Bab 1: Pura-Pura Tertabrak
by Kael Draven
14:52,Feb 28,2025
Di Kota Oakhaven, pagi baru saja dimulai.
Lucian berdiri di tepi jalan, matanya menatap keramaian lalu lintas dengan perasaan campur aduk.
"Bayar biaya operasi sekarang, atau ibumu tidak akan bertahan hari ini!"
"Berani-beraninya kamu meminta uang! Hutangmu yang kemarin saja belum lunas!"
"Tidak punya uang! Tidak punya uang! Hidup atau mati ibumu, bukan urusanku!"
Ibu Lucian terbaring di rumah sakit. Beliau membutuhkan uang seratus juta untuk operasi. Lucian sudah berusaha sekuat tenaga, tapi tak sepeser pun uang terkumpul. Hal ini membuatnya putus asa.
"Sepertinya aku tidak punya pilihan selain menipu dan pura-pura tertabrak untuk mendapatkan uang operasi. Maafkan aku, Ibu. Meskipun ini sangat bertentangan dengan hati nuraniku, tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku akan segera melunasi semuanya setelah mendapat uang."
Dengan tekad bulat, Lucian mengalihkan pandangannya ke jalan raya. Seratus juta bukanlah jumlah yang kecil. Dia harus mencari mobil mewah sebagai target.
Tiba-tiba, sebuah Maserati merah melaju dengan kecepatan sedang.
"Ini dia!"
Lucian segera maju beberapa langkah dan tiba-tiba melompat ke depan mobil itu.
Dia pernah melihat beberapa kasus penipuan dan cukup paham dengan taktiknya. Biasanya, seorang pengemudi akan panik dan mengerem mendadak jika ada orang yang tiba-tiba muncul di depan mobilnya. Saat mobil berhenti, Lucian akan menjatuhkan diri di bawah roda dan menuntut ganti rugi.
Namun, kenyataan tak sesuai harapan.
Pengemudi Maserati itu ternyata seorang wanita muda yang sangat cantik. Begitu melihat bahwa seseorang tiba-tiba berlari ke arah mobilnya, dia menjerit ketakutan. Alih-alih menginjak rem, dia malah menutup matanya dengan kedua tangan karena panik.
"Astaga! Kenapa malah tutup mata dan tidak menginjak rem? Wanita ini malah menginjak gas!"
Maserati itu melaju kencang seperti kuda liar yang lepas kendali. Lucian tidak sempat menghindar.
Dengan suara benturan keras, tubuhnya terlempar lebih dari sepuluh meter. Dia tampak seperti layang-layang putus. Saat melayang di udara, dia merasa seluruh tulangnya hancur. Darah segar menyembur dari mulutnya.
"Jangan pernah mencoba menipu pengemudi wanita ..."
Itulah pikiran terakhirnya sebelum kehilangan kesadaran.
Kecelakaan itu menarik perhatian banyak orang, tapi tak ada yang menyadari bahwa darah yang dia muntahkan mengenai sebuah liontin giok di dadanya. Dalam sekejap, liontin itu menyerap darahnya.
Lucian adalah seorang yatim piatu dan liontin itu adalah satu-satunya barang peninggalan ibunya. Dia selalu memakainya sejak diadopsi oleh keluarga barunya.
Ketika tidak sadarkan diri, Lucian merasakan sensasi hangat yang aneh di dadanya. Kemudian, sebuah suara keras terdengar di benaknya. "Lucian, mulai sekarang, kamu akan mewarisi Sekte Pengobatan Kuno!"
Seorang kakek-kakek berjubah biru dengan rambut putih muncul dalam kesadarannya. "Aku adalah Thomas dari Sekte Pengobatan Kuno. Karena kamu telah mewarisi sekteku, kamu harus mematuhi aturan sekte kami. Sembuhkan mereka yang sakit dengan kemampuanmu dan sebarkanlah ilmu pengobatan ke seluruh penjuru dunia."
Segudang informasi membanjiri pikiran Lucian. Teknik bela diri, pengetahuan medis, pengetahuan mengenai hal-hal mistis dan berbagai keterampilan lainnya.
Semua pengetahuan tersebut menyatu dengan ingatannya, seolah-olah itu selalu menjadi kemampuannya.
Pada saat yang sama, liontin giok yang tergantung di dadanya terasa sangat panas. Kemudian, liontin itu meleleh dan berubah menjadi energi yang kuat, mengalir ke seluruh tubuhnya.
Energi itu langsung memperkuat otot dan tulangnya, menyembuhkan semua luka yang dideritanya secara menyeluruh.
Rasa nyaman yang luar biasa melingkupi tubuhnya dan Lucian segera jatuh dalam tidur yang sangat dalam.
Beberapa waktu kemudian, Lucian terbangun dan mendapati dirinya terbaring di kamar rumah sakit, dengan dinding putih di sekelilingnya. Dia tidak tahu sudah berapa lama dia tidak sadarkan diri.
"Apa yang baru saja terjadi? Apakah itu semua hanya mimpi?"
Insting Lucian membuatnya meraba dadanya, hanya untuk menemukan bahwa liontin giok itu telah hilang, meninggalkan hanya seutas tali merah.
Namun, meskipun terhantam oleh Maserati, dia tidak merasakan sakit. Sebaliknya, tubuhnya belum pernah merasa sebaik ini. Setiap serat ototnya penuh dengan kekuatan.
Lebih dari itu, pengetahuan medis dan mistis serta teknik bela diri yang tiba-tiba membanjiri pikirannya terasa begitu nyata, meyakinkan Lucian bahwa ini bukanlah mimpi belaka. Dia benar-benar telah mewarisi kemampuan ajaib dari Sekte Pengobatan Kuno.
"Kamu sudah sadar, ya?"
Suara ceria terdengar di sampingnya. Sesaat kemudian, sebuah wajah yang memukau muncul di hadapannya.
Wanita itu memiliki rambut panjang yang terurai dan wajah yang sempurna. Tubuhnya yang indah memancarkan keanggunan dan pesona. Dia begitu cantik, bahkan lebih cantik daripada aktris yang sering muncul di televisi.
Lucian sejenak terdiam. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah melihat wanita secantik itu.
"Maafkan aku! Namaku Aria. Aku baru saja mendapatkan SIM kemarin dan hari ini aku malah menabrak seseorang!"
Lucian tersadar. Wanita muda yang tampak menyesal di depannya tidak lain adalah pemilik Maserati itu.
Dia tidak menyalahkannya. Bagaimanapun, Lucian yang sengaja menabrakkan diri ke mobil wanita itu. Dia tidak berhak untuk menyalahkan Aria.
Bahkan, dia merasa bersyukur. Jika bukan karena Aria, dia tidak akan memperoleh ilmu dari Sekte Pengobatan Kuno.
Melihat bahwa Lucian hanya diam, Aria melanjutkan, "Jangan khawatir! Aku akan bertanggung jawab penuh atas kecelakaan ini. Kamu istirahat dulu saja di sini. Aku akan membayar biaya pengobatan sampai kamu benar-benar pulih dan keluar dari rumah sakit."
Berbeda dengan kebanyakan gadis kaya yang arogan, Aria tampak tulus dan perhatian. Hal ini membuat Lucian merasa senang. "Terima kasih, tapi aku baik-baik saja," jawabnya.
"Kamu membuatku takut setengah mati kemarin! Kamu terlempar sangat jauh!"
Aria menepuk dadanya, masih terkejut. "Tapi anehnya, dokter bilang kamu tidak apa-apa. Kamu hanya mengalami luka ringan dan pingsan."
"Benar-benar ajaib! Mobilku butuh perbaikan total, tapi kamu selamat! Aku tidak percaya!"
Ketika mendengar kata "pingsan," ekspresi Lucian berubah. Dia buru-buru bertanya, "Sudah berapa lama aku pingsan?"
"Sekitar setengah hari. Dokter bilang kamu tidak akan sadar dalam waktu kurang dari 24 jam ..."
"Setengah hari?"
Lucian tiba-tiba duduk tegak. Ibunya masih dalam kondisi kritis. Dia tidak bisa membuang waktu lagi.
Sekarang, dia telah mewarisi keterampilan Sekte Pengobatan Kuno, tidak ada dokter di dunia yang lebih hebat darinya. Ibunya tidak perlu operasi lagi. Dia bisa menyelamatkan ibunya sendiri.
Dalam keputusasaannya, dia menggenggam tangan Aria dan bertanya, "Aku ada di mana?"
Tersentak oleh reaksinya yang tiba-tiba, Aria lupa untuk menarik tangannya dan secara naluriah menjawab, "Ini Rumah Sakit Pusat."
Ibunya dirawat di Rumah Sakit Oakhaven. Lokasinya cukup jauh dari rumah sakit tempat Lucian dirawat. Tanpa ragu, Lucian melompat turun dari tempat tidur, mengenakan sepatunya dan berlari menuju pintu.
Aria memanggilnya, "Hei! Mau ke mana? Dokter bilang kamu perlu istirahat ..."
"Aku baik-baik saja! Aku harus pergi sekarang!"
Setelah menyelesaikan ucapannya, Lucian berlari keluar dari Rumah Sakit Pusat. Dalam perjalanan, dia berhenti di apotek dan membeli sekantong jarum emas, kemudian langsung memasukkannya ke dalam sakunya.
Di dalam IGD Rumah Sakit Oakhaven, Kepala Dokter Victor Haitao memeriksa pupil Diana dan melihat monitor sebelum menoleh kepada Perawat Karina. "Dia sudah dipastikan meninggal. Lanjutkan dengan langkah selanjutnya."
"Mengerti, Dokter Victor."
Karina menjawab dan meraih kain putih untuk menutupi jenazah.
Victor melirik tubuh Diana dengan tatapan datar, tak ada sedikit pun rasa penyesalan di matanya.
"Seandainya keluarganya bisa membayar seratus juta untuk operasi, mungkin aku bisa menyelamatkannya."
"Tapi sayang, mereka hanya orang miskin. Kalau tidak punya uang, ya mati. Sesederhana itu."
Saat itu, Lucian masuk ke dalam ruangan. Melihat Karina hendak menutupi tubuh ibunya dengan kain putih, dia berteriak, "Berhenti! Apa yang sedang kalian lakukan?"
Karina terkejut. Kemudian, dia berkata dengan ragu. "Pasien sudah meninggal ..."
"Omong kosong! Ibuku tidak mati!"
Dengan keterampilan medis barunya, Lucian langsung mendiagnosis kondisinya. Ibunya dalam keadaan kritis, tetapi belum benar-benar meninggal.
Dia mendorong Karina ke samping, mengeluarkan jarum emasnya dan dengan kecepatan kilat mulai menyuntikkannya ke tubuh Diana.
Lucian berdiri di tepi jalan, matanya menatap keramaian lalu lintas dengan perasaan campur aduk.
"Bayar biaya operasi sekarang, atau ibumu tidak akan bertahan hari ini!"
"Berani-beraninya kamu meminta uang! Hutangmu yang kemarin saja belum lunas!"
"Tidak punya uang! Tidak punya uang! Hidup atau mati ibumu, bukan urusanku!"
Ibu Lucian terbaring di rumah sakit. Beliau membutuhkan uang seratus juta untuk operasi. Lucian sudah berusaha sekuat tenaga, tapi tak sepeser pun uang terkumpul. Hal ini membuatnya putus asa.
"Sepertinya aku tidak punya pilihan selain menipu dan pura-pura tertabrak untuk mendapatkan uang operasi. Maafkan aku, Ibu. Meskipun ini sangat bertentangan dengan hati nuraniku, tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku akan segera melunasi semuanya setelah mendapat uang."
Dengan tekad bulat, Lucian mengalihkan pandangannya ke jalan raya. Seratus juta bukanlah jumlah yang kecil. Dia harus mencari mobil mewah sebagai target.
Tiba-tiba, sebuah Maserati merah melaju dengan kecepatan sedang.
"Ini dia!"
Lucian segera maju beberapa langkah dan tiba-tiba melompat ke depan mobil itu.
Dia pernah melihat beberapa kasus penipuan dan cukup paham dengan taktiknya. Biasanya, seorang pengemudi akan panik dan mengerem mendadak jika ada orang yang tiba-tiba muncul di depan mobilnya. Saat mobil berhenti, Lucian akan menjatuhkan diri di bawah roda dan menuntut ganti rugi.
Namun, kenyataan tak sesuai harapan.
Pengemudi Maserati itu ternyata seorang wanita muda yang sangat cantik. Begitu melihat bahwa seseorang tiba-tiba berlari ke arah mobilnya, dia menjerit ketakutan. Alih-alih menginjak rem, dia malah menutup matanya dengan kedua tangan karena panik.
"Astaga! Kenapa malah tutup mata dan tidak menginjak rem? Wanita ini malah menginjak gas!"
Maserati itu melaju kencang seperti kuda liar yang lepas kendali. Lucian tidak sempat menghindar.
Dengan suara benturan keras, tubuhnya terlempar lebih dari sepuluh meter. Dia tampak seperti layang-layang putus. Saat melayang di udara, dia merasa seluruh tulangnya hancur. Darah segar menyembur dari mulutnya.
"Jangan pernah mencoba menipu pengemudi wanita ..."
Itulah pikiran terakhirnya sebelum kehilangan kesadaran.
Kecelakaan itu menarik perhatian banyak orang, tapi tak ada yang menyadari bahwa darah yang dia muntahkan mengenai sebuah liontin giok di dadanya. Dalam sekejap, liontin itu menyerap darahnya.
Lucian adalah seorang yatim piatu dan liontin itu adalah satu-satunya barang peninggalan ibunya. Dia selalu memakainya sejak diadopsi oleh keluarga barunya.
Ketika tidak sadarkan diri, Lucian merasakan sensasi hangat yang aneh di dadanya. Kemudian, sebuah suara keras terdengar di benaknya. "Lucian, mulai sekarang, kamu akan mewarisi Sekte Pengobatan Kuno!"
Seorang kakek-kakek berjubah biru dengan rambut putih muncul dalam kesadarannya. "Aku adalah Thomas dari Sekte Pengobatan Kuno. Karena kamu telah mewarisi sekteku, kamu harus mematuhi aturan sekte kami. Sembuhkan mereka yang sakit dengan kemampuanmu dan sebarkanlah ilmu pengobatan ke seluruh penjuru dunia."
Segudang informasi membanjiri pikiran Lucian. Teknik bela diri, pengetahuan medis, pengetahuan mengenai hal-hal mistis dan berbagai keterampilan lainnya.
Semua pengetahuan tersebut menyatu dengan ingatannya, seolah-olah itu selalu menjadi kemampuannya.
Pada saat yang sama, liontin giok yang tergantung di dadanya terasa sangat panas. Kemudian, liontin itu meleleh dan berubah menjadi energi yang kuat, mengalir ke seluruh tubuhnya.
Energi itu langsung memperkuat otot dan tulangnya, menyembuhkan semua luka yang dideritanya secara menyeluruh.
Rasa nyaman yang luar biasa melingkupi tubuhnya dan Lucian segera jatuh dalam tidur yang sangat dalam.
Beberapa waktu kemudian, Lucian terbangun dan mendapati dirinya terbaring di kamar rumah sakit, dengan dinding putih di sekelilingnya. Dia tidak tahu sudah berapa lama dia tidak sadarkan diri.
"Apa yang baru saja terjadi? Apakah itu semua hanya mimpi?"
Insting Lucian membuatnya meraba dadanya, hanya untuk menemukan bahwa liontin giok itu telah hilang, meninggalkan hanya seutas tali merah.
Namun, meskipun terhantam oleh Maserati, dia tidak merasakan sakit. Sebaliknya, tubuhnya belum pernah merasa sebaik ini. Setiap serat ototnya penuh dengan kekuatan.
Lebih dari itu, pengetahuan medis dan mistis serta teknik bela diri yang tiba-tiba membanjiri pikirannya terasa begitu nyata, meyakinkan Lucian bahwa ini bukanlah mimpi belaka. Dia benar-benar telah mewarisi kemampuan ajaib dari Sekte Pengobatan Kuno.
"Kamu sudah sadar, ya?"
Suara ceria terdengar di sampingnya. Sesaat kemudian, sebuah wajah yang memukau muncul di hadapannya.
Wanita itu memiliki rambut panjang yang terurai dan wajah yang sempurna. Tubuhnya yang indah memancarkan keanggunan dan pesona. Dia begitu cantik, bahkan lebih cantik daripada aktris yang sering muncul di televisi.
Lucian sejenak terdiam. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah melihat wanita secantik itu.
"Maafkan aku! Namaku Aria. Aku baru saja mendapatkan SIM kemarin dan hari ini aku malah menabrak seseorang!"
Lucian tersadar. Wanita muda yang tampak menyesal di depannya tidak lain adalah pemilik Maserati itu.
Dia tidak menyalahkannya. Bagaimanapun, Lucian yang sengaja menabrakkan diri ke mobil wanita itu. Dia tidak berhak untuk menyalahkan Aria.
Bahkan, dia merasa bersyukur. Jika bukan karena Aria, dia tidak akan memperoleh ilmu dari Sekte Pengobatan Kuno.
Melihat bahwa Lucian hanya diam, Aria melanjutkan, "Jangan khawatir! Aku akan bertanggung jawab penuh atas kecelakaan ini. Kamu istirahat dulu saja di sini. Aku akan membayar biaya pengobatan sampai kamu benar-benar pulih dan keluar dari rumah sakit."
Berbeda dengan kebanyakan gadis kaya yang arogan, Aria tampak tulus dan perhatian. Hal ini membuat Lucian merasa senang. "Terima kasih, tapi aku baik-baik saja," jawabnya.
"Kamu membuatku takut setengah mati kemarin! Kamu terlempar sangat jauh!"
Aria menepuk dadanya, masih terkejut. "Tapi anehnya, dokter bilang kamu tidak apa-apa. Kamu hanya mengalami luka ringan dan pingsan."
"Benar-benar ajaib! Mobilku butuh perbaikan total, tapi kamu selamat! Aku tidak percaya!"
Ketika mendengar kata "pingsan," ekspresi Lucian berubah. Dia buru-buru bertanya, "Sudah berapa lama aku pingsan?"
"Sekitar setengah hari. Dokter bilang kamu tidak akan sadar dalam waktu kurang dari 24 jam ..."
"Setengah hari?"
Lucian tiba-tiba duduk tegak. Ibunya masih dalam kondisi kritis. Dia tidak bisa membuang waktu lagi.
Sekarang, dia telah mewarisi keterampilan Sekte Pengobatan Kuno, tidak ada dokter di dunia yang lebih hebat darinya. Ibunya tidak perlu operasi lagi. Dia bisa menyelamatkan ibunya sendiri.
Dalam keputusasaannya, dia menggenggam tangan Aria dan bertanya, "Aku ada di mana?"
Tersentak oleh reaksinya yang tiba-tiba, Aria lupa untuk menarik tangannya dan secara naluriah menjawab, "Ini Rumah Sakit Pusat."
Ibunya dirawat di Rumah Sakit Oakhaven. Lokasinya cukup jauh dari rumah sakit tempat Lucian dirawat. Tanpa ragu, Lucian melompat turun dari tempat tidur, mengenakan sepatunya dan berlari menuju pintu.
Aria memanggilnya, "Hei! Mau ke mana? Dokter bilang kamu perlu istirahat ..."
"Aku baik-baik saja! Aku harus pergi sekarang!"
Setelah menyelesaikan ucapannya, Lucian berlari keluar dari Rumah Sakit Pusat. Dalam perjalanan, dia berhenti di apotek dan membeli sekantong jarum emas, kemudian langsung memasukkannya ke dalam sakunya.
Di dalam IGD Rumah Sakit Oakhaven, Kepala Dokter Victor Haitao memeriksa pupil Diana dan melihat monitor sebelum menoleh kepada Perawat Karina. "Dia sudah dipastikan meninggal. Lanjutkan dengan langkah selanjutnya."
"Mengerti, Dokter Victor."
Karina menjawab dan meraih kain putih untuk menutupi jenazah.
Victor melirik tubuh Diana dengan tatapan datar, tak ada sedikit pun rasa penyesalan di matanya.
"Seandainya keluarganya bisa membayar seratus juta untuk operasi, mungkin aku bisa menyelamatkannya."
"Tapi sayang, mereka hanya orang miskin. Kalau tidak punya uang, ya mati. Sesederhana itu."
Saat itu, Lucian masuk ke dalam ruangan. Melihat Karina hendak menutupi tubuh ibunya dengan kain putih, dia berteriak, "Berhenti! Apa yang sedang kalian lakukan?"
Karina terkejut. Kemudian, dia berkata dengan ragu. "Pasien sudah meninggal ..."
"Omong kosong! Ibuku tidak mati!"
Dengan keterampilan medis barunya, Lucian langsung mendiagnosis kondisinya. Ibunya dalam keadaan kritis, tetapi belum benar-benar meninggal.
Dia mendorong Karina ke samping, mengeluarkan jarum emasnya dan dengan kecepatan kilat mulai menyuntikkannya ke tubuh Diana.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved