itu sedang mengobrol, tiba-tiba terdengar suara rem di pintu masuk rumah sakit dan dua mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pintu IGD.
eorang pria paruh baya keluar dari kendaraan. Di belakangnya, terdapat empat orang pengawal yang mengenakan pakaian serba hitam. Mereka membawa sebuah tandu yang di atasnya terbaring seorang anak laki-laki kecil dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Pak Samuel, Anda sudah sampai."
Setelah melihat pria paruh baya itu, Elias menyambutnya dengan antusias.
Meskipun Elias adalah Kepala Dinas Kesehatan, identitas orang itu juga luar biasa. Dia adalah Samuel Ricton, CEO Richton Group di Oakhaven dan bos besar di industri katering.
Richton Group memiliki pengaruh yang signifikan. Setengah dari restoran di Kota Oakhaven, mulai dari Restoran Meridien yang terkemuka hingga kedai makanan populer, semua dimiliki oleh Keluarga Richton.
Samuel tidak hanya memiliki aset triliunan, tetapi juga memiliki latar belakang yang luar biasa. Sumbangannya untuk industri kesehatan mencapai angka tujuh digit setiap tahun.
Elias tentu saja sangat sopan terhadap orang penting seperti itu.
Namun, Samuel sedang tidak ingin bersikap sopan saat ini. Dia berkata dengan cemas, "Pak Elias, tolong cari dokter untuk merawat anak saya sesegera mungkin. Dia mengalami demam tinggi hingga 40 derajat. Saya khawatir jika kondisi ini tidak segera ditangani, fungsi otaknya akan terpengaruh."
"Jangan khawatir, Pak Samuel, semuanya sudah siap."
Elias meminta perawat untuk meletakkan bocah lelaki itu di ranjang gawat darurat, lalu menoleh ke Victor dan berkata, "Dokter Victor, tolong tangani putra Pak Samuel sesegera mungkin."
"Baik, Pak."
Victor setuju dan berjalan mendekat.
Samuel berkata, "Dokter Victor, selama Anda dapat menyembuhkan anak saya, Richton Group akan memberi Anda hadiah besar!"
"Pak Samuel, Anda tidak perlu berlebihan. Tugas saya adalah menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa."
Victor berbicara dengan nada rendah hati, tetapi hatinya dipenuhi kegembiraan.
Kesempatan emas ada di depan mata. Jika Victor bisa menyembuhkan putra Samuel, dia tidak hanya akan dihargai oleh pemimpinnya, tetapi juga akan menerima hadiah yang tak terhitung jumlahnya. Ketenaran dan kekayaan akan menjadi miliknya.
Sambil bermimpi indah, Victor mengeluarkan jarum perak yang telah disiapkan dan menghampiri tempat tidur anak kecil itu.
Arthur bertanya dengan heran, "Dokter Victor, apa yang akan Anda lakukan?"
Victor menjelaskan, "Pak Arthur, hingga saat ini, belum ada metode pengobatan modern yang bisa menangani infeksi virus jenis ini dengan efektif. Penanganan yang terbukti berhasil hanya dapat dilakukan melalui teknik akupunktur."
Elias berkata dengan heran, "Dokter Victor, Anda juga ahli dalam pengobatan tradisional, ya?"
Victor mengakui, "Saya tidak bisa bilang saya ahli dalam akupunktur. Tapi, saya baru saja membaca di buku kedokteran bahwa akupunktur bisa menyembuhkan penyakit ini."
Elias berseru, "Dokter Victor benar-benar luar biasa. Anda ahli dalam pengobatan tradisional dan modern. Cepat obati dia. Sepertinya anak lain akan segera tiba."
Victor menarik napas dalam-dalam, memutar ulang adegan akupunktur Lucian dalam benaknya, lalu mengeluarkan jarum perak dan menusukkannya ke titik pernapasan di bagian dada tengah anak kecil itu.
Setelah jarum pertama dimasukkan, tubuh anak kecil itu mulai bergetar. Setelah jarum perak kedua dimasukkan, ekspresi wajahnya menjadi sangat menyakitkan.
Samuel berkata dengan gugup, "Dokter Victor, apakah Anda yakin metode ini akan berhasil?"
Begitu jarum akupunktur disuntukkan, tidak ada jalan kembali. Victor menggertakkan giginya dan berkata, "Pasti berhasil. Kasus itu baru saja disembuhkan dengan cara ini."
Melihat Samuel tidak mengatakan apa-apa, dia mengeluarkan jarum perak ketiga dan menusukkannya ke titik pembuluh darah leher di bagian dada atas anak kecil itu.
Bab 5 Kebenaran yang Terungkap
Namun, yang tak terduga, setelah jarum perak ketiga ditusukkan, anak kecil itu segera mengeluarkan busa dari mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat dan wajahnya berubah pucat seperti mayat.
Pada saat yang bersamaan, alat pemantau yang ada di samping tempat tidur mengeluarkan suara bip yang melengking. Tekanan darah pasien menurun drastis dan detak jantungnya melambat dengan cepat, menunjukkan bahwa kondisi pasien sudah sangat kritis, antara hidup dan mati.
Victor terperangah melihat kejadian tersebut dan kehilangan keberanian untuk menyuntikkan jarum perak keempat yang ada di tangannya.
Samuel berteriak dengan marah, "Apa yang terjadi? Sebenarnya kamu bisa menyembuhkan penyakit ini atau tidak? Mengapa kondisi anakku malah semakin buruk seperti ini?"
Elias pun ikut panik, "Dokter Victor, apa yang terjadi? Apakah ini sama seperti kasus yang baru saja Anda sembuhkan?"
"Pak, saya …"
Victor, yang berkeringat dingin, tergagap dan merasa cemas hingga tidak mampu berkata-kata. Ia benar-benar bingung dan tak mengerti mengapa kondisi anak ini malah memburuk.
Padahal, Victor ingat betul Lucian melakukan hal yang sama pada pasien dengan kondisi serupa. Mengapa dia gagal total, bahkan memperburuk keadaan?
Melihat putranya semakin kritis, Samuel berteriak frustasi, "Jangan banyak omong lagi, cepat obati anakku!"
"Ya, kenapa kamu masih ragu? Segera temukan cara untuk menyelamatkannya!"
Arthur pun terlihat sangat khawatir. Jika Victor sampai membunuh anak Samuel dengan teknik pengobatannya, kariernya sebagai direktur rumah sakit bisa hancur seketika.
Victor tak punya pilihan lain selain mencabut ketiga jarum perak yang telah ditusukkan, tetapi kondisi bocah itu tetap tidak membaik.
Dengan nada mengancam, Samuel berkata, "Dokter Victor, putraku adalah anakku satu-satunya. Kalau kamu gagal menyelamatkannya, aku akan membuatmu menyesal!"
Elias juga berteriak marah, "Victor, bukankah kamu baru saja berhasil menyembuhkan seorang pasien? Mengapa sekarang kamu tidak bisa menyembuhkan anak ini?"
"Sa … saya ..."
Tubuh Victor basah oleh keringat dingin. Dia tergagap dan bahkan tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Arthur merasa ada yang tidak beres dan segera bertanya pada Karina yang berada di sampingnya, "Apa sebenarnya yang terjadi?"
Karina ragu sejenak, lalu menjawab dengan hati-hati, "Sebenarnya, orang yang menyembuhkan anak itu bukanlah Dokter Victor, melainkan Lucian, salah satu anggota keluarga pasien yang ada di luar."
Dengan kebenaran yang terungkap, kaki Victor melemas dan dia terjatuh ke tanah.
Setelah mengetahui kenyataan tersebut, Samuel segera bergegas keluar dari ruang gawat darurat. Sekarang, tak peduli siapa pun orangnya, selama mereka bisa menyelamatkan putranya, dia akan siap melakukan apa saja.
Dia mendekati Lucian dengan cemas, "Nak, tolong selamatkan anakku. Kamu boleh mengajukan syarat apa pun."
"Baiklah."
Lucian tidak terkejut dengan keadaan ini. Kondisi anak itu sudah sangat kritis, tak ada waktu untuk menunda.
Dia meminta Diana untuk kembali dan beristirahat, lalu mengikuti Samuel ke ruang gawat darurat.
Setelah masuk, Lucian melirik Victor yang terkulai lemas di lantai, lalu mendekati tempat tidur anak tersebut. Dia mengeluarkan jarum perak dan mulai melakukan tindakan akupunktur.
Awalnya, alat pemantau di samping tempat tidur terus berbunyi dengan suara melengking. Akan tetapi, saat jarum perak dimasukkan satu per satu, suara alarm itu berhenti.
Anak kecil itu pun berhenti kejang, busa yang keluar dari mulutnya pun hilang. Wajahnya perlahan kembali kemerahan, dan napasnya menjadi lebih teratur.
Lucian sudah sangat terbiasa dengan prosedur ini, karena ini adalah kedua kalinya ia menangani kasus seperti ini. Ia dengan cepat menusukkan ujung jarinya ke tubuh anak itu dan mengeluarkan dua tetes darah beracun.
Setelah itu, dia mencabut jarum perak, dan indikator dari berbagai alat pemantau kembali menunjukkan kondisi normal. Anak kecil itu membuka matanya dan perlahan duduk di tempat tidur.
"Dokter jenius! Kamu benar-benar seorang dokter jenius!" Samuel memegang tangan Lucian dengan penuh rasa terima kasih, "Dokter jenius, Keluarga Richton hanya memiliki satu anak selama tiga generasi. Kalau kamu bisa menyelamatkan anakku, kamu telah menyelamatkan seluruh keluarga kami."
Samuel melanjutkan, "Keluarga kami memiliki banyak restoran. Kakakku baru saja membuka restoran besar, dan aku akan memberikannya kepadamu sebagai pembayaran untuk biaya pengobatan. Aku akan mengurus semua prosedurnya begitu aku kembali."
Lucian yang dulunya hanya seorang anak miskin, kini telah mewarisi ilmu pengobatan kuno. Dia tak terkejut dengan tawaran besar dari Samuel. Namun, dia tahu bahwa tak ada jumlah uang yang dapat menandingi nilai sebuah kehidupan manusia.
Pada zaman dahulu, ketika seorang tabib menyembuhkan pasien, mereka sering diberi suatu wilayah sebagai bayaran konsultasi.
Melihat bagaimana Samuel membayar Lucian hanya dengan satu restoran, Elias dan Arthur pun merasa cemburu dan iri.
Samuel adalah seorang pengusaha yang sangat cerdas. Dia tidak melakukan hal ini berdasarkan emosi semata.
Dia menyadari bahwa berteman dengan seorang dokter yang hebat akan memberikan perlindungan hidup yang lebih berharga daripada uang.
Menurutnya, hanya mengeluarkan sejumlah uang saja tidak akan cukup untuk berteman dengan Lucian, jadi dia mengambil keputusan besar.
Melihat ekspresi tenang Lucian, Samuel semakin yakin dengan keputusan tersebut.
Dia kemudian meninggalkan nomor telepon untuk Lucian dan mengeluarkan kartu nama, berkata, "Nak, kalau ada masalah di masa depan, datanglah kepadaku kapan saja."
Samuel menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam dan meninggalkan tempat tersebut bersama putranya. Tidak berselang lama, para orang tua lainnya berdatangan dengan anak-anak mereka masing-masing untuk mendapatkan penanganan medis dari Lucian.
Elias merasa lega ketika anak terakhir yang menderita sakit akhirnya pulih. Peristiwa ini menjadi sorotan utama di seluruh wilayah Oakhaven dan menarik perhatian dari para pejabat tinggi kota.
Kini, Rumah Sakit Oakhaven telah berhasil merawat semua anak yang terinfeksi. Hal ini membuat mereka menerima banyak penghargaan.
"Lucian, kali ini kamu sangat banyak membantuku. Kalau kamu membutuhkan bantuan, beri tahu aku saja," kata Elias dengan tulus.
Lucian melepas jarum perak dan melirik Victor yang ada di sampingnya. "Pak Elias, saya sebenarnya membutuhkan bantuan Anda."
Elias bertanya, "Katakan saja apa yang kamu inginkan."
Seolah merasakan apa yang akan disampaikan Lucian, Victor menatap Lucian dengan ekspresi penuh harapan.
Namun, Lucian sama sekali tidak memperhatikannya. Dia mengeluarkan tagihan rinci dan mulai menjelaskan. "Pak Elias, Pak Arthur, ini adalah tagihan rinci yang baru saja diberikan oleh Dokter Victor kepada ibu saya."
"Ibu saya dirawat di rumah sakit tadi malam. Belum 24 jam, tapi biayanya sudah mencapai delapan juta."
Lucian melanjutkan dengan nada tinggi, "Obat yang diberikan jelas tidak sesuai dengan diagnosanya. Ada obat antitrombotik dan obat untuk penyakit jantung, sangat tidak sesuai."
"Bahkan infus yang digunakan totalnya mencapai 25 kilogram. Kalau infus ini diberikan pada sapi, sapi itu pun mungkin tidak bisa bertahan!"
"Dan saya masih memiliki utang lebih dari seratus dua puluh juta. Menurut Anda, apa yang harus saya lakukan?" tanyanya dengan tegas.
Elias dan Arthur adalah figur yang berpengalaman di bidang medis. Jadi, mereka langsung bisa melihat adanya kecurangan dalam rincian tagihan tersebut.
Arthur dengan marah melemparkan struk itu ke wajah Victor, "Dasar penipu! Kau benar-benar memanfaatkan situasi! Setelah mengambil pujian atas kerja keras Lucian, kau malah membuat masalah yang lebih besar!"
"Orang seperti kamu tak pantas menjadi dokter. Kamu dipecat!"
Victor terkejut dan memohon dengan penuh harap, "Pak Arthur, beri saya kesempatan lagi! Saya tidak akan pernah melakukannya lagi!"
Lucian dengan tenang berkata, "Pak Arthur, tindakan memanipulasi obat dan biaya ini jelas melanggar hukum."
"Sepertinya ini bukan kejadian pertama kali, dan kita harus melaporkannya ke polisi."
Elias menanggapi dengan tegas, "Apa yang dikatakan Lucian benar. Kita tidak bisa mentolerir orang-orang seperti ini. Mereka adalah aib bagi dunia medis. Kita harus bertindak! Selidiki mereka sampai tuntas dan laporkan ke polisi!"
Victor menjawab, "Sudah sembuh total, benar-benar sembuh total. Anak itu sekarang tidak mengalami masalah lagi dan keluarganya sangat puas dengan hasil pengobatan ini."
"Terima kasih, Dokter. Saya tidak menyangka kemampuan medis Anda begitu luar biasa," ujar Elias.
Elias, yang tidak mengetahui kebenaran, berkata sambil tersenyum kepada Arthur, "Pak Arthur, rumah sakit Anda memiliki seorang ahli."
Victor berkata dengan senyum lebar di wajahnya, "Pak Elias, terima kasih atas pujiannya. Sebagai seorang dokter, ini adalah pekerjaan saya."
Meski nada bicaranya terdengar rendah hati, sebenarnya hatinya sangat gembira. Dia merasa masa depannya akan cerah jika mendapat apresiasi dari Kepala Dinas Kesehatan.
Sekarang, ada lowongan untuk posisi wakil direktur di Rumah Sakit Oakhaven dan Victor mungkin bisa mendapatkannya.
Elias tidak berkata apa-apa lagi. Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sebuah nomor. "Pak Samuel, saya punya kabar baik untuk Anda. Dokter Victor dari Rumah Sakit Oakhaven telah menyembuhkan penyakit ini. Bawalah putra Anda ke sini segera."
Kemudian dia menelepon lagi. "Pak Ruben, segera beri tahu rumah sakit lain dan pindahkan semua anak dengan penyakit khusus ini ke Rumah Sakit Oakhaven. Dokter Victor Haitao di sini telah menemukan pengobatan yang efektif."
Victor benar-benar tercengang saat mendengar ini. Dia pikir pasien tadi adalah satu-satunya kasus khusus dan dia bisa mengambil keuntungan dari kejadian ini. Namun, dia tidak menyangka akan ada begitu banyak pasien yang menderita penyakit ini.
Arthur tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, jadi dia bertanya, "Pak Elias, apa yang terjadi? Mengapa ada begitu banyak kasus serupa?"
Elias berkata, "Anak-anak yang sakit ini adalah siswa SD Central Oakhaven. Sore ini, seorang siswa terjangkit penyakit yang bersumber dari kelelawar dan sebagai akibatnya, 12 siswa lainnya mengalami demam tinggi dan koma."
"Dari hasil pemeriksaan awal, dapat disimpulkan bahwa pasien terinfeksi oleh virus jenis baru yang belum terklasifikasi. Hingga saat ini, belum ada obat yang mampu menyembuhkan penyakit ini."
Pak Elias menambahkan, "Saya telah mengusahakan berbagai cara dengan membawa anak-anak ini ke berbagai rumah sakit di Oakhaven. Saya sangat berharap ada tenaga medis yang mampu menyembuhkan penyakit ini."
"Upaya penyembuhan di rumah sakit lain tidak membuahkan hasil. Tapi, Dokter Victor secara tak terduga mampu menyembuhkan pasien dengan hasil yang sangat memuaskan. Keberhasilan ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Rumah Sakit Oakhaven."
Dia kemudian berkata kepada Victor, "Dokter Victor, selama Anda dapat menyembuhkan semua anak-anak ini, saya akan memberi Anda penghargaan besar."
"Ba … baik ..."
Victor panik dan berkeringat dingin. Dia baru saja mengklaim telah menyembuhkan pasien, padahal Lucian-lah yang sebenarnya melakukannya. Victor sama sekali tidak tahu bagaimana cara menyembuhkan penyakit tersebut.
Melihat ekspresinya, Arthur bertanya, "Ada apa, Dokter Victor? Apakah ada masalah?"
"Tidak … tidak … tidak apa-apa."
Dalam situasi ini, Victor tidak memiliki opsi untuk menarik kembali pernyataan yang telah ia buat. Oleh karena itu, ia harus menerima konsekuensi dari tindakan dan keputusannya.
Dia tidak sepenuhnya asing dengan pengobatan tradisional. Dia pernah mempelajari pengobatan tradisional dan memiliki sedikit pengetahuan tentang akupunktur. Kebetulan, saat membantu merawat anak kecil tadi, dia mengamati titik-titik akupunktur yang dilakukan Lucian dan mengingatnya dengan baik.
Dia percaya bahwa akupunktur yang dilakukan menggunakan teknik yang sama seharusnya dapat menyembuhkan penyakit ini.
Memikirkan hal ini, dia merasa jauh lebih tenang.
Pada saat ini, Arthur melihat Lucian dan Diana berdiri di sampingnya dan bertanya, "Apa yang terjadi dengan kedua orang ini?"
Victor segera berkata, "Mereka adalah pasien yang baru saja sembuh. Mereka sedang menunggu untuk berdiskusi dengan saya mengenai masalah biaya pengobatan."
Arthur berkata, "Kalau ada yang ingin kalian bicarakan, kita bicara di luar saja. Ini bangsal IGD, orang luar tidak boleh masuk begitu saja."
"Ya, ya, saya akan meminta mereka untuk pergi sekarang." Victor berbalik dan berkata, "Kita bisa membicarakan biaya pengobatan nanti. Aku akan memberitahumu setelah aku selesai."
Niat Vitor sangat jelas. Selama kebohongannya tidak ketahuan, urusan biaya pengobatan bisa diatur dengan mudah.
Senyum sinis muncul di bibir Lucian. Awalnya, dia ingin membongkar kejahatan orang ini, tetapi sekarang dia tidak terburu-buru.
Apabila Victor ingin mendapatkan penghargaan atas pencapaian yang dilakukan oleh Lucian, maka dia harus menunjukkan kapabilitas yang sesuai. Mari kita ikuti perkembangan selanjutnya.
Lucian mengantar ibunya ke luar bangsal IGD dan mencari bangku untuk duduk.
Diana berkata, "Nak, kita sekarang punya empat puluh juta. Mari kita bicara dengan Dokter Victor dan lihat apakah kita bisa menggunakan uang ini untuk membayar biaya pengobatan."
Lucian menyampaikan penolakan, "Tidak, Bu. Biaya yang dikenakannya sangat tinggi. Kita tidak dapat terus mentolerir kebiasaan buruknya. Kita tidak akan memberinya sepeser pun."
Saat ibu dan anak itu sedang mengobrol, tiba-tiba terdengar suara rem di pintu masuk rumah sakit dan dua mobil mewah berwarna hitam berhenti di depan pintu IGD.
eorang pria paruh baya keluar dari kendaraan. Di belakangnya, terdapat empat orang pengawal yang mengenakan pakaian serba hitam. Mereka membawa sebuah tandu yang di atasnya terbaring seorang anak laki-laki kecil dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Pak Samuel, Anda sudah sampai."
Setelah melihat pria paruh baya itu, Elias menyambutnya dengan antusias.
Meskipun Elias adalah Kepala Dinas Kesehatan, identitas orang itu juga luar biasa. Dia adalah Samuel Ricton, CEO Richton Group di Oakhaven dan bos besar di industri katering.
Richton Group memiliki pengaruh yang signifikan. Setengah dari restoran di Kota Oakhaven, mulai dari Restoran Meridien yang terkemuka hingga kedai makanan populer, semua dimiliki oleh Keluarga Richton.
Samuel tidak hanya memiliki aset triliunan, tetapi juga memiliki latar belakang yang luar biasa. Sumbangannya untuk industri kesehatan mencapai angka tujuh digit setiap tahun.
Elias tentu saja sangat sopan terhadap orang penting seperti itu.
Namun, Samuel sedang tidak ingin bersikap sopan saat ini. Dia berkata dengan cemas, "Pak Elias, tolong cari dokter untuk merawat anak saya sesegera mungkin. Dia mengalami demam tinggi hingga 40 derajat. Saya khawatir jika kondisi ini tidak segera ditangani, fungsi otaknya akan terpengaruh."
"Jangan khawatir, Pak Samuel, semuanya sudah siap."
Elias meminta perawat untuk meletakkan bocah lelaki itu di ranjang gawat darurat, lalu menoleh ke Victor dan berkata, "Dokter Victor, tolong tangani putra Pak Samuel sesegera mungkin."
"Baik, Pak."
Victor setuju dan berjalan mendekat.
Samuel berkata, "Dokter Victor, selama Anda dapat menyembuhkan anak saya, Richton Group akan memberi Anda hadiah besar!"
"Pak Samuel, Anda tidak perlu berlebihan. Tugas saya adalah menyembuhkan penyakit dan menyelamatkan nyawa."
Victor berbicara dengan nada rendah hati, tetapi hatinya dipenuhi kegembiraan.
Kesempatan emas ada di depan mata. Jika Victor bisa menyembuhkan putra Samuel, dia tidak hanya akan dihargai oleh pemimpinnya, tetapi juga akan menerima hadiah yang tak terhitung jumlahnya. Ketenaran dan kekayaan akan menjadi miliknya.
Sambil bermimpi indah, Victor mengeluarkan jarum perak yang telah disiapkan dan menghampiri tempat tidur anak kecil itu.
Arthur bertanya dengan heran, "Dokter Victor, apa yang akan Anda lakukan?"
Victor menjelaskan, "Pak Arthur, hingga saat ini, belum ada metode pengobatan modern yang bisa menangani infeksi virus jenis ini dengan efektif. Penanganan yang terbukti berhasil hanya dapat dilakukan melalui teknik akupunktur."
Elias berkata dengan heran, "Dokter Victor, Anda juga ahli dalam pengobatan tradisional, ya?"
Victor mengakui, "Saya tidak bisa bilang saya ahli dalam akupunktur. Tapi, saya baru saja membaca di buku kedokteran bahwa akupunktur bisa menyembuhkan penyakit ini."
Elias berseru, "Dokter Victor benar-benar luar biasa. Anda ahli dalam pengobatan tradisional dan modern. Cepat obati dia. Sepertinya anak lain akan segera tiba."
Victor menarik napas dalam-dalam, memutar ulang adegan akupunktur Lucian dalam benaknya, lalu mengeluarkan jarum perak dan menusukkannya ke titik pernapasan di bagian dada tengah anak kecil itu.
Setelah jarum pertama dimasukkan, tubuh anak kecil itu mulai bergetar. Setelah jarum perak kedua dimasukkan, ekspresi wajahnya menjadi sangat menyakitkan.
Samuel berkata dengan gugup, "Dokter Victor, apakah Anda yakin metode ini akan berhasil?"
Begitu jarum akupunktur disuntukkan, tidak ada jalan kembali. Victor menggertakkan giginya dan berkata, "Pasti berhasil. Kasus itu baru saja disembuhkan dengan cara ini."
Melihat Samuel tidak mengatakan apa-apa, dia mengeluarkan jarum perak ketiga dan menusukkannya ke titik pembuluh darah leher di bagian dada atas anak kecil itu.
Bab 5 Kebenaran yang Terungkap
Namun, yang tak terduga, setelah jarum perak ketiga ditusukkan, anak kecil itu segera mengeluarkan busa dari mulutnya. Tubuhnya bergetar hebat dan wajahnya berubah pucat seperti mayat.
Pada saat yang bersamaan, alat pemantau yang ada di samping tempat tidur mengeluarkan suara bip yang melengking. Tekanan darah pasien menurun drastis dan detak jantungnya melambat dengan cepat, menunjukkan bahwa kondisi pasien sudah sangat kritis, antara hidup dan mati.
Victor terperangah melihat kejadian tersebut dan kehilangan keberanian untuk menyuntikkan jarum perak keempat yang ada di tangannya.
Samuel berteriak dengan marah, "Apa yang terjadi? Sebenarnya kamu bisa menyembuhkan penyakit ini atau tidak? Mengapa kondisi anakku malah semakin buruk seperti ini?"
Elias pun ikut panik, "Dokter Victor, apa yang terjadi? Apakah ini sama seperti kasus yang baru saja Anda sembuhkan?"
"Pak, saya …"
Victor, yang berkeringat dingin, tergagap dan merasa cemas hingga tidak mampu berkata-kata. Ia benar-benar bingung dan tak mengerti mengapa kondisi anak ini malah memburuk.
Padahal, Victor ingat betul Lucian melakukan hal yang sama pada pasien dengan kondisi serupa. Mengapa dia gagal total, bahkan memperburuk keadaan?
Melihat putranya semakin kritis, Samuel berteriak frustasi, "Jangan banyak omong lagi, cepat obati anakku!"
"Ya, kenapa kamu masih ragu? Segera temukan cara untuk menyelamatkannya!"
Arthur pun terlihat sangat khawatir. Jika Victor sampai membunuh anak Samuel dengan teknik pengobatannya, kariernya sebagai direktur rumah sakit bisa hancur seketika.
Victor tak punya pilihan lain selain mencabut ketiga jarum perak yang telah ditusukkan, tetapi kondisi bocah itu tetap tidak membaik.
Dengan nada mengancam, Samuel berkata, "Dokter Victor, putraku adalah anakku satu-satunya. Kalau kamu gagal menyelamatkannya, aku akan membuatmu menyesal!"
Elias juga berteriak marah, "Victor, bukankah kamu baru saja berhasil menyembuhkan seorang pasien? Mengapa sekarang kamu tidak bisa menyembuhkan anak ini?"
"Sa … saya ..."
Tubuh Victor basah oleh keringat dingin. Dia tergagap dan bahkan tak bisa mengucapkan sepatah kata pun.
Arthur merasa ada yang tidak beres dan segera bertanya pada Karina yang berada di sampingnya, "Apa sebenarnya yang terjadi?"
Karina ragu sejenak, lalu menjawab dengan hati-hati, "Sebenarnya, orang yang menyembuhkan anak itu bukanlah Dokter Victor, melainkan Lucian, salah satu anggota keluarga pasien yang ada di luar."
Dengan kebenaran yang terungkap, kaki Victor melemas dan dia terjatuh ke tanah.
Setelah mengetahui kenyataan tersebut, Samuel segera bergegas keluar dari ruang gawat darurat. Sekarang, tak peduli siapa pun orangnya, selama mereka bisa menyelamatkan putranya, dia akan siap melakukan apa saja.
Dia mendekati Lucian dengan cemas, "Nak, tolong selamatkan anakku. Kamu boleh mengajukan syarat apa pun."
"Baiklah."
Lucian tidak terkejut dengan keadaan ini. Kondisi anak itu sudah sangat kritis, tak ada waktu untuk menunda.
Dia meminta Diana untuk kembali dan beristirahat, lalu mengikuti Samuel ke ruang gawat darurat.
Setelah masuk, Lucian melirik Victor yang terkulai lemas di lantai, lalu mendekati tempat tidur anak tersebut. Dia mengeluarkan jarum perak dan mulai melakukan tindakan akupunktur.
Awalnya, alat pemantau di samping tempat tidur terus berbunyi dengan suara melengking. Akan tetapi, saat jarum perak dimasukkan satu per satu, suara alarm itu berhenti.
Anak kecil itu pun berhenti kejang, busa yang keluar dari mulutnya pun hilang. Wajahnya perlahan kembali kemerahan, dan napasnya menjadi lebih teratur.
Lucian sudah sangat terbiasa dengan prosedur ini, karena ini adalah kedua kalinya ia menangani kasus seperti ini. Ia dengan cepat menusukkan ujung jarinya ke tubuh anak itu dan mengeluarkan dua tetes darah beracun.
Setelah itu, dia mencabut jarum perak, dan indikator dari berbagai alat pemantau kembali menunjukkan kondisi normal. Anak kecil itu membuka matanya dan perlahan duduk di tempat tidur.
"Dokter jenius! Kamu benar-benar seorang dokter jenius!" Samuel memegang tangan Lucian dengan penuh rasa terima kasih, "Dokter jenius, Keluarga Richton hanya memiliki satu anak selama tiga generasi. Kalau kamu bisa menyelamatkan anakku, kamu telah menyelamatkan seluruh keluarga kami."
Samuel melanjutkan, "Keluarga kami memiliki banyak restoran. Kakakku baru saja membuka restoran besar, dan aku akan memberikannya kepadamu sebagai pembayaran untuk biaya pengobatan. Aku akan mengurus semua prosedurnya begitu aku kembali."
Lucian yang dulunya hanya seorang anak miskin, kini telah mewarisi ilmu pengobatan kuno. Dia tak terkejut dengan tawaran besar dari Samuel. Namun, dia tahu bahwa tak ada jumlah uang yang dapat menandingi nilai sebuah kehidupan manusia.
Pada zaman dahulu, ketika seorang tabib menyembuhkan pasien, mereka sering diberi suatu wilayah sebagai bayaran konsultasi.
Melihat bagaimana Samuel membayar Lucian hanya dengan satu restoran, Elias dan Arthur pun merasa cemburu dan iri.
Samuel adalah seorang pengusaha yang sangat cerdas. Dia tidak melakukan hal ini berdasarkan emosi semata.
Dia menyadari bahwa berteman dengan seorang dokter yang hebat akan memberikan perlindungan hidup yang lebih berharga daripada uang.
Menurutnya, hanya mengeluarkan sejumlah uang saja tidak akan cukup untuk berteman dengan Lucian, jadi dia mengambil keputusan besar.
Melihat ekspresi tenang Lucian, Samuel semakin yakin dengan keputusan tersebut.
Dia kemudian meninggalkan nomor telepon untuk Lucian dan mengeluarkan kartu nama, berkata, "Nak, kalau ada masalah di masa depan, datanglah kepadaku kapan saja."
Samuel menyampaikan ucapan terima kasih yang mendalam dan meninggalkan tempat tersebut bersama putranya. Tidak berselang lama, para orang tua lainnya berdatangan dengan anak-anak mereka masing-masing untuk mendapatkan penanganan medis dari Lucian.
Elias merasa lega ketika anak terakhir yang menderita sakit akhirnya pulih. Peristiwa ini menjadi sorotan utama di seluruh wilayah Oakhaven dan menarik perhatian dari para pejabat tinggi kota.
Kini, Rumah Sakit Oakhaven telah berhasil merawat semua anak yang terinfeksi. Hal ini membuat mereka menerima banyak penghargaan.
"Lucian, kali ini kamu sangat banyak membantuku. Kalau kamu membutuhkan bantuan, beri tahu aku saja," kata Elias dengan tulus.
Lucian melepas jarum perak dan melirik Victor yang ada di sampingnya. "Pak Elias, saya sebenarnya membutuhkan bantuan Anda."
Elias bertanya, "Katakan saja apa yang kamu inginkan."
Seolah merasakan apa yang akan disampaikan Lucian, Victor menatap Lucian dengan ekspresi penuh harapan.
Namun, Lucian sama sekali tidak memperhatikannya. Dia mengeluarkan tagihan rinci dan mulai menjelaskan. "Pak Elias, Pak Arthur, ini adalah tagihan rinci yang baru saja diberikan oleh Dokter Victor kepada ibu saya."
"Ibu saya dirawat di rumah sakit tadi malam. Belum 24 jam, tapi biayanya sudah mencapai delapan juta."
Lucian melanjutkan dengan nada tinggi, "Obat yang diberikan jelas tidak sesuai dengan diagnosanya. Ada obat antitrombotik dan obat untuk penyakit jantung, sangat tidak sesuai."
"Bahkan infus yang digunakan totalnya mencapai 25 kilogram. Kalau infus ini diberikan pada sapi, sapi itu pun mungkin tidak bisa bertahan!"
"Dan saya masih memiliki utang lebih dari seratus dua puluh juta. Menurut Anda, apa yang harus saya lakukan?" tanyanya dengan tegas.
Elias dan Arthur adalah figur yang berpengalaman di bidang medis. Jadi, mereka langsung bisa melihat adanya kecurangan dalam rincian tagihan tersebut.
Arthur dengan marah melemparkan struk itu ke wajah Victor, "Dasar penipu! Kau benar-benar memanfaatkan situasi! Setelah mengambil pujian atas kerja keras Lucian, kau malah membuat masalah yang lebih besar!"
"Orang seperti kamu tak pantas menjadi dokter. Kamu dipecat!"
Victor terkejut dan memohon dengan penuh harap, "Pak Arthur, beri saya kesempatan lagi! Saya tidak akan pernah melakukannya lagi!"
Lucian dengan tenang berkata, "Pak Arthur, tindakan memanipulasi obat dan biaya ini jelas melanggar hukum."
"Sepertinya ini bukan kejadian pertama kali, dan kita harus melaporkannya ke polisi."
Elias menanggapi dengan tegas, "Apa yang dikatakan Lucian benar. Kita tidak bisa mentolerir orang-orang seperti ini. Mereka adalah aib bagi dunia medis. Kita harus bertindak! Selidiki mereka sampai tuntas dan laporkan ke polisi!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved